Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :

Yoga Dwi Ratmanda (10323067)

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

JANUARI 2024
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Serta memberi berkat baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas mata kuliah
Aagma dengan judul “ Etos Kerja Muslim untuk Mencapai Prestasi Optimal”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengarapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Sabtu , 13 Januari 2024

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang dari etos kerja Muslim adalah adanya pemahaman bahwa
Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk bekerja dengan sungguh-
sungguh dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Sejak awal sejarah Islam,
Nabi Muhammad saw. telah menunjukkan contoh sebagai seorang pekerja yang
tangguh dan memiliki etos kerja yang kuat. Pada zaman sekarang, dengan
tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks dan kompetitif, penting bagi umat
Muslim untuk memahami etos kerja Islam sebagai dasar untuk mencapai prestasi
optimal dalam karier dan kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang etos kerja Muslim dan pentingnya menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan memahami tujuan tersebut, diharapkan mampu menjadi
stimulus bagi umat Muslim untuk lebih menghargai pekerjaan, meningkatkan
produktivitas, menjaga kualitas pekerjaan, dan mencapai prestasi yang optimal.
Selain itu, dengan menerapkan etos kerja Muslim, diharapkan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan mendapatkan pahala serta
ridha dari Allah SWT.

1.3 Manfaat
Etos kerja Muslim membawa berbagai manfaat yang positif dalam mencapai
prestasi optimal. Dengan memiliki etos kerja yang baik, seorang Muslim dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pekerjaannya. Selain itu, etos
kerja Muslim juga dapat membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis dan penuh keberkahan. Dengan bekerja dengan etos yang sesuai
dengan ajaran Islam, seorang Muslim juga dapat menghasilkan karya yang
berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, etos kerja
Muslim memiliki manfaat yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas kehidupan
dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Definisi Etos Kerja Muslim


Etos kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai sikap mental dan spiritual yang
mendasari perilaku kerja seorang Muslim. Definisi ini mencakup nilai-nilai Islam
yang menjadi pedoman dalam bekerja, seperti kejujuran, tanggung jawab,
ketekunan, dan kedisiplinan. Etos kerja Muslim juga mencerminkan pengabdian
seorang Muslim kepada Allah SWT melalui kerja keras, beribadah, dan
berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar. Dengan memiliki etos kerja Muslim
yang kuat, seorang Muslim dapat mengintegrasikan nilai-nilai agama dan tujuan
kehidupan dunia-akhirat dalam pekerjaan sehari-hari.

1.5 Pentingnya Etos Kerja Muslim


Pentingnya etos kerja Muslim terletak pada fakta bahwa Islam merupakan
agama yang mengajarkan keselarasan antara ibadah dan dunia. Dengan
memiliki etos kerja Muslim, seorang Muslim dapat menjunjung tinggi nilai-nilai
agama secara konsisten dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dunia kerja.
Etos kerja Muslim juga memberikan landasan moral yang kuat dalam
menghadapi berbagai situasi dan tantangan dalam karier. Selain itu, pentingnya
etos kerja Muslim juga terlihat dalam hubungan antarmanusia, di mana seorang
Muslim diharapkan untuk menghargai dan menghormati rekan kerja, atasan, dan
bawahan. Dengan demikian, etos kerja Muslim memiliki peran yang penting
dalam menjaga kesinambungan dan harmoni di lingkungan kerja.

1.6 Prinsip Etos Kerja Muslim


Prinsip etos kerja Muslim didasarkan pada ajaran Islam yang mengatur tata
cara bekerja dan berkontribusi dalam masyarakat. Prinsip-prinsip ini mencakup
tanggung jawab, integritas, ketekunan, kreativitas, dan kolaborasi. Seorang
Muslim yang memiliki etos kerja yang baik akan tampil sebagai pekerja yang
bertanggung jawab, menjaga integritasnya dalam setiap situasi, memiliki
ketekunan yang tinggi dalam mencapai tujuan, mengembangkan kreativitas
dalam menyelesaikan tugas, dan mampu bekerja sama dengan baik dalam tim.
Prinsip-prinsip etos kerja Muslim juga mengajarkan pentingnya keselarasan
antara karier dan spiritualitas, sehingga seorang Muslim dapat memberikan
kontribusi yang positif dalam pekerjaan dan juga mendapatkan keberkahan
dalam hidupnya.

1.7 Disiplin kerja dalam etos kerja islami


Sikap disiplin kerja pada karyawan yaitu mematuhi semua aturan dan
ketentuan kerja yang menjadi ketentuan perusahaan yang harus dijalani semua
karyawannya. Hal tersebut didalam pandangan islam seseorang yang dapat
bekerja denga disiplin maka ia termasuk sudah menjalankan amanah yang
diberikan dengan baik. Seseorang yang bekerja kelompok siap untuk
menghadapi perubahan yang akan datang kedepannya. Sesuai yang tercantung
dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 11.
ِ ‫ف َو ِإنَّا لَهُ لَت‬
َ‫َنصحُون‬ َ ‫قَالُوا َيتَأ َ َبانَا َما لَكَ َل تَأ ْ َمنَّا‬
ُ ‫علَى يُو‬
َ ‫س‬

Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum,


melainkan mereka merubah apa yang ada dalam diri (sikap mental) mereka
sendiri.”5 Disiplin berasal dari bahasa latin diciplina yang berarti peraturan yang
harus dilaksanakan, sesuai bidang yang dipelajari: etika, norma dan tingkah
laku.6 Supaya disiplin dapat terlaksana dengan baik makaseseorang harus
mempunyai kesadaran, keteladanan, penegakan peraturan yang tertanam pada
diri seseorang karyawan.Selain itu dalam kitab al-qur’an juga menjelaskan
seseorang yang taat dan amanat terhadap pekerjaannya berarti sudah
melaksanakan apa yang menjadi tugas pokoknya. Menurut al-Hasyimi
berperilaku baik serta taat terhadap ajaran agama juga termasuk sikap disiplin,
contohnya yaitu: berperilaku jujur, pemberani, menepati janji dan amanah

1.7.1 Macam Macam Disiplin kerja


Disiplin Preventif
Disiplin Preventif adalah bentuk kedisiplinan dengan cara
mencegah supaya terhindar dari pelanggaran aturan, yang
mempunyai tujuan untuk mengajarkan para karyawan mengikuti
berbagai standar aturan yang ada. Disiplin preventif dapat diartikan
sebagai upaya perusahaan untuk menanamkan sikap dan kondisi
perusahaan kepada semua orang yang berada dilingkungan tersebut
dapat mematuhi aturan dan menjalankan dengan kesadaran
sendiri. Fungsi disiplin preventif yaitu mendorong pegawai untuk
berperilaku disiplin supaya mereka berhati-hati dalam berperilaku dan
bertindak.

Disiplin Korektif.
Disiplin korektif adalah disiplin yang bertujuan menanggapi
pelanggaran peraturan yang telah ditetapkan serta memperbaikinya
untuk kedepannya, dengan menaati peraturan yang terdapat di dalam
perusahaan. Dapat disimpulkan disiplin korektif merupakan upaya
menindaklanjuti karyawan yang telah melanggar aturan. Sasaran
disiplin ini yaitu para karyawan yang tidak patuh pada aturan akan
dikenakan sanksi yang telah ditentukan. Disiplin korektif diterapkan
untuk mencegah pelanggaran yang sama di hari berikutnya.

Disiplin Progresif.

Disiplin progresif adalah menjatuhkan hukuman lebih berat


kepada seseorang yang melanggar aturan berulang. Hal ini bertujuan
memberikan peluang terhadap karyawan untuk mengambil langkah
korektif sebelum adanya hukuman yang lebih berat. Disiplin ini
kemungkinan manajemen memutuskan hubungan yang lebih berat
bisa juga memberhentikan hubungan kerja. Contohnya: teguran dari
atasan, sekors pekerjaan, penurunan jabatan bahkan pemecatan
kerja

1.7.2 Faktor yang mempengaruhi Disiplin kerja


Asumsinya pemimpin berpengaruh langsung dengan sikap
kebiasaan yang diperoleh karyawan. Kebiasan tersebut ditentukan
pemimpin, baik secara iklim, kondisi kepemimpinan ataupun contoh
diri sendiri, karena untuk mendapatkan kedisiplinan pemimpin harus
memberi contoh yang baik

Ada tidaknya manajer yang patut diteladani di


perusahaanperusahaan.
Dikatakan bahwa keteladanan seorang pemimpin penting
karenadi perusahaan, karyawan saat inidi dalamnya perhatian
diberikan pada caranyapemimpin mereka, terhadap siapa mereka
harus menjaga disiplinDirimu sendiri dan seperti apa rupa seorang
pemimpinmengendalikan sikap dan perkataannya, yang akan
mewujudkan hal inisehingga merugikan aturan disiplin yang
berlaku.Teladan seorang pemimpin mempunyai dampakadalah
masalah besar bagi sebuah perusahaan, bahkan perusahaan yang
berpengaruhkuat dalam kaitannya dengan semua faktor yang
mempengaruhiDisiplin dalam perusahaan. Menjadi seorang
karyawanmeniru semua yang dilakukan pemimpin.Karena itujika
pemimpin mengharapkan kedisiplinan tetap terjaga Anda harus
memberikandi perusahaan Pertama,contoh yang bisa digunakan
karyawanbagus.

Harus ada aturan permanen.

Pelatihan kedisiplinan tidak dapat diadakan di tempat yang


samaperusahaan ketika tidak ada aturan yang ditetapkandigunakan
sebagai pedoman bagi individu atau kelompok,Aturan yang dibuat
hanya berdasarkan instruksi tidaklah demikiandapat meyakinkan
seseorang untuk menggunakannyaperilaku disiplin karena dapat
berubah sewaktu-waktu.pegawai akan menerapkan disiplin kerja pada
saatada ketentuan khusus yang harus disampaikandi antaranya.
Kalau aturannya hanya bertujuan itu sajabeberapa orang, jadi jangan
berharap Sisanya sebanyakkaryawan akan mematuhi aturan.Disiplin
diterapkan ketika ada aturandisepakati secara tertulis, disepakati dan
mengikat semua.karyawan

Keberanian kepemimpinan untuk bertindak.


Para manajer harus berani bertindak tegasapabila terjadi
pelanggaran peraturan ketenagakerjaan oleh pekerja. terdapat
tindakan tindakan yang ditetapkan sesuai dengan sanksikaryawan
akan merasa terlindungi, namun tidak akan merasa terlindungidengan
maksud untuk melakukan tindak pidana serupa. Dalamsituasi ini,
karyawan menghindari perilaku tersebut sesuka hati
Ada atau tidaknya pengawasan pimpinan.
Terlepas apakah ada pengawasan manajemen atau
tidak.Dalam kegiatan yang dilakukan perusahaan memerlukan
pengawasan langsung karyawan bekerja sesuai spesifikasi.
Oleh karena itu di bawah kendali seperti itu pegawai dibiasakan
menjaga disiplin kerja.Namun, hal ini terjadi pada beberapa pekerja
Kesadaran akan pentingnya disiplin, tidak terlalu perlu Pengawasan
seperti itu. Tapi dimana-mana , dimana pemimpinnya bertanggung
jawab untuk mengawasi bawahannya agar tidak muncul
Penyimpangan atau pelanggaran peraturan

Ada tidaknya perhatian terhadap karyawan.


Tidak masalah jika Anda memperhatikan karyawan Anda.
Perhatian yang diberikan seorang pemimpin Angka pada pegawai
juga mempengaruhi kedisiplinan bekerja dan tidak hanya
menawarkan kompensasi bagus sekali. Keluhan dan kesulitan Anda
juga diterimaorang mendengarkan dan berharap akan ditemukan
solusidapat mengurangi berat badannya.
Seorang pemimpin yang Kesuksesan semakin mendapat perhatian
karyawan akan dengan mudah mencapai disiplin baik-baik saja.
Pemimpin seperti itu akan selalu dihormati karyawan yang akan
meningkatkan semangat Mencapai hasil dan meningkatkan semangat
kerja karyawan baik-baik saja

Menciptakan kebiasaan yang dapat mendukung tegaknya


disiplin.
Keberadaan pemimpin yang mampu menciptakan suasana
akan menaati aturan dan menjadikan sebagai pelindung
kesejahteraan pribadi mereka dalam bekerja

1.8 Prinsip-prinsip Etos Kerja Muslim


Prinsip-prinsip Etos Kerja Muslim adalah panduan penting untuk mencapai
prestasi optimal. Salah satu prinsip utama adalah keikhlasan dalam bekerja.
Seorang Muslim harus melakukan pekerjaannya dengan tulus ikhlas, tanpa
menyandarkan harapannya pada pujian atau penghargaan dari orang lain.
Prinsip berikutnya adalah tawakkal kepada Allah, yaitu percaya sepenuhnya
bahwa hasil dari kerja keras akan ditentukan oleh Allah. Dalam bekerja, seorang
Muslim juga harus berusaha dengan sungguh-sungguh, mengeluarkan
kemampuan terbaiknya, dan tidak mengandalkan keberuntungan semata.
Terakhir, prinsip menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat mengajarkan
bahwa pekerjaan harus dilakukan dengan tujuan akhirat yang baik, tanpa
mengabaikan tanggung jawab dunia dan kehidupan sehari-hari.

1.8.1 Ikhlas dalam Bekerja


Ikhlas dalam bekerja adalah prinsip fundamental dalam etos
kerja Muslim. Seorang Muslim harus melakukan pekerjaannya dengan
niat yang ikhlas tanpa mengharapkan pujian atau ganjaran dari orang
lain. Tujuan utama bekerja haruslah semata-mata untuk beribadah
kepada Allah dan memberikan manfaat kepada sesama. Dengan
bekerja secara ikhlas, seorang Muslim dapat menghindari godaan
riau-dunya dan selalu bertanggung jawab terhadap tugas dan
kewajibannya.

1.8.2 Tawakkal kepada Allah


Tawakal menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah
berserah diri kepada kehendak Allah SWT dengan segenap hati
dalam hal percaya kepada Tuhan sesudah berusaha. Para tokoh
seperti Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanun Siregar
mengatakan bahwa tawakal merupakan “keteguhan hati dalam
menggantungkan diri hanya kepada Allah SWT, serta berhenti
memikirkan diri sendiri dan merasa memiliki daya dan kekuatan”.
Sedangkan menurut pemahaman penulis tawakal merupakan
berserah diri kepada Allah SWT atas apa yang telah diusahakan
terlebih dahulu
Tawakkal kepada Allah merupakan prinsip yang meyakini
bahwa segala hasil kerja ditentukan oleh Allah. Seorang Muslim harus
berusaha dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan seluruh
kemampuannya, tetapi pada akhirnya, seseorang harus memahami
bahwa Allah-lah yang akan menentukan hasil dari kerja keras
tersebut. Dengan memiliki kepercayaan yang teguh kepada Allah,
seorang Muslim menjaga hati dan pikirannya dari kecemasan dan
kekhawatiran yang tidak perlu.

1.8.3 Berusaha dengan Sungguh-sungguh


Berusaha dengan sungguh-sungguh merupakan prinsip
penting dalam etos kerja Muslim. Seorang Muslim harus
mengeluarkan seluruh kemampuannya, mengasah keterampilan, dan
bekerja secara tekun dan fokus. Dalam bekerja, seorang Muslim tidak
mengandalkan keberuntungan semata, tetapi berusaha dengan
sungguh-sungguh dengan keyakinan bahwa usaha yang keras akan
membuahkan hasil yang baik. Keuletan, ketekunan, dan semangat
yang tinggi merupakan ciri khas dari seorang Muslim yang berusaha
dengan sungguh-sungguh.

1.9 Mencapai Prestasi Optimal


Mencapai prestasi optimal merupakan hal yang diidamkan oleh setiap
individu, termasuk bagi umat Muslim. Prestasi optimal menggambarkan
pencapaian tertinggi yang dapat dicapai dalam bidang pekerjaan atau aktivitas
lainnya. Dalam konteks pekerjaan, prestasi optimal mencerminkan pencapaian
setiap individu yang melebihi harapan dan standar yang ditetapkan. Untuk
mencapai prestasi optimal, individu perlu memahami pentingnya prestasi optimal,
faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan strategi yang dapat digunakan
1.9.1 Pentingnya Prestasi Optimal
Prestasi optimal memiliki peran penting dalam kehidupan
seorang Muslim. Dengan mencapai prestasi optimal, seorang Muslim
dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat dan
akhirat. Prestasi optimal mencerminkan keunggulan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta menunjukkan
kemampuan yang luar biasa. Selain itu, prestasi optimal juga dapat
membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan pribadi.
Dengan demikian, penting bagi setiap individu Muslim untuk
mengapresiasi nilai dan manfaat dari prestasi optimal.

1.9.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Optimal


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
optimal. Pertama, kemampuan individu untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang
dijalankan. Selain itu, sikap dan motivasi yang kuat juga berperan
penting dalam meraih prestasi optimal. Faktor-faktor lainnya termasuk
lingkungan kerja yang mendukung, dukungan sosial, dan dorongan
dari rekan kerja dan atasan. Selain itu, faktor-faktor seperti
manajemen waktu yang efektif, pemecahan masalah, dan
kemampuan beradaptasi juga dapat mempengaruhi prestasi optimal
seseorang.

1.9.3 Strategi Mencapai Prestasi Optimal


Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
mencapai prestasi optimal. Pertama, perencanaan yang matang dan
pemilihan tujuan yang jelas sangat penting. Dengan memiliki tujuan
yang jelas, individu dapat fokus dan mengarahkan upaya mereka ke
arah yang produktif. Selain itu, meningkatkan keterampilan melalui
pendidikan dan pelatihan juga merupakan strategi efektif. Selanjutnya,
manajemen waktu yang efisien dan pengaturan prioritas dapat
membantu individu untuk tetap fokus dan menghindari pemborosan
waktu. Selain itu, mengembangkan hubungan yang baik dengan
rekan kerja dan atasan serta membangun komunikasi yang efektif
juga merupakan strategi penting dalam mencapai prestasi optimal.

1.10 Landasan Etos Kerja Muslim


1.10.1 Hadis Nabi sebagai teladan
Hadis Nabi merupakan bagian penting dalam Etos Kerja
Muslim. Hadis adalah perkataan, perbuatan, dan pengakuan
Rasulullah Muhammad Saw. yang dipercaya sebagai acuan dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks etos kerja, Hadis
Nabi menjadi teladan karena mengandung ajaran-ajaran yang relevan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Hadis-hadis yang
mengajarkan tentang kesungguhan, ketekunan, serta tanggung jawab
jelas menjadi inspirasi bagi seorang Muslim dalam mencapai prestasi
optimal. Dengan mengambil contoh dari kehidupan Rasulullah, para
Muslim dapat meneladani sikap kerja keras dan ketelitian dalam
bekerja. Hadis Nabi merupakan sumber inspirasi yang penting dalam
membentuk etos kerja Muslim yang baik dan dapat menjadi panduan
dalam mencapai prestasi optimal.

1.11 Implementasi Etos Kerja dalam Islam


Menerapkan etos kerja Islami adalah hal yang mungkin dilakukan oleh setiap
muslim dan berpedoman pada etos kerja yang mengikuti pedoman Al-Quran dan
AlHadits untuk menjadi pribadi yang profesional, handal dan produktif.
disebutkan dalam buku berjudul “Menumbuhkan Etos Kerja Islami” Pada tahun,
Toto Tasmara menulis bahwa kita menemukan banyak ayat dalam Al-Quran
dengan karya berjumlah 602 kata, bentuknya sebagai berikut:
1. Diantaranya kita temukan 22 kata 'amilu (bekerja) dalam surat al-Baqarah:
62, an-Nahl: 97 dan al-Mukmin: 40.
2. Kita menemukan kata “amal” (tindakan) sebanyak 17 kali, termasuk
hurufHud: 46 dan al-Fathir: 10.
3. Kata wa'amiluu (diedit) kita temukan sebanyak 73 kali,, termasuk Surat al-
Ahqaf: 19 dan Surat al-Nur: 55.
4. Kata Ta'malun dan Ya'malun seperti dalam Surat al-Ahqaf : 90 dan
Suratatasan lembut: 92.
5. Kita menemukan kata a'maaluhum, a'maalun, a'maluka sebanyak 330
kali'amaluhu, 'amalikum, 'amalahum, 'aamul dan amullah.Diantaranya
dalamsurat Hud: 15, al-Kahf: 102, Yunus: 41, Zumar: 65, Fathir: 8, dan at-
Tur:21.
6. Terdapat 27 kata ya’mal, ‘amiluun, ‘amilahu, ta’mal, a’malu seperti
dalamsurat al-Zalzalah: 7, Yasin: 35, dan al-Ahzab: 31.
7. Disamping itu, banyak sekali ayat-ayat yang mengandung anjurandengan
istilah seperti shana’a, yasna’un, siru fil ardhi ibtaghu fadhillah,istabiqul
khoirot, misalnya ayat-ayat tentang perintah berulang-ulangdan sebagainya.

Islam mewajibkan umatnya tidak hanya bekerja, namun juga…menuntut


mereka untuk bekerja keras dan baik, yang berarti mereka bisamemecahkan
masalah ini dengan sempurna. Untuk mencapai ketahanan batinkarya, salah
satu landasannya adalah kepercayaan, kejujuran dan komitmensemaksimal
mungkin dengan prinsip melakukan yang terbaik dandilandasi amanah dan
dikuatkan dengan etika luhur dan harapan satu-satunyaTerimalah nikmat Allah
swt. atas usahanya di dunia dan di akhirat akan diberi pahala. (Yusuf
Kardawi,1997: 164)

Sedangkan menurut Toto Tasmara dalam bukunya etos kerja pribadi muslim
kurang lebih ada 10 karakter etos kerja seorang muslim,(Toto Tasmara, 1995:61)
karakter sersebut adalah:

1. Memiliki jiwa kepemimpinan


Manusia adalah khalifah di bumi, dan pemimpin berarti mengambil
peran secara aktif untuk mempengaruhi orang lain, agarorang lain
tersebut dapat berbuat baik sesuai keinginanya. Sekaligus kepemimpinan
berarti kemampuan untuk mengambil posisi sekaligus memainkan peran
(role), sehingga kehadiran dirinya memberikan pengaruh pada
lingkunganya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
personalitas tinggi. Dia larut dalam keyakinanya tetapi tidak segan untuk
menerima kritik, bahkan mengikuti yang terbaik

2. Selalu berhitung
Rasulullah bersabda ‘bekerjalah untuk duniamu seakan hidup
selamanya dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan engkau akan mati
besok,senada dengan hadist sayidina umar berkata: maka hendaklah
kamu menghitung dirimu sendiri, sebelum datang hari dimana engkau
akan diperhitungkan. Hal senada juga terdapat dalam firman allah
hendaklah kamu menghitung diri hari ini untuk mempersiapkan hari esok
(Qs:59:18).Seorang muslim harus melihat resiko dan memplaning apa
yang akan dilakukan agar konsisten, tepat waktu dan bisa mendapatkan
hasil yang memuaskan.

3. Menghargai waktu
Kita sangat hafal dengan ayat al-quran tentang makna dan pentingnya
waktu, sebagaimana dalam surat al-ash ayat 1-3. Waktu adalah rahmat
yang tiada terhitung nilainya, dan konsekwensi logisnya adalah
menjadikan waktu sebagai wadah produktivitas. Ada semacam bisikan
dalam jiwa jangan lewatkan sedetik pun kehidupan ini tanpa memberi
arti.Ajaran islam adalah ajaran yang riil, bukan sebagai ajaran yang
mengawang-ngawang, bukan pula bahan konsumsi diskusi konsep lapuk
di atas meja seminar. Tetapi dia merupakan ayat-ayat amaliyah, suatu
agama yang menuntut pengamalan ayat –ayat dalam bentuk yang
senyata-nyatanya, melalui gerakan bil haal. Oleh sebab itulah disadari
oleh setiap muslim bahwa memang apa yang akan di raih pada waktu
yang akan datang ditentukan oleh caranya mengada pada hari ini what
we are going tomorrow we are becoming today.
4. Tidak pernah merasa puas dengan berbuat baik (positif
improvement)

Merasa puas di dalam berbuat kebaikanadalah tand a-tanda kematian


kreatifitas. Sebab itu sebagai konsekwensi logisnya, tipe seorang muslim
akan tampak dari semangat juangnya, yang tak mengenal lelah, tidak ada
kamus menyerah pantang surut apalagi terbelenggu dalam kemalasan
yang nista. Dengan semngat ini, seorang muslim selalu berusaha untuk
mengambil posisi dan memainkan peranya yang dinamis dan kreatif.
5. Memiliki jiwa wiraswasta (entreprenership)
Memilik semangat wiraswata yang tinggi, tahu memikirkan segala
fenomena yang ada di sekitarnya, merenung dan kemudian bergelora
semangatnya untuk mewujudkan setiap perenungan batinya dalam
bentuk yang nyata dan realistis, nuraninya sangat halus dan tanggap
terhadap lingkungan dan setiap tindakanya diperhitungkan dengan laba
rugi, manfaat dan mudharatnya (entrepreneurship). Dalam sabda
Rasulullah sesungguhnya Allah sangat cinta kepada seorang mukmin
yang berpenghasilan.
6. Memiliki jiwa bertanding dan bersaing.
Semangat bertanding merupakan sisi lain bagi seorang muslim yang
tangguh, melalui lapangan kebajikan dan meraih prestasi. Harus disadari
dengan penuh keyakinan yang mendalam bahwa keuletan dan kegigihan
adalah fitrah diri setiap pribadi manusia, sehingga sikap malas dan
kehilangan semangat berkompetisi adalah kondisi melawan fitrah
kemanusianya, dan menghianati misi sebagai seorang khalifah di dunia
ini.

7. Memperhatikan kesehatan dan gizi


Menjaga kesehatan badan adalah salah satu cara untuk menjaga
kekuatan, karena semangat yang membara juga membutuhkan tubuh
yang sehat dan kuat. Etos kerja pribadi muslim adalah etos yang sangat
erat kaitanya dengan cara dirinya memelihara kebugaran dan kesegaran
jasmaninya. Dalam Alquran banyak ditemukan ayat tentang perintah
menjaga makanan, bahkan bukan hanya sekedar yang halal tapi juga
bervitamin yang akan memberikan asupan gizi bagi tubuh manusia.

8. Ulet, Pantang menyerah.


Keuletan merupakan modal yang sangat besar di dalam
menghadapi segala macam tantangan atau tekanan, sebab sejarah telah
banyak membuktikan, betapa banyak bangsa-bangsa yang memiliki
sejarah kelam akhirnya dapat keluar dengan inovasi dan keuletan yang
mereka miliki.

9. Berorientasi pada produktivitas


Seorang muslim itu seharusnya sangat menghayati makna yang
difirmankan Allah dengan sangat tegas melarang sikap mubazir karena
sesuangguhnya itu adalah perilaku syetan. Dari ayat ini jiwa seorang
muslim akan terarah pada etos kerja yang baik. Sikap seperti ini
merupakan modal dasar dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai
manusia yang selalu berorientasi kepada nilai-nilai produktif.

10. Memperkaya jaringan silaturahim.


Kualitas silaturahim, yang dinyatakan dalam bentuk sambung
rasa yang dinamis dapat memberikan dampak yang sangat luas. Apalagi
dunia bisnis adalah dunia relasi sebuah jaringan yang membutuhkan
lebih banyak informasi dan komunikasi. Sebab itu tidak ada alasan
sedikitpun bagi seorang muslim untuk mengisolasi diri dari tatanan
sosial.
1.12 Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Kerja
Diantara ratusan teori sukses yang saat ini beredar di masyarakat Pada
tahun, Sinamo menyederhanakannya dengan membaginya menjadi empat pilar
teori utama. Keempatpilar ini sebenarnya bertanggung jawab atas segala jenis
dukungandan sistem kesuksesan berkelanjutan disemua tingkatan.
Kemudian keempat unsur tersebut digabungkan menjadi satukonsep pokok yang
disebutnya Catur Dharma Mahardika (bahasa).dalam bahasa Sansekerta), yang
berarti empat prinsip utama kesuksesan (JansenSinarmo, 2005:99), yaitu:
1. Sukses dengan motivasi yang besar.
2. Membentuk masa depan dengan kepemimpinan visioner.
3. Menciptakan nilai baru melalui inovasi kreatif.
4. Meningkatkan mutu melalui keunggulan manusia.

Keempat dharma tersebut kemudian dirumuskan menjadi delapan aspek


etikabekerja seperti ini:

1. Kerja adalah anugerah.


Apapun pekerjaan yang kita lakukan, apakah kita pengusaha atau
karyawanlapangan pekerjaan, termasuk bagi pekerja tidak terampil,
merupakan anugerah dari Tuhan.Kita menerima pemberian ini tanpa
syarat, seperti menghirup oksigendan udara tanpa mengeluarkan uang
sepeser pun.

2. Pekerjaan adalah kepercayaan.


Pekerjaan adalah anugerah yang berhargadipercayakan kepada kita
karena kita harus bekerja sama dengannya secara moral Angel
numberbenar dan penuh tanggung jawab. Filosofi ini memungkinkan kita
untuk terus majudengan sepenuh hati dan menjauhi aktivitas memalukan
seperti korupsi internalbentuk berbeda.

3. Pekerjaan adalah sebuah panggilan.


Bekerja adalah dharma yang baikdengan seruan jiwa agar kami dapat
berkarya secara maksimalIntegritas. Jadi jika suatu pekerjaan atau
profesi dianggap sebagai sebuah panggilan, Di tahunkita bisa berkata
pada diri sendiri: Saya melakukan yang terbaik! Dan untuk ituKita tidak
puas jika kualitas pekerjaan kita tidak baik.

4. Bekerja adalah sebuah prestasi.


Bagi kami, bekerja adalah saranamencapai sifat manusia tertinggi,
jadi kami akan bekerjadengan lantang penuh semangat. Apapun profesi
yang kita jalankan, apakah kita dokter,akuntan, pengacara, segala bentuk
pembangunan. Meski terkadangmelelahkan kami dan bekerja tetap
merupakan cara terbaikmengembangkan potensi kita dan memberi kita
perasaan keberadaan.Namun, sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan
daripada duduk diammelamun tanpa bekerja.
5. Bekerja adalah ibadah.
Bekerja adalah wujud pengabdian dan ketakwaanTuhan, agar
manusia dapat mengarahkan dirinya pada rencana besar Sang Pencipta
melalui karyanya dalam urusan pelayanan. kesadaran, pada gilirannya,
akan memungkinkan kita bekerja dengan jujur, bukan?hanya untuk
mendapatkan uang atau jabatan
.
6. Pekerjaan adalah seni.
Kesadaran ini akan membuat kita bekerjaperasaan bahagia seperti
menekuni hobi. Sinamo mencontohkanEdward V. Appleton, fisikawan,
pemenang Hadiah Nobel. Dia mengakui,rahasia kesuksesannya meraih
penghargaan ilmiah paling bergengsikarena dia bisa menikmati
pekerjaannya.

7. Pekerjaan itu merupakan suatu kehormatan.


Tidak peduli seberapa biasa pekerjaan kita, itulah yang terjadiadalah
suatu kehormatan. Jika kamu bisa menjaga kehormatanmu dengan baik,
maka...penghargaan besar lainnya akan diberikan kepada kita.
Sinamoterinspirasi dari etos kerja Pramoedya Ananta Toer.
penulisVeteran Indonesia ini terus bekerja (tulisnya) meski telah
dideportasidi Pulau Buru yang dilindungi undang-undang.Baginya,
menulis adalah...penghargaan. Alhasil, semua novelnya menjadi karya
sastra papan atas.dunia.

8. Kerja adalah suatu jasa.


Orang tidak hanya bekerja untuk mencapai dirinya sendiriMereka
hanya memerlukan diri mereka sendiri, tetapi untuk mengabdi mereka
harus bekerjasempurna dan rendah hati.Apapun pekerjaan kita, Anda
bisa bermain sebagai dealer, petugas polisi, dan bahkan penjaga
mercusuardalam melayani orang lain

9. Iman dan Taqwa


Iman dan taqwa merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi
etos kerja Muslim. Seorang Muslim yang memiliki keimanan dan taqwa
yang kuat akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan
penuh keyakinan dan integritas. Iman yang kuat juga memberikan
motivasi dan dorongan dalam menghadapi tantangan dalam bekerja.
Selain itu, taqwa sebagai rasa takut kepada Allah juga menjadi landasan
dalam menjalankan pekerjaan dengan baik. Seorang Muslim yang
memiliki iman dan taqwa yang baik akan selalu berusaha menjalani
kehidupan kerjanya sesuai dengan ajaran agama Islam.

10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi etos kerja Muslim. Seorang Muslim harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Kedisiplinan mencakup aspek kepatuhan terhadap waktu,
aturan, dan prosedur kerja yang berlaku. Seorang Muslim yang disiplin
akan memiliki kebiasaan baik dalam menyelesaikan tugas tepat waktu,
menghormati waktu orang lain, dan menjaga integritas dalam bekerja.
Dengan memiliki kedisiplinan yang baik, seorang Muslim dapat mencapai
prestasi optimal dalam pekerjaannya.

11. Tangung Jawab


Tanggung jawab adalah faktor penting dalam etos kerja Muslim.
Seorang Muslim harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap
pekerjaannya. Tanggung jawab mencakup kewajiban untuk
menyelesaikan tugas dengan baik dan bertanggung jawab atas hasil kerja
yang dihasilkan. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, seorang
Muslim harus mengedepankan integritas dan profesionalitas. Tanggung
jawab yang kuat juga akan membawa dampak positif bagi karir dan
reputasi seorang Muslim di lingkungan kerjanya.

12. Kejujuran
Kejujuran adalah faktor penting dalam mempengaruhi etos kerja
Muslim. Seorang Muslim harus selalu berpegang pada prinsip kejujuran
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kejujuran mencakup
integritas dan kejujuran dalam bekerja, tidak melakukan tindakan curang
atau melakukan penyelewengan dalam pekerjaan. Kejujuran juga
mencerminkan nilai-nilai Islam yang menganjurkan untuk selalu jujur
dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menjadi pribadi yang jujur,
seorang Muslim akan mendapatkan kepercayaan dan apresiasi dari
lingkungan kerjanya.

13. Kreativitas
Kreativitas merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi etos
kerja Muslim. Seorang Muslim perlu memiliki kemampuan untuk berpikir
kreatif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kreativitas
mencakup kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru, mencari solusi
terbaik, dan menghadapi tantangan dengan cara yang unik dan inovatif.
Seorang Muslim yang memiliki kreativitas yang baik akan mampu
memberikan kontribusi yang berarti dalam pekerjaannya dan mencapai
prestasi optimal. Selain itu, kreativitas juga dapat meningkatkan kepuasan
kerja seorang Muslim dan memunculkan ide-ide baru yang dapat
bermanfaat bagi perusahaan atau organisasi tempatnya bekerja.

1.13 Perjelas tentang beberapa pengaturan


Perjelas tentang beberapa pengaturan yang seharusnya bersifat
mendasarseseorang yang menghargai pekerjaan, yang mengekspresikan dirinya
sebagaiberikut ini
1. Kerja adalah inti kehidupan manusia.
2. Bekerja adalah nikmat Tuhan.
3. Bekerja adalah sumber penghasilan yang halal dan bukan maksiat.
4. Pekerjaan adalah kesempatan untuk berkembang danberbakti.
5. Kerja adalah sarana pelayanan dan ungkapan cinta kasih.
Dalam tulisannya, Kusnan menyimpulkan, masyarakat akan adamemiliki etos
kerja yang tinggi ketika ia menunjukkan tanda-tandanyaberikut ini:

1. Memposisikan visi kerja sebagai sesuatu yang sangat pentingagung bagi


keberadaan manusia,
2. Pekerjaan dipandang sebagai aktivitas seumur hidup yang
bermaknaorang,
3. Kerja dialami sebagai suatu proses yang memerlukan ketahanan dan,
sekaligus sarana penting untuk mewujudkan impian anda,
4. Bekerja adalah salah satu bentuk ibadah
5. Mereka menilai hasil kerja manusia dengan sangat positif,

Sementara bagi individu atau kelompok masyarakat yang telah


melakukan hal tersebutetos kerja yang lemah, karakteristik yang kontras
ditampilkandan tepatnya:

1. Pekerjaan dianggap sebagai beban,


2. Kurang atau bahkan kurang menghargai hasil kerja manusia,
3. Pekerjaan dipandang sebagai penghambat kinerjamenyenangkan,
4. Kerja adalah suatu bentuk pemaksaan,
5. Pekerjaan dipandang hanya sebagai cara hidup rutin.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang disebutkan di atas, hal


ini mungkin terjadiseseorang yang mempunyai etos kerja tinggi mengatakan
etos (etika)dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: agama, budaya, kebijakan
sosial,Kondisi lingkungan (geografis), pendidikan dan motivasi internalorang.

Toto Tasmara dalam bukunya Etika Kerja Pribadi Muslim:menyatakan


bahwa “bekerja” bagi seorang muslim adalah kerja kerasSerius mengerahkan
segala sumber daya, pikiran danDzikir untuk menyadari atau
mengungkapkan maknanyasebagai hamba Allah yang harus menaklukkan
dunia dan tempatdirinya sebagai bagian dari masyarakat yang lebih baik
(khaira ummah) atau, dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa para
pekerjamemanusiakan diri sendiri. sebagai bentuk ibadah.

1.14 Hubungan disiplin dengan Produktivitas kerja


Disiplin memegang peranan yang sangat pentingkrusial, krusial, krusial untuk
perbaikan Produktivitaskaryawan. Disiplin sangat penting bagi kamikaryawan.
Disiplin kerja harus ditanamkan pada diri setiap orangkaryawan, karena itu
membawa tanggung jawabSemangat kerja pegawai dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya.Sama Seperti Anda Dapat Membentuk PerilakuKebiasaan dan
disiplin kerja juga dapat memperbaiki kondisi Workmenawarkan suasana positif
yang terciptakaryawan menuntut kedisiplinan dalam bekerja

1.15 Menghadapi Tantangan dalam Pekerjaan


1.15.1 Mengelola stres dan tekanan dengan baik
Manajemen stres dan tekanan sangat penting bagi seorang
Muslim dalam mencapai prestasi optimal di tempat kerja. Untuk
mengelola stres dan tekanan dengan baik, ada beberapa langkah
yang dapat diambil. Pertama, penting bagi seorang Muslim untuk
memperkuat hubungan spiritual dengan beribadah secara teratur dan
menjaga komunikasi dengan Allah. Selain itu, menjaga kebersihan
dan menjalankan pengaturan waktu yang baik juga dapat membantu
mengurangi stres dan tekanan di tempat kerja. Mengatur prioritas
tugas dan melakukan perencanaan dengan baik juga merupakan
kunci dalam mengelola stres dan tekanan. Selain itu, penting untuk
memperhatikan pola makan dan gaya hidup sehat agar tubuh dan
pikiran tetap seimbang. Dengan melakukan langkah-langkah ini,
seorang Muslim akan dapat mengelola stres dan tekanan dengan
baik, sehingga dapat mencapai prestasi optimal dalam pekerjaannya.

1.15.2 Mengembangkan kemampuan problem-solving


Kemampuan problem-solving adalah keterampilan yang
penting dalam dunia kerja. Untuk mencapai prestasi optimal, seorang
Muslim harus dapat mengembangkan kemampuan ini. Kemampuan
problem-solving melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah, mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis
situasi, dan menghasilkan solusi yang efektif. Untuk mengembangkan
kemampuan ini, seorang Muslim dapat melibatkan diri dalam latihan
dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
analisis dan kreativitas. Selain itu, membaca buku dan artikel tentang
problem-solving juga dapat membantu meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman dalam menghadapi masalah di tempat kerja.
Dengan mengembangkan kemampuan problem-solving, seorang
Muslim dapat menjadi pekerja yang tangguh dan dapat mengatasi
berbagai tantangan yang muncul dalam pekerjaan
.
1.15.3 Membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja
Membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja sangat
penting dalam mencapai prestasi optimal di tempat kerja. Untuk
membangun hubungan yang baik, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan. Pertama, selalu tunjukkan sikap yang ramah dan sopan
kepada rekan kerja. Menunjukkan sikap saling menghargai dan
mendengarkan dengan baik juga sangat penting. Selain itu, penting
untuk membangun kepercayaan antara satu sama lain. Hal ini dapat
dilakukan dengan tetap menjaga rahasia, berkomunikasi secara jujur
dan terbuka, serta menepati janji. Selanjutnya, kolaborasi dan
kerjasama tim juga sangat diperlukan. Bersikap inklusif, membantu
sesama, dan menghargai kontribusi rekan kerja lainnya dapat
memperkuat hubungan kerja. Terakhir, menghindari konflik dan
menyikapi perbedaan pendapat dengan bijak akan membantu
menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja. Dengan
membangun hubungan yang baik ini, prestasi optimal dapat dicapai
melalui sinergi dan kerjasama tim yang kuat.
1.15.4 Menghadapi perubahan dengan fleksibilitas dan adaptabilitas
Gaya kerja yang sukses adalah yang dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi di lingkungan kerja. Dalam dunia
bisnis yang terus berkembang, perubahan adalah sesuatu yang tidak
dapat dihindari. Untuk mencapai prestasi optimal dalam pekerjaan,
seorang Muslim perlu memiliki fleksibilitas dan adaptabilitas.
Fleksibilitas mengacu pada kemampuan untuk berubah dan
beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda, sedangkan
adaptabilitas adalah kemampuan untuk belajar dan berkembang
dalam menghadapi perubahan. Ketika dihadapkan dengan perubahan
di tempat kerja, seorang Muslim harus mampu mengatur ulang
prioritas, menyesuaikan strategi, dan mengambil inisiatif untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Ini melibatkan sikap
positif, kerja sama tim, dan kemampuan untuk berpikir kreatif. Dengan
fleksibilitas dan adaptabilitas, seorang Muslim dapat mengatasi
tantangan perubahan dan mencapai prestasi kerja yang lebih baik.

1.16 Kesimpulan
Pengertian makna “etos” menyebutkan bahwa ia berasal dari bahasa
Yunani (ethos) yang bermakna watak atau karakter. Secara lengkapnya,
pengertian etos ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan,
dan seterusnya, yang bersifat khusus tentang seorang individu atau
sekelompok manusia. Dari perkataan “etos” terambil pula perkataan
Cihwanul Kirom Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 1 No. 1 2018
70 “etika” dan “etis” yang merujuk kepada makna “akhlaq” atau bersifat
“akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk
suatu bangsa. Juga dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu
kelompok manusia, yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan bangsa
tersebut tentang yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya.
Adapun indikasi-indikasi orang atau sekelompok masyarakat yang
beretos kerja tinggi, menurut Gunnar Myrdal dalam bukunya Asian
Drama, ada tiga belas sikap yang menandai hal itu:
• Efisien
• Rajin
• Teratur
• Disiplin atau tepat waktu
• Hemat
• Jujur dan teliti
• Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan
• Bersedia menerima perubahan
• Gesit dalam memanfaatkan kesempatan
• Energik
• Ketulusan dan percaya diri
• Mampu bekerja sama; dan
• mempunyaivisi yang jauh ke depan
DAFTAR PUSTAKA

Kirom, C. Etos Kerja dalam Islam. Tawazun J. Sharia Econ. Law 1, (2018).

Prabowo, R. A. JURNAL KREATIF OLAHRAGA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PRESTASI ATLET FUTSAL UTP SURAKARTA. vol. 01 (2023).

Ahdina Saadatirrohmi, S. PENGARUH ETIKA KERJA, KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BANK MEGA SYARIAH KANTOR CABANG MATARAM.
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/jps/index.

Ekonomi dan Bisnis Islam Volume, J., -Juni, J. & Satar, M. B a l a n c a PENERAPAN ETOS KERJA
ISLAMI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG PAREPARE.

Juhri, A. BIMBINGAN AGAMA UNTUK MENINGKATKAN ETOS KERJA ANGGOTA KEPOLISIAN DI


POLRES GAYO LUES. J. Stud. Keislam. 7, (2022).

Fakultas, M., Dan, T., Program, K., Tarbiyah, S. F. & Keguruan, D. KONSEP TAWAKAL DALAM
PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB.

Anda mungkin juga menyukai