Anda di halaman 1dari 7

ETOS KERJA DAN KOMPETISI DALAM KEBAIKAN

KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK :
 AGUNG FIRMANDA
 BIMA SATRIYO NUGROHO
 DEDE KASTAMI
 DEWI ARIMBI
 DIANS SUPINAH
 MIA KOMALA SARI
 NABILLA VIRGIANI
 NURCAHNA SUPINAH
 SITI NURJANAH
KELAS XII AKL
A. Berkompetisi dalam kebaikan

Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan berbangsa-bangsa, berbeda warna kulit, dan
beragam suku-sukunya. Perbedaan itu jangan sampai menjadi sebab untuk saling menyalahkan,
menindas, dan merendahkan satu sama lainnya. Berdasarkan perbedaan tersebut, Allah
memerintahkan hambanya untuk saling berlomba-lomba dalam meraih kebaikan, sesuai dengan
kadar kemampuan dan potensinya masing-masing.

Dalil berlomba-lomba dalam kebaikan ini tergambar dalam firman Allah SWT surat Al Maidah
ayat 48. "Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau
Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat [saja], tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (QS. Al-Māidah: 48).
Selain itu, berkompetisi dalam kebaikan juga tergambar dalam firman Allah di Surat Al-Baqarah
ayat 148. "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan
kamu semuanya (pada hari kiamat). Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Al-
Baqarah ayat 148). Rasulullah SAW pun mendorong umatnya untuk selalu berlomba dalam
kebaikan seperti yang dituliskan HR. Muslim. “Bersegeralah melakukan amal-amal saleh
(kebajikan). (Sebab) sebuah fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang
yang paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa jadi mu’min,
paginya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan harga dunia.” Setidaknya terdapat dua
alasan kenapa umat Islam harus berlomba-lomba melakukan kebaikan.
Pertama, tidak ada yang tahu kesempatan hidup manusia. Seorang muslim harus memanfaatkan
waktunya sebaik mungkin untuk melakukan kebaikan. Kematian bisa saja datang secara tiba-tiba
tanpa diketahui waktu pastinya. Karena itulah, kesempatan berbuat kebaikan jangan sampai
ditunda-tunda dan diakhirkan. Kedua, ketika terjadi kompetisi dalam kebaikan, maka satu sama
lain akan saling termotivasi sehingga membentuk suatu lingkungan Islami yang kondusif.
Lingkungan yang kondusif akan menjadikan kebaikan tersebut sebagai kebiasaan baik yang
konsisten dilakukan. Tentang berkompetisi dalam kebaikan ini, Allah SWT berfirman: “Jika
kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (QS. Al-Isra:7)
B. Etos kerja yang tinggi
Bekerja adalah kegiatan penting yang harus dilakukan semua manusia. Dalam Islam, orang yang
bekerja dengan etos tinggi memperoleh pahala dan berkah di sisi Allah SWT Hal ini tergambar
dalam firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 105: “Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka
Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu
akan dikembalikan kepada [Allah] yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,” (QS. At-Taubah [9]: 105).
Dalam ayat lain, Allah berfirman tentang sikap terpuji dalam agama Islam ini: Maka apabila
engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (asy-Syarh: 7-8) Memiliki etos kerja tinggi adalah
salah satu akhlak mulia seorang muslim pada dirinya sendiri. Etos kerja yang tinggi, serta tidak
berpangku tangan pada orang lain adalah teladan dari Rasulullah SAW, sebagaimana sabda
beliau: "Barangsiapa yang pada waktu sore merasa lelah karena pekerjaan kedua tangannya
[bekerja keras] maka pada saat itu dosanya diampuni,” (H.R. Thabrani). Di hadis yang lain,
beliau juga bersabda: “Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil usahanya
sendiri," (H.R. Bukhari). Demikian 3 sikap terpuji dalam Islam yang sebaiknya kita amalkan,
yaitu perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang tinggi.
Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan atau
setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah
sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi,
pemimpin, atau yang lainnya.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-
Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang
disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik
pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin
keluarga. Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan
pemimpin.

‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوَأ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَِإ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ ِإلَى هَّللا ِ َوال َّرسُو ِل ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ ِ‫تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر ۚ ٰ َذل‬
‫ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ تَْأ ِوي ًل‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa/4: 59)
Contoh penerapan etos kerja

Tidak hanya integritas saja, tapi etos kerja juga dapat mempengaruhi kinerja kita di kantor.

Bahkan, kalau bisa datanglah ke kantor beberapa menit sebelum waktu absen. Hal itu untuk

menghindari rasa terburu-buru sebelum bekerja. Jadi, kamu bisa merasa lebih rileks sebelum

mulai bekerja.

1. Minimalisir distraksi saat bekerja

Salah satu tantangan terbesar saat bekerja di kantor adalah banyaknya gangguan di sekitar kita.

Misalnya, rekan kerja yang selalu mengajak ngobrol hingga keasyikan

menggunakan smartphone. Nah, untuk menunjukkan bahwa kamu adalah seorang karyawan

yang disiplin dan memiliki etos kerja yang baik, maka selalu hindari distraksi tersebut. Saat

distraksi mampu dikurangi, tentunya kamu akan lebih mudah berkonsentrasi saat bekerja. Jadi,

pekerjaan pun bisa diselesaikan tepat waktu.

2. Selalu teratur dalam bekerja

kerja selanjutnya yang bisa diterapkan saat di kantor adalah dengan selalu menjadi pribadi

Contoh etos yang serba teratur. Menurut Chron, karyawan dengan etos kerja yang tinggi selalu

teratur dalam menjalankan pekerjaannya. Jadi, saat mengerjakan tugasnya tidak akan ada

pekerjaan yang terlewatkan begitu saja. Teratur di sini tidak hanya selalu menata meja kerja atau

mengatur kotak masuk email saja. Namun, juga teratur dalam menentukan prioritas pekerjaan

yang harus segera dikerjakan terlebih dahulu.


3. Percaya pada apa yang sedang dikerjakan

Jika kamu tidak bisa percaya diri saat mengerjakan tugas, tentu saja atasan atau rekan kerjamu

akan ikut meragukan hasil kinerjamu. Itulah mengapa, seseorang yang memiliki etos kerja yang

tinggi tidak akan pernah merasa gentar atau takut salah saat mengerjakan tugasnya. Jadi, sebelum

mulai menyelesaikan tugas sebaiknya tentukan tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu, yakinlah

pada dirimu sendiri bahwa kamu pasti bisa mengerjakannya dengan baik. Karena itu, saat merasa

kesulitan janganlah ragu meminta saran dari rekan kerja lainnya. Namun, apabila nanti memang

hasil kerjanya kurang memuaskan jangan patah semangat karena semua orang pasti pernah

melakukan kesalahan.

4. Selalu tunjukkan rasa hormat

kepada atasan. Akan tetapi, jangan lupa juga untuk selalu menghormati rekan kerja lainnya Bagi

seorang karyawan memang sudah seharusnya untuk selalu menunjukkan rasa hormatnya.

Kata Cleverism, etika adalah hal yang sangat penting dan dihargai di tempat kerja. Itulah

mengapa sifat selalu menjunjung rasa hormat juga diperlukan untuk mendukung etos kerja yang

dimiliki. Dalam menerapkan contoh etos kerja yang satu ini kamu bisa mencoba hal sederhana

misalnya dengan menunjukkan empati di tempat kerja. Selain itu, hindari pula rekan kerja yang

suka menggosip. Hal ini sangat penting agar kamu bisa terhindar dari hal-hal yang negatif dan

bisa berujung terjadinya konflik di kantor.


5. Bersikap jujur

Menjadi seseorang yang jujur adalah salah satu contoh etos kerja untuk kamu terapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Manfaat dari bersikap jujur, menurut Indeed, adalah membantumu untuk

menghasilkan pekerjaan dengan lebih cepat dan kualitas yang baik. Kamu bisa menerapkannya

dengan bersikap jujur ketika memberi feedback, berbagi ide, hingga mengakui kesalahan.

6. Bekerja sama dengan orang lain

Cara lain untuk menunjukkan etos kerja di kantor adalah melalui bekerja sama dengan orang

lain. Hal ini menunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang kooperatif dan bisa

menyingkirkan ego pribadi untuk memberi hasil terbaik dalam pekerjaan.Selain itu, bekerja sama

pun meningkatkan kemampuanmu dalam bersosialisasi, sehingga meningkatkan hubungan

dengan rekan kerja.

7. Mengerjakan apa yang harus dikerjakan

Salah satu bentuk penerapan etos kerja, terutama di kantor, adalah dengan mengerjakan apa yang

harus dikerjakan hingga beres. Meskipun pekerjaan tersebut tidak dalam keahlian atau bukan

kesukaanmu. Misalkan, jika hari ini harus mengerjakan proyek A, B, dan C, maka fokuskan

dirimu untuk mengerjakan proyek-proyek tersebut hingga selesai. Seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, tepat waktu dalam hal menyelesaikan pekerjaan pun adalah salah satu contoh dari

etos kerja.
Sumber – sumber :

https://www.synaoo.com/perilaku-taat-kompetisi-dalam-kebaikan-dan-etos-kerja/

https://www.mikirbae.com/2019/03/perilaku-taat-kompetisi-dalam-kebaikan.html

https://glints.com/id/lowongan/contoh-etos-kerja/#.YuznknZBzIV

Anda mungkin juga menyukai