Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA BISNIS ISLAM

ETIKA BISNIS DAN ETOS KERJA DALAM BISNIS ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

Nabila Rizsyalwa Zahra

Rahma Tsyabita

Rustiana

DOSEN PENGAMPU :

KHAIRINA,M.E

PERBANKAN SYARIAH 4B REGULER PAGI


INSTITUT SYEKH ABDUL HALIM HASAN (INSAN)

BINJAI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Puji Syukur atas


kehadiran allah swt yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Khairina,M.E selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis Islam. Selain itu
juga, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca tentang bagaimana sebenarnya Etika berbisnis berdasarkan syariat islam.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Khairina,M.E selaku


dosen pada mata kuliah ini yang memberikan tugas ini.

Kami berharap ada kritik dan saran yang diberikan kepada penulis agar
dapat mmenyempurnakan makalah ini dilain kesempatan.

Binjai, Februari 2024

Penulis makalah.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, dibutuhkan suatu sistem


yang dapat mengatur bagaimana sebaiknya dan seharusnya manusia bergaul
dengan baik. Sistem yang mengatur mengenai pergaulan tersebut kemudian
membuat masyarakat saling menghormati satu sama lain dan memiliki tata krama,
sopan santun, dan lainnya yang disebut etika.

Etika ini tak hanya dalam pergaulan sehari-hari. Etika diperlukan untuk
membentuk dan membangun sikap apapun aspeknya, termasuk etika bisnis Islam.
Terlebih, agama Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
norma dan juga sopan santun serta rasa menghargai makhluk satu sama lain.

Dalam Islam, berbisnis juga diatur dalam etika bisnis Islam. Islam
mengatur bahwa etika bisnis Islam adalah benar dan tidak bisa dipisahkan dengan
hal-hal penting lainnya. Berbagai filosofi di dalam agama Islam mengajarkan
tentang bagaimana menjalankan bisnis di dalam etika bisnis Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Etika bisnis konvensional dan islam


2. Konsep tentang bisnis didalam alqur’an dan hadis
3. Pengertian etos kerja
4. Anjuran untuk bekerja keras
5. Konsep dasar kewirausahaan dan konsep keuntungan dan etika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis Konvensional Dan Bisnis Islam


Secara etimologi, etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani yakni
‘ethikos’ yang memiliki berbagai arti, yaitu: pertama, sebagai analisis konsep-
konsep terhadap apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah,
wajib, tanggung jawab, dan lain-lain. Selain itu, etika juga memiliki pengertian
yakni sebagai aktualisasi kehidupan yang baik secara moral. Pertama, etika
digunakan dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan. Ketiga, K. Bertens mengungkapkan bahwa etika merupakan ilmu
tentang baik buruknya suatu perilaku. Sementara itu, Robert C. Solomon
mengartikan bahwa etika tidak selalu mengenai aturan-aturan atau ketaatan,
melainkan lebih ke menunjuk kepada bentuk karakter atau sifat-sifat individu
seperti kebajikan, kasih sayang, kemurahan hati, dan sebagainya. Tentu saja yang
semuanya itu tidak diatur dalam hukum secara tertulis.

Sedangkan etika bisnis Islam adalah etika terapan yang merupakan aplikasi
pemahaman kita tentang apa yang baik dan apa yang benar untuk beragam
institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang selanjutnya disebut
sebagai bisnis. Pembahasan mengenai etika bisnis Islam ini harus dilengkapi
dengan kerangka dan juga implikasinya terhadap dunia bisnis.

Dengan demikian, etika bisnis Islam memiliki posisi pengertian yang hakikatnya
merupakan usaha dari manusia untuk mencari keridaan Allah SWT. Meski
demikian, bisnis did alam etika bisnis Islam ini tidak bertujuan jangka pendek dan
semata-mata untuk individual dan mencari keuntungan semata, tetapi jangka
panjang yaitu antara dirinya dengan Allah SWT.
Ada beberapa perbedaan mengenai etika bisnis konvensional dan bisnis
islam. Diantara lain yaitu perbedaan prinsip. Prinsip bisnis konvensional
menggunakan prinsip umum sedangkan bisnis islam memuat dan berlandaskan
alqur’an dan hadis.

1. Prinsip Etika Bisnis Konvensional

1. Prinsip Otonomi

Adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan


bertindakberdasarkan kesadarannya untuk
memilih tindakan yang paling baik dilakukan. Unsur hakiki dari prinsip otonomi
bertanggung jawab. Etis adalah tindakan yang bersumber dari kemauan baik
serta kesadaran pribadi. Orangyang otonom adalah orang yang sadar akan
kewaibannya dan bebas mengambi keputusan dantindakan berdasarkan apa yang
dianggap baik, melainkan juga adalah orang yang bersedia mempertanggung
jawabkan keputusannya dan tindakannya serta mampu bertanggung jawabatas
keputusan dan tindakannya serta dampak dari keputusan keputusan dan
tindakannya.

2. Prinsip Kejujuran

Kejujuran memang prinsip yang paling penting dalam kegiatan bisnis isla
mi maupunkonvensional.Para pelaku bisnis modern sadar dan mengakui bahwa m
emang kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya.
Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat- syarat perjanjian dan kontrak.
Dalam mengikat perjanjian semua pihak secara Saling percaya, serius serta tulus
dan jujur dalam membuat dan melaksanakannya. Jika ada salah
satu pihak yang tidak jujur maka akan menimbulkan efek multiplier-expansive.
Kejujuran juga relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu
dan harga yang sebanding. Dengan satu kali saja seorang pebisnis
berbohong tentang hal apapun, jangan harap mendapatkan kepercayaan
lagi.
3. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan


secara sama sesuai dengan aturanyang adil, kriteria yang rasional, objektif
dan dapat dipertanggung jawabkan. Tidak boleh ada pihak yang dirugikan.

2. Prinsip Etika Bisnis Islam

Etika yang diajarkan di Islam menjelaskan manusia menduduki tempat


pusat di alam. 1 Manusia disebut sebagai makhluk teomorfis, yakni memiliki sifar-
sifaat Tuhan dalam dirinya. Manusia memiliki tugas untuk mewujudkan
kemampuan teomorfisnya.2 Manusia akan menjadi terasing (teralienasi) jika gagal
mewujudkan potensi teomorfisnya. Karena kedudukan yang mulia ini, prinsip-
prinsip etika bisnisnya juga harus menjaga kemuliaan manusia baik di hadapan
Allah maupun sesamanya. Dalam islam, prinsip berbisnis tentu saja berbeda
dengan prinsip etika bisnis secara konvensional. Islam berpacu dan berpatok pada
alqur’an dan hadis. Ada beberapa prinsip bisnis islam, yaitu :

1. Kesatuan (ketauhidan/unity)

Prinsip etika bisnis islam yang pertama adalah kesatuan. kesatuan ini
sebagaimana sudah direfleksikan di dalam konsep tauhid yang memadukan
keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim, baik dalam bidang ekonomi, politik
dan sosial menjadi keseluruhan yang homogen serta mementingkan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini, maka prinsip
kesatuan di dalam etika bisnis Islam ini memiliki dasar pandangan yakni bisnis
yang terpadu, vertikal maupun horisontal, yang membentuk suatu persamaan yang
penting di dalam Islam.

1
Dr. Mahmud M. Babily, Etika BIsnis, Studi Kajian Konsep Perekonomia
Menurut Al-Qur’an dan As Sunnah (Solo: Ramadhani, 1990) hal. 74
2
Ibid. hal 75
2. Keseimbangan (equilibrium/Adil)

Prinsip etika bisnis islam yang kedua mengacu pada ajaran Islam yang
menganjurkan berbuat adil di dalam kegiatan berbisnis dan melarang kegiatan
curang atau berlaku dzalim. Akan jadi kecelakaan besar bagi orang yang berbuat
curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta
untuk dipenuhi, tetapi menakar orang selalu dikurangi. Kecurangan dalam dunia
berbisnis sangat menodai etika bisnis Islam karena keadilan adalah kunci
keberhasilan bisnis. Al-Qur’an memerintahkan kepada umat muslim untuk
menimbang dan menakar dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan
kecurangan.

3. Kehendak bebas (free will)

Kebebasan di dalam prinsip etika bisnis Islam merupakan bagian


terpenting yang seharusnya dilakukan tanpa merugikan kepentingan kolektif.
Kehendak bebas ini adalah suatu kecenderungan manusia untuk terus-menerus
memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dan dikendalikan dengan
adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakat melalui infak, zakat, dan
sedekah.

4. Tanggung jawab (responsibility)

Prinsip selanjutnya yaitu tanggung jawab, yang mana dilakukan oleh


manusia untuk melakukan kehendak bebas dengan adanya pertanggungjawaban
dan akuntabilitas untuk memenuhi keadilan dan kesatuan. Di dalam berlaku,
terutama di dalam etika bisnis, manusia harus mampu bertanggung jawab saat
memiliki kehendak bebas.

5. Kebenaran (truth)

Kebenaran di dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran


tetapi juga mengandung unsur kebajikan dan kejujuran. Dalam hal ini, kebenaran
dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan perilaku benar yang meliputi proses mencari
atau memeroleh komoditas dan upaya untuk menetapkan keuntungan. Akan tetapi
dalam upaya menetapkan keuntungan tersebut, etika bisnis Islam mengatur dan
sangat menjaga kegiatan yang preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian
dari salah satu pihak yang melakukan transaksi.

B. Konsep Tentang Bisnis Dalam Al-Qur;An Dan Hadits


al-Quranul Karim mengatur segala aspek dalam kehidupan dunia, baik
itu masalah sosial maupun muamalah, termasuklah di dalamnya bisnis. Islam
mengatur mengenai bisnis secara lengkap dan sempurna, mulai dari awal, proses
hingga hasilnya. Bisnis di dalam Islam tidak hanya mengatur untuk kepentingan
dunia saja, tetapi juga untuk kehidupan akhirat kelak. Jadi Islam merupakan
agama yang sangat lengkap dan terarah. Kita berbisnis di dunia untuk menunjang
kebutuhan dan kewajiban kita, sementara bisnis itu juga memiliki proyeksi untuk
akhirat. Islam mengatur bagaimana bisnis dengan sesama manusia dan juga
mengatur bagaimana berbisnis dengan Allah. Dibawah ini adalah beberapa ayat
alqur’an mengenai bisnis.

‫َلْيَس َعَلْي ُك ْم ُج َنا ٌح َأ ْن َتْب َت ُغوا َفْض اًل ِم ْن َر ِّب ُك ْم ۚ َف َذ ا َأَفْض ُت ْم ِم ْن َع َر َفا ٍت َفا ْذ ُك ُر وا‬
‫ِإ‬
‫ال َّلَه ِع ْن َد ا ْلَم ْش َع ِر ا ْلَح َر ا ِم ۖ َو ا ْذ ُك ُر و ُه َك َم ا َهَد ا ُك ْم َو ْن ُك ْنُت ْم ِم ْن َقْب ِل ِه َلِم َن‬
‫ِإ‬
‫الَّض ا ِّل ي َن‬
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada
Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-
benar termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Baqarah : 198)
‫اَي َأ ُّيَها ا َّلِذ ي َن آَمُنوا َأ ْنِف ُق وا ِم َّم ا َر َز ْق َنا ُك ْم ِم ْن َقْب ِل َأ ْن َيْأِت َي َيْو ٌم اَل َبْي ٌع ِف يِه‬

‫َو اَل ُخ َّلٌة َو اَل َش َف ا َعٌة ۗ َو ا ْل َك ا ِف ُر و َن ُه ُم ال َّظ ا ِل ُم و َن‬


Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak
ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-
orang yang zalim. (Q.S. Al-Baqarah : 254)

Anda mungkin juga menyukai