kehebatan seseorang, tetapi karena berkah dan karunia dari Allah, juga sejatinya bukan
dimaksud untuk kesenangan pribadi pemiliknya, tetapi juga buat kemaslahatan orang lain.
Karena harta dan jabatan adalah amanah, maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara
dan dilaksanakan dengan benar, sebab satu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan
Allah SWT.
Itu sebabnya maka Al-Qur’an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu juga
merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28:
َجٌر َع ِظ ٌيم ِ و ْاعلَموا أَمَّنَا أَموالُ ُكم وأَوََل ُد ُكم فِْت نَةٌ وأَ من م
ْ اَّللَ عْن َدهُ أ َ ْ ْ َ ْ َْ ُ َ
“Dan ketahuilah, bahwahartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan
sesungguhnya di sisi Allah-lahpahala yang besar”.
Juga Firman Allah pada Surat At-Taghabun ayat 15:
) من حديث عمرو17763( " صلمى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلم َم فيما رواه اإلمام أمحد يف "مسنده
َ فقد قال
بن العاص رفعه "نعم املال الصاحل للرجل الصاحل" وإسناده صحيح.
Rasul bersabda :
“Sebaik baik harta yang soleh adalah yang dimiliki oleh orang yang soleh”. HR Ahmad dan
Ibnu Hibban. (Musnah Ahmad 29/16 hadits 17763 dan sohih Ibnu Hibban 8/6) Dijelaskan bahwa
Ibadah, Akhlaq, Mu’amalah 3
mencarinya karena harta merupakan kebutuhan kita sebagai bahagian dari modal hidup,
namun bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan itu merupakan amanah, oleh karena itu
kita tidak harus ambisus untuk memperolehnya.
Bagi yang mempunyai kompetensi atau keahlian dan mempunyai visi misi yang
maslahat kelak dalam jabatannya, maka boleh meminta jabatan, dengan ketentuan bahwa ia
juga tidak boleh terlalu percaya akan keahliannya, sebaliknya jabatan atau menjaga amanah
bagi yang tidak punya kompetensi atau keahlian, oleh Allah disebut sebagai perilaku zhalim dan
bodoh, sebagaimana Firman allah pada Surat Yusuf ayat 54 dan 55 serta Surat Al-Ahzab ayat
72 :
Surat Yusuf 54, Artinya: Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih
Dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan Dia,
Dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi
lagi dipercayai pada sisi kami".
Surat Yusuf 55: berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
Surat Al-Ahzab 72 : “ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh”.
dibelanjakan itu bertahan lama zatnya atau yang disebut sebagai wakaf, ini sesuai dengan
sabda Nabi SAW yang berbunyi:
ِْ ات
انْ َقطَ َع،اإلنْ َسا ُن َ َصلمى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلم َم ق
َ " إِ َذا َم:ال َع ْن أَِِب ُهَريْ َرةَ َر ِض َي م
ِِّ ِ َع ِن الن،ُاَّللُ َعْنه
َ مب
صالِ ٍح يَ ْدعُو لَهُ ["تعليق ٍ ٍ أَو، ِع ْل ٍم ي ْن تَ َفع بِِه:عملُه إِمَل ِمن ثَََل ٍث
َ أ َْو َولَد،ُص َدقَة ََْت ِري لَه
َ ْ ُ ُ ْ ُ ََ
احملقق] إسناده صحيح
Dari Abu Hurairahra berkata ,Nabi saw bersabda : Apabila manusia telah meninggal
dunia maka terputuslah (pahala) amalnya kecuali dari 3 hal, yaitu: Ilmu yang dimanfaatkan,
sodakoh yang mengalir untuknya atau anak soleh yang mendoakan untuk kebaikannya. HR Ad-
Darimi dan tirmidzi. (SunanDarimi 1/462 dan sunan tirmidzi 3/53..Sanadnya sohih.)
Jabatan juga harus digunakan secara baik dan penuh amanah, sebab di hari akhirat
kelak jabatan itu akan dipertanggung-jawabkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat
Al-Israk ayat 13 dan 34 yang berbunyi:
Surat Al-Israk 13 : “Dan tiap-tiap manusia itutelah Kami tetapkan amal perbuatannya
(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat
sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”.
Surat Al-Israk 34 : “ Dan penuhilah janji sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya”.
Kesimpulan
Harta atau al maal menurut Wahbah Zuhaili, didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat mendatangkan ketenangan dan dapat dimiliki manusia dengan sebuah upaya baik itu berupa
zat maupun manfaat. Menurut Hanafiyah, al maaladalah sesuatu yang mungkin dimiliki, disimpan
dan dimanfaatkan. Pendapat Mayoritas Ulama, al maaladalah segala sesuatu yang memilki nilai
dimana bagi orang yang merusaknya, berkewajiban untuk menanggung atau menggantinya.
Dalam Al-Qur’an bahwa harta adalah perluasan hidup. Pada Al-Qur’an surat AL Kahfi:
46 dan surat An-Nisa: 14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia terhadap harta sama dengan
kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan, maka kebutuhan manusia terhadap harta adalah
kebutuhan yang mendasar.
Ibadah, Akhlaq, Mu’amalah 7
Buku al-kasb yang artinya adalah bekerja, berusaha dan berkarya. Pembahasan kitab
al-kasb yang disyarah oleh Muhammad bin ahmad bin abi suhail abu bakar as-sarakhsi adalah
sebagai berikut :
• Kewajiban mencari kerja bagi setiap muslim dan penjelasan tentang tingkatan usaha beserta
hukumnya
• Mengambil sebab-sebab yang tidak menghapus perwakilannya
• Pembantahan terhadap pemikiran al-karamiyah dan kaum ahli tasawwuf yang mengharamkan
kerja dan usaha untuk mencari rezeki
• Jenis-jenis kerja dan kelebihan diantaranya serta perselisihan di dalamnya dan sesungguhnya
pencarian yang halal artinya membantu untuk kedekatan dan ketaatan dengan berbagai
macam
• Permasalahan infaq dan batasan keborosan serta keadilan dalam mencukupi keperluan seperti
makanan, pakaian dan tempat tinggal
• Kelebihan seseorang menolong saudaranya dan kapan diwajibkan dan tidak diwajibkan
Disebabkan harta dan jabatan itu adalah merupakan Amanah dari allah SWT, maka
kita harus bersikap hati-hati terhadapnya. Bila terhadap harta kita wajib berupaya dan berusaha
mencarinya karena harta merupakan kebutuhan kita sebagai bahagian dari modal hidup, namun
bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan itu merupakan amanah, oleh karena itu kita tidak
harus ambisus untuk memperolehnya.
Sehubungan dengan itu, maka harta dan jabatan hendaklah digunakan bahkan
didayagunakan di Jalan alah, yakni dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab dan sesuai
dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya. Harta misalnya hendaklah digunakan selain untuk
kemaslahatan kehidupan duniawi, juga harus digunakan sebagai infak atau belanja untuk akhirat.
Sebagaimana Firman Allah pada Surat Al-Munafiqun ayat 10 : “Dan belanjakanlah
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah
seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku
Termasuk orang-orang yang saleh?"