Anda di halaman 1dari 16

MENINGKATKAN ETOS KERJA BERKUALITAS DAN KEPEDULIAN SOSIAL

ALMIZAN
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: almizan554@gmail.com

Abstract
The theme of research is business management based on Islamic principles. The purpose of this research is to
look at work ethic and social concern. This study is a literature study. The Islamic work ethic is: a). Working
to completion, b). Working with sincerity, c). Working honestly, d). Working with technology, e). Working
with groups, f ). Work hard, g). Working as a service.

Keywords: Quality, Social Concern, Work Ethic

PENDAHULUAN seseorang jika ingin merubah nasib maka harus


Alqur`an sangat menganjurkan kepada bisa menciptakan lapangan usaha sendiri.
manusia untuk bekerja keras dengan motivasi Allah SWT tidak akan merubah nasib, hidup
memperoleh pahala dan pertolongan Allah seseorang atau kelompok jika mereka itulah
dengan petunjuk-Nya yang diberikan dengan yang tak mau merubah sendiri. Terlepas
penekanan bahwa lahan, objek dan cara atau dari takdir yang telah disurati-Nya, manusia
prilaku yang dilakukan adalah dengan cara sebagai khalifah di muka bumi harus bisa
yang baik. Hal ini sesuai dengan Firman Allah memanfaatkan waktu dan kesempatan yang
SWT dalam Alqu`an surat Al`ankabut ayat 69 telah diberikan kepada dirinya. Ada pepatah
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk yang sering kita dengar ditengah-tengah
mencari keridhaan kami, benar-benar akan masyarakat, “bahwa uang tidak akan turun
kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan dari langit” jika manusia tidak mau berusaha
kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar maka tidak akan ada uang yang didapatkannya.
beserta orang-orang yang berbuat baik. Manusia diciptakan Allah Swt dimuka
Tangan diatas lebih mulia dari pada bumi sebagai khalifah dengan tujuan semata-
tangan dibawah, seseorang sangat lebih mata untuk mengabdi dan beribadah kepada-
merasa bangga dan semangat menikmati jerih Nya. Sehingga segala bentuk aktivitas yaitu
paluh dari usaha pekerjaan yang didapatkan gerak dan langkah manusia senantiasa
ketimbang meminta-minta kepada orang lain. dilakukan untuk mengabdi kepada Allah
Hal tersebut menjadi sesuatu kebanggaan Swt. Seperti firman Allah (QS. Al-Zariyat ayat
tersendiri jika bekerja dengan usaha sendiri 56). Artinya “dan tidaklah aku ciptakan jin dan
dibandingkan usaha dengan orang lain, oleh manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-
sebab itulah banyak diantara manusia atau Ku”. dan juga, firman Allah (QS. Al-Jum`ah
60 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

ayat 10). Artinya “apabila telah ditunaikan dalam memajukan persaingan usaha tersebut,
shalat maka bertebaranlah di muka bumi sehingga dibutuhkan pemikiran taktik yang
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah positif dan strategi yang matang dan akurat
sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”. dalam menhadapinya.
Melihat pada konteks kerja dalam firman
Etos Kerja dan Motivasi Kerja
Allah Swt, manusia disuruh oleh Allah untuk
menunaikan melakukan ibadah setelah itu, Etos kerja dapat diartikan sebagai
maka lakukan aktifitas keseharianmu seperti pandangan bagaimana melakukan kegiatan
biasanya sebagai ibadah mencari nafkah dan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
usaha bagi manusia untuk kelansungan hidup. atau mencapai kesuksesan. Dengan kata
Pada dasarnya, sesuatu kegiatan ekonomi yang lain, etos kerja menurut (Zamawi, 2010)
dilakukan tidak bertentangan dengan syariah adalah totalitas kepribadian diri serta cara
dimasukkan kedalam kategori ibadah. Salah mengekspresikan, memandang, meyakini dan
satu ibadah dalam konteks etos kerja ini adalah memberikan makna tentang suatu pekerjaan
bekerja dengan cara sungguh-sungguh untuk yang mendorong diri untuk bertindak dan
memperoleh hasil yang maksimal. Bekerja meraih amal (hasil) yang optimal. Dalam etos
bukan sekedar hanya untuk mencari uang terkandung keinginan dan semangat yang kuat
semata, tetapi akan berhubungan erat dengan mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik
martabat, harga diri dan jati diri manusia. dan berupaya untuk mencapai kualitas kerja
Umat Islam sangat dituntut untuk bekerja sesempurna mungkin. Etos juga bermakna
keras dan dilarang untuk bermalas-malasan, percaya, tekun dan senang pada pekerjaan yang
mengemis dan menggantungkan hidup kepada sedang ia hadapi dengan tidak memandang
orang lain. Untuk memperoleh hasil maksimal suatu pekerjaan atau aktifitas tersebut, apakah
dan suasana kerja yang nyaman, tentram dan itu disebut sebagai buruh kasar atau pemimpin
damai. Allah Swt melalui wahyuNya dan dari suatu perusahaan yang sangat besar.
juga melalui contoh teladan dari para Nabi Motivasi kerja dapat diartikan kekuatan
dan UtusanNya, memberikan pedoman yang psikologis yang akan menentukan arah dari
banyak dari sejarah dan aturan-aturan yang prilaku seseorang, tingkat upaya dari seseorang
kemudian disebut dengan etos kerja Islami. dan tingkat ketegaran pada saat orang itu
Pada zaman modern hari ini, bahwa di harapkan pada berbagai rintangan. Dari
karyawan (pekerja) dan pimpinan di dalam defenisi di atas menurut (Solihin, 2010)
usaha apapun harus ada saling komunikasi mengandung beberapa elemen konsep yang
yang intim di antaranya. Karena hal itu untuk dapat di jelaskan di antaranya sebagai berikut:
kelangsungan hidup secara bersama dan 1. Arah dari prilaku seseorang, menunjukan
kedepannya dihadapkan dengan tantangan berbagai kemungkinan pilihan dari prilaku
besar untuk memenangkan kompetensi yang bisa dipilih oleh seseorang. Misalnya,
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 61

seorang karyawan ketika mau pergi bekerja Sesuatu kegiatan yang dilakukan dan tidak
dapat memilih untuk berprilaku datang pada bertentangan dengan syariah dimasukkan
tepat waktu atau datang selalu terlambat ke kedalam kategori ibadah. Salah satu ibadah
kerjanya. Pilihan dari karyawan tersebut dalam konteks etos kerja ini adalah bekerja
pasti ada di dasari oleh motivasi tertentu. dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh
2. Tingkat upaya, menunjukan sampai sejauh hasil yang maksimal. Bekerja bukan sekedar
mana upaya seseorang untuk mencapai mencari uang, tetapi berhubungan juga dengan
suatu hasil yang lebih maksimal. Tingkat martabat, harga diri dan jati diri seseorang.
upaya juga menunjukkan ukuran intensitas Umat Islam sangat dituntut untuk bekerja dan
dari dorongan yang dimiliki seseorang untuk dilarang untuk bermalas-malasan, mengemis
mencapai hasil tertentu. Misalnya, seseorang dan menggantungkan hidup hanya kepada
bekerja dalam pekerjaannya mempunyai orang lain. Untuk memperoleh hasil maksimal
target tertentu dalam mencapai hasil yang dan suasana kerja yang teduh, tentram dan
memuaskan, oleh sebabnya keberhasilan damai Allah Swt melalui wahyuNya dan
itu mempunyai trik atau cara tersendiri. contoh teladan dari para Nabi dan UtusanNya,
Bagaimana seseorang mengupayakan memberikan pedoman dan aturan-aturan yang
semaksimal mungkin pekerjaan yang kemudian disebut dengan etos kerja Islami.
dilakukan dapat memuaskan pelanggan
Sistem Etos Kerja Islami
dari hasil pelayanan dan sampai adanya
kenyamanan bagi seseorang terhadap dari Menurut (Tasmara, 2002). Dalam
pekerjaannya. bukunya Membudayakan Etos Kerja Islami
menyebutkan beberapa ciri etos kerja muslim
3. Tingkat ketegaran, hal ini menunjukan
dan semua itu berlandaskan pada akhlak yang
apakah seseorang pada saat menghadapi
mulia salah satunya adalah:
rintangan atau masalah bekerja, tetap
berusaha untuk dapat mengatasi berbagai 1. Memiliki Jiwa Kedisiplinan
rintangan atau masalah tersebut dengan Disiplin yang dimaksudkan disini adalah
baik. Berani menghadapi tantangan, bagi kemampuan untuk mengendalikan diri dengan
tipe karakter ini, hidup adalah pilihan tenang dan tetap taat, walaupun dalam situasi
dan setiap pilihan merupakan tanggung yang tidak mendukung sekalipun. Pribadi yang
jawabnya. Mereka tidak menyalahkan disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola
pihak manapun karena pada akhirnya pekerjaan serta penuh tanggung jawab dalam
semua pilihan ditetapkan oleh dirinya melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Disiplin
sendiri. Orang ini memiliki karakter atau merupakan tiang utama etos kerja produktif.
motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan Umat Islam melalui sistem ibadahnya seperti
dan menjaga apa yang menjadi keputusan shalat, puasa, dan haji telah dididik dan dilatih
atau pilihannya. untuk bersikap disiplin, tepat waktu dan tepat
62 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

kerja. Efek samping yang dimunculkan nanti selalu dicerminkan oleh kelompok yang
oleh semangat kedisiplinan diantaranya: banyak dan orang yang memiliki sikap
a. Memiliki harga diri, maksudnya di sini percaya diri kebahagia tidak terletak pada
adalah bertahan atau tidak melibatkan diri ukuran-ukuran lain tetapi pada pilihan
apalagi menjerumuskan diri kepada hal-hal yang diyakini.
yan tercela dan tidak bermakna. Untuk dapat Konsekuen dan berani menghadapi
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tantangan, bagi tipe karakter ini, hidup adalah
tercela dan tidak bermakna memerlukan pilihan dan setiap pilihan merupakan tanggung
tekad yang kuat dan membiasakan diri jawabnya. Mereka tidak menyalahkan pihak
bertingkah laku mulia. Ciri-ciri orang yang manapun karena pada akhirnya semua pilihan
memiliki harga diri, pertama konsisten ditetapkan oleh dirinya sendiri. Orang ini
dengan kebenaran, kedua kesesuaian memiliki karakter atau motivasi yang kuat
antara perbuatan dan ucapan, ketiga bersih untuk mencapai tujuan dan menjaga apa yang
hati dan menjauhi dari sifat-sifat tercela menjadi keputusan atau pilihannya.
seperti riya, sombong, angkuh, iri dengki
dan egoistis, keempat suka melayani dan 2. Menghargai Waktu
mengutamakan kepentingan bersama. Orang yang memiliki etos kerja yang
b. Memiliki sikap percaya diri, pribadi tinggi menjadikan waktu sesuatu yang sangat
muslim yang percaya diri tampil optimis berharga. Dia tak mau ada waktu yang dilewati
dan menenangkan, berani mengambil tanpa makna. Waktu adalah rahmat yang harus
keputusan yang sulit walaupun harus diisi dengan suatu amal saleh (QS. Al-Ashri
menghadapi tantangan dan penolakan. ayat 1-3), dan tidak memboroskannya dan
Sikap percaya diri dapat dilihat dari menyianyiakan waktu adalah kerugian serta
beberapa ciri kepribadian antara lain: penyesalan. Bahwa hidup ini memerlukan
pertama, mereka berani untuk menyatakan perencanaan, baik untuk waktu dekat maupun
pendapat atau gagasannya sendiri, untuk jangka panjang. Perlu ada perumusan
walaupun hal tersebut berisiko tinggi tujuan dan perencanaan kerja, kemudian
misalnya menjadi orang yang tidak populer bekerja dengan rencana serta lakukan evaluasi
atau malah dikucilkan kedua, mereka terhadap hasil kerja. Karakter seorang pekerja
mampu menguasai emosinya, berpikir yang bisa menghargai waktu memiliki ciri-ciri
dengan tenang dan jernih walaupun diantaranya adalah:
dalam tekanan yang berat ketiga, mereka a. Memiliki kejujuran, jujur dalam
memiliki kemandirian yang sangat kuat bahasa arab disebut shidiq artinya benar.
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh Kejujuran adalah bisikan hati yang
sikap orang lain, walaupun pihak lain secara terus menerus mendesak dan
adalah mayoritas. Baginya kebenaran tidak membisikan nilai moral luhur yang
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 63

didorong kecintaan pada ilahi. Kejujuran dan orang yang ada pada sekitarnya.
bukan datang dari luar dan bukan pula Oleh sebabnya istiqomah dalam apa
sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah saja membutuhkan pengorbanan yang
panggilan dan kesadaran dari dalam didapatkan nantinya. Baik itu berbentuk
diri. Orang yang jujur berarti memiliki fisik atau dalam bentuk sosial.
keterbukaan jiwa yang transparan, tidak
3. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
ada yang tersembunyi dari kesadaran
nuraninya. Dengan terbuka ia mengaku Allah Swt mengatakan manusia khalifah
kelemahan dirinya sendiri, kebenaran dan di bumi (QS. Al-Baqarah: 30) yang berarti
kelebihan orang lain. mengambil peran sebagai pemimpin dalam
kehidupan di bumi. Nabi Muhammad
b. Memiliki moralitas yang ikhlas, orang
menegaskan lebih lanjut setiap kamu adalah
yang dikatakan ikhlas adalah melaksanakan
pemimpin dalam kehidupan di bumi dan setiap
tugasnya secara profesional, bekerja dengan
pemimpin akan diminta pertanggungjawaban
ilmu, keahlian dan ketrampilan serta tanpa
nantinya. Meminpin berarti mengambil peran
motivasi lain kecuali bahwa pekerjaan itu
secara aktif untuk mempengaruhi dirinya
merupakan amanah yang harus dilaksanakan
dan memberikan inspirasi teladan bagi orang
dengan sebaik-baiknya. Kalaupun ada
lain. Seorang pemimpin adalah orang yang
imbalan, itu bukan tujuan utama melainkan
mempunyai konsep dan personalitas tinggi.
sekedar akibat atau penghargaan dari
Ia terbuka terhadap kritik dan menerima
pengabdian dirinya yang ikhlas.
serta mengikuti apa yang terbaik. Ia seorang
c. Memiliki komitmen, komitmen adalah yang berpikir kritis dan analitis dan memiliki
keyakinan yang mengikat hati nurani secara pandangan atau wawasan ke depan. Ia
kukuh dan kemudian menggerakkan diri dapat hidup mandiri dan aktif memberikan
berprilaku sesuai dengan yang diyakini. sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan
Orang yang berkomitmen memungkinkan lingkungannya.
dirinya berjuang keras menghadapi berbagai
Seorang pemimpin merasa bahagia karena
tantangan dan tekanan, mereka tidak
melayani atau menolong seseorang merupakan
mengenal kata menyerah dan putus asa.
bentuk kesadaran dan kepedulian terhadap
d. Istiqomah (kuat pendirian), istiqomah nilai kemanusiaan. Memberi pelayanan
berarti tetap dan tegar dalam kebenaran dan pertolongan merupakan investasi yang
sekalipun berhadapan dengan rintangan. kelak akan dipetik keuntungannya, tidak
Orang yang istiqomah memiliki sikap hanya di akhirat tetapi di duniapun akan
taat azas, pantang menyerah dan dapat dirasakan. Orang yang bahagia karena
mampu mempertahankan prinsip serta melayani akan menjadikan dirinya sibuk
komitmennya, walaupun harus berhadapan memberikan pelayanan. Ia ingin menjadi
dengan resiko yang membahayakan dirinya orang yang bermakna bagi orang lain dan akan
64 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

bahagia apabila hidupnya dipenuhi dengan ketiga inisiatif dan optimisme. Dalam ajaran
pelayanan. Nabi Muhammad sebagai contoh Islam bekerja dan berkreasi merupakan suatu
teladan bagi umat manusia menyatakan bahwa upaya nyata untuk menciptakan hari esok yang
dirinya hanya seorang pelayan dan utusan lebih baik dari hari kemaren.
Allah. Setiap pribadi muslim harus bersenang Tangguh dan pantang menyerah, di
untuk melayani karena melayani di samping antara ciri dan cara dari kepribadian muslim
merupakan ibadah juga berarti menjadikan yang mempunyai etos kerja adalah bekerja
diri sebagai orang yang bermanfaat kepada keras, ulet dan pantang menyerah. Keuletan
orang lain. merupakan modal yang sangat beharga dalam
Pemimpin yang baik mempunyai rasa menghadapi segala tantangan atau tekanan.
tanggung jawab dari apa tindakan yang Bila direnungkan hidup ini terlepas dari
dilakukan. Konteks tanggung jawab di sini tantangan karena hidup itu sendiri adalah
adalah suatu sikap dan seseorang dalam tantangan. Hanya saja banyak orang yang
menerima sesuatu sebagai amanah dengan tidak menyadarinya dan berharap tidak ada
penuh kesadaran dan ingin menunaikannya tantangan. Bagi seseorang yang memiliki etos
dengan sebaik-baiknya. Harta, jabatan kerja tantangan adalah suatu hal yang biasa
dan keluarga bahkan hidup di beri arti dan merupakan tangga untuk menuju cita-cita
sebagai amanah karena di dalamnya ada dan keberhasilan. Oleh sebab itu tantangan
muatan tanggung jawab untuk memelihara, disadari sebagai bagian dari kehidupan yang
mengembangkan dan meningkatkan kepada harus dilalui dengan sungguh-sungguh dan
yang lebih baik. Amanah adalah titipan yang tekun, pantang menyerah dan putus asa (QS.
konsekuensinya tanggung jawab. Bila tanggung Yusuf : 87) karena putus asa bukan etos kerja
jawab telah ditunaikan berarti kewajiban telah pribadi muslim.
dilaksanakan dan akhirnya hati mereka aman Keinginan untuk mandiri, Islam
dan terbebas dari segala tuntutan. merupakan agama yang sangat menghargai
Seorang pemimpin yang kreatif mencari kemandirian, karena kemandirian disamping
alternatif-alternatif tentang sesuatu yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
dihadapi dan melakukan kegiatan yang bersifat dengan maksimal juga akan menjauhkan diri
perenungan serta membiasakan diri untuk dari ketergantungan kepada orang lain. Orang
mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terbiasa mandiri akan merasa risih apabila
terutama pada pertanyaan yang bersifat memperoleh sesuatu secara gratis dan merasa
konseptual. Ia melihat sesuatu dibalik yang malu untuk menerima sesuatu, walaupun apa
tampak dan memiliki kemampuan berpikir yang diterimanya itu halal dan keluar dari hati
abstrak. Ciri-ciri orang kreatif adalah: pertama, yang ikhlas. Orang yang mandiri berusaha
kuatnya motivasi untuk berprestasi, kedua, menjadi orang yang melayani dan bukan
komitmen terhadap tugas yang dibebankan, dilayani karena dilayani berarti menyusahkan
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 65

kepada orang lain. Sedangkan melayani berarti yang kuat dan tidak ada kata menyerah yang
bermanfaat kepada orang lain. dirasakan dalam menghadapi tantangan
Pribadi yang memiliki etos kerja akan dan percaya diri memiliki keberanian untuk
menjadikan silaturrahim sebagai salah satu roh mengambil keputusan dan memikul segala
pengembangan dirinya, karena silaturrahim resikonya. Kedua, mempunyai perhatian yang
secara substansi bukan saja memiliki nilai ibadah besar terhadap segala sesuatu walaupun hal
tapi dapat memperlancar gerak kehidupan. yang kecil dan tidak puas hanya dengan apa
Diantara keuntungan silaturrahim adalah yang ada bukan didasari tanpa syukur dari apa
pertama, memberikan nilai ibadah kedua, yang ada dan selalu mencari suatu terobosan
apabila dilakukan dengan kualitas akhlak baru. Ketiga, tidak melihat setiap kendala atau
yang mulia akan memberikan kesan positif masalah sebagai hambatan, tetapi melihatnya
bagi orang lain sehingga ia akan dikenang, pada sudut pandang yang positif sebagai
dicatat dan dibicarakan banyak orang ketiga, persyaratan untuk maju dan setiap tindakan
dapat memberikan satu alur informasi yang atau keputusan didasarkan pada perhitungan
membuka peluang dan kesempatan usaha yang objektif, nalar dan faktual. Keempat,
keempat, mendapat pelajaran yang berharga upaya dalam pengembangan usaha selalu
dari pengalaman dari pribadi orang lain. menjalin komunikasi dan mengembangkan
Silaturrahim sangat dianjurkan dalam Islam jaringan kerjanya dan senang pada kompetisi
dan ia merupakan lampu penerang dalam karena dengan kompetisi seseorang dapat
tatanan pergaulan kehidupan. Bila silaturrahim mengetahui posisi usahanya, keadaan pasar
dilakukan dengan penuh tanggung jawab, dan sekaligus belajar dari pesaing dan tidak
maka dalam perkembangan selanjutnya takut terhadap perubahan-perubahan yang
dapat mengangkat martabat diri seseorang di akan muncul, apalagi dengan keadaan pada
hadapan manusia. zaman sekarang ini.
Memiliki insting berkompetisi, salah satu
4. Memiliki Jiwa Wiraswasta
harkat dan martabat manusia baik itu di mata
Orang yang memiliki jiwa wiraswasta manusia maupun dalam pandangan Allah
biasanya selalu melihat setiap segi kehidupan adalah amal shaleh. Oleh sebab itu, manusia
sebagai peluang dan cara berpikir sangat yang ingin menjaga dan mempertahankan
analitis. Rasulullah sebagai contoh terhadap harkat dan martabatnya tentu akan siap dan
umat manusia dalam hidupnya pernah terus berkompetisi untuk memperbanyak amal
menjadi pengembala dan berniaga ke Syam. kebaikannya. Berkompetisi dalam kebaikan
Hal ini seakan-akan latihan panjang untuk adalah perintah Allah (QS. Al-baqarah: 148)
mendapatkan makna kewiraswastaan-Nya. yang harus dilaksanakan, perintah berkompetisi
Seorang yang memiliki jiwa wiraswasta mengajak manusia tidak boleh menyerah pada
umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai kelemahan dan kegagalan serta menggiring
berikut diantaranya: pertama, memiliki niat
66 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

manusia menjadi orang yang ulet dan gigih 5. Bekerja dengan kelompok
serta optimis dalam berbagai segi kehidupan. 6. Bekerja keras
Pribadi yang memiliki etos kerja sangat 7. Bekerja sebagai bentuk pelayanan
menyadari bahwa manusia adalah makhluk Allah
Umat Islam seyogianya memiliki etos kerja
yang mempunyai kebebasan untuk memilih.
seperti yang disebutkan di atas karena Islam
Allah sebagai pencipta manusia sangat demokratis
merupakan agama yang sangat menghargai
“Sesungguhnya Allah Swt tidak akan merubah
pekerjaan seseorang sebagai aplikasi iman
keadaan suatu kaum atau kelompok sehingga
dan ibadahnya kepada Allah. Lebih dari
mereka merubah keadaan yang ada pada diri
tujuh puluh ayat dalam Al-Quran yang
mereka sendiri” (QS. Al-Radu: 11). Kedatangan
menyebutkan iman sejalan dengan amal shaleh
Rasul esensinya adalah untuk kondisi suatu
(kerja). Seseorang yang beriman biasanya ia
masyarakat yang ada pada masanya.
bekerja karena seruan dan perintah dari Allah
Berorientasi pada produktivitas, seorang
Swt sebagai ibadah kepada-Nya.
muslim seharusnya menghayati makna
firman Allah Swt (QS. Bani Israil: 27) dengan Kepedulian sosial
sangat tegas melarang sikap mubazir. Dalam Perintah menunaikan zakat dalam Al-
arti seorang muslim seyogyanya berprilaku Quran sering diletakkan pada ayat yang sama
yang selalu mengarah pada cara kerja yang dengan perintah mendirikan sholat. Ibadah
efisien dengan hemat energi dan penggunaan zakat adalah kewajiban bersifat sosial yang
waktu yang penuh makna. Pelaku seperti dilakukan terhadap masyarakat. Ibadah ini
ini merupakan modal dasar dalam upaya tidak kurang pentingnya dari ibadah shalat,
untuk menjadikan diri seseoang sebagai puasa dah haji. Menurut (Shihab, 1996)
manusia yang berorientasi kepada nilai-nilai menunaikan zakat bukan semata-mata atas
produktif. Pribadi muslim adalah manusia dasar kemurahan hati, tetapi kalau terpaksa
yang memerhatikan produktivitas (QS.Al- “dengan tekanan penguasa”. Pada masa yang
Kahfi: 7). Dirinya akan merasa hampa, tidak lalu (terutama pada masa kejayaan umat Islam),
berarti dan menyesal apabila kehidupannya sistem zakat telah dijalankan dengan baik dan
tanpa makna dan tidak produktif. dapat memperkecil jurang pemisah antara yang
Srijanti dkk (2006) dalam buku Etika kaya dan miskin. Tetapi sekarang, kesadaaran
Membangun Masyarakat Islam Modern sosial umat (di Indonesia) kurang mendalam,
menjelaskan etos kerja Islami itu adalah: perhatian umat lebih banyak tertuju kepada
1. Bekerja sampai tuntas ibadah sholat, puasa dan haji dari pada ibadah
2. Bekerja dengan ikhlas yang erat hubungannya dengan kehidupan
3. Bekerja dengan jujur sosial seperti zakat dan lain-lain, sungguhpun
ibadah dalam kehidupan sosial sebenarnya
4. Bekerja dengan teknologi
termasuk dalam ajaran Islam.
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 67

Keberhasilan manusia dari aktifitas menciptakan ketenangan dan ketentraman,


yang dilakukan dalam keseharian tidak bukan hanya kepada penerima tetapi juga
terlepas atas keberkahan dari Allah Swt, kepada pemberi zakat. Kedengkian dan iri hati
oleh sebabnya manusia dituntut untuk dapat timbul dari mereka yang hidup dalam
mengeluarkan sebagian rezekinya. Melalui kemiskinan pada saat melihat seseorang yang
zakat adalah salah satu bentuk cara untuk berkecukupan apalagi berkelebihan tanpa
berpatisipasi dalam mensyukuri nikmat yang mengulurkan tangan bantuan kepada mereka.
telah dititipkan tersebut. Seseorang tidak Kedengkian tersebut, dapat melahirkan
semuanya mempunyai kecukupan dalam dari kecemburuan sosial dan permusuhan terbuka
segi materi, ada yang hanya untuk kehidupan yang dapat mengakibatkan keresahan pada
sehari-harinya bahkan ada untuk makan saja pemilik harta, sehingga pada akhirnya
sudah payah apalagi untuk pendidikan dan menimbulkan ketegangan dan kecemasan.
lain-lainnya. Makanya hasil yang didapatkan Ketiga, mengembangkan harta benda. Bagi
oleh seseorang dalam usaha individu/kelompok pemberi zakat akan mengantarkannya dapat
untuk mengeluarkan hartanya dalam bentuk berkonsentrasi dalam pemikiran dan usaha
Zakat, Udhiyah, Musaadah, Jiwar, Infak, pengembangan harta. Dan bagi penerima zakat
Wakaf dan lain sebagainya atas rezeki yang akan mendorong terciptanya kesejahteraan
diberikan Allah SWT. lebih baik dan meningkatnya daya beli. Zakat
Apabila Implimentasi tersebut dilakukan dapat meringankan kesulitan hidup orang yang
dengan baik, akan tidak ada manusia yang berada dalam kekurangan dan kemiskinan.
mengalami diskriminasi terhadap sosial Zakat bila dikelola secara profesional dan
kemasyarakatan dan akan mengurangi tingkat baik diharapkan dapat memajukan kepada
kriminalitas di lingkungan masyarakat. Akan kesejahteraan masyarakat.
tetapi pemberian tersebut bukan hanya untuk Menurut (Ahmad, 1974), negara-
pada hari itu, alangkah baiknya pemberian negara Islam menderita keterbelakangan
tersebut berkelanjutan dalam bentuk produk perekonomian yang merata, karena mereka tidak
yang produktif dan adanya pembinaan yang memanfaatkan atau kurang memanfaatkan
diberikan, supaya hal tersebut tidak sia-sia sumber daya manusia dan fisik mereka sehingga
diberikan. mereka menderita kemiskinan, kemandekkan
Diantara manfaat ibadah zakat adalah dan keterbelakangan. Bahkan negara Islam
pertama, mmengurangi atau mengikis sifat-sifat yang kaya dengan sumber-sumber tersebut
kikir di dalam jiwa serta melatih memiliki sifat- sebagian besarnya mempunyai perekonomian
sifat dermawan dan mengantarkan seseorang yang terbelakang. Lemahnya kesejahteraan
mensyukuri nikmat Allah Swt, sehingga masyarakat pada umumnya disebabkan
pada akhirnya ia dapat menyucikan diri dan oleh belum atau kurangnya pribadi-pribadi
mengembangkan kepribadiannya. Kedua, muslim memanfaatkan potensi-potensi yang
68 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

dimiliki seperti tidak disiplin, malas dan tidak sumbernya yang bertumpu pada tiga hal: profit
mau bekerja keras, tidak gigih belajar dan perdagangan, pendapatan, dan gaji pekerja,
menguasai ketrampilan. dan aset perusahaan atau individu. Oleh karena
Pengelolaan dan pendistribusian zakat harus itu, yang perlu di perhatikan adalah aktivitas
berorientasi untuk memajukan kesejahteraan ekonominya terlebih dahulu, baru dipompa
sosial. Zakat bila telah dikumpul pada lembaga kesadarannya untuk membayarkan zakat.
tertentu seperti amil zakat atau rumah zakat Dalam kehidupan memang akan terjadi
dapat diberikan dengan jumlah yang cukup, perbedaan dan kesenjangan ekonomi atau
tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi para rezeki diantara pelaku ekonomi, karena hal
mustahiq yang membutuhkan tetapi juga tersebut merupakan sunnatullah yang tidak
dapat digunakan untuk menopang terciptanya perlu diperdebatkan. Kondisi inilah yang
kesejahteraan sosial yang baik, seperti biaya secara religius akan menciptakan mekanisme
pendidikan dan biaya untuk mendapatkan ekonomi, bagi siapa yang mempunyai
keterampilan serta sebagai modaal usaha bagi kelebihan rezeki yang diberikan allah SWT
orang-orang yang memiliki keterampilan untuk menolong saudaranya yang mempunyai
tetapi tidak memiliki modal. Zakat dapat pula kekurangan rezki atau harta, secara umum,
digunakan untuk kegiatan yang bersifat bisnis Islam mengarahkan mekanisme berbasis moral
dan untuk menciptakan lapangan pekerjaan spritual dalam pemiliharaan keadilan sosial
selama kegiatan itu tetap bertujuan untuk pada setiap aktivitas ekonomi.
memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan Latar belakangnya, karena ketidak-
sosial, terutama masyarakat yang tingkat seimbangan kekayaan adalah hal yang mendasari
kesejahteraannya rendah. hampir semua konflik individu maupun sosial.
Melaksanakan kewajiban finansial Hal tersebut akan sulit dicapai tanpa adanya
sebagaimana yang ditunjukkan oleh ajaran keyakinan pada prinsip moral dan sekaligus
Islam, bahwa dunia saat ini bukan akhir cerita kedisiplinan dalam mengimplementasikan
dari segala-galanya, Akan ada kehidupan konsep moral tersebut. Ini adalah fungsi dari
baru setelah kehidupan di dunia. Islam menterjemahkan konsep moral sebagai faktor
menciptakan beberapa instrumen untuk endogen dalam perekonomian, sehingga etika
memastikan keseimbangan yang ada di ekonomi menjadi hal yang sangat membumi
dalam kehidupan masyarakat. Seperti zakat untuk dapat mengalahkan setiap kepentingan
dan sedekah misalnya, instrumen ini di pribadi.
kedepankan untuk keseimbangan karena Penekanan dalam konsep distribusi
mengingat tidak semua orang mampu dan pendapatan adalah adanya hak Allah dan
ahli terlibat dalam proses ekonomi karena Rasul-Nya serta orang/muslim lain dari
yatim piatu atau jompo dan cacat tubuh. setiap pendapatan seorang muslim. Hal ini
Tetapi harus diingat zakat tidak akan ada juga diarahkan sebagai bentuk dari takaful
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 69

ijtimai atau jaminan sosial seorang muslim menjaga, menunjukkan itensitas bersifat
dengan keluarga dan dengan orang lain, terus menerus dan adanya tujuan yang pasti
sehingga menjamin terjadinya minimalisasi dan terukur. Jika tujuan yang diinginkan
ketidaksetaraan dan kepedulian sosial. tercapai dengan baik, dengan target yang
telah ditetapkan maka terciptalah nanti suatu
PEMBAHASAN kepuasan kerja. Menurut Winardi (2007) ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
Membangun Etos Kerja
etos kerja seseorang di dalam bekerja, melihat
Membangun manusia seutuhnya, tidaklah
pada konteks kinerja yang dilakukan oleh
semudah membalikkan telapak tangan. Bukan
karyawan:
pula masalah pendidikan dan pengajaran
a. Faktor kebijakan. Meliputi adanya gaji
semata melainkan menyangkut aspek lain dari
yang dapat dirasakan karyawan sangat
sisi kehidupan manusia sepanjang hidupnya.
mensejahterakan, tunjangan dan pesangon
Karenanya pembinaan manusia seutuhnya
bagi karyawan. Hal ini menjadi perhatian
tidaklah bisa mengenyampingkan nilai akhlak
tersendiri bagi seorang pimpinan, karena
dan tasawuf, sebab bagaimanapun juga
menimbulkan efek yang dirasakan ketika
merupakan pilar-pilar dari suatu fenomena
hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh
perkembangan kultur. Motivasi kerja atau
bawahannya.
etos kerja membutuhkan kekuatan psikologis
yang kompleks dalam diri seseorang, karena b. Faktor imbalan (reward). Jika usaha
dengan adanya dorongan untuk bertindak dikelola dengan baik, baik karyawan dan
terhadap serangkaian proses prilaku manusia pimpinan maka akan menghasilkan hasil
dengan mempertimbangkan arah, intensitas, yang dapat dicapai, sistem imbalan atau
dan ketekunan pada pencapaian suatu tujuan reward terhadap karyawan yang telah
yang telah diimpikan tersebut. berprestasi akan memberikan dampak
yang besar untuk peningkatan motivasi
Status dan predikat bisnis dan aktivitasnya
kerja bagi yang lainnya. Oleh sebabnya
menurut ajaran Islam harus dipandang
perlu adanya sistem reward yang transparan
sebagai suatu karya atau kerja manusia dalam
pada karyawan lainnya, supaya termotivasi
menjalankan produktivitasnya. Telah nyata benar
yang lain untuk bekerja secara semangat
bahwa komitmen Islam sangat menekankan
dan optimal.
pada manusia yang harus bekerja di muka bumi
dalam rangka mencari rizki yang digelar Allah c. Faktor kultur. Meski terlihat sederhana,
SWT di bumi dan sekitar planet bumi supaya tetapi masalah kultur bisa memberikan
manusia dalam konteks melaksanakan fungsinya dampak yang besar dalam peningkatan
yaitu beribadah kepada Allah SWT. motivasi kerja. Kultur yang dimaksudkan
adalah adanya rasa mengedepankan
Hal itu terdiri dari beberapa unsur
rasa hormat, kebersamaan, kejujuran
yang dapat membangkitkan, mengarahkan,
70 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

dan keakraban akan meningkatkan yang akan di beli konsumen. Memberikan hak
motivasi kerja cukup signifikan. Dan juga khiyar bagi pembeli di dalam transaksi, apakah
menunjukan rasa memupuk rasa antara di beli atau tidak. Begitu mulia etika rasulullah
karyawan sama kerja dengan yang lainnya. dalam pelaksanaan berbisnis dalam usaha yang
Saling menyadari bahwa, mereka bekerja, beliau terapkan kepada konsumennya.
secara tidak langsung dilihat dan diketahui Bahkan dalam suatu riwayat hadits
oleh allah Swt. menyatakan “Bahwa nantinya ada segolongan
d. Faktor mental dari karyawan. Jika umatku nantinya masuk surga bersamaku yaitu
seseorang karyawan yang memiliki mental pedagang ikhlas lagi jujur”. Saat berdagang
yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi Nabi Muhammad Saw muda dikenal dengan
kerja, meski ketiga faktor diatas kurang julukan Al-Amin (terpercaya) sikap ini tercemin
mendukung. Mereka memiliki pikiran saat beliau berhubungan dengan kostumer
yang sangat jauh ke depan. Pandangannya maupun pemasoknya.
tidak sempit, mereka memiliki jiwa besar Sistem berdagang rasulullah yang lainnya,
untuk tetap memberikan kontribusi sangat mencintai kostumer seperti beliau
sebaik mungkin. Faktor inilah terkadang mencintai dirinya sendiri, sebab itulah
dilewatkan dan dilupakan oleh kebanyakan beliau melayani pelanggan dengan sepenuh
karyawan atau pimpinan di dalam usaha hati. Bahkan, beliau tidak rela kalaulah ada
dan bekerja. Hal inilah sebetulnya yang pelanggan tertipu atau dirugikan saat transaksi
harus disiapkan mental yang kuat akan jual beli. Sikap ini mengingatkan pada hadits
keberhasilan atau gagal dalam kompetisi yang beliau sampaikan pada umat yang makna
usaha yang dijalankan. seperti, “Belum dikatakan beriman seseorang
Berbicara pada masa Rasulullah SAW, sehingga dia (manusia) mencintai saudaranya
aktivitas usaha atau bisnis sebetulnya sudah seperti mencintai dirinya sendiri”
ada pada zaman Nabi Muhammad Saw, apalagi Nabi pernah marah ketika beliau melihat
Nabi SAW sangat terkenal dengan dikalangan sebahagian dari pedagang pada saat itu,
saudagar pada masanya. Beliau adalah seorang pedagang menyembunyikan jagung basah
pembisnis yang terkenal jujur, apabila beliau di sela-sela jagung kering. Dan menyatakan
berdagang di dalam etika melayani transaksi jual kepada Nabi barang bagus dengan kualitas
beli menjadikan konsumen atau pelanggannya barang yang sangat baik, dengan harga sangat
sebagai raja, dalam penerapan transaksi jual murah. Sedangkan Nabi sebelum sudah
beli beliau menerangkan kepada konsumen melihat dari kualitas barang yang ditawarkan
tentang masalah harga pokok dan laba yang kepada beliau.
di ambil dari transaksi jual beli tersebut Pelajaran dari kisah tersebut yang dapat
dan mempersilahkan bagi konsumen untuk di ambil hikmahnya adalah bahwa Nabi selalu
melihat dan memperiksa atau memilih barang mengajarkan kepada seseorang bekerja dan
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 71

usaha memberikan good value untuk barang kepentingan sendiri-sendiri. Islam sangat
yang akan dijual. Sekaligus Nabi mengajarkan peduli terhadap umatnya untuk saling
adanya jiwa segmentasi seperti barang kualitas menolong dalam kebaikan. Ketika ada teman
yang bagus dijual dengan harga yang bagus dalam bekerja membutuhkan bantuan moril
dan barang kualitas rendah dijual dengan harga dan materil yang dapat dibantu maka dibantu
yang rendah. Hal diatas janganlah dibalik dalam dengan ikhlas dari sisi itulah terlihat karakter
suatu sistem perniagaan atau perdagangan. adanya rasa kepedulian terhadap teman
Motif maksimalisai kepuasan dan bekerja. Salah satu contoh, apabila ada teman
maksimalisasi keuntungan yang menjadi tidak datang ketika kerja maka yang lainnya
pendorong utama sekaligus tujuan dari keputusan menggantikan sementara tempat bekerjanya.
ekonomi konvensional bukannya salah ataupun “Belum dikatakan beriman seseorang sehingga
dilarang di dalam Islam. Justru Islam ingin dia (manusia) mencintai saudaranya seperti
mendudukan pada posisi kerangka yang benar, mencintai dirinya sendiri”, begitulah Nabi Saw
yakni semua itu dalam rangka maksimalisasi dalam salah satu Haditsnya.
kepuasan dan keuntungan di akhirat.
Memilihara Etos Kerja
Akhlak yang telah dibicarakan orang-
Bekerja merupakkan suatu pekerjaan
orang terdahulu dan yang datang kemudian,
yang ditujukan untuk memperoleh rizki bagi
tidak seorangpun terlepas dari padanya. Karena
pelaku bisnis di mana rizki yang diperoleh
dari padanya ada yang baik dan ada yang buruk
akan digunakan untuk membiayai keperluan
seperti jujur dan dusta, amanat dan khianat
dan keinginan hidup manusia di dunia dan
dan lain-lainnya. Berbicara diluar takdir yang
dengan rizki yang didapat dapat digunakan
telah dibuat atau ditentukan dalam etos kerja
sebagai bekal beribadah kepada Allah SWT.
yang baik.
Beribadah dengan melakukan kegiatan
Karakter dalam bekerja menjadi sesuatu
bisnis yang dilakukan dengan cara yang baik
yang perlu diperhatikan bagi setiap insan
dan halal sesuai dengan ajaran Islam pasti
dalam beraktivitas kerja, hal ini seperti
hasil yang didapat selain rizki yang digunakan
gampang secara teori akan tetapi sangatlah sulit
untuk memenuhi fasilitas hidup di dunia,
untuk mempraktekkan dalam pelaksanaannya.
tetapi sekaligus dipergunakan untuk sarana
Banyak orang bekerja semangat dalam hanya
beribadah dalam rangka membekali diri untuk
waktu kewaktu, besoknya lagi ada perubahan
kehidupan kelak.
dari cara kerja yang dilakukan maka tidak ada
jiwa semangat istiqomah dalam pekerjaan. Daya pikir dan keterampilan belumlah
dapat menjamin kesuksesan. Sukses hanya dapat
Insan yang baik dan mulia bagi mereka
diraih jika terjadi sinergi antara pemikiran,
yang ada kepeduliannya kepada insan lain,
keterampilan dan sikap mental maju, sikap
dalam saling ingat mengingatkan terhadap
mental inilah yang dalam banyak hal justru
seksama dan menghindarkan diri dari
72 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

menjadi penentu keberhasilan seseorang. Jika a. Kepercayaan diri ialah bagaimana seorang
dilihat dan dicermati, banyak seseorang yang bekerja mempunyai percaya diri, minim
berhasil dalam usaha ternyata hanya berlatar ketergantungan terhadap orang lain dan
belakang pendidikan sekolah menengah dan optimisme rezeki di tangan Allah Swt. b.
bahkan ada juga yang hanya tamatan SD, Orientasi pada tugas dan hasil ialah dalam
namun mereka banyak belajar dari keseharian bekerja haus akan prestasi, berorientasi profit
yang ia lakukan secara sendiri alias Otodidak. dan benefit, tekun dan tabah, tekad kuat enerjik
Bagi seorang muslim, sikap mental maju dan penuh inisiatif. c. Berani mengambil resiko,
pada hakikatnya merupakan konsekuensi dari suka pada tantangan, setelah kesulitan akan
tauhid dan buah dari kemuslimannya dalam ada suatu kemudahan. d. Keorisinilan sebagai
seluruh aktivitas kesehariannya. Identitas itu watak yang inovatif, kreatif, serba bisa dan
tampak pada kepribadian seorang muslim banyak tahu. e. Orientasi pada masa depan.
yakni pada pola berpikir dan pola bersikapnya Allah Swt dalam firmanNya dalam surat
yang dilandaskan pada aqidah Islam. Bahwa At-tiin 4-6 yang Artinya: “Sesungguhnya,
sikap mental maju sesungguhnya adalah buah Kami telah menciptakan manusia dalam
dari pola sikap yang didorong secara produktif bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian, Kami
oleh pola pikir Islami. kembalikan dia ke tempat yang serendah-
Seseorang dikatakan profesional jika dia rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang
selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh beriman dan mengerjakan amal saleh, maka
dalam bekerja. Dia mempunyai etos kerja yang bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
tinggi (himmatul `amal) yang tinggi dan Islam Allah menciptakan manusia dengan
mendorong setiap muslim untuk selalu bekerja berbagai anugrah potensi memungkin manusia
keras serta bersungguh-sungguh mencurahkan secara fitrahnya mengharuskan adanya
tenaga dan kemampuannya dalam bekerja. kerjasama antara manusia satu dengan yang
Dorongan utama seorang muslim dalam lainnya dalam karya untuk mencapai tujuan
bekerja adalah bahwa aktivitas kerja itu kebaikan bersama. (QS surat Al-maidah ayat
dalam pandangan Islam merupakan bagian 2) Artinya: Dan tolong menolonglah kamu
dari ibadah, karena bekerja merupakan dalam mengerjakan kebajikan dan Taqwa, dan
pelaksanaan salah satu kewajiban dan hasil janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat
usaha yang diperoleh seorang muslim dalam dosa dan pelanggaran.
bekerja dinilai sebagai penghasilan yang mulia. Saling membutuhkan merupakan refleksi
“Tidaklah seoarang diantara kamu makan suatu dari kenyataan bahwa setiap manusia memiliki
makanan lebih baik dari pada memakan dari potensi yang berbeda, memiliki disiplin ilmu
hasil keringatnya sendiri” (HR Baihaqi). yang berbeda dan minat yang berbeda. Sehingga
Ada beberapa watak seseorang muslim yang kerjasama antar disiplin dan ketrampilan dalam
mempunyai etos kerja yang tinggi diantaranya: suatu pekerjaan yang besar atau kecil dinilai
Meningkatkan Etos Kerja (Almizan) 73

sebagai suatu keadaan yang mengharuskan untuk mengabdi kepada Allah Swt. Umat
antara manusia saling membutuhkan dan Islam dituntut bekerja keras dan dilarang
saling butuh adanya kekompakan dalam untuk bermalas-malasan, mengemis dan
mengerjakan suatu pekerjaan. menggantungkan hidup kepada orang lain.
Kesadaran ini penting untuk dijadikan Terlepas dari takdir yang telah disurati-Nya,
landasan dalam menghargai antara pekerjaan manusia sebagai khalifah di muka bumi harus
yang satu dengan pekerjaan yang lain dan memanfaatkan waktu dan kesempatan yang
perlu penilaiannya berdasarkan pada tingkatan telah diberikan kepadanya. Ada pepatah yang
kesulitan dan resiko yang dimiliki oleh sering kita dengar ditengah-tengah masyarakat,
masing-masing profesi dan sub-sub bagian “bahwa uang tidak akan turun dari langit” jika
kerja. Hal ini terutama bagi pengelola sumber manusia tidak mau berusaha maka tidak akan
daya manusia pada suatu organisasi yang ada uang yang didapatkannya.
menggunakan sumber daya manusia yang Untuk memperoleh hasil maksimal dan
cukup banyak ragam disiplin ketrampilan yang suasana kerja yang nyaman, tentram dan damai.
diperlukan. Hal ini memerlukan pembagian Allah Swt melalui wahyuNya dan juga melalui
kerja sedemikian rupa sehingga keseluruhan contoh teladan dari para Nabi dan UtusanNya,
kerja menjadi lebih efektif dan efisien. memberikan pedoman yang banyak dari
Keberadaaan antara masing-masing orang sejarah dan aturan-aturan yang kemudian
dalam suatu organisasi perlu dilihat sebagai disebut dengan etos kerja Islami. Srijanti
suatu posisi yang sama-sama penting dalam dkk (2006), dalam buku Etika Membangun
kerjasama. Tidak ada perbedaan perlakuan Masyarakat Islam Modern menjelaskan etos
terhadap masing-masing kecuali dalam hal kerja Islami itu adalah: a. Bekerja sampai
karakteristik tugas yang diemban oleh masing- tuntas, b. Bekerja dengan ikhlas, c. Bekerja
masing sesuai dengan kesultan dan resiko yang dengan jujur, d. Bekerja dengan teknologi, e.
dihadapi pleh masing-masing. Oleh sebabnya Bekerja dengan kelompok, f. Bekerja keras, g.
memupuk rasa memelihara etos kerja yang Bekerja sebagai bentuk pelayanan.
sempurna harus dibiasakan dalam rangka Bagi seorang muslim, sikap mental maju
saling membutuhkan dan menjunjung tinggi pada hakikatnya merupakan konsekuensi dari
rasa kebersamaan dalam bekerja. tauhid dan buah dari kemuslimannya dalam
seluruh aktivitas kesehariannya. Identitas itu
KESIMPULAN tampak pada kepribadian seorang muslim
Manusia diciptakan Allah Swt dimuka bumi yakni pada pola berpikir dan pola bersikapnya
sebagai khalifah dengan tujuan semata-mata yang dilandaskan pada aqidah Islam. Bahwa
untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. sikap mental maju sesungguhnya adalah buah
Sehingga segala bentuk aktivitas yaitu gerak dari pola sikap yang didorong secara produktif
dan langkah manusia senantiasa dilakukan oleh pola pikir Islami.
74 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Membangun manusia seutuhnya, tidaklah DAFTAR PUSTAKA


semudah membalikkan telapak tangan. Bukan
Ahmad, Zainal Abidin (1974) Negara Adil
pula masalah pendidikan dan pengajaran
Makmur Menurut Ibnu Siena. Jakarta:
semata melainkan menyangkut aspek lain dari
Bulan Bintang.
sisi kehidupan manusia sepanjang hidupnya.
Karenanya pembinaan manusia seutuhnya Departemen Agama. (1993). Al-Qur`an dan
tidaklah mengenyampingkan nilai akhlak dan Terjemahannya. Semarang: CV Asy-syifa`.
tasawuf, sebab bagaimanapun juga merupakan
Shihab, M. Quraish. (1996). Membumikan
pilar-pilar dari suatu fenomena perkembangan
Al-Quran. Bandung: Mizan.
kultur.
Keberhasilan manusia dari aktifitas Solihin, Ismail. (2010). Pengantar Manajemen.
yang dilakukan dalam keseharian tidak Jakarta: Erlangga.
terlepas atas keberkahan dari Allah Swt, Srijanti, dkk. (2006). Etika Membangun
oleh sebabnya manusia dituntut untuk Masyarakat Islam Modern. Yogyakarta:
mengeluarkan sebagian rezekinya. Melalui Graha Ilmu.
zakat adalah salah satu bentuk cara untuk
berpatisipasi dalam mensyukuri nikmat yang Tasmara, Toto. (2002). Membudayakan Etos
telah dititipkan tersebut. Seseorang tidak Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani.
semuanya mempunyai kecukupan dalam dari Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian
segi materi, ada yang hanya untuk kehidupan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
sehari-harinya bahkan ada untuk makan saja Persada.
sudah payah apalagi untuk pendidikan dan
lain-lainnya. Makanya hasil yang didapatkan Zamawi, Somad, dkk. (2010). Membangun
oleh seseorang dalam usaha individu/kelompok Etika Islam Dalam Kehidupan. Jakarta:
untuk mengeluarkan hartanya dalam bentuk Universitas Trisakti.
Zakat, Udhiyah, Musaadah, Jiwar, Infak,
Wakaf dan lain sebagainya atas rezeki yang
diberikan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai