Anda di halaman 1dari 4

Hukum bekerja dalam islam beserta dalilnya

Setiap manusia membutuhkan harta untuk bisa memenuhi segala kebutuhan dalam hidup.
Salah satu cara untuk mendapatkan harta tersebut adalah bekerja. Tanpa adanya usaha
dalam bekerja, manusia tidak akan mendapatkan apapun untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Agama islam memberikan nasihat bahwa sebenarnya kekayaan
dalam bentuk materi atau spiritual menjadi keutamaan dan memiliki nilah lebih jika
dibandingkan dengan kemiskinan. Namun, kekayaan dalam bentuk materi sendiri menjadi
hal yang paling utama dan menjadi tujuan akhir hidup manusia.
A. Pengertian dan Hukum Bekerja dalam Islam

Bekerja di dalam Islam merupakan sebuah usaha yang dilakukan dengan serius
dengan cara mengerahkan semua pikiran, aset, dan dzikir untuk memperlihatkan
arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus mentaklukkan dunia dan
memposisikan dirinya menjadi bagian masyarakat yang paling baik. 
Bekerja menjadi cara manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan
sosial. Kepuasan di dalam bekerja juga bisa dinikmati sesudah selesai bekerja
seperti liburan, menghidupi diri sendiri, dan juga keluarga.

Hukum Bekerja dalam Islam adalah wajib. Sebagaimana ayat dalam Qs. At-
Taubah ayat 105 yang berbunyi:

‫ش َها َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم‬ ِ ‫ستُ َردُّونَ ِإلَى عَالِ ِم ا ْل َغ ْي‬
َّ ‫ب َوال‬ َ ‫سولُهُ َوا ْل ُمْؤ ِمنُونَ َو‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
ُ ‫سيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َر‬
َ‫تَ ْع َملُون‬

Artinya; “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. At-Taubah:
105)

Allah SWT dengan jelas mengatakan (‫ )ا ْع َملُوا‬atau Bekerja-lah Kamu, yang


berarti manusia berkewajiban untuk bekerja mencari KaruniaNya.

B. Bekerja yang Sesuai Syariat Islam


Rezeki yang diperoleh oleh setiap manusia memang menjadi urusan Allah.
Manusia hanya diwajibkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga sekaligus tidak
merasa sombong dengan rezeki yang sudah didapatkan. Tanpa adanya campur
tangan dari Allah SWT dalam menentukan rezeki pada manusia, rezeki tidak akan
diperoleh. Manusia dalam menerima rezeki cenderung untuk melihat besaran
materi yang didapatkan. Namun, manusia juga harus mengetahui bahwa pekerjaan
yang dilakukan baik dan halal.

a. Kewajiban mencari rezeki halal

Berikut hadits yang menguatkannya: “Bekerja mencari yang halal itu suatu
kewajiban sesudah kewajiban beribadah”. (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Islam memerintahkan pekerja muslim agar supaya tidak melakukan


kontrak kerja untuk kemaksiatan, dan mendorong bekerja pada
lingkungan yang dihalalkan saja serta tidak melewati batas. Mencari rezeki
dan bekerja pada lingkungan yang halal merupakan usaha untuk
memelihara maru’ah(harga diri) dan kehormatan manusia itu sendiri. Allah
SWT berfirman: "Wahai sekalian manusia, makanlah dari apa yang ada
di muka bumi yang halal lagi baik"dan Rosulullah SAW besabda:
"Mencari (rezeki) yang halal adalah wajib setelah kewajiban (yang
lain)."(QS. Al-Baqarah (2): 168).

b. Ancaman pada seseorang yang tidak mau bekerja halal

Hadits Sahih mengatakan: “Orang yang paling rugi di hari kiamat kelak
adalah orang yang mencari harta secara tidak halal sehingga menyebabkan
ia masuk neraka.” (HR. Bukhari)

Hadist ini dengan jelas memberikan peringatan kepada manusia untuk mencari
harta atau bekerja halal. Manusia harus mengetahui pekerjaan yang dilakukan.
Karena seseorang yang bekerja tidak halal, akan mendapat balasan di hari
kiamat. Manusia tersebut juga akan masuk ke dalam neraka.

c. Etos Bekerja Dalam Islam

Seorang muslim yang dapat menghayati etos dalam bekerja dengan sikap dan
tingkah laku berlandaskan ibadah dan prestasi yang baik maka bisa dihasilkan
dengan mengikuti beberapa etos bekerja dalam Islam, seperti istiqamah, jujur,
menghargai waktu, dan lainnya.

“Bahwa Allah sangat mencintai orang-orang mukmin yang suka bekerja


keras dalam usaha mencari mata pencaharian”. (HR. Tabrani dan Bukhari)

d. Memenuhi kebutuhan diri dan keluarga

Bekerja di dalam Islam adalah sebuah cara untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik memenuhi kebutuhan diri sendiri, maupun kebutuhan keluarga. seperti
istri, anak dan orangtua. Islam teramat menghargai semua itu sebagai sebuah
sedekah, ibadah dan amalan saleh.

e. Memenuhi ibadah dan kepentingan sosial

Ketika bekerja dianggap sebagai hal yang suci, harta benda yang didapatkan
dari bekerja juga sama. Harta benda yang dihasilkan dari bekerja, dapat
digunakan untuk kepentin gan sosial. Kepentingan sosial yang termasuk
bagian dari ibadah yaitu zakat, shadaqah, dan infaq. menjadi sebuah dorongan
kuat untuk lebih keras dalam bekerja yang pada dasarnya merupakan
penghargaan Islam pada usaha manusia.

C. Hadist Anjuran Bekerja dalam Islam


Islam sangat menghargai pekerjaan, bahkan jika kiamat semakin mendekat dan
kita belum emnikmati hasil dari pekerjaan, maka kita juga tetap diberikan perintah
untuk tetap bekerja untuk mewujudkan penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri
seperti yang tertulis dalam hadits, “Bekerjalah seakan-akan engkau hidup seribu
tahun lagi, dan beribadahlah seakan-akan besok engkau akan mati”(Al-Hadis)
Hadits tersebut adalah anjuran Nabi Muhammad untuk umat yang sudah bekerja
dengan baik dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan ridho Allah dan bahkan
sampai diwajibkan umat Muslim untuk mencari rizki halal seperti yang tertulis
dalam hadits, “Sesungguhnya, Allah senang pada hamba-Nya yang apabila
mengerjakan sesuatu berusaha untuk melakukannya dengan seindah dan sebaik
mungkin.” (al-Hadits)
Selain menjadi sebuah kewajiban, Islam juga memberikan penghargaan mulia
untuk setiap pemeluknya yang dengan ikhlas dalam bekerja dan mengharapkan
keridhaan Allah SWT dan penghargaan tersebut tertuang dalam beberapa riwayat
hadits berikut ini.

1) Akan Diampuni Dosanya Oleh Allah SWT


Ibnu Abbas ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang
siapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang
dilakukan oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh
Allah SWT pada sore hari tersebut.” (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu’jam
Al-Ausath VII/ 289)
2) Dihapuskan Dosa Tertentu
Beberapa dosa tertentu juga akan dihapuskan dimana beberapa dosa itu tidak
bisa dihapuskan dengan melaksanakan shalat, puasa dan juga shadaqah.Abu
Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya
diantara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan
shalat, puasa, haji dan juga umrah.” Sahabat bertanya, “Apa yang bisa
menghapuskannya wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Semangat dalam
mencari rizki”. (HR. Thabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Ausath I/38)
3) Mendapat Cinta Allah SWT
Ibnu Umar ra bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min
yang bekerja dengan giat”. (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Aushth
VII/380)
4) Lebih Baik Dari Meminta-Minta
Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh,
seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul
ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada
seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Terdapat larangan untuk seseorang bermalas-malasan, meminta-minta
atau mengharap bantuan dari orang lain. Bahkan, orang yang menjadikan
meminta-minta sebagai "profesi" hendaklah dikenakan hukuman yang
pantas karena mereka telah merendahkan harkat martabat mereka
sendiri dengan meminta dan mengemis, dan di hari kiamat kelak
mereka akan datang dalam bentuk seperti wajah tanpa daging
sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Seorang yang selalu meminta-minta
kepada orang banyak, nanti dia datang di hari kiamat dengan wajah yang
tidak berdaging (karena hinanya)”
5) Meraih Sisi Allah Dengan Taat
Abu Zar dan Al-Hakim, “Sesungguhnya Ruhul Qudus membisikkan bahwa
jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena
itulah kamu harus bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata
pencaharianmu. Jika datangnya rezeki itu terlambat maka jangan
memburunya dengan bermaksiat karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa
diraih dengan taat pada-Nya.”
Seorang pekerja muslim harus taat dan mendahulukan harapannya
kepada ridho Allah sebelum pada keuntungan dunia, dan dengan demikian
ia akan bekerja dengan sebaik-baiknya di kala sempit maupun senggang.
Allah berfirman: ”Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya”(QS Al-Baqarah (2): 207).  (HR. Abu Zar dan Al
Hakim)
6) Makan Dari Hasil Sendiri
Hadits riwayat Bukhari, “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan
pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri.
Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil
usahanya sendiri.” (HR. Bukhari).
Menurut Imam Nawawi “pekerjaan paling baik adalah pekerjaan yang
dikerjakan dengan tangan sendiri”. Jika pekerjaan adalah pertanian, maka
pertanian merupakan pekerjaan paling baik karena dihasilkan dari
tangannya sendiri, di dalamnya terdapat unsur tawakkalserta kemanfaatan
yang dapat dirasakan manusia dan hewan yang ada di sekitarnya. Ibnu
Mundzir berpendapat “pekerjaan paling utama yang dihasilkan dengan
jerih payah sendiri adalah jika pekerjaan itu dilakukan dengan ikhlas”sesuai
dengan sabda Rosulullah SAW: “sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan
jerih payah seorang pekerja jika dilakukan dengan ikhlas”(al-Asqalani, t.th.
Juz. IV:304).
7) Serupa Dengan Mujahid di Jalan Allah
Hadits riwayat Ahmad, “Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja
dan terampil. Siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya
maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah.”
 

Anda mungkin juga menyukai