Anda di halaman 1dari 5

ETOS KERJA DALAM ISLAM

Prinsip 1: Allah memberikan rezeki untuk manusia melalui ciptaan-Nya di bumi.

                   

    


Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu;
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.

Prinsip 2: Setiap orang memiliki rezeki masing-masing. Oleh karena itu dilarang berputus
asa dalam mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram. Jangan sampai mencelakan
diri sendiri dengan terjerumus kepada keharaman untuk sekedar mencari rezeki.

Hadis:

‫ِف ِرْزقَ َها َوإِ ْن‬


ِ َ ‫ب فَِإ َّن نَ ْف ًسا لَ ْن ََتُْو‬
َ ‫ت َح ََّّت تَ ْستَ ْو‬
ِ َ‫َْجَلُ ْوا ِِف الطَّل‬
ْ ‫َّاس اتَّ ُقوا اهللَ َوأ‬
ُ ‫م أَيُّ َها الن‬.‫َِّب ص‬ ُّ ِ‫َع ْن َجابِ ٍر قَ َال الن‬
)‫ب ُخ ُذ ْوا َما َح َّل َوَدعُ ْوا َما َحَّرَم (رواه ابن ماجو‬ ِ َ‫َْجَلُ ْوا ِِف الطَّل‬
ْ ‫أَبْطَأَ َعْن َها فَاتَّ ُقوا اهللَ َوأ‬
Hadis diriwayatkan dari Jabir, Nabi saw bersabda, “Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Allah dan
gunakan cara yang baik dalam mencari rezeki. Sesungguhnya seseorang tidak akan meninggal sebelum
rezeki lengkap sekalipun Allah melambatkan darinya. Bertakwalah kepada Allah dan gunakan cara yang
baik dalam mencari rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” HR. Ibn Majah

Rezeki adalah:
pemberian (duniawi & ukhrawi) pada waktu tertentu (beda dengan hadiah) dan ditujukan untuk
seseorang berupa makanan/pangan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, air, binatang ternak, istri,
keturunan dll.

Prinsip 3: Rezeki sudah disediakan dan tugas manusia adalah mencari rezeki dengan cara
bekerja. Ada beberapa isitilah dalam Alquran yang terkait dengan bekerja:

ُ َ ‫َال‬
mengacu kepada ibadah. Segala aktivitas manusia yang bertujuan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Upaya kemanusiaan untuk menunjukkan kualitas, image, track recordnya di hadapan
Allah dan manusia. Jadi tidak hanya untuk menghasil sesuatu namun juga dalam rangka
beribadah, seperti memilih pekerjaan yang halal.

...        


dan Katakanlah: "Bekerjalah! Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu... QS. 9: 105

Pekerjaan yang halal dan yang haram dalam Islam dapat dilihat dari dua sisi;
1) Pekerjaan yang halal (bertani, berdagang dan sebagainya) namun dalam pelaksanaannya
melanggar aturan syari„at dan
2) Pekerjaan yang nyata-nyata diharamkan Allah seperti mencuri, merampok, praktek
rentenir (membungakan uang), melacurkan diri dan lain-lain.
ُ ‫ال ْن‬
‫َّص‬
a. kemampuan daya cipta manusia yang lahir dari keterampilan dan keahlian tertentu (berkaitan
dengan profesi).
b. perbuatan atau pekerjaan yang di dalam pelaksanaannya menuntut kesungguhan dan al
jaudah (sempurna) atau ahsan (yang terbaik)

           
dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
ِ
ُ ‫ال ْنل‬
mengacu kepada perbuatan baik dan buruk (kata kerja umum untuk bekerja/berbuat)

ُ ‫ا َل ْن‬
berusaha dalam menghasilkan kekayaan/rezeki yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan
orang lain.

               

               
dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang
mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. QS. An-Nisa (4): 32

Ada beberapa model pekerjaan dalam rangka mengumpulkan harta dalam Alquran:

1. Eksplorasi sumber daya alam melalui pertanian, peternakan dan pertambangan.


Pertanian adalah pekerjaan Adam AS yang masih sederhana, alami dan tidak butuh pemikiran dan
ilmu. Dunia semakin berkembang dan tentu saja membutuhkan seperangkat ilmu pengetahuan,
apakah ilmu pertanian, peternakan atau pertambangan.
2. Perdagangan (dagang) atau aktivitas bisnis adalah satu bentuk aktivitas ekonomi yang berhubungan
dengan menjual dan membeli barang untuk meraih keuntungan.
Dalam Alquran konsep perdagangan dapat ditelusuri lewat kata tijarah atau ba‟i. Tijarah oleh Al-
Isfahani dimaknakan dengan menebarkan modal untuk mendapatkan keuntungan.
Adapun yang menarik dari Alquran ketika berbicara tentang perdagangan adalah penekanan pada
sisi ETIKA perdagangannya. Alquran sangat mengkritik para pedagang yang tidak jujur. Mengurangi
atau berlaku curang dalam timbangan disamakan dengan orang yang melakukan kerusakan.
3. Pemberian orang lain.
Ada banyak institusi yang dianjurkan Alquran dalam upaya distribusi pendapatan atau harta. Topik
ini akan dibahas pada kajian DISTRIBUSI DALAM ISLAM.
Prinsip 4: Bekerja dalam konteks Ekonomi Islam

 Kerja adalah aktivitas yang memiliki tujuan dan dilakukan dengan sengaja

 Kerja dalam konteks ekonomi berarti memproduksi sesuatu atau menghasilkan sesuatu (materil atau
non materil) mencakup kerja bersifat fisik dan non fisik

 Kerja tidak hanya untuk hal-hal duniawi tetapi juga menjadi ibadah.

 Tujuan bekerja:

a. Memenuhi kebutuhan hidup baik primer, sekunder dan tertier

b. Meneguhkan jati diri sebagai manusia (pengukuhan eksistensi)

“Aku berbuat maka aku ada”

Prinsip 5: Membangun Etos Kerja dalam Islam model reward dan punishment

Qimah (nilai) Reward (balasan) Punishment (hukuman)

Madiah (materi) Gaji/penghasilan Denda/skorsing/

PHK

Insaniyah Pujian&reputasi bagus Celaan&reputasi buruk


(kemanusiaan)

Khuluqiyah Rasa hormat/simpati antipati


(psikologis)

ruhiyah (spiritual) Pahala/keridaan Dosa/murka

Prinsip 6: Etos Kerja dalam Hadis

ِ ‫َي اْن َل ْن‬ ِ ‫ يا رسو َل‬: ‫ال قِ ْني‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ‫َعن َعباي ِة ب ِن ِرف‬
ُّ ‫هلل أ‬ ‫اعة بْن ِن َر ف ِ بْن ِن َخديْن ِج َع ْنن َجدِّه َر ف ِ بْن ِن َخديْن ِج قَ َ َ َ َ ُ ْن‬ ‫ْن َ َ ْن‬
‫ال ( َع َ ُ َّصال ُج ِ بِيَ ِدهِ َ ُ ُّ بََب ْني ٍ َ ْنبَب ُلْن ٍر) ر ه أح د‬ َ َ‫أَطْنيَ ُ ق‬
Hadis diriwayatkan dari „Abayah bin Rifa‟ah bin Rafi‟ bin Khadij, dari kakeknya Rafi‟ bin Khadij, ia
berkata, dikatakan: “Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau
menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.” HR.
Ahmad

Pekerjaan yang paling baik adalah usaha sendiri dan jual beli yang sesuai dengan syariat

‫ال َ ُه َو َعلَى اْن ِ ْنبَ ِل َ ُه َو يَ ْنذ ُ ُل َّص‬


َ‫ال َدقَة‬ َ َ‫ ق‬-‫صلى هلل عليه سلم‬- ‫ول الَّص ِه‬ َ ‫َن َر ُس‬‫َع ْنن َع ْنب ِد الَّص ِه بْن ِن عُ َ َل أ َّص‬
.» ُ‫ف َع ِن اْن َ ْن أَاَ ِة « اْنيَ ُد اْنلُلْنيَا َخ ْنيَب ٌل ِ َن اْنيَ ِد ا ُّ ْنللَى َ اْنيَ ُد اْنلُلْنيَا اْن ُ ْن ِل َقةُ َ ا ُّ ْنللَى ا َّص ائِلَة‬ َ ‫َّصل ُّل‬
َ ‫َ اتَب‬
‫لم‬ ‫ر ه ابخارى‬
Hadis diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda saat beliau di atas
mimbar menyampaikan tentang sedekah dan meminta-minta, “Tangan di atas lebih baik daripada
tangan di bawah; tangan di atas adalah orang yang memberi/bersedekah, tangan di bawah adalah
orang yang meminta-minta.” HR. Bukhari dan Muslim

Larangan untuk meminta-minta dan dianjurkan untuk berusaha dan bersedekah

ِ ‫ال رسو ُل‬ ِ ِ ٍ ِ ٍ


‫هلل‬ ‫ قَ َ َ ُ ْن‬: ‫َع ْنن أَبِ ْني عُبََب ْنيد َ ْنواَى َع ْنبد َّصال ْنح َ ِن بْن ِن َع ْنوف أَنَّصهُ َس َ أَبَا ُه َليْنَب َلَة َرض َي هللُ َع ْنهُ يََب ُق ْنو ُل‬
ِ
‫َح ًد فََبيَُب ْنلطيَهُ أَ ْن‬ ‫َح ُد ُ ْنم ُح ْنزَةً َعلَى ظَ ْنه ِلهِ َخ ْنيَب ٌل اَهُ ِ ْنن أ ْن‬
َ ‫َن يَ ْن أ ََل أ‬
ِ ‫صلَّصى هلل َعلَي ِه سلَّصم ( ََل ْن‬
َ ‫َن يَ ْنحتَط َ أ‬ َ َ َ ‫ُ ْن‬ َ
‫يَ ْن ََبلُهُ ) ر ه ابخارى‬
Hadis diriwayatkan dari Abu „Ubaid hamba sahaya Abdurrahman bin „Auf bahwa ia mendengar Abu
Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu
bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain,
baik orang tersebut memberinya atau menolaknya.” HR. al-Bukhari

Produktif dan menghindari meminta-minta

‫َح ُّ إِاَى الَّص ِه‬َ ‫ى َخ ْنيَب ٌل َأ‬ ُّ ‫ « اْن ُ ْنؤِ ُن اْن َق ِو‬-‫صلى هلل عليه سلم‬- ‫ول الَّص ِه‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫َع ْنن أَبِى ُه َليْنَب َلَة ق‬
َ َ‫ال ق‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫َّصل‬ ِ ‫ِ ن اْن ْنؤِ ِن اض‬
ٌ‫ك َش ْنىء‬ َ ‫ك َ ْنستَل ْنن بِاالَّصه َالَ تََب ْنلج ْنز َ إِ ْنن أ‬
َ َ‫َصاب‬ َ ُ‫ص َعلَى َا يََب ْنَب َلل‬ ‫يف َ فى ُ ٍّ َخ ْنيَب ٌل ْنح ِل ْن‬ ُ َ
ِ َ‫اش ْنيط‬ ‫اء فََب َل َ فَِإ َّصن اَ ْنو تََب ْنلتَ ُح َع َ َ َّص‬ ِ ِ
‫ان‬ َ ‫ َ اَل ْنن قُ ْن قَ َد ُر الَّصه َ َا َش‬. ‫ْنت َ ا َن َ َذ َ َ َذ‬ ُ ‫فَالَ تََب ُق ْن اَ ْنو أَنِّى فََب َلل‬
»
Abu Hurairah berkata bahwa Rasullah SAW bersabda “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dalam kondisi apapun, ambisilah/semangatlah terhadap
apa yang mendatangkan manfaat kepadamu dan mintalah pertolongan Allah, jangan lemah/malas,
dan apabila sesuatu menimpamu janganlah mengatakan “andai aku melakukan itu tentu aku
mendapatkan ini”, tapi katakanlah “inilah ketetapan Allah, apapun yang ditetapkan Allah itu lah
yang terjadi” karena kata “law/andai/jika” adalah kunci pembuka masuknya perbuatan setan”

Produktif dan optimis

Prinsip 7: Etika Bekerja dalam Alquran

1. Niat yang baik dan ikhlas.

2. Tidak melalaikan kewajibannya kepada Allah.

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.* Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.” QS. Al-Jumuah (62): 9

*Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum
muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.

3. Tidak ada keterpaksaan (QS. An-Nisa (4): 29)

4. Akhlak yang baik seperti menjadi pedagang yang jujur

5. Tidak curang dan tidak pula memberi mudharat pada orang lain (QS. al-Rahman (55): 9), (al-
Muthaffifin (83): 1-3
6. Menerapkan administrasi dan manajemen yang baik (QS. al-Baqarah (2): 282 seperti mencatat
transaksi)

7. Objek usaha harus halal

Prinsip 8: Konsep Upah ‫َج ُل‬


‫َل ْن‬
Al-ajru:

 apa yang diperoleh dari balasan suatu perbuatan baik yang bersifat duniawi ataupun ukhrawi.

 Upah merupakan hak dari orang yang telah bekerja (ajir/employee/buruh) dan kewajiban bagi orang
yang memperkerjakan (musta‟jir/employer/majikan)

Hadis tentang upah

‫َن يَ ِج َّص‬
) ُ‫ف َع َلقُه‬ ‫َج َلهُ قََب ْنب َ أ ْن‬ ِ ‫َع ِ ْنَل‬
‫َج ْنيَب َل أ ْن‬ ‫ ( أ ْن‬: َ َّ‫َع ْن َعْ ِ اهللِ بْ ِن عُ َ َر قَ َال قَ َال َر ُ ْو ُل اهللِ َ لَّ اهللِ َعلَْ ِو َو َ ل‬
‫رواه ابن ماجو‬
Hadis diriwayatkan dari Abdullah bin „Umar, ia berkata, Nabi saw bersabda, “Berikan kepada seorang
pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” HR. Ibn Majah

Maksud hadis ini adalah majikan atau perusahaan bersegera menunaikan hak pekerja setelah selesai
pekerjaan termasuk jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Jika ada penundaan/keterlambatan tanpa ada alasan yang jelas, maka hal ini termasuk tindakan
zalim.

Anda mungkin juga menyukai