Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena
wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung
jawab yang lebih besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut
mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua. Secara bertahap, ia berubah
dari seseorang yang bebas dan berfokus pada diri sendiri menjadi seorang yang seumur
hidup berkomitmen untuk merawat seorang individu lain. Pertumbuhan ini membutuhkan
penguasaan tugas – tugas perkembangan tertentu: menerima kehamilan, mengidentifikasi
peran ibu antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum
lahir, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rubin, 1967;
Lederman, 1984; Stainton, 1985).
ASI (air susu ibu) merupakan salah satu makanan yang sempurna bagi bayi karena mengandung
unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Oleh sebab itu,
pemberian ASI perlu diberikan secara ekslusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan
sampai anak berumur 2 tahun. Walau demikian masih terdapat kendala dalam pemantauan
pemberian ASI ekslusif.
Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis
dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh
dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang
sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan
oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan
kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

1
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua
adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat
harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. Maka dari
itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk melengkapi teori teori dasar
mengenai kosep dasar keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik keluarga dengan ibu hamil dan menyusui ?
2. Apa tugas perkembangan keluarga dengan ibu hamil dan menyusui ?
3. Bagaimana peran perawat pada keluarga dengan ibu hamil dan menyusui ?
4. Bagaiamana pertimbangan kesehatan keluarga dengan ibu hamil dan menyusui ?
5. Bagaimaan asuhan keperawatan keluarga dengan ibu hamil dan menyusui ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan ibu
hamil dan menyusui.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami :
a. Karakteristik keluarga dengan ibu hamil dan menyusui
b. Tugas perkembangan keluarga dengan ibu hamil dan menyusui
c. Peran perawat pada keluarga dengan ibu hamil dan menyusui
d. Pertimbangan kesehatan keluarga dengan ibu hamil dan menyusui
e. Asuhan keperawatan keluarga dengan ibu hamil dan menyusui

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Achjar (2010) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi
yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Allender dan Spradley (2001) dalam Susanto (2012) Keluarga adalah
satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional,
dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, yang tinggal bersama yang mempunyai ikatan emosinal dan sosial demi
tercapainya suatu tujuan.
2. Tahapan perkembangan keluarga
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing.
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

3
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 tahun) dan berakhir saat anak berusia
5 tahun.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12
tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.

B. Karakteristik Keluarga dengan Ibu Hamil dan Menyusui


Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat
bayi dilahirkan. Keluarga merasa senang akan kehadiran anaknya nanti. Pada periode
awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan anak. Periode berikutnya orang
tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama membangun kesatuan
keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami, istri, ibu,
ayah, saudara-saudara) untuk menetapkan komitmen. Periode yang berlangsung
membutuhkan waktu.
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respon komunikasi antara orang tua dan anak.
Komunikasi antara orang tua dan anak meliputi :

4
1. Sentuhan: Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua
sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi yang baru lahir.
2. Kontak mata
3. Suara
4. Aroma

Keluarga mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan


perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota).

C. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Ibu Hamil dan Menyusui


Tahap dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval adalah:
Tahap ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:
Mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan
berbagai kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir tugas keluarga antara lain:
memberikan ASI sebagai kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih
sayang, mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan, pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga
termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan (Setiawati, 2008).
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan
kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju
pada bayi. Peran utama ners keluarga adalah mengkaji peran orangtua; bagaimana
orangtua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Ners perlu
memfasilitasi hubungan orangtua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih
sayang antara orangtua dan bayi dapat tercapai (Susanto, 2012).

D. Peran Perawat pada Keluarga dengan Ibu Hamil dan Menyusui

5
Adapun peran perawat menurut Mubarak (2011) adalah melakukan perawatan dan konsultasi
antara lain:
1. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi.
2. Mengenali gangguan kesehatan pada ibu hamil dan bayi secara dini serta
mengatasinya.
3. Imunisasi yang dibutuhkan anak
4. Tumbuh kembang anak yang baik
5. Interaksi keluarga
6. Keluarga berencana
7. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

Masalah – masalah yang sering muncul pada keluarga dengan anak pertama (ibu hamil dan
menyusui) adalah:

1. Hubungan seksual dan social terganggu


Hubungan seksual antar pasangan umumnya menurun selama masa kehamilan dan selama 6
minggu periode pasca partum. Kesulitan seksual selama periode pasca partum biasa
terjadi, muncul akibat factor peran baru yang dijalankan oleh ibu, akibat kelelahan
dan merasa kehilangan ketertarikan seksual. Sementara suami merasa ditinggalkan
atau disingkirkan.
2. Suami merasa diabaikan
Sebagian besar ayah secara umum tidak diikut sertakan dalam proses perinatal sehingga tentu
saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan peran penting
sehingga menghindari keterlibatan emosional mereka.
3. Peningkatan perselisihan
Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya sorang anak, pasangan
suami istri dalam berhubungan satu sama lain memperlakukan pasangannya sebagai
pasangan hidup dan sebagai orang tua. Pola translokasional berubah secara drastis .
Feldman (1961) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu sama lain
dan sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan menurunnya
kualitas interaksi pernikahan mereka. Beberapa orang tua merasa kewalahan dengan
bertambahnya tanggung jawab. Terutama pada suami dan istri yang bekerja penuh
waktu.

6
4. Masalah tumbuh kembang bayi
Perubahan pertumbuhan diawali dengan perubahan berat badan bila gizi anak baik maka
perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000 gram/bulan.
5. Pemberian ASI ekslusif
Pemberian ASI ekslusif pada bayi sangat penting karena mengandung zat untuk pertumbuhan
dan perkembangan juga menambah kedekatan ibu dan bayi sehingga dapat
mempererat hubungan keluarga.

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil dan Menyusui


1. Pengkajian
Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang meliputi wawancara, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang perlu dikumpulkan pada saat
pengkajian adalah interpretasi subyektif pasien tentang status kesehatan dan
kehamilannya dan observasi afek pasien, postur, bahasa tubuh, warna kulit, tanda fisik
dan keadaan emosional (Klien, 2000).
Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan pada
a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau keluhan yang
dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan sekarang, tanggal
perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan, persiapan persalinan dan
persiapan awal menjadi ibu, harapan yang diinginkan tentang cara kelahiran,
jenis kelamin bayi, status nutrisi, pola berkemih.
b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan
pengalaman persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin, dan
riwayat medis yang meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat, penyakit
yang menyertai, riwayat menstruasi, riwayat menyusui.
c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan, pendidikan,
status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status sosial ekonomi,
persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini diinginkan,
direncanakan, apakah wanita dan pasangan senang, apakah wanita menerima
kehamilan), masalah yang timbul akibat kehamilan (finansial, karier/pekerjaan,
tempat tinggal), perubahan pola seksual.
d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu hamil dengan
suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan dengan keluarga suami,
riwayat cacat dan kelainan genetik Riwayat keluarga memberi informasi tentang
keluarga pasien, orang tua, saudara kandung, anak, Hal ini membantu

8
mengidentifikasi gangguan genetik, familial dan kondisi yang dapat
mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.
e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan ginekologi,
payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar, pemeriksaan dalam,
palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut keluhan utama dan riwayat
kesehatan atau penyakit yang pernah diderita pasien.
f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil:
pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,), tekanan darah,
tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH), USG, VDRL,
hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear.
g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi, jantung, diabetes,
cacat bawaan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan pengkajian


yang berkaitan dengan tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu:

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan adalah
1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah yang
meliputi pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan normal dan
penyimpangan dari normal, manfaat menyusui
2) Persepsi keluarga terhadap kehamilan dan menyusui

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai


tindakan kesehatan yang tepat
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat adalah:
1) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah
2) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi
akibat kehamilan dan menyusui

9
3) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota
keluarga yang sedang hamil dan menyusui
4) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
5) Apakah keluarga percaya terhadap petugas kesehatan
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit adalah :
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kehamilannya: kebutuhan, perubahan
dan perawatan menyusui
2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan perkembangan perawatan
yang diperlukan
3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada dalam keluarga
(penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fusik, psikososial, dukungan
keluarga)
4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sedang hamil

d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan


rumah yang sehat

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan


keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat adalah :
1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang dimiliki
2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan
3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi
4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan
5) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan


fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat adalah :
1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan yang dapat

10
digunakan untuk perawatan wanita hamil dan menyusui
2) Sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh
dari fasilitas kesehatan
3) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas kesehatan
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
dengan petugas kesehatan
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kesiapan untuk meningkatkan kemampuan menjadi orang tua
b. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
c. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua

3. Intervensi Keperawatan (NOC/NIC)

nosa Keperawatan NOC NIC

pan untuk n/Kriteria evaluasi : 1. Tentukan apakah orang tua


meningkatkan 1. Memperlihatkan Performa memiliki harapan yang
kemampuan menjadi orang tua, yang realistis terhadap perilaku
menjadi orang tua dibuktikan oleh indikator anak.
sebagai berikut : (1-5: tidak 2. Kaji pengetahuan orang tua
pernah, jarang, kadang-kadang, mengenai kebutuhan dasar
sering atau selalu): bayi/anak.
a. Mengekspresikan harapan 3. Berikan informasi mengenai
yang realistic terhadap perawatan anak.
peran menjadi oarng tua 4. Ajarkan orang tua cara
b. Mengungkakan secara memberikan stimulasi yang
verbal sifat positif anak. sesuai untuk bayi.
2. Memperlihatkan pengetahuan: 5. Ajarkan strategi
menjadi orang tua yang penyelesaian masalah,
dibuktikan oleh indikator (1-5: pengambilan keputusan dan
tidak ada, terbatas, sedang, keterampilan merawat anak
cukup atau luas): jika perlu.
a. Deskripsi pertumbuhan dan 6. Bantu orang tua memahami
perkembangan normal dan meningkatkan tumbuh

11
b. Deskripsi kebutuhan kembang fisik, psikologis,
perawatan fisik sosial anak mereka.
c. Deskripsi kebutuhan 7. Penyuluhan: Nutrisi bayi:
psikologis dan sosialisasi Beri instruksi pemberian
d. Deskripsi komunikasi nutrisi dan praktik
efektif. pemberian makan selama
tahun pertama kehidupan.
8. Kolaborasi peningkatan
perkembangan: Anak (NIC):
fasilitasi pengasuh anak
untuk menghubungi sumber
di komunitas, jika perlu.

Kesiapan n/Kriteria evaluasi : 1. Amati teknik pemberian ASI


meningkatkan 1. Ibu dan bayi akan memulai dan yang tepat
pemberian ASI mempertahankan pemberian 2. Bantuan Pemberian Asi
ASI selama waktu yang (NIC): pantau kemampuan
diinginkan. bayi untuk menghisap,
2. Bayi akan menunjukkan dengan mencengkram puting secara
tepat: teat, pantau integritas kulit
a. Kesejajaran dan puting.
mencengkram areola 3. Diskusikan jadwal pemberian
b. Teknik ​latching-on dan ASI setiap 1 ½ - 3 jam
penempatan lidah. 4. Berikan bimbingan antisipasi
c. Mengisap dan suara untuk masalah potensial,
menelan yang dapat seperti kelelahan, kongesti
didengar. payudara, nyeri puting dan
3. Ibu akan: puting pecah-pecah.
a. Mengenali tanda awal lapar 5. Diskusikan cara
b. Mengatakan kepuasan dalam meningkatkan suplai ASI:
pemberian ASI a. Banyak konsumsi air
c. Tidak mengalami puting b. Melakukan istirahat yang
sakit cukup
d. Menyebutkan pengetahuan c. Sering menyusui
tentang tanda penurunan d. Menggunakan payudara
suplai ASI yang berbeda ketika
e. Menjelaskan cara memulai menyusui.
mengumpulkan dan 6. Kolaborasi: konsultan
menyimpan ASI secara laktasi.
aman.

12
Resiko n/Kriteria evaluasi : 1. Tentukan apakah orang tua
ketidakmampuan 1. Memperlihatkan Performa memiliki harapan yang tidak
menjadi orang tua menjadi orang tua, yang realistis terhadap perilaku
dibuktikan oleh indikator anak
sebagai berikut : (1-5: tidak 2. Selama kehamilan, tanyakan
pernah, jarang, kadang-kadang, apakah orang tua telah
sering atau selalu): memiliki nama untuk kedua
a. Menggunakan disiplin ilmu jenis kelamin (pr/lk)
yang sesuai 3. Kaji pengetahuan orang tua
b. Mengekspresikan kepuasan mengenai kebutuhan dasar
terhadap peran menjadi bayi/anak
orang tua 4. Dengarkan tentang
c. Memperlihatkan hubungan kekawatiran, perasaan dan
yang mencintai. pertanyaan keluarga.
2. Memperlihatkan perilaku 5. Persiapkan orang tua untuk
pelekatan selama kehamilan dan perubahan peran yang akan
pada saat kelahiran bayi terjadi kelak saat menjadi
3. Mengidentifikasi situasi resiko orang tua
tinggi yang dapat 6. Dorong orang tua untuk
mengakibatkan mempertahankan hobi/minat
ketidakmampuan menjadi orang terhadap kegiatan lain diluar
tua rumah.
4. Melaporkan mempunyai
hubungan interpersonal yang
positif.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan keluarga pada ibu hamil dan menyusui merupakan peran orang tua dapat
dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat bayi dilahirkan untuk
mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan
mempersiapkan berbagai kebutuhan anak dan peran yang keluarga pada ibu hamil dan
menyusui diantaranya ; Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil
dan bayi., Mengenali gangguan kesehatan pada ibu hamil dan bayi secara dini serta

13
mengatasinya, Imunisasi yang dibutuhkan anak, Tumbuh kembang anak yang baik
dan lain-lain.

B. Saran
Sebagai perawat kita harus lebih memahami terkait keperawatan keluarga dengan cara
pendeketan yang baik supaya mendapatkan informasi yang real oleh keluarga yang
akan dikaji dimana kita perlu memahami karakteristik berbagai macam keluarga yang
sedang dikaji sehingga kita mampu dan dapat menemukan berbagai masalah yang
akan dihadapi oleh keluarga tersebut dan bisa menerapkan intervensi yang sudah kita
temukan untuk menjadikan keluarga yang sejahtera.

14

Anda mungkin juga menyukai