Anda di halaman 1dari 19

TUGAS UAS AGAMA ISLAM

BAGAIMANA ETOS KERJA MUSLIM UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG


OPTIMAL

DOSEN PENGAMPU: SAFARI HASAN, S.IP.,M.MR S

DISUSUN OLEH:

Chenia Alvansah Wahibiah

NIM: 10323022

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN 2023/2024
BAGAIMANA ETOS KERJA MUSLIM UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG
OPTIMAL

Pada era globalisasi saat ini perkembangan teknologi sangat berkembang


pesat, mulai dari informasi yang dapat tersebar dengan cepat. Peranan teknologi
informasi saat ini pasti tidak dapat mengabaikan peran sumber daya manusia,
karena manusia sendiri memiliki peran penting dalam menjalankan sumber daya
lain dalam suatu organisasi. Dengan adanya teknologi yang semakin canggih,
manusia dianggap sebagai salah satu sumber daya yang memiliki kemampuan
untuk menggerakkan sumber daya lain dalam organisasi. Adanya keberhasilan
suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan hanya semata-mata ditentukan
oleh sumber daya alam ataupun teknologi yang tersedia, melainkan banyak
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan dalam
merecanakan, melaksanakan, serta mengendalikan organisasi itu sendiri.

Ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,


termasuk pendekatan psikologis, pendekatan organisasi, budaya, dan agama.
Dengan adanya pendekatan organisasi dan psikologi, serta pendekatan budaya
dan agama harus digunakan untuk mencapai pencapaian kerja individu dan
organisasi di era globalisasi saat ini. Sumber daya manusia memiliki peran yang
sangat penting dalam memajukan suatu perusahaan. Salah satu pendekatan
dalam meningkatnya kualitas sumber daya manusia yakni melalui pendekatan
agama. Didalam agama islam terdapat konsep etos kerja islami yang
berlandaskan Al-Qur’an dan contoh dari Nabi Muhammad SAW.

Setiap manusia akan terpengaruh dan diarahkan oleh keyakinan yang


mengikatnya, baik keyakinan tersebut salah atau benar keyakinan tersebut pasti
mempengaruhi perilaku orang yang bersangkutan. Bahwa sejak awal masa
agama islam, khususnya umat muslim telah memberikan perspektif tentang
pekerjaan dan telah merumuskan secara jelas mengenai konsep kerja etos. Etos
kerja memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai kerja yang diyakini dan dimiliki
oleh seorang karyawan. Yang nantinya nilai-nilai tersebut mempengaruhi
bagaimana seorang karyawan bersikap terhadap tempat kerja mereka. Dengan
adanya keberadaan etos kerja yang tinggi dalam diri para karyawan yang bekerja
untuk suatu perusahaan tersebut akan membuat para karyawan lebih produktif

1
dan efektif saat bekerja. Dalam perusahaan, etos kerja yang tinggi ditunjukkan
oleh sikap bertanggung jawab, keinginan, dan keberanian untuk melakukan
inovasi dalam proses bekerja. Oleh karena itu, kinerja karyawan akan terus
meningkat dan berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Dalam Islam, kerja memiliki nilai yang tinggi dan mulia hal itu merupakan
dasar setiap kebesaran dan jalan menuju sukses. Orang akan hidup mulia dan
dapat merekayasa waktu untuk mengembangkan kekayaan dengan bekerja.
Bekerja merupakan kewajiban setiap muslim. Sebab setiap orang yang
beragama islam akan mengaktualisasikan keislamannya sebagai manusia,
ciptaan Allah yang paling sempurna dan mulia didunia ini, dengan cara bekerja.
Jika setiap muslim melakukan tindakan positif yang bertujuan untuk
mengaktualisasikan iman mereka sebagai makhluk Allah, maka mereka telah
melakukan ibadah kepada-Nya. Ini karena setiap tindakan positif yang dilakukan
oleh muslim karena Allah berarti mereka berjihad di jalan Allah.

Di dalam Islam, pengertian etos kerja dapat didefinisikan sebagai etika


kepribadian yang percaya bahwa bekerja adalah cara untuk beramal saleh dan
mencapai tujuan duniawi. Bagi umat muslim, bekerja adalah cara untuk
menunjukkan rasa syukur dan pengabdian kepada Allah SWT, dengan
mengelola kekayaan yang diberikan kepada kita. Al-Qur’an dan hadis dengan
jelas menekankan pentingnya bekerja dengan sungguh-sungguh dan dengan
tanggung jawab. Sebagai contoh dalam surat Al-Mumtahanah ayat 10 yang
berbunyi:

‫ت فَ ََل ت َْر ِجعُ ْوه َُّن اِلَى‬ ٍ ‫ع ِل ْمت ُ ُم ْوه َُّن ُمؤْ مِ ٰن‬ َ ‫ّللَاُ ا َ ْعلَ ُم ِب ِا ْي َما ِن ِه َّن فَا ِْن‬ ‫ت فَا ْمتَحِ نُ ْوه َّۗ َُّن َ ه‬ ٍ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اِذَا َج ۤا َء ُك ُم ْال ُمؤْ مِ ٰنتُ ُمهٰ ِج ٰر‬
‫علَ ْي ُك ْم ا َ ْن ت َ ْن ِك ُح ْوه َُّن اِذَآٰ ٰات َ ْيت ُ ُم ْوه َُّن ا ُ ُج ْو َره َّۗ َُّن َو ََل‬َ ‫ار ََل ه َُّن حِ ٌّل لَّ ُه ْم َو ََل ُه ْم يَحِ لُّ ْونَ لَ ُه َّۗ َّن َو ٰات ُ ْو ُه ْم َّما ٰٓ ا َ ْنفَقُ ْو َّۗا َو ََل ُجنَا َح‬ ِ َّۗ َّ‫ْال ُكف‬
‫ع ِل ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬
َ ُ‫ّللَا‬ ِ َّۗ ‫ص ِم ْالك ََواف ِِر َوسْـَٔلُ ْوا َما ٰٓ ا َ ْن َف ْقت ُ ْم َو ْليَسْـَٔلُ ْوا َما ٰٓ ا َ ْن َفقُ ْو َّۗا ٰذ ِل ُك ْم ُح ْك ُم ه‬
‫ّللَا يَحْ ُك ُم بَ ْينَ ُك َّۗ ْم َو ه‬ َ ‫ت ُ ْم ِس ُك ْوا بِ ِع‬

Artinya: Allah berfirman, “Hai orang-orang yang berfirman, ketika orang-orang


kafir keluar meninggalkan kamu untuk berperang, maka ganjaran dan
keberuntungan akan kamu dapatkan jika kamu tetap tekun, sabar, dan berbuat
baik”.

2
Hal ini menunjukkan bahwa memegang teguh etos kerja yang baik dapat
membawa keberhasilan dan keberuntungan dalam pekerjaan. Hadis ini juga
menekankan betapa pentingnya bekerja keras. Nabi Muhammad SAW sendiri
berkata bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang rajin. Dan dalam hadis tersebut
Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya etos dalam kerja yang disertai
dengan rasa tanggungjawab dan kesungguhan.

Tujuan dari etos kerja adalah agar pekerjaan berjalan dengan sukses dan
menghasilkan manfaat bagi individu yang bekerja dan orang-orang disekitarnya.
Selain itu, adanya etos kerja ini akan menunjukkan bagaimana perilaku
seseorang di tempat kerja, bagaimana ia menerapkan etos kerja, khususnya etos
kerja islami, dan dampak yang dihasilkan dari penerapan etos kerja ini. Jika
manusia bekerja tanpa etos kerja, tanpa moral, dan akhlak gaya manusia
tersebut akan meniru hewan dan akan turun ke tingkat kerendahan. Demikian
juga, jika seseorang bekerja tanpa menggunakan akal, pekerjaan mereka tidak
akan ada kemajuan. Adapun etos kerja yang dapat digunakan oleh manusia
yang berasal dari tuntunan, pedoman dan petunjuk yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam risalahnya yang mencakup berbagai pedoman
kehidupan termasuk etos kerja yang mencakup pedoman dan tuntunan untuk
bekerja dengan baik dan mendatangkan berkah.

Selain itu pandangan Islam menggambarkan kerja sebagai sesuatu yang


digariskan kepada manusia, bekerjalah sesuai dengan kodratnya sekaligus
menjadi cara untuk memperoleh kebahagiaan baik didunia maupun akhirat.
Selain itu agama menjadikan pekerjaan sebagai cara utama mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Ajaran Islam mendorong semua orang untuk menguasai
pekerjaan mereka. Bahwa setiap pekerjaan yang baik tentu bernilai ibadah,
peran penting dalam menunjukkan prestasi kerja seorang karyawan adalah dari
dirinya sendiri.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, masalah etos kerja islami harus
menjadi perhatian utama saat meningkatkan prestasi kerja para karyawan. Demi
mencapai tujuan ini, karyawan harus meningkatkan kreativitas, keahlian, dan
ketrampilan mereka. Banyak cara untuk meningkatkan prestasi karyawan,
termasuk pendidikan dan pelatihan serta adanya pengakuan yang dapat

3
meningkatkan semangat dan motivasi mereka untuk bekerja. Sehubungan
dengan pencapaian pekerjaan individu maupun organisasi di era globalisasi ini,
harus didasarkan pada pendekatan organisasi dan psikolog serta pendekatan
agama dan budaya.

Dalam dunia instansi, prestasi kerja pada dasarnya adalah hasil kerja tim
atau kerja individu. Prestasi kerja yang signifikan akan berdampak baik pada
karyawan yang bersangkutan maupun instansi tempat mereka bekerja. Prestasi
kerja merupakan tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang,
unit, atau devisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-
batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan atau instansi.
Penilaian prestasi kerja yang dilakukan dengan baik dan tertib dapat
meningkatkan motivasi dan etos kerja serta loyalitas karyawan terhadap
perusahaan.

Banyak hal yang harus dipenuhi oleh seorang karyawan agar


mendapatkan prestasi kerja yang diharapkan, selain faktor kemampuan yang
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill),
disamping itu pula faktor motivasi sangat penting untuk mempengaruhi kinerja
kerja seseorang. Sebagaimana dinyatakan oleh Henry Simamora, ada tiga faktor
yang sangat penting dalam mempengaruhi kinerja seseorang: diantaranya faktor
individual, faktor psikologis, dan faktor organisasi. Kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki setiap orang menunjukkan perbedaan dalam prestasi kerja. Dan
disamping itu juga terdapat faktor internal yaitu dari dalam individu itu sendiri
berupa minat, motivasi, sikap, tingkah laku, serta terdapat juga faktor eksternal
yaitu dari luar individu diantaranya pekerjaan itu sendiri, kebijakan, peraturan
manajemen, dll.

Terdapat bukti penelitian yang mendukung gagasan bahwa etos kerja


merupakan komponen penting untuk menentukan tingkat kepuasan karyawan
dan pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ford
menunjukkan bahwa sebanyak 17-18 percobaan di sebuah organisasi
memperlihatkan peningkatan prestasi dan kepuasan sesudah adanya etos kerja.
Ini berarti bahwa seorang karyawan yang memiliki etos kerja dan memaknai kerja

4
dengan hal yang luhur mengidentifikasi bahwa mereka dekat dengan prestasi
kerja yang akan dicapai dan kepuasan kerja.

Dalam Islam, etos kerja sangat penting khususnya dalam bekerja. Dan Al-
Qur’an menyatakan bahwa bekerja dan berusaha untuk mencapai prestasi yang
baik dalam bidang kehidupannya merupakan hal yang wajib untuk dilaksanakan.
Allah SWT berfirman pada surat Az-Zumar ayat 39 yang berbunyi:

َ‫ف ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫قُ ْل يَا قَ ْو ِم ا ْع َملُوا‬


َ ‫علَ ٰى َمكَانَتِ ُك ْم إِنِي‬
َ َ‫عامِ ٌل ۖ ف‬
َ ‫س ْو‬

Artinya: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku


akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui”

Bekerja adalah amanah Allah, sehingga ia akan bekerja dengan


kerinduan dan tujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan, memperoleh
kebahagiaan dalam melaksanakan pekerjaan, tumbuh kreativitas dalam
meningkatkan dan memperkaya pekerjaan, dan mempunyai rasa malu jika
pekerjaannya tidak dilakukan dengan baik.

Secara lebih sederhana, bagi seorang muslim bekerja adalah “ibadah”. Ini
adalah bukti pengabdian dan rasa terimakasih mereka untuk memenuhi
panggilan Ilahi dan menjadi yang terbaik karena mereka menyadari bahwa bumi
diciptakan sebagai ujian bagi mereka yang memiliki etos kerja terbaik.
Sebagaimana firman-Nya:

ُ ‫ش ُك‬
‫ور‬ َّ ‫ِي ال‬
َ ‫مِن ِعبَاد‬ ُ ‫ا ْع َملُوا آ َل َد ُاوو َد‬
ْ ‫ش ْك ًرا ۚ َوقَلِي ٌل‬

Artinya: “Bekerjalah hai keluarga (Raja dan Nabi) Daud sebagai ungkapan syukur
(kepada Allah). Sayangnya sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang
berterimakasih.” (Qs.Saba’ [34]:13)

Etos bukan hanya sekedar bergerak atau bekerja melainkan itu adalah
kepribadian yang bermuatan moral yang menggunakan landasan moral tersebut
sebagai cara untuk mengisi dan mencapai makna hidup yang di Ridhai-Nya,
serta untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena
itu, etos kerja berhubungan dan bersenyawa dengan semangat, kejujuran, dan
kepiawaian dalam bidang profesionalnya. Berdasarkan pendapat tersebut, etos
kerja islami didefinisikan sebagai karakter atau kebiasaan manusia dalam

5
bekerja yang didasarkan pada keyakinan atau aqidah Islam dan didasarkan pada
Al-Qur’an serta sunnah.

Selain itu, karyawan yang memiliki etos kerja dapat menilai dan menerima
bahwa pekerjaan adalah rahmat (aku bekerja tulus penuh syukur), kerja adalah
amanah (aku bekerja benar penuh tanggung jawab), kerja adalah panggilan (aku
bekerja tuntas penuh integritas), kerja adalah aktualisasi (aku bekerja penuh
semangat), kerja adalah ibadah (aku bekerja serius penuh kecintaan), kerja
adalah kehormatan (aku bekerja tekun penuh keunggulan). Etos kerja yang
dimiliki seseorang atau sekelompok orang mungkin akan mendorong mereka
untuk bertindak. Konsep “etos kerja” mengacu pada konsep atau paradigma
kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan
benar serta nyata secara khas dalam perilaku mereka sebagai hasil dari
pekerjaan mereka. Perilaku dalam bekerja merupakan salah satu bagian dari
dimensi prestasi kerja, karena hal itu diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan demikian perilaku kerja sangat diperlukan.

Dalam etos kerja terkandung semangat kerja yang tinggi termasuk


bekerja keras dan bekerja dengan cerdas sehingga menghasilkan karyawan
yang berprestasi. Selain itu, termasuk dalam etos kerja yang mencakup semua
sifat yang baik untuk bekerja ditempat kerja seperti disiplin, kerja keras, ulet,
jujur, ramah, setia, kreatif, dan efisien. Tampaknya etos kerja adalah jenis “spirit”
atau semangat yang tinggi dan yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu menjadi
lebih signifikan. Selain itu, seseorang yang memiliki nilai kerja yang tinggi tidak
akan membiarkan dirinya menyimpang atau mengizinkan kesalahan yang
mengerikan.

Menghadapi tantangan idealisme dan etos kerja, dengan adanya


tantangan tersebut maka dedikasi, kerja keras, dan kejujuran diperlukan. Agar
orang tidak merugi dengan demikian prinsip kerja dan waktu harus digunakan
dengan tepat dan efisien. Menurut pepatah yang mengatakan bahwa waktu
adalah pedang dan jika kita tidak menggunakan waktu tersebut dengan benar
kita akan mati. Dalam memberikan semangat kerja, hal yang lebih penting adalah
bahwa kita harus kembali ke kiblat, yaitu dengan memikirkan nilai ajaran agama
yang kita yakini, serta dapat memberikan petunjuk yang benar.

6
Ada kemungkinan bahwa etos kerja islami adalah karakter dan kebiasaan
berkenaan dengan kerja yang berasal dari sikap hidup manusia yang mendasar
terhadapnya. Etos kerja menunjukkan ciri-ciri perilaku berkualitas tinggi yang ada
pada seseorang yang mencerminkan keluhuran dan keunggulan watak mereka.
Terdapat karakteristik etos kerja islami diantaranya sebagai berikut:

1. Kerja merupakan penjabaran aqidah


2. Kerja dilandasi ilmu
3. Kerja dengan meneladani sifat-sifat Ilahi dan mengikuti petunjuk-petunjuk-
Nya.

Dari karakteristik-karakteristik yang sudah ada diatas, terdapat indikator etos


kerja islami sebagai berikut:

1. Pada saat bekerja diniatkan sebagai ibadah


2. Kerja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, dan sosial
3. Berpikir logis, memahami ilmu dan teknologi, aktif, kreatif, disiplin,
visioner, dan profesional.
4. Amanah dalam pekerjaan berarti dapat memastikan kualitas pekerjaan,
memenuhi janji, dan jujur
5. Sabar, ulet, kompetitif, optimis, efektif, dan bekerja sama

Dan selain itu untuk menentukan apakah seseorang memiliki etos kerja
yang tinggi atau tidak, dapat dilihat dari bagaimana mereka bekerja. Menurut
Bachtiar Hasan dalam Alinda, etos kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki kompetensi dalam bidang profesional yang diakui oleh organisasi


atau kelompok profesional itu sendiri.
2) Berdisiplin tinggi (menegakkan peraturan dan standar kerja yang berlaku
dalam bidang profesional yang bersangkutan).
3) Selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik melalui pengalaman kerja
dan sumber pembelajaran lainnya.

Terdapat pendapat lain yang menjelaskan bahwa etos kerja yang tinggi
dapat diukur dari cara seseorang bekerja, dengan memiliki ciri-ciri dasar
diantarnya yakni (1) menjaga kualitas pekerjaan, (2) menjaga harga diri saat
melakukan pekerjaan, dan (3) memberikan layanan kepada masyarakat. Pekerja

7
maupun pengusaha yang memiliki etos kerja yang tinggi akan menghasilkan
kualitas dan mutu yang lebih baik. Pandangan, harapan, dan kebiasaan yang
ada dalam kelompok kerja seseorang mempengaruhi bagaimana mereka
menghayati dan melaksanakan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, etos kerja
seseorang dapat dipengaruhi oleh kerja etos kelompok.

Sedangkan itu menurut Jansen Hulman Sinamo yakni seorang bapak


ethos Indonesia malah sebaliknya, ia menyatakan bahwa terdapat 8 prinsip kerja
profesional, diantaranya yaitu:

1) Kerja adalah rahmat (Aku bekerja Tulus Penuh Syukur), berkata bahwa
rahmat adalah anugerah, berkah, dan karunia kebaikan yang diberikan
Tuhan kepada kita tanpa syarat sebagai bukti kasih sayang-Nya kepada
kita. Ada tiga jenis rahmat yaitu:
a. Rahmat Umum: segala sesuatu yang memungkinkan manusia
hidup dan berkembang dengan baik, sebagai contoh matahari,
bumi, air, oksigen, kesehatan, kecerdasan, kemampuan
berbahasa, kemampuan berfikir dan unsur-unsur lainnya.
b. Rahmat Khusus: rahmat khusus adalah rahmat yang diberikan
secara khusus kepada kita. Misalnya ketika dilanda masalah tiba-
tiba bantuan muncul, ketika kita bosan dengan pekerjaan kita
namun secara tiba-tiba pekerjaan lain saling berdatangan. Ciri
khas dari rahmat khusus ini selalu datang dengan tepat waktu
dan solusi khusus untuk persoalan masalah khusus kita.
c. Rahmat Terselubung: rahmat terselubung merupakan
kemampuan hati kita untuk dapat melihat kebaikan dari apa yang
telah terjadi. Sehingga kita-kita sadar bahwa apa yang telah
digariskan Allah mengandung kebaikan (hiqmah) dibaliknya.

Dari ketiga rahmat tersebut, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak
bersyukur. Salah satu cara kita menunjukkan rasa terimakasih kita atas rahmat
Allah adalah dengan mengerjakan apa yang kita miliki. Kita menyadari bahwa
tingkat pengangguran di negera ini sangat tinggi. Namun, tidakkah kita
menyadari bahwa kita memiliki banyak pilihan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Kita dapat menemukan lapangan pekerjaan yang lapang

8
dengan memanfaatkan apa yang telah disediakan Allah, seperti menanami alam
dan menggunakannya. Pekerjaan formal yang disediakan oleh pemerintah,
memiliki banyak peminatnya tetapi memiliki jumlahnya yang terbatas. Kita dapat
melakukan pekerjaan non-formal ini sebagai cara untuk menunjukkan rasa terima
kasih kita atas rahmat Allah.

2) Kerja adalah amanah (aku bekerja benar penuh tanggungjawab)


Kepercayaan yang diberikan kepada kita merupakan penghargaan tulus
dan tak ternilai harganya. Kepercayaan yang diberikan biasanya
merupakan proses panjang dari pengamatan apa, siapa, dan bagaimana
pada orang yang hendak diberikan kepercayaan tersebut.
Kerja adalah amanah jabatan adaah amanah, dan melalui kerja kita
menerima amanah. Melakukan pekerjaan sebaik mungkin merupakan
bentuk tanggung jawab pada orang yang telah memberi kepercayaan
kita. Semakin besar tanggung jawab, kita semakin berat juga beban yang
kita hadapi.
3) Kerja adalah panggilan (aku bekerja dengan penuh integritas)
Kerja adalah profesi, panggilan, darma, atau misi kehidupan dalam
bidang pekerjaan tertentu yang kita tekuni sebagai bentuk panggilan
Tuhan kepada kita. Artinya apapun jenis pekerjaan kita, itu termasuk telah
memenuhi panggilan Allah yang dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri,
masyarakat, dan agama. Kejujuran yang kuat, komitmen, dan keberanian
untuk mendengarkan nurani dan memenuhi tuntunan profesi dengan
segenap hati, pikiran, dan tenaga diperlukan agar panggilan tersebut
dapat dipenuhi dengan sukses.
4) Kerja adalah aktualisasi: aktualisasi merupakan kekuatan untuk
mengubah potensi menjadi kenyataan. Salah satu kenikmatan terbesar
dalam hidup adalah dapat mencapai hal-hal yang orang lain anggap tidak
mungkin menjadi mungkin dengan bantuan kerja keras dan kecerdasan.
Kegagalan bukanlah sinyal bahwa kita harus menyerah, melainkan
pertanda bahwa kita harus melakukan perubahan yang cerdik dan
cerdas. Artinya adalah menikmati setiap langkah demi langkah yang kita
ambil untuk mencapai impian kita dengan cara kita harus bekerja keras
dan tidak mudah menyerah.

9
5) Kerja adalah ibadah: Kerja adalah semacam ibadah, dengan definisi kerja
yakni ibadah kedua yang kita lakukan kepada Allah selain melaksanakan
sholat dan melakukan amal sholeh lainnya. Agama mengajarkan manusia
untuk berbuat baik sebanyak mungkin dan berkarya untuk membangun
kehidupan ini dengan mencintai pekerjaan mereka.
Tujuan yang diinginkan oleh setiap karyawan berbeda-beda. Ada yang
hanya ingin memenuhi kebutuhan hidup dan ada yang hanya ingin
menghabiskan waktu luang saja. Lebih dari itu, berusahalah hanya
karena Allah agar kita mendapat ridhanya. Itu yang membedakan kita
yang beragama dengan orang-orang yang tidak. Kebutuhan secara Islam
tidak hanya pakaian, tempat tinggal, dan makanan. Namun ada tambahan
agama yang benar-benar menjadi dasar. Yang telah dijelaskan dalam
surat al-Bayyinah ayat 5:
‫الزكَاة َ ۚ َو ٰذَلِكَ ِدينُ ْالقَيِ َم ِة‬ َّ ‫ِصينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلة َ َويُؤْ تُوا‬ َ َّ ‫َو َما أُمِ ُروا ِإ ََّل ِليَ ْعبُدُوا‬
ِ ‫ّللَا ُم ْخل‬
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan kataatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat
dan demikian itulah agama yang lurus”
6) Kerja adalah seni: kerja adalah seni yang menimbulkan kesukaan dan
gairah untuk bekerja. Aktifitas seni adalah aktifitas yang interaktif, kreatif,
dan artistik yang menuntut kita untuk kreatif dalam menyelesaikan
masalah dalam bekerja. Rasa unik akan muncul dalam diri kita apabila
kita menemukan bahwa pekerjaan kita adalah karya seni atau keindahan
yang dapat kita hargai dan cintai.
7) Kerja adalah kehormatan: ada banyak aspek yang berkaitan dengan kerja
sebagai kehormatan. Diantaranya, pemberi kerja yang menghormati
kemampuan kita dengan memilih pekerja untuk melakukan tugas atau
memangku posisi. Kedua, secara psikologis menumbuhkan rasa percaya
diri karena kita diberi pengakuan atas kemampuan kita. Ketiga, secara
sosial kerja memberikan rasa kehormatan karena kita dapat menjadi
produktif sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Keempat, dapat
memenuhi kebutuhan finansial kita. Dan yang kelima secara moral dapat
menjaga perilaku kita karena ada peraturan yang harus kita ikuti baik
secara langsung maupun tidak langsung.

10
Tujuan utama dari pekerjaan dapat menjadikan manusia terhormat adalah
untuk dapat melakukan pekerjaan tekun dengan penuh kesuksesan, yang
pada akhirnya akan menghasilkan hasil dari ketekunan kita.
8) Kerja adalah pelayanan: setiap pekerjaan adalah pelayanan. Kita
berusaha sebaik mungkin untuk melakukan pekerjaan sehingga
pelanggan atau orang yang percaya pada kita puas dan kita dapat tetap
menjadi pekerja rendah hati. Misalnya, dalam dunia bisnis istilah
“konsumen adalah raja” sering digunakan. Oleh karena itu, kita harus
memberikan kepuasan kepada pelanggan kita dengan memberikan
pelayanan yang mereka butuhkan sehingga mereka dapat menggunakan
produk kita dan memenuhi kebutuhan finansial mereka.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja, terdapat empat


faktor yang mempengaruhi etos kerja diantaranya:

1. Faktor Religius, kepercayaan sangat penting untuk kerja kelompok dan


sikap terhadap pekerjaan.
2. Faktor Budaya, peristiwa-peristiwa, pertunjukan, dan pengalaman masa
lalu adalah bagian dari budaya.
3. Faktor Individu, secara empiris menunjukkan bahwa orang-orang yang
rajin menempatkan kekuatan secara individu.
4. Dinamika Kelompok, adalah penting karena etika kerja berfokus pada
nilai-nilai yang ditunjukkan oleh standar evaluasi dan ukuran etika
perilaku.

Selain itu terdapat juga faktor-faktor pendorong etos kerja Islami sebagai
berikut: Sistem ajaran dalam agama islam dan ajarannya, kesadaran akan
tanggung jawab manusia adalah bagian dari menjadi khalifah, pelajaran tentang
ihsan dan instruksi untuk membantu orang Islam menjadi mandiri dalam
pekerjaan mereka, dan kebutuhan untuk saling mengingatkan satu sama lain.

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Aku diutus
semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (H.R Ahmad), perilaku
seseorang dalam Islam menunjukkan kualitasnya. Jika dikaitkan dengan
pekerjaan, pekerjaan yang disukai oleh Allah SWT adalah yang berkualitas
tinggi. Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa istilah yang menunjukkan pekerjaan

11
yang berkualitas tinggi yang telah diperintahkan, seperti “amal shalih” yang
disebutkan sebanyak 77 kali, “amal ihsan” yang disebutkan sebanyak lebih dari
20 kali, “itqan” yang disebutkan 1 kali, dan “birr” disebutkan sebanyak 6 kali.

Di katakan bahwa suatu kualitas adalah proses bukan hanya sekedar


hadir. Kualitas merupakan gambaran yang menjadi individu obsesi bagi setiap
individu yang beragama Islam yang memiliki etos kerja. Kualitas adalah suatu
proses yang terus maju. Dalam dunia bisnis, jalan yang lurus adalah semua
komitmen yang ditunjukkan dalam standar prosedur dan komitmen dirinya
dengan perusahaan. Setiap pekerja yang memiliki etos kerja tidak akan
melanggar prosedur yang ada karena mereka percaya bahwa prosedur tersebut
adalah hasil dari diskusi dan persetujuan yang telah dibuat bersama. Dengan
adanya proses dan anggota organisasi yang berkualitas maka akan
menghasilkan suatu hasil yang juga berkualitas.

Manfaat etos kerja dalam Islam, Islam mengajarkan pentingnya bekerja


dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kesuksesan baik didunia maupun
diakhirat. Kesuksesan di dunia dan akhirat, memiliki etos kerja yang baik
menawarkan banyak keuntungan termasuk kesuksesan didunia dan akhirat.
Dalam Islam, bekerja dengan sungguh-sungguh dan memiliki semangat yang
tinggi untuk mencapai kesuksesan duniawi adalah tugas dan ibadah. Dengan
bekerja dengan keras dan berkualitas, seseorang dapat mencapai kesuksesan
dalam karir dan kehidupan pribadi mereka serta mendapatkan pahala di akhirat.
Berikutnya yakni pilihan pekerjaan yang halal, etos kerja Islam membantu
seseorang memilih pekerjaan yang halal dan menghindari yang haram. Setiap
orang yang beragam Islam dianjurkan untuk mencari pekerjaan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam, menghindari pekerjaan yang melanggar aturan
agama dan menghindari pekerjaan yang berdampak negatif baik pada diri
mereka sendiri maupun masyarakat sekitar. Seseorang yang memiliki etos kerja
yang baik dapat melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan
mendapatkan pahala dari Allah.

Kebaikan untuk lingkungan sekitar, etos kerja dalam Islam berdampak


pada kebaikan lingkungan sekitar. Seseorang yang memiliki etos kerja yang baik
akan berkontribusi positif kepada masyarakat sekitar melalui pekerjaannya.

12
Misalnya seseorang dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran
dilingkungannya dengan bekerja keras untuk menciptakan lapangan kerja. Selain
itu, seseorang dapat memperkuat hubungan yang baik antara individu, bisnis,
dan masyarakat dengan melayani pelanggan atau konsumen dengan baik. Etos
kerja Islam juga mendorong seseorang untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan masyarakat, seperti melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan
yang bermanfaat bagi orang lain.

Dapat disimpulkan, etos kerja dalam Islam memiliki banyak manfaat bagi
individu dan masyarakat sekitar. Dengan memiliki etos kerja yang baik,
seseorang memiliki kesempatan untuk sukses di dunia dan akhirat, memilih
pekerjaan yang halal, dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya
melalui pekerjaan mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk
memiliki etos kerja yang baik dan menjalankan pekerjaannya dengan penuh
tanggung jawab. Selain itu, etos kerja dalam Islam mengajarkan kita untuk
mengahargai waktu, menjaga kebersihan, dan berdoa sebelum memulai
pekerjaan. Dengan mengikuti etos kerja dalam Islam, kita dapat mencapai
kesuksesan dalam pekerjaan kita dan juga mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT.

Implementasi etos kerja dalam kehidupan sehari-hari menurut etos kerja


Islam, pekerjaan adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan baik.
Seseorang diharapkan untuk menyadari bahwa pekerjaannya adalah amanah
dari Allah dan berusaha untuk menjalankannya dengan sungguh-sungguh. Ada
beberapa implementasi atau contoh Etos Kerja muslim dalam mencapai prestasi
yang optimal, yakni sebagai berikut:

a. Bekerja dengan hati yang ikhlas, bekerja dengan hati yang ikhlas karena
Allah adalah gambaran sederhana dari sikap kerja yang etis. Bekerja
didasarkan pada keikhlasan, prinsip-prinsip atau nilai-nilai akhlak mulia,
dan kepedulian terhadap sesama. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa
jika kita bekerja dengan hati yang ikhlas, semua pekerjaan yang terasa
berat akan menjadi lebih mudah. Selain itu, pekerjaan yang telah kita
lakukan akan diberi nilai pahala dan dianggap sebagai amal shalih oleh
Allah SWT.

13
b. Bekerja keras, dalam Islam orang yang bekerja dengan keras dianggap
sebagai mujahid di jalan Allah SWT. Hal ini disebabkan fakta bahwa
agama ini sangat mengutuk tindakan orang yang malas. Kerja keras
berarti mencari rezeki dengan cara yang halal dan diridhai Allah SWT,
serta bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Kita juga
harus memiliki keyakinan bahwa kerja keras pasti akan menghasilkan apa
yang kita inginkan (man jadda wa jada-siapa yang giat, pasti dapat).
c. Memiliki cita-cita yang tinggi, dalam bekerja jangan hanya menjadi kuli
kasar. Kita harus memiliki cita-cita yang tinggi agar kita dapat
berkembang dan mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik.
d. Bertindak berdasarkan prinsip “mulai dari diri sendiri, mulai dari yang
terkecil, dan mulai dari sekarang” saat melakukan sesuatu.
e. Pantang menyerah saat bekerja
f. Seseorang yang beragama islam harus bekerja dengan sungguh-
sungguh sampai mereka lelah dan tidak boleh berhenti bekerja sebelum
merasa lelah.
g. Untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, setiap mukmin
harus rajin bekerja dan beramal. Keduanya harus berjalan secara
proporsional.
h. Jangan sekali-kali melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri atau
orang lain dan lakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri-sendiri,
masyarakat, negara, dan agama-Nya.
i. Seorang pengusaha harus memiliki keimanan dan pengetahuan syar’i
terutama yang berkaitan dengan fikih bisnis dan muamalah, agar menjadi
pengusaha yang baik dan benar.
j. Contoh etos kerja islam yang baik bagi seorang pengusaha adalah sifat
jujur, amanah, pemurah, dan akhlak Islam lainnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan dari semua penjelasan diatas


mengenai bagaimana etos kerja muslim mencapai prestasi yang optimal. Bahwa
prestasi kerja menunjukkan seberapa baik atau buruk aktivitas manajemen
sumber daya manusia. Oleh karena itu, penting untuk meninjau ulang aktivitas
manajemen sumber daya manusia. Banyak karyawan perusahaan tidak
mencapai kepuasan kerja. Pemimpin seringkali tidak menyadari penyebab

14
pekerja tidak puas di tempat kerja. Banyak perusahaan menghadapi masalah
dengan kepuasaan karyawannya, seperti kurangnya insetif, tempat kerja yang
tidak nyaman, dan masalah kenaikan jabatan. Jika ini dibiarkan, tingkat turnover
karyawan akan meningkat. Dan Untuk meningkatkan kualitas kerja, etos kerja
islami diperlukan. Kualitas kerja yang didasarkan pada etos ini akan membentuk
sistem kerja organisasi yang sesuai dengan syariah, yang akan membawa
organisasi ke tujuan dan mengembangkannya. Berikut ini salah satu contoh
penelitian mengenai pengaruh etos kerja dengan mencapai prestasi hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan etos kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja di kantor kecamatan anggana
kabupaten kutai kartanegara. Jadi jika etos kerja muslim ingin mencapai prestasi
yang optimal maka kita harus menerapkan etos kerja dengan benar dan
sungguh-sungguh agar tercapai prestasi yang optimal. Dan kerjakanlah dengan
mengingat Allah supaya diridhai setiap langkahmu menuju kesuksesan.

15
LAMPIRAN

https://blog.evermos.com/pentingnya-etos-kerja-dalam-islam/

https://www.slideshare.net/RiksaAdeli/etos-kerja-dalam-islam

16
DAFTAR PUSTAKA

4 Contoh Etos Kerja yang Baik dalam Agama Islam. (2023). Ragam Info.
https://kumparan.com/ragam-info/4-contoh-etos-kerja-yang-baik-dalam-
agama-islam-210nOym9PYR/full

Administrator, A. (2023). Etos Kerja Dalam Islam: Menggali Potensi dan


Berusaha Dengan Ikhlas. Ishared Indonesia. https://www.ishared.id/etos-
kerja-dalam-islam

FUADDI, H. (2018). ETOS KERJA DALAM PERSFEKTIF ISLAM. Jurnal Al-


Amwal, 7(1). http://www.uib.no/sites/w3.uib.no/files/attachments/1._ahmed-
affective_economies_0.pdf%0Ahttp://www.laviedesidees.fr/Vers-une-
anthropologie-critique.html%0Ahttp://www.cairn.info.lama.univ-
amu.fr/resume.php?ID_ARTICLE=CEA_202_0563%5Cnhttp://www.cairn.inf
o.lama

HIDAYANTO, L. (2009). HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN PRESTASI


KERJA PEGAWAI BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUA TAN STRUKTUR
(B2TKS) ~ BPPT Oleh: Institutional Repository of UIN SATU Tulungagung.

Irham, M. (2019). Etos Kerja dalam Perspektif Islam. Jurnal UIN Ar-Raniry, 4(1).
https://doi.org/10.17509/manajerial.v4i1.16504

Kristina. (2022). 10 Contoh Etos Kerja dalam Islam yang Tercermin di Kehidupan
Sehari-hari. Detikedu.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6210187/10-contoh-etos-kerja-dalam-islam-yang-tercermin-di-kehidupan-
sehari-hari#:~:text=Matsna%2C berikut contoh etos kerja dalam Islam%3A
1,yang terkecil%2C dan mulai dari sekarang.%22 Item lainnya

Safrianti, A. (2021). PENGARUH ETOS KERJA ISLAM TERHADAP PRESTASI


KARYAWAN PADA PT. BPRS AL-WASHLIYAH. 1(1).

Sono, N. H., Hakim, L., & Oktaviani, L. (2017). Etos Kerja Islam sebagai Upaya
Meningkatkan Kinerja. Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper
Ekonomi Dan Bisnis, 1(1), 411–420.

UPDATE, B. (2023). Pengertian Etos Kerja dalam Islam dan Konsepnya.

17
Kumparan.Com. Pengertian Etos Kerja dalam Islam dan Konsepnya %7C
kumparan.com

18

Anda mungkin juga menyukai