Anda di halaman 1dari 3

Kewirausahaan Menurut Pandangan

Islam
Bekerja dan berusaha termasuk berwirausaha, boleh dikatakan merupakan bagian tak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena, keberadaannya sebagai khalifah di bumi
dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), wirausaha identik dengan wiraswasta,
sehingga wirausahawan dapat disebutkan sebagai “orang yang pandai dan berbakat
mengenal produk baru, menentukam cara produksi baru, dan menyusun pedoman operasi,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya”. Adapun enterprenuer adalah
seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur kewirausahaan(secara) internal,
mengelolah dan berani menanggung resiko untuk memanfaatkan peluang usaha dan
menciptakan sesuatu yang baru dengan keterampilan yang dimiliki. Berikut ini
merupakan ciridanwatakdalamseorang wirausaha

Ciri-ciri seorang wirausaha:

 Percayadiri.
 Berorientasipadatugasdanhasil.
 Pengambilanresiko.
 Kepemimpinan.
 Keorisinilan.
 Berorientasikemasadepan.

Watakseorang wirausaha:

 Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, danoptimisme.


 Kebutuhanuntukberprestasi, berorientasilaba, ketekunandanketabahan, tekadkerjakeras,
mempunyaidorongankuat, energetikdaninisiatif.
 Kemampuanuntukmengambilresiko yang wajardansukatantangan.
 Perilakusebagaipemimpin, bergauldengan orang lain, menanggapi saran-saran dankritik.
 Inovatifdankreatifsertafleksibel.
 Pandangakedepan,perspektif.

 Dan unsur-unsur kewirausahaan sebagai berikut:


 Motivasi
 Visi
 Komunikasi
 Optimisme
 Semangat
 Kemampuan memanfaatkan peluang.

Dalam Islam setiap muslim harus berusaha dengan keras agar dapat menjadi tangan
diatas daripada tangan dibawah, artinya lebih baik mampu membantu dan memberi
sesuatu pada orang lain dari hasil jerih payahnya, daripada meminta-minta. Bagaimana
bisa membantu orang lain jika untuk memenuhinya diri sendiri jika tidak mau berusaha
keras. Seseorang akan dapat membantu sesama apabila dirinya telah berkecukupan.
Seseorang dikatakan berkecukupan apabila ia mempunya penghasilan yang lebih.
Seseorang akan mendapatkan penghasilan lebih jika berusaha dengan keras dan baik.
Karenanya dalam bekerja harus disertai dengan etos kerja.

Islam mencela orang yang mampu secara fisik dan psikis yang mampu untuk bekerja
tetapi tidak mau berusaha keras. Seorang muslim harus dapat memanfaatkan karunia
yang diberikan Allah yang berupa kekuatan dan kemampuan diri untuk bekal hidup di
dunia maupun di akhirat. Etos kerja yang tinggi merupakan cerminan diri seorang
muslim.

Sebagaimana hadis berikut:

ُّ َ‫طعَا ًما ق‬
‫ط َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْن‬ َ ٌ‫ َما أ َ َك َل اَ َحد‬: ‫س َل َم قَا َل‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي هللاُ َع ْنهُ َعن النبي‬ َ ‫ض‬ِ ‫ب َر‬ َ ‫َع ْن ْال ِم ْقدَ ِام ب ِْن َم ْع ِديَ ْك ِر‬
ْ
) ‫(رواه البخارى‬.ِ‫سالَم َكانَ َيأ ُك ُل ِم ْن َع َم ِل َي ِده‬ َّ ‫ َو ِإ َّن َن ِب‬، ‫َيأ ْ ُك َل ِم ْن َع َم ِل َي ِد ِه‬
َّ ‫ي هللا دَ ُاودَ َعلَ ْي ِه ال‬

Artinya: “Dari Miqdam RA, dari Rasulullah SAW bersabda: tidaklah seseorang makan
makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi
Daud AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan) nya sendiri” (HR. Al-Bukhari).

Maksud hadis tersebut Nabi menyatakan bahwa usaha yang paling baik adalah berbuat
sesuatu dengan tangannya sendiri dengan syarat jika dilakukan dengan baik dan jujur.
yang dimaksudkan ialah usaha seorang dengan tangannya dapat dimaknai dengan
wirausaha, karena dengan melakukan sesuatu dengan tangannya berarti seseorang
dituntut dapat menciptakan sesuatu dan dapat memanfaatkan peluang dan kemampuan
yang dimiliki.

Dalam melakukan suatu usaha, disamping harus mempunyai etos kerja yang tinggi,
seorang muslim harus mempunyai jiwa wirausaha agar usaha berkembang dengan baik,
tidakmengalami kerugian, karena pada hakikatnya kewirausahaan adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan mawujudkan gagasan inovatif dan kreatif.
Inovatif adalah bertindak melakukan sesuatu, sedangkan kreatif adalah memikirkan
sesuatu yang baru.
Allah memerintahkan agar semua muslim berusaha melakukan usaha apa saja dan
dimana saja sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan syriat
Islam. Ilmu termasuk dari bagian dari agama, ini berarti berpegang teguh pada ilmu sama
halnya berpegang teguh dengan agama, karena ilmu bersumber dari agama. Hal ini
menunjukkan bahwa jika ingin mendapatkan sesuatu yang baik maka harus berpegang
teguh pada agama dan ilmu.sedangkan agama mengajarkan bahwa dalam melakukan
usaha atau mengembangkan modal tidak melampaui batas, sesuai dengan Al-Qur’an, as-
sunnah, ijma’ dan qiyas.

Anda mungkin juga menyukai