Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 11

DISUSUN OLEH
HUSNIYATI LUTHFIYAH
IRMA BUDI LESTARI
Muamalah
Dan Hakikat Muamalah
Pengertian Muamalah


Muamalah Dalam Arti Luas
Yaitu aturan-aturan/ hukum Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan
urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
Muamalah Dalam Arti Khusus
Yaitu aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia
dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan
mengembangkan harta benda
Pandangan Islam tentang
Kehidupan Dunia

Islam adalah agama yang sempurna (komprehensif) yang


mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik aqidah,
ibadah, akhlak maupun muamalah. Salah satu ajaran yang
sangat penting adalah bidang muamalah. Namun dalam
waktu yang panjang, materi muamalah cenderung
diabaikan kaum muslimin, padahal ajaran muamalah bagian
penting dari ajaran Islam, akibatnya, terjadilah kajian Islam
parsial (sepotong-sepotong). Padahal orang-orang beriman
diperintahkan untuk memasuki Islam secara kaffah
(menyeluruh).
Pandangan Islam tentang
Kehidupan Dunia

Seorang Muslim yang bertaqwa dan takut kepada Allah


swt, Harus berupaya keras menjadikan muamalahnya
sebagai amal shaleh dan ikhlas untuk Allah semataOleh
karenanya Islam menempatkan bidang muamalat
sedemikian penting, hingga Rasulullah SAW mengatakan,
‘Agama adalah muamalah’ Berangkat dari hal itu semua,
Islam bersikap lebih longgar dalam masalah hukum pada
muamalah. Hukum Islam memberikan ketentuan bahwa
pada dasarnya hukum dalam muamalah adalah mubah,
hingga ada dalil atau nash yang mengharamkannya.
Makna Spiritual tentang Kejayaan Hidup
Makna Muamlah dalam Kejayaan
Spiritual Hidup

Menurut Rizal (2015) kejayaan hidup dan kekayaan


adalah milik Allah yang di amanahkan kepada
manusia. Manusia dituntut untuk selalu
mempergunakan kekayaan itu sesuai dengan
tuntunan dan petunjuk pemiliknya yaitu Allah.
kekayaan tersebut tidak hanya berfungsi untuk
memenuhkan kebutuhan manusia (orang kaya)
sendiri, tetapi juga menunjukkan betapa orang kaya
tersebut juga wajib memperhatikan orang miskin
sehingga harta itu berfungsi sosial.
Makna Muamlah dalam Kejayaan
Spiritual Hidup

Dalam kaitan ini Rasulullah bersabda:

“ ‫ص َدقَةٌ ) رواه البخارى‬ َ ‫علَى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم‬


َ ‫ع ْن أَ ِبي ِه‬
ُّ ‫ع ْن َج ِد ِه قَا َل قَا َل النَّ ِب‬
‫ صلى هللا عليه‬- ‫ى‬
َ ‫وسلم‬
ِ ‫سى األ َ ْشعَ ِر‬
َ ‫ى‬ َ ‫عن ُمو‬

Nabi s.a.w. bersabda bahwa kewajiban bagi setiap orang


Muslim untuk bersedekah.” (HR. al-Bukhari).

Hadis ini menunjukkan bahwa dalam harta seseorang


terdapat hak orang lain. Inilah yang disebut dengan hak
masyarakat yang berfungsi sosial untuk kesejahteraan
sesama manusia.
Makna Muamlah dalam Kejayaan
Spiritual Hidup

Di samping itu, Rasulullah s.a.w. juga melarang membuang-

“ buang harta seperti yang tertuang dalam sabdanya:

‫عن ابى هريرة قال نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن أضاعة المال‬

“Rasulullah s.a.w. melarang membuang-buang harta.” (HR. al-


Bukhari).
Sabda Rasul ini mengandung pengertian bahwa sekalipun
seseorang telah memiliki harta yang berlimpah, tidak boleh ia
membuang hartanya secara percuma, karena di dalam hartanya
itu terkait dan terdapat hak-hak orang lain yang
memerlukannya
Makna Muamlah dalam Kejayaan
Spiritual Hidup


Dari uraian di atas terlihatlah bahwa Islam telah memberikan
perhatian khusus terhadap harta baik dari segi cara
mendapatkannya maupun penggunaannya sehingga harta yang
dimiliki itu mempunyai nilai ibadah di sisi Allah dalam rangka
pencapaian kehidupan yang lebih bahagia di akhirat. Seorang
Muslim diperintahkan untuk mencari nafkah dan menghasilkan
harta dengan berjuang sekuat tenaga.
Tangan yang memberikan bantuan, dalam pandangan Islam
jauh lebih baik dari tangan yang menerima kucuran bantuan
RUANG LINGKUP MUAMALAH

Aspek Adabiyah • Yaitu mencakup segala aspek yang berkaitan dengan


masalah adab dan akhlak, seperti ijab kabul, saling
meridhai, tidak ada keterpaksaan, kejujuran dsb.

Aspek Madiyah • Yaitu mencakup segala aspek yang terkait dengan


kebendaan, yang halal haram & syubhat untuk diperjual
belikan, benda-benda yang menimbulkan kemadharatan dsb.
Dalam aspek madiyah ini contohnya adalah al-bai (jual beli)’,
ar-rahn (gadai), kafalah wad dhaman (jaminan dan
tanggungan), hiwalah (pengalihan hutang), as-syirkah
(perkongsian), al mudharabah (perjanjian profit & loss
sharing), alwakalah (perwakilan), al-ijarah (persewaan/
pengupahan) dsb
Prinsip-prinsip
Muamalah

Menurut Maulan (2015) hukum muamalat memiliki prinsip yang


dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali
yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
b. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung
unsur-unsur paksaan.
c. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan
manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat.
d. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur
pengambilan kesempatan dalam kesempitan.
Prinsip-prinsip
Muamalah

Sedangkan menurut K.H. Muhammad Bakhiet (dalam Ipamsyah, 2014)


hukum muamalat memiliki prinsip yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Tidak merugikan orang lain (pembeli)
b. Dalam jual beli yang mengandung tipu daya boleh saja dilakukan
misalnya membeli makanan fakir atau miskin tidak mengapa kalau
kurang lebih dengan tujuan berbuat baik.
c. Dalam hal pemenuhan harga dan seluruh hutang-hutang, juga bisa
dilakukan kebaikan, seperti menurunkan harga, mempermudah dan
sebagainya.
d. Dalam pemenuhan hutang. Berbuat baik dalam membayar hutang,
seperti secepatnya melunasi hutang sebelum waktunya, menyerahkan
dengan sebaik-baiknya. Apabila tidak mampu membayar maka
hendaknya berniat dan berupaya untuk membayarnya dan sebagainya.
AKHLAQ DALAM BEKERJA
Akhlaq dalam Bekerja
manusia diperintahkan untuk bekerja keras atau berusaha
dalam rangka mencari harta buat kebahagiaannya dunia
akhirat.
Hal ini antara lain difahami dari Firman Allah pada Surat
Al-Mukminun ayat 3 dan 4 yang berbunyi artinya
Al-Mukminun ayat 3 “Dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna”,
Al-Mukminun ayat 4 “dan orang-orang yang menunaikan
zakat,”
Dan Firman Allah pada Surat Al-Qashash ayat 77 yang
berbunyi “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.”
KEHARUSAN PROFESIONAL DALAM BEKERJA
Keharusan Profesional dalam bekerja
Pekerjaan dan jabatan adalah amanah dari Allah
SWT, maka kita harus bersikap hati-hati
terhadapnya. Bagi yang mempunyai kompetensi
atau keahlian dan mempunyai visi misi yang
maslahat kelak dalam jabatannya, maka boleh
meminta jabatan, dengan ketentuan bahwa ia
juga tidak boleh terlalu percaya akan
keahliannya, sebaliknya jabatan atau menjaga
amanah bagi yang tidak punya kompetensi atau
keahlian, oleh Allah disebut sebagai perilaku
zhalim dan bodoh, sebagaimana Firman allah
pada Surat Yusuf ayat 54 dan 55 serta Surat Al-
Ahzab ayat 72 :
Keharusan Profesional dalam bekerja
Surat Yusuf ayat 54 dan 55 serta Surat Al-Ahzab ayat 72 :
Artinya:
54. dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku
memilih Dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka
tatkala raja telah bercakap-cakap dengan Dia, Dia berkata:
"Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".
55. berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara
(Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga, lagi berpengetahuan".
Artinya:
72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat
bodoh.
Keharusan Profesional dalam bekerja
Sehubungan dengan itu, maka jabatan dan
pekerjaan hendaklah digunakan bahkan
didayagunakan di Jalan Allah, yakni dengan
sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab dan
sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-
Nya. Harta misalnya hendaklah digunakan selain
untuk kemaslahatan kehidupan duniawi, juga
harus digunakan sebagai infak atau belanja
untuk akhirat.
Keharusan Profesional dalam bekerja
Sebagaimana Firman Allah pada Surat Al-Munafiqun
ayat 10 :
10. dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:
"Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku
Termasuk orang-orang yang saleh?"
Apabila harta telah dibelanjakan di jalan Allah, maka
kebaikan/pahalanya akan mengalir terus sehingga
dapat dikatakan sebagai aset yang permanen,
terutama bila yang dibelanjakan itu bertahan lama
zatnyaa tau yang disebut sebagai wakaf
Keharusan Profesional dalam bekerja
Jabatan dan pekerjaan juga harus digunakan
secara baik dan penuh amanah, sebab di hari
akhirat kelak jabatan itu akan dipertanggung-
jawabkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam
Surat Al-Israk ayat 13 dan 34 yang berbunyi
13. dan tiap-tiap manusia itutelah Kami tetapkan
amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya
kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan
baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka.
34. Dan penuhilah janji sesungguhnya janji itu
pasti diminta pertanggunganjawabnya.
Terima Kasih

By : Kelompok 11

Anda mungkin juga menyukai