Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan, Koprasi dan UMKM
Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................3
C. TUJUAN.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. PENGERTIAN ETIKA WIRAUSAHA....................................................................5
B. ETIKA DAN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN SECARA UNIVERSAL.........6
C. ETIKA DAN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN DALAM ISLAM.....................8
D. METODE TOKOH WIRAUSAHA SEBAGAI DAKWAH ISLAM....................10
BAB II PENUTUP...............................................................................................................12
A. KESIMPULAN.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengembangan kewirausahaan dan kegiatan ekonomi merupakan hal yang
sangat penting dalam dunia Islam. Etika dan karakter kewirausahaan menjadi
salah satu faktor penting dalam menjalankan kegiatan tersebut. Dalam konteks
ini, nilai-nilai dan prinsip etika kewirausahaan yang universal dan Islam dapat
menjadi pedoman bagi para pengusaha muslim dalam berbisnis. Selain itu,
karakteristik dan metode yang digunakan oleh tokoh-tokoh wirausaha muslim
juga menjadi hal yang penting dalam penunjang dakwah Islam di dunia Islam.
Oleh karena itu, penelitian tentang etika dan karakter kewirausahaan secara
universal dan Islam, serta karakteristik dan metode para tokoh wirausaha muslim,
menjadi hal yang sangat relevan dan penting untuk dikaji. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana nilai-nilai etika dan
karakter kewirausahaan secara universal dan Islam dapat diterapkan dalam
kegiatan kewirausahaan Islam, serta bagaimana karakteristik dan metode para
tokoh wirausaha muslim dapat menjadi penunjang dakwah Islam di dunia Islam.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang hal tersebut, diharapkan para
pengusaha muslim dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan lebih
bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, serta dapat
menjadi agen dakwah Islam yang efektif dalam lingkungan bisnis dan ekonomi
di dunia Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian etika dalam berwirausaha?
2. Bagaimana etika berwirausaha menurut universal juga di dalam islam?
3. Bagaimana metode tokoh wirausaha dalam menunjang dakwah islam?
3
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari etika berwirausaha
2. Untuk mengetahui apa saja etika berwirausaha dalam universal maupun dalam
agama islam
3. Untuk mengetahui metode tokoh wirausaha dalam menunjang dakwah islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan (costum)
atau karakter (character) (Faisal Badroen, 2006). Etika dapat didefinisikan
sebagai suatu studi mengenai sesuatu yang benar dan salah serta pilihan moral
yang dapat dilakukan seseorang. Keputusan etika merupakan suatu hal yang
benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika
manajemen, yaitu penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis
Etika pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar
dan menghindari apa yang tidak benar. Etika wirausaha adalah suatu kode etik
perilaku aktor berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika wirausaha sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan organisasi. Etika wirausaha dapat
diartikan sebagai adat sopan santun, adat kebiasaan dan aturanaturan yang
berlaku di lingkungan kewirausahaan. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus
memiliki :
1. Budi pekerti yang baik.
2. Rasa sopan santun di dalam segi kegiatan kewirausahaan.
3. takrama di dalam segala tindakan dan perbuatan waktu berwirausaha.
4. Memiliki tanggung jawab pada usahanya.
5. Bersikap jujur dan benar sesuai dengan profesi usahanya
Etika merupakan suatu studi mengenai hal yang benar dan yang salah dan
pilihan moral yang dilakukan seseorang. Sedangkan keputusan etika adalah suatu
hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan
antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan,
5
dengan konsumen, pegawai, saingan dan sebagainya. Orang-orang bisnis
diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.1
6
dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak di percaya
konsumen atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung Jawab
Pengusaha harus bertangungjawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan
dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera
diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi
juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat dan pemerintah.
3. Menepati Janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha
ingkar janji hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga
harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau
pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat Hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap
hukum dan peraturan telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari.
Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak
diselesaikan segera.
6. Suka Membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi oleh banyak orang.
7. Komitmen dan Menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
7
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang
menjungjung komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati
akan dihargai ol;eh berbagai pihak.
8. Mengejar Prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi
mungkin tujuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke
waktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu,
perusaha juga harus tahan mental tidak mudah putus asa terhadap berbagai
kondisi dan situasi yang dihadapi.2
8
menjulukinya As-Shiddiq (jujur) dan Al-Amin (terpercaya). Kejujuran yang
dilakukan oleh Rasulullah dalam berdagang telah membuat konsumen loyal dan
tidak ragu terhadap kualitas dan harga yang ditawarkan sehingga pada waktu
berdagang Rasulullah sering mendapatkan keuntungan yang besar. Selain itu,
sifat amanah yang dimiliki menjadikan pemilik modal yang berpartner dengan
Rasulullah menjadi tenang sehingga percaya untuk menitipkan modalnya atau
barangnya dalam jumlah yang besar, karena yakin Rasulullah tidak akan berlaku
curang dan berkhianat. Menjaga etika adalah hal yang penting dan wajib
dilakukan dalam menjaga konsumen dan melindungi reputasi perusahaan, maka
dalam membangun bisnisnya Abdullah Gymnastiar berlandakan etika sebagai
berikut3:
1. Sedikit untung banyak laku, artinya dalam bisnis selain produsen, konsumen
juga ingin mendapatkan untung, sehingga bisnis yang paling menguntunkan
adalah bisnis yang membuat banyak orang merasa diuntungkan.
2. Mudah dan menyenangkan, yaitu tidak mempersulit ketika bertransaksi
tetapi mempermudah dengan membuat suasana bisnis yang mudah dan
menyenangkan dalam setiap transaksi bisnis.
3. Jujur, yaitu tidak berbohong terhadap konsumen, dan ini merupakan harga
mati yang harus dilakukan agar usahanya berkah.
4. Tepat janji, janji adalah hutang sehingga apabila sudah berjanji maka harus
berjuang sekuat tenaga untuk menepatinya.
5. Zikir dan doa, dengan zikir dan doa maka setiap transaksi akan lebih
bermakna.
6. Banyak sedekah, karena sedekah dapat menolak bala dan melipatgandakan
rezeki. Dengan berpegang teguh pada etika tersebut di atas, bisnis semakin
berkembang karena konsumen terpuaskan dengan pelayanan yang ada.
3
Gymnastiar, A. 2004. Etika Bisnis MQ. Bandung: MQS Publishing.
9
D. METODE TOKOH WIRAUSAHA SEBAGAI DAKWAH ISLAM
Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW
yang terkenal sebagai seorang pengusaha yang sukses. Selama hidupnya,
Abdurrahman bin Auf melakukan beberapa hal dalam berwirausaha yang dapat
menjadi penunjang dakwah, di antaranya4:
1. Menggunakan kekayaannya untuk membantu dakwah dan kegiatan sosial
Abdurrahman bin Auf memiliki kekayaan yang melimpah, namun ia tidak
hanya menggunakan kekayaannya untuk kepentingan pribadi saja. Ia juga
menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk membantu dakwah dan
kegiatan sosial. Salah satu contohnya adalah ketika ia menyumbangkan
seluruh hartanya untuk membiayai perang Tabuk.
2. Memberikan contoh kebaikan dalam berbisnis
Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai seorang pengusaha yang jujur, adil,
dan amanah dalam berbisnis. Ia selalu menjaga kepercayaan pelanggan dan
tidak pernah melakukan praktik bisnis yang merugikan orang lain. Dengan
perilaku yang baik dalam berbisnis, Abdurrahman bin Auf memberikan
contoh kebaikan yang dapat menjadi penunjang dakwah.
3. Mengajarkan nilai-nilai Islam dalam berbisnis
Selain memberikan contoh kebaikan dalam berbisnis, Abdurrahman bin Auf
juga mengajarkan nilai-nilai Islam kepada para pengusaha lainnya. Ia
mengajarkan pentingnya berbisnis dengan jujur, adil, dan amanah, serta
menghindari praktik bisnis yang merugikan orang lain. Hal ini dapat menjadi
penunjang dakwah karena mengajarkan nilai-nilai Islam kepada orang lain
melalui tindakan nyata.
4. Membantu orang-orang miskin untuk mandiri secara ekonomi
Abdurrahman bin Auf juga membantu orang-orang miskin untuk mandiri
secara ekonomi. Ia memberikan modal atau bantuan kepada mereka untuk
membuka usaha sendiri sehingga mereka dapat menghidupi diri sendiri dan
4
Valentino Dinsi, 7 Rahasia Kaya dan Sukses Abdurrahman bin Auf…, hal 29.
10
keluarganya dengan lebih baik. Dengan membantu orang-orang miskin untuk
mandiri secara ekonomi, Abdurrahman bin Auf juga turut serta dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dapat menjadi penunjang
dakwah.
Dengan melakukan berbagai hal di atas, Abdurrahman bin Auf telah berhasil
memadukan antara berwirausaha dan dakwah. Ia tidak hanya sukses dalam
berbisnis, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan
dakwah Islam secara keseluruhan.
a. Shiddiq (Benar dan Jujur) Shiddiq artinya adalah berkata benar dan jujur.
Seorang wirausaha islam harus mampu meniru sifat Rasulullah SAW yaitu
11
berkata benar, bertindak benar atau diam saja (jika tidak mampu berkata dan
bertindak benar). Artinya baik pemimpin ataupun karyawan dalam
berwirausaha harus bisa berperilaku benar dan jujur kepada setiap keputusan
dan tindakan, jujur terhadap konsumen, pesaing sehingga usaha yang
dijalankan dikelola dengan prinsip kebenaran dan kejujuran.
b. Amanah (Dapat Dipercaya) Amanah yaitu sifat kepercayaan baik dari dari sisi
internal maupun eksternal. Amanah dan bertanggung jawab merupakan kunci
sukses dalam menjalankan wirausaha. Memiliki sifat amanah akan
membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada
setiap diri seorang muslim.19 Sifat amanah memainkan peranan yang
fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan
tanggung jawab ,kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur. Tugas manusia
adalah amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Implikasi dari
cara pandang ini adalah pengakuan sekecil apapun upaya dan perbuatan
manusia, baik atau buruk, tetap mendapat perhatian dari Allah dan akan
mendapatkan balasan yang kembali pada dirinya sendiri.20 Allah SWT
berfirman dalam Q.S Al Mu’Minun:8: “Dan orang-orang yang memelihara
amanatamanat (yang dipikulnya) dan janjinya”.
c. Tabligh (Argumentatif/Komunikatif) Tabligh yaitu kemampuan
menyampaikan, kemampuan berkomunikasi efektif. Wirausaha yang efektif
merupakan kempuan menyampaikan komunikasi. Kewajiban semua Nabi
untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa
wahyu yang menyangkut didalamnya hukum agama.21 Dalam sudut pandang
kewirausahaan berbasis syariah, tuhan telah memberikan kemampuan
Istimewa pada manusia, tentu sudah sepantasnya manusia juga memilih jalan
hidup yang istimewa dengan kemampuan yang dimilikinya. Allah SWT
berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab:39: “Orang-orang yang menyampaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
12
pembuat perhitungan”. Maknanya adalah para wirausahawan harus mampu
melatih diri dalam menyampaikan ide dan produk bisnisnya, harus mampu
menyampaikan dan mempromosikan keunggulan-keunggulan produk dengan
menarik dan tepat sasaran, serta mampu mengkomunikasikannya secara tepat
dan mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarkannya. Hal yang paling
penting harus mampu menjembatani antara pihak perusahaan dan pihak
customer.
d. Fathonah (Cerdas dan Bijaksana) Sifat fathonah merupakan memiliki
kecerdasan dalam berbisnis. Dalam hal ini, pengusaha yang cerdas merupakan
pengusaha yang mampu memahami, menghayati dan mengenal tugas dan
tanggung jawab bisnisnya dengan sangat baik.22 Dalam kewirausahaan
berbasis syariah, Allah menghendaki manusia bersikap cerdas dalam
menyikapi kehidupan. Allah telah menyediakan dan memudahkan alam ini
bagi manusia. Allah juga telah menganugerahi manusia potensi berupa
berbagai kemampuan mengelola dan mengatur alam. Manusia cerdas adalah
manusia yang pandai memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan psikisnya seraya tetap mengharapkan ridho dari Allah SWT.23 Allah
SWT berfirman dalam Q.S. Yunus:100: “Dan tidak seorang pun akan beriman
kecuali dengan izin allah dan allah menimpakan kemurkaan kepada orang-
orang yang tidak mempergunakan akalnya”.
13
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan bisnis harus dilakukan dengan mengikuti etika atau norma-
norma yang berlaku untuk memastikan bahwa aturan-aturan tidak dilanggar dan
usaha yang dijalankan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Etika
wirausaha meliputi sikap, tampilan, cara berbicara, dan gerak-gerik pengusaha
yang mencerminkan usaha yang dijalankan. Selain itu, etika juga mencakup
kejujuran, tanggung jawab, menepati janji, disiplin, taat hukum, suka membantu,
komitmen dan menghargai, serta mengejar prestasi. Adapun implementasi etika
ini perlu dijadikan sebagai bagian dari benak dan jiwa setiap pengusaha untuk
menciptakan pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan
usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama.
Metode dakwah yang dilakukan Abdurrahman bin Auf juga patut
dicontoh sebagai pelaku wirausaha yang baik dan beretika. Karena selain
memakmurkan perekonomian pribadi juga dapat membantu perekonomian kaum
kecil dan memakmurkan kesejahteraan sosial.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Ilham, and Helmarini, ‘Nilai-Nilai Ajaran Islam Dan Etika Wirausaha
Dalam Pendidikan Kewirsusahaan’, Jurnal Economic Edu.
Valentino Dinsi, 7 Rahasia Kaya dan Sukses Abdurrahman bin Auf, (Jakarta: Indonesia
Publishing, 2015).
15