PERSPEKTIF SYARIAH
(Studi Kasus Pedagang Sembako Di Pasar Sadang Serang)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Kewirausahaan dan Etika Bisnis Islam
Dosen Pengampu : Nurfahmiyati, S.E., M.Si.
Disusun Oleh:
Nurmashita 10090216022
Amelia Naya Putri 10090216032
Mira Mulyati 10090216085
Putri Lestari 100902160
Gemi Nastiti 100902160
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan
hidayahNya. Dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Kewirausahaan dan Etika Bisnis Islam dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa
sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW serta para keluarganya, sahabatnya, dan keturunannya hingga akhir jaman
aamiin.
Penulis sadar bahwa tugas analisis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak.
Penulis menyadari sepenuhnya Tugas Analisis ini jauh dari sempurna. Maka
dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai
pembelajaran bagi penulis kedepannya.
i
Landasan Teori
ii
tertentu diyakini dapat memengaruhi pemeluk dan masyarakatnya, hal ini berhubungan
dengan kemajuan ekonomi mereka. Studi ini benar adanya, karena nilai yang
dikandung dalam suatu agama, akan diyakini oleh segenap pemeluknya. Islam
misalnya, memotivasi pemeluknya untuk bisa mempunyai etos kerja yang tinggi dan
memotivasi pemeluknya untuk berwirausaha dan berniaga, agar bisa sukses dunia
akhirat. Walau motivasi ini belum diyakini sepenuhnya oleh seluruh umat islam, atau
memang umat islam terlambat dalam mengetahui perintah tentang berbisnis yang
banyak disupport oleh rasulluloh.
Misalnya, di Indonesia mengapa penduduk madura lebih dominan etos kerjanya
dibandingkan dengan suku lainnya di jawa timur, sehingga bisa dilihat bahwa banyak
penduduk madura yang menguasai pasar di mana pun mereka berada. Atau contoh
lainnya adalah suku padang, yang mempunyai bisnis rumah makan padang di mana
pun mereka berada. Etnis Tionghoa juga merupakan salah satu etnis yang mempunyai
etos kerja yang sangat tinggi, sehingga di mana pun mereka hdup, di negara manapun
mereka berada, maka mereka akan menguasai perekonomian di sana. Beberapa nilai
dari budaya tertentu juga memotivasi penduduknya untuk bisa berwirausaha sehingga
tidak jarang etnis tertentu jauh lebih unggul dari sisi finansial dibandingkan etnis
lainnya. Etos berasal dari kata ethos yang berasal dari Yunani, berarti sikap,
kepribadian, wattak karakter dan keyakinan atas sesuatu. Etos bisa dimiliki oleh
individu dan juga masyarakat, yang dibentuk oleh suatu kebiasaan, system, budaya,
pengaruh dan nilai-nilai yang diyakini. Dalam islam, ada banyak sekali ajaran-ajaran
tentang etos kerja yang baik dan juga bersikap professional dalam bekerja. Rasullulah
sangat membenci budaya meminta-minta, dan beliau selalu memotivasi umatnya agar
selalu bekerja dengan tangannya untuk mendapatkan rezeki. Kemudian rasullulah juga
selalu memuji umatnya yang gemar bersedekah. Rasullulah sendiri merupakan sosok
pekerja keras, beliau merupakan eksportir dan importir handal, membawa barang
dagangan dari Makkah dengan tujuan ke syam dan yaman, kemudian kembali lagi ke
Makkah dengan dagangan yang memenuhi kendaraan rombongan yang bersamanya.
Al-qur’an menjelaskan dengan baik, bahwa bekerja haruslah dilakukan dengan etos
kerja yang tinggi untuk mencari keridhaan allah bekerja haruslah dilakukan untuk
mendapatkan kemaslahatan, sehingga allah selalu menyatakan bahwa ketika seseorang
iii
melakukan kerusakan dalam bekerja makai a akan mendapatkan hukuman di akhirat
nantinya. Kata dasar kerja, dengan berbagai macam bentuknya ditemukan sejumlah
602 di dalam al-qur’an, yaitu amilu, amal, ta’malun, ya ma’lun, wa’amilu dan lain
sebagainya
Usaha Syariah misalnya, merupakan suatu benchmark bahwa usaha yang dijalankan
tidak hanya menyajikan konten halal, lebih dari itu layanan dan sikap yang dipenuhi
dengan akhlak yang baik merupakan suatu hal yang harus diperjuangkan. Tauhid,
Syariah dan akhlak merupakan satu kesatuan dalam sebuah usaha, dan yang paling
tampak diantara ketiga hal tersebut bukanlah aspek tauhid atau syariahnya, akan tetapi
akhlak merupakan hal yang paling dasar dan terliihat. Beberapa etika dasar seorang
wirausahawan yang merupakan konklusi dari beberapa akhlak harus dijalankan dan
ditaati. Sebaiknya akhlak yang baik haruslah menyatu dalam keseharian seorang
wirausahawan.
Dalam spririt islam, kinerja seseorang memiliki tolak ukur pada dua hal, yaitu
integritas dan kompetensi. Surat yusuf ayat 55 menyebutkan bahwa ketika yusuf akan
dipilih untuk menjadi bendahara negara. Ia menyatakan bahhwa ia adalah seseorang
yang pandai ‘menjagga’ (hafidz) dan berpengetahuan (alim).
Hafidz merupakan inti dari integritas dan alim merupakan pusar dari kompetensi. Jadi
ketika seseorang berbisnis, menjadi pemimpin atau berada di sebuah kondisi di mana
ia harus memipin dirinya sendiri dan bawahannya, ia haruslah cakap secara integritas
dan kompetensi. Agar terhindar dari kerugian-kerugian yang diinginkan.
Integritas sangat dibutuhkan dalam bisnis, ketika menilik etika bisnis dalam
Islam, beberapa hal yang terkait dengan integritas adalah kepercayaan (al-
amanah), menjadi debitur yang baik (mudharib), menyelesaikan sesuatu dengan
cara yang adil (al-adalah), transaksi yang saling ridha (antaradhin), larangan
iv
menipu (al-khuda), menghindari penipuan (adam al-ghisy), menjaga komposisi
barang/jasa dengan tepat (ifa’Alkayl wa al-mizan), larangan memakan harta
orang lain dengan cara yang tidak baik (akl amwal an-nas bil bathil), mencari
rezeki yang halal (halal), bersyukur (al-shukr) seimbang (al-tawazan),
memaafkan dan berbelas kasih ( al-afw wa al-ghufran) dan motivasi berbisnis
adalah untuk akhirat, perlindungan terhadap alam, pemberdayaan masyarakat
miskin dengan zakat, infak, shadaqah, wakaf dan beberapa akad-akad sosial
lainnya.
Jujur dan amanah merupakan satu hal yang harus dijunjung tinggi dalam
sebuah usaha.
2. Disiplin
3. Bertanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan suat hal yang sangat penting yang harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan.
4. Syukur
Dengan kesyukuran yang tinggi maka seorang wirausahwan akan
mempunyai kekuatan yang berasal dari dirinya dan hal ini akan
menghasilkan kontribusi yang baik untuk masyarakat.
v
Lima hal yang merupakan cara untuk mendeteksi kebangkrutan secata
fini perspektif ekonomi Islam. Berikut lima aspek dasar penjagaan ketahanan
usaha dalam wirausaha :
vi
seorang wirausahawan adalah tujuan membuka bisnis untuk menyebarkan
kebaikan bagi diri sendiri dan masyarakat.
Adapun altruisme adalah sebuah sikap yang mana seseorang berada diarea yang
mana ia mempunyai perasaan yang sama dengan orang lain. Sikap altruim atau
itsar merupakan modal sosial jika seseorang ingin berwiraudaha, karena dengan
sikap ini makan seorang wirausahawan akan menjadi pemberdaya masyarakat.
Sosok wirausahawan tersebut akan sangat berhati-hati untuk tidak merusak
sumber daya yang ada, dan ia akan bekerja dengan cara yang membangun dan
bukan merusak.
vii
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif artinya metode yang digunakan adalah survai,
dengan teknik pengumpulan data berupa angket (kuisioner). Menurut Sugiyono (2009:
147), penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei. Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 86), studi survei
adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk
pengumpulan data yang luas dan banyak. Sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Metode yang kita gunakan adalah metode skala
Likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.
Setiap pertanyaan mengandung lima alternatif jawaban yang diberi bobot sebagai
berikut:
Penentuan Skor Jawaban (Skala Likert)
Pilihan Jawaban Pertanyaan Bobot (Skor)
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Cukup Setuju (CS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
viii
1.1. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang kami lakukan di Pasar Sadang Serang sebanyak 25
responden yaitu Para penjual sembako, Para pedagang sembako sebagian besar
menerapkan etika bisnis dengan baik. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dari
25 pedagang sembako yang kami jadikan sampel dalam penelitian ini, dapat di garis
besarkan bahka para pedagang di Pasar Sadang Serang memberikan pelayanan pada
konsumen dengan baik sesuai dengan etika bisnis serta menawarkan barang dan jasa
sesuai dengan kualitas yang mereka miliki.
Kuesioner ini masing-masing berjumlah 18 item pernyataan dan 2 pertanyaan.
Lalu jumlah skor tersebut dimasukan kedalam garis kontinum, yang pengukurannya
dapat ditentukan dengan cara:
Nilai Indeks Maksimal : Skor tertinggi x Jumlah soal x Jumlah sampel
Nilai Indeks Minimum : Skor terendah x Jumlah soal x Jumlah sampel
Jarak Interval : (Nilai Maksimum – Nilai Minimum) / 5
Maka garis kontinum dalam penelitian ini adalah:
Nilai Indeks Maksimal : 5 x 1 x 20 = 100
Nilai Indeks Minimum : 1 x 1 x 20 = 20
Jarak Interval : (100-20) / 5 = 16
Sehingga, skala interpretasi dalam penelitian ini:
Pilihan Jawaban Pertanyaan Skala
Sangat Tidak Setuju (STS) 20-35
Tidak Setuju (TS) 36-51
Cukup Setuju (CS) 52-67
Setuju (S) 68-83
Sangat Setuju (SS) 84-100
ix
x
Sumber: Data Primer yang diolah
xi
Barang yang dijual adalah barang yang diambil dari produsen. Pernyataan ini
memiliki skor 87 dengan interpretasi sangat setuju karena memang semua produk yang
dijual oleh narasumber diambil dari produsen (bandar buah).
Pedagang pernah mengalami penipuan yang dilakukan oleh komsumen contohnya
adalah uang palsu. pernyataan ini memiliki skor 68 dengan interpretasi setuju karena
sebagian pedagang pernah mengalaminya, terlebih ketika berdagang pada waktu subuh
karena kondisi yang masih gelap dan ramai maka hal itu dijadikan peluang bagi
konsumen yang licik untuk melakukan penipuan. Rata - rata uang palsu yang diterima
dipajang di jongko.
Pedagang pernah mengalami penipuan oleh produsen seperti barang yang dipesan
tidak sesuai dengan pesanan, kualitas yang berbeda, bahkan pesanan tidak dikirim.
Pernyataan ini memiliki skor 65 dengan tingkat interpretasi cukup setuju karena dalam
beberapa waktu terkadang pedagang menerima pesanannya yang dioplos dengan buah
buahan yang busuk. Hal yang dilakukan dari risiko ini adalah pedagang tersebut
menukarkan barang yang tidak sesuai, jika bandar mau mengganti dengan barang baru
mereka dengan senang hati akan menerimanya akan tetapi ada pula bandar yang tidak
peduli maka pedagang tersebut akan mencari bandar yang baru. Namun, beda hal nya
dengan pedagang yang telah berlangganan mereka hanya bisa menerima semua barang
tersebut dan membuang barang yang busuk dengan alasan harga yang diberikan oleh
bandar sudah sesuai dengan mereka.
Penjual membeli barang dari produsen dengan cara tunai / kontan. Pernyataan ini
memiliki skor 86 dengan tingkat interpretasi sangat setuju. Pedagang buah buahan
tersebut membeli barang di pasar besar Kota Bandung dengan tunai dan mereka
menjualnya dengan harga yang tidak ditentukan (bebas).
xii
Lampiran
xiii
xiv