Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

HAJI

Disusun Oleh Kelompok:


1. Agustina Ikromah
2. Rico Muzaqi Akbar

PROGRAM STUDI S1 TRANSFER KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Rasullulah SAW. Berkat limpahan dan rahmat- Nya penyusun mampu

menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas kuliah Al islam.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis

hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah

ini tidak lain berkat bantuan teman sekelompok sehingga kendala-kendala yang

penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang sejarah

haji, yang penulis sajikan berdasarkan sumber informasi, referensi, dan berita.

Baik yang itu datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun

dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan oleh Allah akhirnya makalah

ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan

menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

banyak kekurangan. Untuk itu, kepada dosen pengampuh mata kuliah penulis

meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah dimasa yang akan

datang dan mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca.

Jakarta, 17 September 2017


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
1
C. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A. Sejarah Mekah dan Haji............................................................................
3
B. Hakekat Haji............................................................................................. 4
1. Definisi Haji......................................................................................... 4
2. Hukum Haji......................................................................................... 5
3. Syarat Haji........................................................................................... 6
4. Rukun dan Wajib Haji......................................................................... 7
5. Macam – macam Haji.......................................................................... 9
6. Tata Cara Haji.....................................................................................10
7. Perwakilan Haji.................................................................................. 14
C. Mencapai Haji Mabrur............................................................................
14
D. Hikmah Haji dalam Berbagai Aspek...................................................... 15
E. Makna Spiritual Haji Bagi Kehidupan Sosial......................................... 16
BAB III KESIMPULAN...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I
PENDAHULUAN

A.​ L​ ATAR BELAKANG


Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia,
dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus
ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi
orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan
umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun islam yang kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.

Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh


untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam
perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk
mencapai kepuasan batin dan

Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan


secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji
dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat
membatalkan haji dan umrah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian haji ?
2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji ?
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji ?
4. Bagaimana cara melaksanakan haji ?
5. Apa hikmah dari melaksanakan haji ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian haji.
2. Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji.
3. Mengetahui syarat, rukun, wajib dan sunnah haji.
4. Mengetahi dam/denda saat haji.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH MEKAH DAN HAJI


Mekah berasal dari kata Bak yang berarti lembah. Mekah disebut dengan
kata Bakkah dalam firman Allah:

َ ‫ﺒﻜ َﺔ ُﻣﺒَﺎرﻛﺎً َو ُﻫ ًﺪى ﻟﱢﻠ َﻌﻠَ ِﻤﯿ‬


‫ْﻦ۝‬ ‫ُﺿ َﻊ ﻟِﻠﻨﺎﱠس ﻟَﻠﱠ ِﺬي ﺑِ ﱠ‬
ِ ‫ْﺖ و‬ َ ‫إ ﱠن أَو‬
ٍ ‫ﱠل ﺑَﯿ‬
ِ ِ
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia,
ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi seluruh alam.” ​(Ali ‘ Imran [3] : 96)

Sejarah Mekah merujuk pada abad XIX sebelum Masehi, tepatnya pada
masa Ibrahim dan Isma’il. Keduanya adalah orang pertama yang
menempati Mekah. Allah berfirman seraya menuturkan tentang Ibrahim:
ٌ َ ‫ٰ َةﻣ‬
‫ﻟﺼﻠَﻮ‬
‫ُﻮا اٌ ﱠ‬
ْ ‫ُﺤ ﱠﺮم َرﺑﱠﻨَﺎ ﻟِﯿُ ِﻘﯿﻤ‬ ٌْ َ ْ ُ
ِ ‫ﱢﻦ اﻟﻨﱠ‬
‫ﺗﺤﻮ ى‬ َ َ ‫ﯾﺘﻰ ﺑِ َﻮاد‬ ُ ‫ىﺄﺳ َﻜ‬ْ ‫ﱠرﺑﱠﻨﺂإﻧﱢ‬
ِ ‫ﺎس‬ ِ َ ‫ْﺮ ِذى ز ْر ٍع ِﻋﻨ َﺪﺑَ ْﯿﺘِﻚ اﻟﻤ‬
ِ ‫ٍﻏﯿ‬ ِ ‫ﻨﺖ ِﻣﻦ ذ ِر‬
ْ ‫ٰت ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﺤ ْﻢ ﯾ‬
َ ‫َﺸ ُﻜﺮو‬ ‫ﱢﻦ اٌ ﱠ‬
َ ‫ﯿﻬ ْﻢ َواٌ ْر ُز ْﻗ ُﺤﻢ ﻣ‬
‫ُن۝‬ ِ ‫ﻟﺸ َﻤﺮ‬ ِ َ‫إِﻟ‬
“ Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar
mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.” ​(Ibrahim [14] : 37)

Berkat doa Ibrahim, air Zamzam memancar dari kedua kaki Isma’il ketika
persediaan air dan makanan ibunya, Hajar, habis. Sejak saat itu berbagai
kabilah berdatangan ke sumbe rair tersebut, dan kehidupan mulai merayap
disana.

Kabilah-kabilah mulai berdatangan dan kian banyak. Kekuasaan pada air


Zamzam akhirnya dipegang kaum Quraisy. Quraisy tetap memegang
kekuasaan terhadap sumber air Zamzam hingga Nabi muncul yang
berpengaruh besar dalam merubah kehidupan di Mekah dan seluruh dunia.

Nabi diutus di Mekah, Ka’bah menjadi kiblat kaum muslimin, dan Mekah
menjadi basis dakwah Islam. Sayangnya para penduduk negeri ini sangat
membenci dakwah Islam dan begitu gencar menyiksa para pemeluk Islam.
Hingga akhirnya kaum muslimin terpaksa berhijrah ke Madinah
Al-Munawwarah. Daulah Islam kiat kuat di Madinah, kemudian Nabi
kembali sebagai penakluk Mekah. Sejak saat itu, Mekah menjadi negeri
Islam nan besar hingga saat ini.

Mekah Al-Mukarramah dan Tanah Suci secara khusus mendapatkan


perhatian besar dari para khalifah dan penguasa kaum muslimin. Mereka
mengmbangkan dan memperluas Mekah, serta menjadikan negeri ini
sebagai pusat yang memancarkan cahaya Islam keseluruh dunia.
B. HAKEKAT HAJI
1. Definisi Haji
Haji (​al-hajju) s​ ecara bahasa berarti ​al-qashdu (menyengaja, menuju,
maksud). ​Sedangkan secara istilah, haji adalah menyengaja pergi
menuju Makkah dengan maksud mengerjakan ibadah thawaf, sa’i,
wuquf di Arafah, bemalam di Muzdalifah, Mabit di Mina dan ibadah –
ibadah lain pada waktu – waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi
perintah Allah dan mengharapkan ridha-Nya. (Jamaludin, 2014)

Menurut etimiologi, haji adalah bermaksud dan menuju. Sementara


menurut terminologi syariat, haji adalah menuju Mekah di waktu
tertentu untuk menjalankan manasik – manasik tertentu.
(Abdullah,2015)
4

Secara ​lughawi​, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.


Menurut etimiologi bahasa arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni
tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah Syara’, haji ialah
menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan
amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan Mas’a,
juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu
tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai
sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah
thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di
Mina dan lain-lain. (Hamid, 2009)

2. Hukum Haji
Ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang lima dan wajib
dilaksanakan oleh setiap Muslim mukallaf (baligh dan berakal) merdeka
dan mempunyai kesanggupan (​istithâ’ah),​ berdasarkan firman Allah
SWT:
‫ﯿﻼۚ َوﻣﻦ‬ ِ ‫ۗ َوِﱠﷲِ َﻋ َﻞ اٌْﻟﺒَﯿ‬
ً ِ‫ْﺖ ِﻣ َﻦ اٌ ْﺳﺘَﻄﺎَ َع أِﻟَْﯿ ِﻪ َﺳﺒ‬ ‫ َﻛﺎ َن َءا ِﻣﻨًﺎ‬,‫َﺧﻠَ ُﻪ‬ َ ‫ٰت ﱠﻣ َﻘﺎ ُم أِﺑ‬
َ ‫ْﺮ ِﻫﯿ َﻢۖ َو َﻣﻦ د‬ ٌ ‫َﺖ ﺑَﯿﱢﻦ‬
ٌ ‫ِﻓﯿ ِﻪ َءاﯾ‬
ْ ‫ﺮر َﻓﺈ ﱠن اٌ ﻟﻠﱠ َﻬ َﻐﻨِ ٌﻲ َﻋﻦ‬
َ َ‫ﭑﻟ َﻌﻠ‬
‫ﻤﯿﻦ۝‬ ِ ِ َ ‫َﻛ َﻔ‬
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam
Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah
dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali
Imran [3] : 97)

Istihâ’ah ​atau kesanggupan melaksanakan haji dinilai dari berbagai


macam aspek:
a. Finansial
b. Kesehatan

c. Keamanan
d. Transportasi
e. Kuota
f. Tidak ada halangan syar’i lainnya

Kewajiban haji bagi yang sanggup hanya satu kali seumur hidup, haji
lebih dari satu kali hukumnya sunah kaeran dalam hadis dari Ibnu
Abbas dengan isi yang sama dengan hadis dari Abu Hurairah di atas
walaupun dengan redaksi yang sedikit berbeda, Rasulullah SAW
menyatakan: “... ​barangsiapa yang menambahnya, jatuhnya jadi
sunnah”​ (HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Nasa’i dan juga Hakim yang
menyatakan kesahihannya).
Bagi yang sudah masuk kategori sanggup, sebaiknya segera berangkat
ke tanah suci melaksanakan ibadah haji. Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas
RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “​Barangsiapa hendak
menunaikan ibadah haji, hendaklah dia lakukan segera, karena
mungkin dimasa yang akan datang ada yang sakit, hilang kendaraanya,
atau ada keperluan lainnya” ​HR. Ahmad, Baihaqi, Thahawi dan Ibn
Majah).
3. Syarat Haji
a. Islam. Dengan demikian, haji tidak wajib dan tidak sah bagi orang
kafir.
b. Akal. Dengan demikian, haji tidak wajib bagi orang gila,
berdasarkan sabda Nabi:
‫ﻮن َﺣﺘﱠﻰ ﯾ َْﻌ ِﻘ َﻞ‬ ْ ‫َﺴﺘَ ْﯿ ِﻘ َﻆ َو َﻋ ْﻦ ﱠ‬ ِ ‫ُر ِﻓ َﻊ ْاﻟ َﻘﻠَ ُﻢ َﻋ ْﻦ اﻟﻨﱠ‬
ِ ُ‫َﺤﺘَﻠِ َﻢ َو َﻋ ْﻦ اﻟ َﻤ ْﺠﻨ‬
ْ ‫اﻟﺼﺒِ ﱢﻲ َﺣﺘﱠﻰ ﯾ‬ ْ ‫ﺎﻋ ِﻢ َﺣﺘﱠﻰ ﯾ‬
“Pena diangkat dari tiga orang; orang tidur sampai bangun, anak
kecil sampai baligh, dan orang gila sampai berakal.”
c. Baligh. Dengan demikian, haji tidak wajib bagi anak kecil. Apabila
anak kecil berihram untuk haji, hukumnya sah. Hanya saja tidak
cukup untuk haji islam (haji wajib), dan hajinya menjadi haji

sunnah, berdasarkan hadits Ibnu Abbas, “seorang wanita


mengangkat anak kecil lalu bertanya, ‘Apakah (anak) ini
mendapatkan haji?’ ‘Ya, dan kau mendapatkan pahala’,” jawab
beliau.
d. Merdeka. Dengan demikian, haji tidak wajib bagi budak,
berdasarkan sabda Nabi:
‫ٍﺣ ﱠﺞ ﺛُ ﱠﻢ اُ ْﻋﺘِ َﻖ َﻓ َﻌﻠَْﯿ ِﻪ َﺣ ﱠﺠ ٌﺔ اُ ْﺧ َﺮى‬
َ ‫اَﯾﱠﻤﺎ َﻋ ْﺒﺪ‬
“Siapapun budak yang melaksanakan haji kemudian ia
dimerdekakan, ia wajib melakukan haji lagi.”
e. Mampu. Maksudnya adalah perbekalan dan kendaraan, berdasarkan
firman Allah, “... Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah
adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa
Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” ​(Ali
‘Imran [3] : 97)
f. Adanya mahram yang mendampingi wanita, berdasarkan hadits Ibnu
Abbas, ia berkata, “Aku mendengar Nabi berkhutbah, beliau
menyampaikan:
‫اﷲِ أِ ﱠن ْاﻣ َﺮأَﺗِﻲ َﺧ َﺮ َﺟ ْﺖ ﺣﺎَ ﱠﺟ ًﺔ‬
‫ﻮل ﱠ‬ َ ‫ﻻ َﻣ َﻊ ِذي َﻣ ْﺤ َﺮم َﻓ َﻘﺎ َﻣ َﺮ ُﺟ ٌﻞ َﻓ َﻘﺎ َل ﯾ‬
َ ‫َﺎر ُﺳ‬ ‫ﻻ ﺗُ َﺴﺎ ِﻓ ْﺮ ْاﻟ َﻤ ْﺮأَ ُةأِ ﱠ‬
َ
‫ﺎل ا ْﻧﻄﻠِ ْﻖ َﻓ ُﺤ ﱠﺞ َﻣ َﻊ ْاﻣ َﺮأَﺗِ َﻚ‬
َ ‫ْﺖ ِﻓﻲ َﻏ ْﺰ َو ٍة َﻛ َﺬا َﻗ‬ ُ ‫َوأِﻧﱢﻲ ْاﻛﺘُﺘِﺒ‬

‘Janganlah seorang wanita bepergian melainkan bersama


mahramnya.’ Seseorang lantas berdiri lalu berkata, ‘Wahai
Rasulullah, istriku pergi haji, sementara aku diwajibkan berperang
ini dan itu.’ Beliau kemudian bersabda, ‘pergilah, lalu laksanakan
haji bersama istrimu’.

4. Rukun dan Wajib Haji


Rukun haji adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam rangkaian
ibadah haji, kalau tidak dikerjakan, apapun alasannya, haji tidak sah.

Sedangkan wajib haji adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam


rangkaian ibadah haji, tetapi kalau tidak dikerjakan hajinya tetap sah
asal membayar dam (denda). Wuquf di Arafah misalnya adalah rukun
haji, orang yang sakit bahkan koma pun harus wuquf, kalau tidak
hajinya tidak sah. Sedangkan wuquf sampai terbenam matahari adalah
wajib haji, artinya jika seseorang meninggalkan Arafah sebelum
matahari terbenam, hajinya teteap sah asal dia membayar dam.
Yang termasuk rukun haji adalah:
a. Ihram adalah niat memasuki manasik disertai dengan amalan-amalan
haji
b. Wuquf di Arafah
c. Thawaf Ifadhah adalah mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran, dimulai
dari Hajar aswad dan berakhir di Hajar Aswad juga. Dengan posisi
Ka’bah berada di posisi kiri orang yang thawaf. Yang dilaksanakan
pada tanggal 10 Zulhijjah.
d. Sa’i adalah berjalan antara shafa dan marwah sebanyak tujuh kali
dimulai di Shafa dan diakhiri di Marwah.
e. Tahallul adalah mencukur dan memotong rambutnya bagi yang
melaksanakan umrah dan haji tamattu’ setelah selesai melaksanakan
thawaf dan sa’i

Sedangkan wajib haji adalah

a. Ihram dari Miqat


b. Wuquf sampai terbenam matahari
c. Bermalam di Muzdalifah
d. Melempar jamarat
e. Mabit di Mina
f. Thawaf Wada’

Sunnah – sunnah haji

a. Mandi dan mengenakan wewangian untuk berihram


b. Megenakan dua helai kain putih
c. Membaca talbiyah sejak mulai berihram hingga melempar jumrah
aqabah
d. Thawaf qudum bagi yang melaksanakan haji ifrad dan qiran
e. Mempercepat langkah pada tiga putaran pertama pada thawaf qudum
f. Idhtiba’ p​ ada thawaf qudum, yaitu menempatkan bagian tengah kain
ihram dibawah ketiak kanan dan kedua ujungnya ditempatkan di
pundak kiri.
g. Bermalam di Mina pada malam Arafah
h. Mencium Hajar Aswad
i. Menjamak taqdim Maghrib dan Isyak di Muzdalifah
j. Wukuf di Muzdalifah di Masy’aril Haram dari fajar hingga terbitnya
matahari jika memungkinkan. Jika tidak, boleh wukuf dimana saja di
Muzdalifah karena seluruhnya wilayah Muzdalifah adalah tempat
wukuf.

5. Macam – Macam Haji


Ada tiga macam cara pelaksanaan haji yaitu:
a. Tammattu’ : mengerjakan umroh lebih dahulu pada bulan haji,
kemudian mengerjakan haji pada musim itu juga
b. Ifrad : Mengerjakan haji terlebih dahulu baru umroh
c. Qiran : menerjakan haji dan umrah dengan satu niat ihram dari miqat
Bagi yang mengambil haji tamattu’ dan Qiran di wajibkan
membayar hadyu atau dam yaitu dengan menyembelih pada hari
nahar satu ekor kambing untuk satu orang atau satu ekor unta untuk
tujuh orang sedangkan haji ifrad tidak membayar hadyu

6. Tata cara haji


Amalan – amalan haji dimulai dari hari kedelapan hingga penghujung
hari ketigabelas, berikut penjelasannya berdasarkan urutan hari:
a. Tanggal 8 dzulhijah (hari Tarwiyah)
1) Pada hari ini calon haji di anjurkan berihram untuk haji sebelum
zuhur, dan berihram dari tempatnya berada dimakah ataupun mina
2) Berangkat menuju mina, sholat Zhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan
subuh pada hari berikunya disana. Sholat dilakukan pada
waktunya yang empat rakaat diqashar menjadi dua rakaat.

b. Tanggal 9 dzulhijah (hari arafah)


1) Sambil membaca talbiyah. Sunnahnya jamaah haji bergerak
menuju Namirah dan berada disana hingga matahari bergeser
kebarat, dan setelah memasuki waktu zhuhur imam atau wakilnya
menyampaikan khutbah.
2) Setelah itu zhuhur dan ashar disana secara jamak taqdim dengan
diqashar. Pada hari ini jamaah haji dianjurkan untuk menghadap
kiblat, banyak banyak berdoa dan bersungguh – sungguh saat
berdoa.
3) Setelah matahari terbenam, jamaah haji meninggalkan arafah
menuju Muzdalifah. Tidak boleh meninggalkan arafah sebelum
matahari terbanam. Apabila ada jamaah haji yang meninggalkan
Arafah sebelum matahari terbenam, harus kembali lagi ke Arafah
meski pada malam hari, jika tidak harus membayar ​dam ;​ seekor
kambing, sepertujuh unta atau sepertujuh sapi.

10

c. Tanggal 10 dzulhijah (menuju muzdalifah dan bermalam


disana)
1) Jamaah haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah setelah
matahari terbenam
2) Setelah tiba di Muzdalifah, jamaah haji lebih dulu mengerjakan
shalat Maghrib dan Isya secara jamak dan qasar ( yang diqashar
shalat Isya ) sebelum menurunkan barang-barang bawaan.
3) Wajib bermlaam di Muzdalifah pada malam ini, shalat Subuh
disana lebih awal, dan tidak meninggalkan Muzdalifah sebelum
fajar kecuali jika ada udzur.
4) Seusai shalat Subuh, jamaah haji dianjurkan untuk datang ke
Mas’yaril Haram, menghadap kiblat, memperbanyak dzikir,
takbir, dan doa dengan mengangkat kedua tangan.
5) Setelah jamaah haji meninggalkan Muzdalifah, dianjurkan
memungut tujuh butir batu kecil untuk melempar jumrah pada
hari pertama saja.

d. Tanggal 10 dzulhijah (hari ,ID)


Shalat Subuh setelah itu fokus berdzikir dan berdoa hingga
menjelang matahari terbit. Jamaah haji meninggalkan Muzdalifah
sesaat sebelum matahari terbit menuju Mina, setelah tiba di Mina,
jamaah haji bergerak menuju jumrah aqbah. Jumrah aqbah adalah
jumrah terakhir dari arah Mina dan jumrah pertama dari arah Mekah.
Catatan hal yang harus diperhatikan :
1) Tidak boleh menyakiti saudara sesama pelaksana ibadah haji
saat melempar jumrah dan menjalakan syiar-syiar haji lainnya.
2) Jamaah haji harus memastikan batu kerikil yang ia lempar jatuh
ke tempat lubang melempar jumrah.
3) Harus menghindari sikap berlebihan dalam melempar jumrah
4) Jika ada yang melempar seluruh batu kerikil sekaligus, hanya
dihitung satu lemparan.
11
5) Jamaah haji laki – laki mencukur atau memendekkan rambut.
6) Setelah itu turun ke Mekkah kemudian melaksanakan thawaf
ifadhah. Waktu thawaf dimulai setelah terbit fajar pada hari ‘Id.
7) Setelah thawaf ifadhah, pelaksana haji tamattu’ harus sa’i
diantara Shafa dan Marwa. Untuk pelaksana haji ifrad dan qiran
; apabila sudah mengerjakan sa’i setelah thawaf qudum,
keduanya tidak diwajibkan sa’i setelah thawaf ifadhah.
e. Tanggal 11 dzulhijah
Tata cara melempar jumrah dimulai dari jumrah ula ; melempar tujuh
batu kerikil secara berurutan, bertakbir setiap kali lemparan dan batu
harus jatuh di lubang tempat melempar jumrah. Setelah itu mundur
sedikit, lalu berdoa kepada Allah sambil mengangkat kedua tangan.
Setelah itu jumrah wustha ; melempar tujuh kali batu kerikil seperti
jumrah ula lalu berdoa setelahnya sambil mengangkat kedua tangan.
Berikutnya jumrah aqabah ; melempar tujuh kali batu kerikil, namun
setelahnya tidak berdoa.
f. Tanggal 12 dzulhijah
Jamaah haji wajib bermalam di Mina pada malam keduabelas.
Setelah matahari bergeser ke barat, jamaah haji melemparkan tiga
jumrah seperti pada hari kesebelas.
Apabila ingin segera meninggalkan Mina pada hari ini, ia melempar
jumrah kemudian setelah itu meninggalkan Mina sebelum matahari
terbenam. Apabila matahari sudah terbenam sementara ia masih
berada di Mina, ia wajib bermalam dan melempar jumrah pada hari
ketigabelas.
g. Tanggal 13 dzulhijah
Setelah matahari bergeser pada hari ketigabelas, jamaah haji
melempar tiga jumrah dengan tata cara yang sudah disebutkan
sebelumnya pada hari kesebelas. Melempar jumrah berakhir
beriiringan dengan terbenamnya matahari pada hari ini.
12
Menunda pelemparan jumrah
Misalkan diantara jamaah haji ada yang menunda melempar jumrah
hingga hari berikutnya, hukumnya boleh. Dan jika ia menunda
hingga hari terakhir, hukumnya boleh, karena hari-hari tasyrid
semuanya merupakan waktu untuk melempar jumrah.
Tata cara melemparkan jumrah bagi yang menunda
Dimalai dari melempar jumrah pada hari pertama. Setelah itu
menyelesaikan jumrah shughra, kemudian melempar jumrah untuk
hari berikutnya, dan seterusnya. Melempar jumrah ini hanya
dilakukan setelah matahari bergeser ke barat.
Thawaf Wada’
Apabila jamaah haji hendak meninggalkan Mekah, ia harus thawaf
wada’. Thawaf wada’ termasuk salah satu kewajiban haji. Setelah
thawaf wada’ tidak ada sa’i. Thawaf wada’ gugur bagi wanita yang
sedang haid dan nifas.
Menunda thawaf ifadhah hingga thawaf wada’
Misalkan jamaah haji menunda thawaf ifadhah hingga thawaf wada’
hukumnya boleh, hanya saja menyalahi yang lebih utama. Juga sah
baginya untuk thawaf ifadahah saja tanpa perlu melakukan thawaf
wada’. Dengan syarat harus berniat thawaf ifadhah. Bahkan meski
setelahnya ia melakukan sa’i.

7. Perwakilan Haji
Bagi yang tidak mampu melaksanakan haji atau umrah karena sudah
tua, sakit tanpa adanya harapan sembuh atau lemah fisik yang tidak
memungkinkan untuk berkendara, ia wajib untuk menunjuk seseorang
untuk mewakili haji dan haji ini sah untuknya. Bagi yang mewakili haji
orang lain, disyaratkan dua hal :
1. Syarat-syarat sebelumnya harus dipenuhi
2. Orang yang mewakili haji sudah haji untuk dirinya sendiri. Apabila
seseorang mewakili haji orang lain sementara ia sendiri belum haji,
haji yang ia lakukan tidak sah, menjadi haji untuk dirinya sendiri,
13

dan dinilai sebagai haji wajib untuk dirinya. Dalilnya adalah riwayat
Ibnu Abbas, “ Nabi mendengar seseorang mengucapkan, ‘ Aku
penuhi panggilan-Mu untuk Syubrunah.’ ‘ Siapa Syubrumah?’ tanya
Beliau. ‘Saudaraku atau kerabatku’ kata orang itu. ‘Apakah kau
sudah melaksanakan haji untuk dirimu?’ ‘Tidak’, jawabnya.
‘Laksanakan haji untuk dirimu, kemudian laksanakan haji untuk
Syubrumah’,” perintah Beliau.

C. MENCAPAI HAJI MABRUR


Istilah "haji mabrur" , menurut sebagian ulama berasal dari
َ ُ َ ‫ُﺟ‬ ْ ‫ۡس ٱلۡﺑ ﱠﺮ أَن ﺗُ َﻮﻟﱡ‬
َ ‫ﻟﱠﻲ‬
ِ ‫ۡر ِق َوٱلۡ َﻣﻎ‬
kata​ ​al-birr (​kebaikan​) ‫ۡر ِب‬ ِ ‫ﻮﻫﻜﻢۡ ِﻗﺒَﻞ ٱلۡ َﻣﺶ‬ ُ ‫ﻮا و‬ ِ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan​,...​(Q.S.Al-Baqarah :177).

Dalam kitab ​Fathul Baarii,​ Syarah Bukhari-Muslim menjelaskan: “Haji


mabrur adalah haji yang maqbul yakni haji yang diterima oleh Allah swt..”

Imam Nawawi dalam ​syarah Muslim:​ “Haji mabrur itu ialah haji yang
tidak dikotori oleh dosa, atau haji yang diterima Allah swt., yang tidak ada
riya, tidak ada sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq.”

Kesimpulannya bahwa yang dimaksud haji mabrur adalah haji yang


diterima dan diridhai oleh Allah swt. karena ibadah hajinya telah dilakukan
dengan baik dan benar serta dengan bekal yang halal, suci dan bersih.
Untuk meraih haji mabrur, ada beberapa kriteria yang harus Anda penuhi,
yaitu
1. Ikhlas.
Seorang hanya mengharap pahala Allah, bukan untuk pamer,
kebanggaan, atau agar dipanggil “pak haji” atau “bu haji” oleh
masyarakat.QS Al-Bayinnah:5“Artinya : Mereka tidak disuruh

14

kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan”


2. Ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dia berhaji sesuai dengan tata cara haji yang dipraktekkan oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi pekara-perkara bid’ah
dalam haji. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Artinya :
Contohlah cara manasik hajiku” [HR Muslim : 1297]
3. Harta untuk berangkat haji adalah harta yang halal.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Artinya : Sesungguhnya
Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali dari yang baik” [HR Muslim
: 1015]
4. Menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan dan penyimpangan
“Artinya : Barangsiapa menetapkan niatnya untuk haji di bulan itu
maka tidak boleh rafats (berkata-kata tidak senonoh), berbuat fasik, dan
berbantah-bantahan pada masa haji..”[Al-Baqarah : 197]
5. Berakhlak baik antar sesama, tawadhu’ dalam bergaul, dan suka
membantu kebutuhan saudara lainnya.
Indikator haji mabrur:
a. Tumbuhnya Kepedulian Sosial Yang Tinggi
b. Tutur Kata Yang santun
c. Peningkatan gairah ibadah yang tinggi

D. HIKMAH HAJI DALAM BERBAGAI ASPEK


1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia,
contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa
manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap
diri kepada Allah Yang Maha Agung.
2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah
tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an
3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap
mental dan akhlak yang mulia.

15

5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia


menjadi umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang
peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan
Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.
7. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat,
biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan.
8. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah,
banyak meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan
pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina
persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.

E. MAKNA SPIRITUAL HAJI BAGI KEHIDUPAN SOSIAL


Ketika melaksanakan ibadah haji, seseorang mestinya menyadari bahwa
haji merupakan sebuah panggilan untuk merendahkan hati di hadapan
Allah. Penghambaan kepada Allah, menolah penghambaan kepada
selain-Nya, jelas termanifestasikan dalam ritual-ritual Haji. Bagaimana
ibadah ini dikombinasikan dengan shalat-shalat dan doa-doa, membuatnya
menjadi ibadah yang mensyaratkan penghambaan kepada Allah dalam
bentuknya yang paling utama.
Haji adalah bentuk kerendahan hati di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
Haji merupakan bentuk penelusuran dan ekspresi terhadap tanda-tanda
Allah dalam bentuknya yang paling dalam. Haji adalah ibadah yang
beragam manusia dari jenis yang berbeda datang bersama-sama untuk
menyatakan pengabdian, penghambaan dan kerendahan hati dihadapan
Allah. Kesucian, kebebasan dari nafsu, keterpisahan dari materi secara
penuh dapat disaksikan di sana.
Mengunjungi rumah Allah (Ka’bah) dengan mengenakan dua helai
16

pakaian sederhana, menunjukkan kemerdekaan mereka dari objek-objek


material dan berusaha untuk melupakan segala sesuatu bahkan anak-anak,
keluarga, dan tanah air mereka. Dan satu-satunya hal yang terlintas dalam
pikiran mereka adalah perkataan “ya” untuk menyambut proklamasi Allah.
Inilah mengapa haji dipandang sebagai salah satu bentuk terpenting dari
penghambaan dan bimbingan spiritual.
17

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji , dapat disimpulkan :


1. Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada
waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’,
semata-mata mencari ridho Allah.
2. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah haji.
Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
3. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.
4. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi syarat,
rukun dan wajib haji atau umroh.
5. Untuk mencapai haji mabrur, harus memimiliki niat ikhlas, menghindari sikap
ria, dan menjalankan ibadah haji sesuai dengan yang diajarkan rasulullah.
6. Hikmah haji adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
meningkatkan kepedulian sosial pada sesama manusia.
18

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2015. ​Panduan Fiqih Ibadah Begambar.​ Solo: Perpustakaan Nasional


Indonesia

Azzam, Abdul Aziz Muhammad; Abdul Wahab. 2009. ​Fiqih Ibadah. ​Jakarta:
Amzah

​ urabaya: Duta
Departemen Agama RI. 2009. ​Al-Qur’an dan Terjemahannya. S
Ilmu

Hamid, Abdul; Beni Ahmad Saebani. 2009. ​Fiqih Ibadah: Refleksi Ketundukan
Hamba Allah kepada al-khalaq perspektif al-quran dan as-Sunnah.
Bandung: Pustaka Setia

http://haji.kemenag.go.id/​ Diakses pada tanggal 15 September 2016 Pukul 19.00


WIB

Anda mungkin juga menyukai