PENDAHULUAN
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsepsi harta dalam islam
Kekayaan dalam bahasa arab di kenal dengan istilah al-ghina yang brarti tidak ada
kebutuhandan dikenal sebagai al-ghaniyu berarti diri cukup, yang merupakan salah satu atribut
Allah SWT, seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT :
Artinya :milik-NYA lahapa yang ada di langitdanapa yang ada di bumi. Dan Allah benarbenarmahakaya, mahaterpuji.
( Q.S Al-Hajj[22]:64 )
Artinya : Dan tuhan mumahakaya, penuh rahmat. Jika Dia menghendaki, Dia akan
memusnahkan kamu dan setelah kamu (musnah) akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki,
sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan golongan lain.
( Q.S. Al-Anam [6]: 133 )
3
Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa kekayaan dalam islam terdiri atas dua elemen
kehidupan ,yaitu
yang bersifat jasmani dan rohani. Sisipertama yang menggambarkan
dimensi yang bersifat material yang di kenalsebagai Mal ( atau dalambentuk jamaknya sebagai
amal ), yang pada dasarnya berarti property, aset, atau harta apapun yang di miliki oleh manusia.
Adapun yang berikutnya menunjuan dimensi rohani, sperti pengetahuan dan kebaikan yang
berada dalam diri mereka sendiri
Secara alamiah,hubungan antara kedua dimensi tersebut sangat erat.Kekayaan merupakan
hasil interaksi antara manusia dan lingkungan, yang meliputisegala yang ada di langit dan di
bumi, seperti flora, fauna, dansebagainya yang dapat mempermudah manusia untuk
mendapatkan kehidupan yang nyaman diduniaini.Dalam tradisi Arab,dimensi pertam aatas
kekayaan adalah mengukur kekayaan dengan banyaknya unta yang dimiliki. Meskipun demikian,
tidak berarti kekayaan hanya di ukur dari banyaknya binatang yang di miliki, tapi bias dalam
berbagai bentuk.Saat ini banyak orang yang memiliki berbagai bentuk property, mungkin pula
dalam bentuk uang tunai, saham, surat berharga, tanah, rumah, dan barang lainnya. Seperti dalam
firman Allah SWT:
Artinya : Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukan apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan) mu dan menyempurnakan nikmatNYA untuk mu llahir dan batin . tetapi di antaramanusiaada yang membantahtentang
(keesaan) Allah tanpailmuataupetunjukdantanpakitab yang memberipenerangan.
(Q.S.Luqman [31]:20)
Saat ini banya orang mengganggap bahwa kekayaan merupakan segala sesuatu dalam
hidup ini dan seakan-akan hidup mereka diatur oleh harta. Mereka bersedia melakukan segala
hal hanya untuk mencari kekayaan dan mereka khawatir apabila kekayaan yang telah
dikumpulkan akan hilang dari tangn mereka. Akibatnya, kekeayaan mereka secara bertahap dan
tanpa disadarinya dirasakan sebagai salah satu yang paling dicintai. Pada tahap ini, orang pada
akhirnya menjadi pelayan harta dan ia menjadi serrakah dan kikir seperti yang terjadi pada
Qarun. Tidak diragukan lagi, kekayaan ini tidak memberikan kebahagiaan kepada umat manusia.
Islam mengatur masalah harta dan pertukarnya, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
tukar-menukar harta, termasuk didalamnnya tentang jual beli (bai), sewa menyewa (ijarah),
utang piutang, dan hal lainnya yang berhubungan dengan muamalat. Dalam islam harta
mempunyai nilai yang tinggi. Dua rukun islam, yaitu kewajiban zakat dan haji mengharuskan
seorang untuk mempuyai harta sebab tanpa harta yang cukup, dua kewajiban tersebut tidak akan
dapat terlaksana. Akan tetapi, Al-Quran memandang harta dengan pandangan yang realistis,
yaitu harta hanya sebagai perhiasan hidup. Terminology ini memyebabkan seorang muslim
memandang bahwa harta tersebut perlu dalam hidup ini, tetapi bukan berarti hidup ini hanya
untuk mencari harta yang bersifat tidak abadi. Apabila hidup ini hanya untuk mencari harta,
manusia tidak akan pernah puas sebab dalam diri manusia terdapat sifat yang ingin selalu lebih
dalam segala hal.
Ada tiga konsep dasar yang perlu dipahami dalam masalah harta ditinjau dalam kerangka
islam. Ketiga hal inilah yang membedakannya dengan konsep harta menurut perspektif
konvensional.
Artinya :
Milik allah lah apa yang ada di langit dam apa yang ada dibumi. Jika kamu menyatakan apa
yang ada di dlam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya allah akan memperhitunhkan
( tentang perbuatan kamu) bagimu. Dia menghampuni siapa yang di kehendaki dan memgazab
siapa yang dia kehendaki. Allah mahakuasa atas segala sesuatu.
(Q.S. Al-Baqarah [2],284)
Uang, harta dan kekayaan bulanlah milik kita karena tidak ada harta ataupun uang yangnakan di
bawa ketika mengjadap ilahi rabbi. Harta hanya lah sebagai amanah yang harus dijaga
5
pemamfaatan nya agar ,mendatangkan kebaikan di dunia dan sekaligus keselamatan dan
kebahagian di akhirat. Hal ini di pertegas dalam hadis nabi.
Tidak ada sedikitpun di antara yang kamu punya( yakni harta dan penghasilan) bener bener
jadi milikmu, kecuali yang kamu makan, dan, kamu gunakan habis yang kamu pakai dan kamu
tingalkan, dan yang kamu belanjakan untuk kepentingan sedekah, yang imbalan pahalanya yang
kamu simpan untuk mu.(H.R.Muslim dan Ahmad).
Islam mengangap harta sebagai anugrah dari Allah SWT. As-sibai berpendapat bahwa islam
tidak membenarkan kemiskinan , dengan mengacu sabda nabi Muammad SAW. krmiskinan
hampir hampir mendekatkan orang kepada pengingkaran terhadap islam (kekufuran). Nabi juga
bisa berdoa: ya allah, lindungilah dan tolonglah saya umtuk menghindari ketidak mampuan
dan kemasalahan, kwtentuan dan ketamakan.
Lindungilah dan tolongalah saya untuk menghindari kemiskinan, kekufurann dan prilaku yang
salah. yaAllah, saya berharap kiranya Engkau mamberi petunjuk kepada saya ke jalam-Mu,
memberikan rasa cinta dan takut terhadap-Mu, membuat saya puas dengan apa yang engkau
berikan kepada saya, dan berikan kepada saya kecukupan.
As-ShibaI memberikan komentar terhadap bagian terakhir doa nabi tersebut bahwa ia
menunjukkan sikap positive terhadap harta dan bukan sekedar sikap negative terhadap
kemiskinan. Meskipun ketamakan merupakan kejahatan, pemborosan pun termasuk kejahatan.
Orang mukmin dalam Al-Quran dilukiskan sebagai salah satu diantara orang-orang yang ketika
membelanjakan harta yang tidak berlebih-lebihan dan tidak menimbulkan keburukan, tetapi
(mempertahankan) keseimbangan yang adil di antara sikap-sikap (yang ekstrem) tersebut.
Nabi pernah bersabda, Tuhan senang dengan hamba-Nya yang menunjukkan tandatanda atas nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dalah kehidupannya (dalam pengertian
pemilikan dan pembelanjaannya). Akan tetapi dalam pembelanjaan untuk bersedekah,
meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dan menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam, konsep
berlebih-lebihan tersebut tidak berlaku. Tidak ada pembatasan jumlah pembelanjaan dalam jenis
ini dan setiap pembelanjaan untuk keperluan tersebut akan mendapatkan imbala (pahala) dari
Allah SWT.
Dalam konsep dasar ini, setiap Muslim menyadari bahwa harta yang dimiliki bukanlah
mutlak kepemilikannya, melainkan sekedar titipan. Oleh karena itu, dalam penggunaan harta
tersebut harus mampu memberikan kemaslahatan tidak hanya bagi diri dan keluarganya, tetapi
juga bagi masyarakat sekitar. Yang dicari oleh seorang Muslim adalah keberkahan dalam
hartanya.
2.
Dari sudut pandang Islam, pertanggungjawaban seseorang atas harta yang pernah
dimiliki dilihat dari dua sudut. Pertama, dari mana dan bagaimana dia mendapatkannya.
Kedua, ke mana dan bagaimana ia mempergunakannya. Oleh karena itu, cara mendapankan dan
mengelolanya pun harus sesua dengan prinsip-prinsip syariah agar kita mampu melakukan
pertanggungjawaban kelak di akhirat atas harta yang dititipkan tersebut. Harta yang diperoleh
oleh seorang Muslim harus bersumber dari
Sesuatu yang halal sebab seorang Muslim tidak akan mau memberikan pendapatan dari harta
yang haram kepada keluarganya
Selanjutnya, pengelolaan dan penggunaan harta harus sesuai dengan aturan syariat.
Seorang muslim tidak akan mau mempergunakan hartanya untuk keperluan di jalan maksiat atau
menimbulkan kemudharatan bagi pihak lain
Semangat Islam dan kaitannya dengan harta dan pembelanjaannya dijelaskan dalam
sabda Nabi Muhammad SAW. bertanya kepada para sahabatnya Kepada siapakah diantara
kamu yang milik ahli warisnya lebih berharga daripada miliknya sendiri? Mereka
menjawab,Setiap orang menganggap harta miliknya sendiri lebih berharga daripada milik ahli
warisnya, kemudian, Nabi bersabda, Hartamu adalah apa yang kamu pergunakan dan harta
ahli warismu adalah yang tidak kamu pergunakan.
3.
Menata dan merencanakan keuangan tidak terbatas hanya untuk kebutuhan duniawi
Kehidupan manusia yang sesungguhnya bukanlah kehidupan di dunia.
Kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan kelak di akhirat. Kehidupan di akhirat sangat
ditentuakn oleh cara kita menjalani kehudupan selama di dunia. Oleh karena itu, pengelolaan
harta tidak hanya untuk keperluan konsumsi didunia, tetapi juga konsumsi bagi kehidupan kelak
di akhirat. Konsimsi bagi kehidupan di akhirat merupakan pengeluaran atas barang-barang yang
dioergunakan dalam membantu keperluan bagi perjuangan agama Allah (fi sabilillah), membantu
fakir miskin dan berbagai kegiatan social laiinya yang didasarkan pada niat yang ikhlas.
Artinya
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (dijalan Allah)
sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka
orang-orang yang briman di antara kamu dan meninfakkan (hartanya di jalan Allah) memprolh
pahala yang besar
(Q.S Al-Hadid (57):7)
Artinya
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartaya di jalan allah seperti sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai,pada setiap tangkai ada seratus biji.allah melipatgandakan bagi
siapayang dia khndaki,dan allah maha luas maha mengetahui.
[Q.S.AL-Baqorah:[2]261}
Artinya:
Dan carilah (pahala) negri akhirat dengan apa yang telah di anugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan brbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu brbuat
kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
(Q.S Al-Qasas; [28];77)
10
Pemanfaatan kekayaan yang ada di dunia ini merupakan anugrah dari Allah SWT.
Bagi kemakmuran dan kemaslatan umat. Oleh karna itu kekayaan yang dimiliki harus
dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan hidup manusia . Islam menentang sikap hidup
masyarakat yang hanya menumpuk harta, menelantarkan sumber ekonomi dan
kekayaan alam tanpa berusaha untuk dimanfaatkan didiriwayatkan bahwa nabi SAW
mengatakan bahwa orang yang menguasai tanah yang tidak bertuan tidak lagi
berhak atas tanah itu jika setelah tiga tahun menguasinya, ia tidak melangar nya
dengan baik.
Ajaran mengenai hak milik telah dijalan kan pada masa pemerintahan khalifah
umar, yang mengabulkan kembali beberapa bidang tanah yang telah di berikan oleh
nabi.
Makna pemanfaatan produktif dari kekayaan yang dimiliki adalah agar
perekonomian dapat bergerak. Apabila suatu kekayaan hanya di timpuk dan tidak
berusaha untuk di manfaatkan suatu perekonomian tidak akan bergerak. Islam
menyadari hal ini sehinga menyusun ketentuan syarat bahwa seluruh kekayaan harus
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
11
2.
Artinya:
Wahai orang orang yang beriman jangan lah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil(tidak benar). Kecuali dengan perdangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan jangan lah kamu membunuh
dirimu sunguh allah maha penyayang kepadamu.
(Q.S. AN-Nisa [4],29)
Semua tindakan untuk memperoleh harta benda dengan cara cara melangar hukum
dilarang. Mendapatkan harta benda atau barang dengang dengan curang termaksut
perbuatan yang dilarang. Demikian pula, apa bila mendapatkan hak milik melalui
keputusan pengadilan dengan cara yang tercela seperti penyuapan dan kesakaian
palsu merupakan perbuatan melangar hukum.
12
Artinya:
Dan orang orang tidak mengetahui berkata , mengapa allah tidak berbicara
denfan kita atau datang tanda tanda (kekuasanya) kepada kita?. Demikian pula
orang orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati
mereka serupa sesunguhnya telah kami jelaskan tanda tanda( kekuasan kami) kepada
orang orang yang yakin.
(Q.S. AL-Baqarah [2],118)
Karna masyarakat cenderung bergerak ke arah materialisme. Banyak yang berpaling pada cara
cara penipuan, monopoli, dan riba untuk menambah kekayaan. Syariat memberikan kekuasan
penuh pada negara untuk menghukum kegiatan kegiatan yang tidak jujur.
Penimbunan atau monopoli harta karena tindakan ini menyebabkan keluarnya kekayaan
dari peredaran dan menjadikan pemilik dan orang lain dalam masyarakat tidak dapat
memanfaatkan kekayaan itu.
6. Penggunaan Berimbang.
Setiap orang harus menggunakan harta yang dimiliki secara berimbang, yaitu
jangan boros ataupun kikir.
13
Artinya: dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan suatu
apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri, (yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain
berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah Allah kepadanya. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan (Q.S.An-Nisa(4);3637)
8. Kepentingan kehidupan.
14
Karena pesoalan pengawasan dan pembagian harta tidak timbul setelah kematian
pemiliknya, kepentingan merekan yang masih hidup haus terjamin dengan mempraktikan hokum
waris Islam. Ciri khas konsep harta Islami terletak pada perintah etika dan moral mengenai hal
itu, dengan perintah memberikan kesempatan bagi Negara Muslim untuk mengatur konsep hak
milik pribadi. Dalam agama Islam terkandung asas-asas yang jika dipahami dan diterapkan
dengan baik dapat menjadi pemecah terbaik bagi keburukan kapitalisme ataupun pemecahan
terbaik bagi keburukan komunisme serta menjamin kebahagiaan dan harta, ketertiban, dan
keadilan.
Menurut Syekh Taqiyuddin An-Nabhani (Rivai dan Buchari, 2009), ada tiga macam
kepemilikan, yaitu sebagai berikut :
a. Kepemilikan Individu (milkiyah fardhiah)
Kepemilikan individu yaitu izin syariat kepada individu untuk memanfaatkan suatu
1)
2)
3)
4)
5)
Kedua bentuk pemanfaatan harta tersebut, baik dengan cara dikembangkan maupun
didayagunakan bertujuan untuk mencapai falah dan keberkahan yang maksimal serta dapat
memberikan kemaslahatan bagi pihak lain. Rukun Islam, yaitu kewajiban berzakat dan berhaji
menuntut manusia beriman untuk memiliki harta yang mencukupi agar dapat melaksanakan dua
kewajiban tersebut. Hal ini menandakan manusia beriman dituntut untuk menjadi manusia yang
16
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Teori Harta
17
Harta merupakan komponen pokok dalam kehidupan manusia, unsur dlaruri yang tidak bisa
ditinggalkan begitu saja. Dengan harta, manusia bisa memenuhi kebutuhannya, baik yang
bersifat materi ataupun immateri.
2.
Teori Kepemilikan
Hak milik (kepemilikan) adalah hubungan antara manusia dengan harta yang ditetapkan syara',
dimana manusia memiliki kewenangan khusus untuk melakukan transaksi terhadap harta
tersebut, sepanjang tidak ditemukan hal yang melarangnya. Kepemilikan adalah sesuatu yang
dimiliki oleh manusia, baik berupa harta benda (dzat) atau nilai manfaat.
3.
Harta dinamakan al-mal mengingat semua o.rang, siapa, kapan dan dimanapun pada dasarnya
adalah condong, senang, mau dan cinta pada harta khususnya uang. Menurut istilah syari harta
diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut hukum
syara (hukum Islam) seperti jual-beli, pinjaman, konsumsi dan hibah atau pemberian.
4.
Kepemilikan harta dalam Islam dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : kepemilikan individu,
kepemilikan umum dan kepemilikan Negara.
5.
Maqashid syariah atau memelihara harta dalam kepemilikan harta adalah sebagai berikut :
Hak milik individu, dalam mendapatkannya harus sesuai dengan syariat Islam yaitu dengan
cara bekerja ataupun warisan dan tidak boleh memakan harta orang lain dengan cara yang bathil
atau memakan hasil riba. Menggunakannya pun harus sesuai dengan syariat Islam, tidak
digunakan untuk hal-hal yang dilarang oleh agama dan tidak digunakan untuk hal-hal yang
bersifat mubazir atau pemborosan. Selain itu, harus mengeluarkan zakat dan infaq guna
membersihkan harta sesuai dengan harta yang dimiliki.
Hak milik sosial ataupun umum, karena kepemilikan benda-benda ini secara umum (air,
rumput dan api) yang merupakan sumber daya alam manusia yang tidak dapat dimiliki
perorangan kecuali dalam keadaan tertentu, maka cara menjaganya harus dilestarikan dan tidak
digunakan dengan semena-mena. Misalnya, air sungai dijaga kejernihanya dengan cara tidak
membuang sampah atau limbah ke sungai. Hutan dijaga kelestarian tumbuhannya, tidak boleh
ada penebangan liar.
Hak milik Negara, pada dasarnya kekayaan Negara merupakan kekayaan umum, namun
pemerintah diamanahkan untuk mengelolanya dengan baik. Dengan begitu suatu Negara dituntut
mengelola kekayaan Negara dengan cara menjaga dan mengelola sumber daya alam dan sumber
pendapatan Negara jangan sampai diambil alih oleh Negara lain dan tidak boleh digunakan untuk
18
kepentingan pribadi (korupsi). Dan hasilnya digunakan untuk kepentingan umum juga, seperti
penyelenggaraan pendidikan, regenerasi moral, membangun sarana dan prasarana umum, dan
menyejahterakan masyarakat.
6.
1)
manqul adalah harta yang memungkinkan untuk dipindah, ditransfer dari suatu tempat ke tempat
lainnya, baik bentu fisiknya (dzat atau 'ain) berubah atau tidak, dengan adanya perpindahan
tersebut, sedangkan 'iqar adalah sebaliknya, harta yang tidak bisa dipindah dari satu tempat ke
tempat lainnya, seperti tanah dan bangunan.
3)
Al maal al mitsli adalah harta yang terdapat padanannya dipasaran, tanpa adaya perbedaan atas
bentuk fisik atau bagian-bagiannya, atau kesatuannya, sedangkan Al maal al qimi adalah harta
yang tidak terdapat padanannya di pasaran, atau terdapat padanannya, akan tetapi nilai tiap
satuannya berbeda, seperti domba, tanah, kayu, dan lainnya.
4)
Al maal al istikhlaki adalah harta yang tidak mungkin bisa dimanfaatkan kecuali dengan merusak
bentuk fisik harta tersebut, seperti aneka warna makanan dan minuman, kayu bakar, BBM, uang,
dan lainnya. Sedangkan Al maal al isti'mali adalah harta yang mungkin untuk bisa dimanfaatkan
tanpa harus merusak bentuk fisiknya.
B.
Saran dan masukan melalui diskusi mengenai makalah ini sangat membantu penulis untuk
melengkapi kekurangan-kekurangan dalam materi ini, karena penulis akui dalam penulisan
makalah ini adanya keterbatasan literatur yang ditemui.
19
20