Prinsip 2: Setiap orang memiliki rezeki masing-masing. Oleh karena itu dilarang berputus
asa dalam mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram. Jangan sampai mencelakan
diri sendiri dengan terjerumus kepada keharaman untuk sekedar mencari rezeki.
Hadis:
Rezeki adalah:
pemberian (duniawi & ukhrawi) pada waktu tertentu (beda dengan hadiah) dan ditujukan untuk
seseorang berupa makanan/pangan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, air, binatang ternak, istri,
keturunan dll.
Prinsip 3: Rezeki sudah disediakan dan tugas manusia adalah mencari rezeki dengan cara
bekerja. Ada beberapa isitilah dalam Alquran yang terkait dengan bekerja:
ُ َ َال
mengacu kepada ibadah. Segala aktivitas manusia yang bertujuan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Upaya kemanusiaan untuk menunjukkan kualitas, image, track recordnya di hadapan
Allah dan manusia. Jadi tidak hanya untuk menghasil sesuatu namun juga dalam rangka
beribadah, seperti memilih pekerjaan yang halal.
Pekerjaan yang halal dan yang haram dalam Islam dapat dilihat dari dua sisi;
1) Pekerjaan yang halal (bertani, berdagang dan sebagainya) namun dalam pelaksanaannya
melanggar aturan syari„at dan
2) Pekerjaan yang nyata-nyata diharamkan Allah seperti mencuri, merampok, praktek
rentenir (membungakan uang), melacurkan diri dan lain-lain.
ُ ال ْن
َّص
a. kemampuan daya cipta manusia yang lahir dari keterampilan dan keahlian tertentu (berkaitan
dengan profesi).
b. perbuatan atau pekerjaan yang di dalam pelaksanaannya menuntut kesungguhan dan al
jaudah (sempurna) atau ahsan (yang terbaik)
dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
ِ
ُ ال ْنل
mengacu kepada perbuatan baik dan buruk (kata kerja umum untuk bekerja/berbuat)
ُ ا َل ْن
berusaha dalam menghasilkan kekayaan/rezeki yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan
orang lain.
dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang
mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. QS. An-Nisa (4): 32
Ada beberapa model pekerjaan dalam rangka mengumpulkan harta dalam Alquran:
Kerja adalah aktivitas yang memiliki tujuan dan dilakukan dengan sengaja
Kerja dalam konteks ekonomi berarti memproduksi sesuatu atau menghasilkan sesuatu (materil atau
non materil) mencakup kerja bersifat fisik dan non fisik
Kerja tidak hanya untuk hal-hal duniawi tetapi juga menjadi ibadah.
Tujuan bekerja:
Prinsip 5: Membangun Etos Kerja dalam Islam model reward dan punishment
PHK
ِ َي اْن َل ْن ِ يا رسو َل: ال قِ ْني ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ََعن َعباي ِة ب ِن ِرف
ُّ هلل أ اعة بْن ِن َر ف ِ بْن ِن َخديْن ِج َع ْنن َجدِّه َر ف ِ بْن ِن َخديْن ِج قَ َ َ َ َ ُ ْن ْن َ َ ْن
ال ( َع َ ُ َّصال ُج ِ بِيَ ِدهِ َ ُ ُّ بََب ْني ٍ َ ْنبَب ُلْن ٍر) ر ه أح د َ َأَطْنيَ ُ ق
Hadis diriwayatkan dari „Abayah bin Rifa‟ah bin Rafi‟ bin Khadij, dari kakeknya Rafi‟ bin Khadij, ia
berkata, dikatakan: “Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau
menjawab, “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.” HR.
Ahmad
Pekerjaan yang paling baik adalah usaha sendiri dan jual beli yang sesuai dengan syariat
َح ُّ إِاَى الَّص ِهَ ى َخ ْنيَب ٌل َأ ُّ « اْن ُ ْنؤِ ُن اْن َق ِو-صلى هلل عليه سلم- ول الَّص ِه ُ ال َر ُس َ ََع ْنن أَبِى ُه َليْنَب َلَة ق
َ َال ق
ِ ِ ِ ِ ِ َّصل ِ ِ ن اْن ْنؤِ ِن اض
ٌك َش ْنىء َ ك َ ْنستَل ْنن بِاالَّصه َالَ تََب ْنلج ْنز َ إِ ْنن أ
َ ََصاب َ ُص َعلَى َا يََب ْنَب َلل يف َ فى ُ ٍّ َخ ْنيَب ٌل ْنح ِل ْن ُ َ
ِ َاش ْنيط اء فََب َل َ فَِإ َّصن اَ ْنو تََب ْنلتَ ُح َع َ َ َّص ِ ِ
ان َ َ اَل ْنن قُ ْن قَ َد ُر الَّصه َ َا َش. ْنت َ ا َن َ َذ َ َ َذ ُ فَالَ تََب ُق ْن اَ ْنو أَنِّى فََب َلل
»
Abu Hurairah berkata bahwa Rasullah SAW bersabda “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dalam kondisi apapun, ambisilah/semangatlah terhadap
apa yang mendatangkan manfaat kepadamu dan mintalah pertolongan Allah, jangan lemah/malas,
dan apabila sesuatu menimpamu janganlah mengatakan “andai aku melakukan itu tentu aku
mendapatkan ini”, tapi katakanlah “inilah ketetapan Allah, apapun yang ditetapkan Allah itu lah
yang terjadi” karena kata “law/andai/jika” adalah kunci pembuka masuknya perbuatan setan”
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.* Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.” QS. Al-Jumuah (62): 9
*Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum
muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya.
5. Tidak curang dan tidak pula memberi mudharat pada orang lain (QS. al-Rahman (55): 9), (al-
Muthaffifin (83): 1-3
6. Menerapkan administrasi dan manajemen yang baik (QS. al-Baqarah (2): 282 seperti mencatat
transaksi)
apa yang diperoleh dari balasan suatu perbuatan baik yang bersifat duniawi ataupun ukhrawi.
Upah merupakan hak dari orang yang telah bekerja (ajir/employee/buruh) dan kewajiban bagi orang
yang memperkerjakan (musta‟jir/employer/majikan)
َن يَ ِج َّص
) ُف َع َلقُه َج َلهُ قََب ْنب َ أ ْن ِ َع ِ ْنَل
َج ْنيَب َل أ ْن ( أ ْن: َ ََّع ْن َعْ ِ اهللِ بْ ِن عُ َ َر قَ َال قَ َال َر ُ ْو ُل اهللِ َ لَّ اهللِ َعلَْ ِو َو َ ل
رواه ابن ماجو
Hadis diriwayatkan dari Abdullah bin „Umar, ia berkata, Nabi saw bersabda, “Berikan kepada seorang
pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” HR. Ibn Majah
Maksud hadis ini adalah majikan atau perusahaan bersegera menunaikan hak pekerja setelah selesai
pekerjaan termasuk jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Jika ada penundaan/keterlambatan tanpa ada alasan yang jelas, maka hal ini termasuk tindakan
zalim.