Home »
Khutbah Jum'at
» Khutbah Jum’at: Etos Kerja Dan Keikhlasan Dalam
Islam
PUBLISHED: 17.11
| FOLLOW
@USERNAME | JOIN US ON
FACEBOOK
Dan Katakanlah:
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu
kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105)
Dalam
ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyatakan,
ُثَّم ٤٠
َو َأَّن َسۡع َي ۥُه َسۡو َف ُيَر ٰى٣٩ َو َأن
َّلۡي َس ِلِإۡل نَٰس ِن ِإاَّل َم ا َسَعٰى
٤١
ُيۡج َز ٰى ُه ٱۡل َج َز ٓاَء ٱَأۡلۡو َفٰى
Karena
pembalasan itu baru akan terketahui secara pasti di akhirat
kelak, Islam
memberikan alat yang mudah untuk mengukur rasa
keberartian kita dalam bekerja.
Yaitu dengan mengembalikan
penilaian pekerjaan itu pertama kali kepada niat
kita. Dalam hadits
Umar, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menjelaskan,
“Sesungguhnya segala pekerjaan itu tergantung niatnya.”
Sementara secara praktik, tentu pekerjaan yang dimaksud adalah
pekerjaan yang
halal.
Karena
itu, dalam hadits yang lain dari Aisyah Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam mengatakan, “Barangsiapa melakukan
perbuatan yang tidak sesuai
dengan ajaranku maka akan ditolak.”
Tidak
berlebihan bila sebagian ulama mengatakan, bahwa dua
hadits itulah inti dari
ajaran agama. Hadits Umar merupakan alat
ukur pekerjaan secara bathin. Sedang
hadits Aisyah merupakan alat
ukur pekerjaan secara lahir.
Kedua,
prinsip kemudahan. Maksudnya, bahwa
setiap orang akan
dimudahkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan potensi,
bakat, kecenderungan dan juga apa yang ia geluti dari waktu ke
waktu hingga
menjadi sebuah keahlian. Inilah yang dimaksud
dengan firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala,
Prinsip
ini merupakan landasan untuk melahirkan
apa yang disebut
dengan kesadaran keahlian atau kesadaran professional.
Artinya,
setiap orang pada dasarnya memiliki bahan atau potensi di dalam
diri
yang membuat dia bisa bekerja dan menekuni profesi atau
keahlian tertentu.
Kesadaran professional itulah yang disebut
dengan itqan dan ihsan dalam Islam.
Artinya seseorang bekerja
dengan keahlian yang maksimal dengan kualitas yang
maksimal.
Karena
itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan derajat yang
berbeda antara
satu orang dengan orang lain sesuai dengan kadar
pekerjaannya. Inilah
konsekuensi dari prinsip kemudahan itu, di
mana ada orang yang sungguh-sungguh,
dan ada yang kurang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
١٣٢ ت
ِّم َّم ا َعِم ُلوْۚا َو َم ا َر ُّبَك ِبَٰغ ِفٍل َعَّم ا َيۡع َم ُلوَنٞ َو ِلُكّٖل َدَر َٰج
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad,
ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
·
Akan diampuni dosa-dosanya oleh
Allah Subhanahu Wa
Ta’ala
· Dihapuskan dosa-dosa
tertentu yang tidak dapat
dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah.
َال
ُتَكِّفُر َها الَّص الُة َو َال الِّص يَاُم َو َال اْلَحُج َو َال،ِإَّن ِم َن الُّذُنْو ِب َلُذُنْو ًبا
َقاَل
َو َم ا ُتَكِّفُر َها َيا َر ُسْو َل ِهللا؟ قَاَل اْلُه ُم ْو ُم ِفْي َطَلِب
اْلَم ِع ْيَشِة،اْلُعْم َر ُة
()رواه
الطبراني
·
Mendapatkan cinta Allah Subhanahu
Wa Ta’ala
·
Terhindar dari azab neraka
·
Bekerja mencari nafkah digolongkan
dalam fi sabililah
Etika Bekerja
Dalam Islam
1. Bekerja
dengan ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
2. Itqon,
tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja.
3. Jujur dan
amanah.
4. Menjaga
etika sebagai seorang muslim.
5. Tidak
melanggar prinsip-prinsip syariah.
۞َٰٓيَأُّيَه ا ٱَّلِذيَن
َء اَم ُنٓو ْا َأِط يُعوْا ٱَهَّلل َو َأِط يُعوْا ٱلَّر ُسوَل َو اَل ُتۡب ِط ُلٓو ْا
َأۡع َٰم َلُكۡم
٣٣
6. Menghindari
syubhat
7. Menjaga
ukhuwah Islamiyah.
Aspek lain
yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah
ukhuwah islamiyah antara
sesama muslim. Jangan sampai dalam
bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan
di tengah-tengah
kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
sendiri
mengemukakan tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak
merusak
ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Beliau
mengemukakan,
Ranjau-Ranjau
Berbahaya Dalam Dunia Kerja
1.Hasad
(Dengki)
َقاَل ِإَّياُكْم َو اْلَحَسَد َفِإَّن َعْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى
ُهَّللا َعَلْيِه َو َسَّلَم
َقاَل اْلُعْش َب )رواه أبو اْلَحَسَد
َيْأُكُل اْلَحَسَناِت َكَم ا َتْأُكُل الَّناُر اْلَح َطَب َأْو
(داود
2.Saling
bermusuhan
4. Sombong
5. Namimah
(mengadu domba)
Related Posts
Labels:
Khutbah Jum'at
0 Comments
Add a comment...
0
comments:
Posting Komentar
Logout
Publikasikan
P blik ik Pratinjau
P ti j Beri tahu saya
KEPALA KANTOR
POPULAR POSTS
Wali Nikah: Macam-Macam Wali dan Syarat-
syaratnya
PROSEDUR REGULASI
RENUNGAN VIDEO
ZONA INTEGRITAS
LINK