Rahma Tsyabita
Rustiana
DOSEN PENGAMPU :
KHAIRINA,M.E
BINJAI
KATA PENGANTAR
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Khairina,M.E selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis Islam. Selain itu
juga, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca tentang bagaimana sebenarnya Etika berbisnis berdasarkan syariat islam.
Kami berharap ada kritik dan saran yang diberikan kepada penulis agar
dapat mmenyempurnakan makalah ini dilain kesempatan.
Penulis makalah.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika ini tak hanya dalam pergaulan sehari-hari. Etika diperlukan untuk
membentuk dan membangun sikap apapun aspeknya, termasuk etika bisnis Islam.
Terlebih, agama Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
norma dan juga sopan santun serta rasa menghargai makhluk satu sama lain.
Dalam Islam, berbisnis juga diatur dalam etika bisnis Islam. Islam
mengatur bahwa etika bisnis Islam adalah benar dan tidak bisa dipisahkan dengan
hal-hal penting lainnya. Berbagai filosofi di dalam agama Islam mengajarkan
tentang bagaimana menjalankan bisnis di dalam etika bisnis Islam.
B. Rumusan Masalah
Sedangkan etika bisnis Islam adalah etika terapan yang merupakan aplikasi
pemahaman kita tentang apa yang baik dan apa yang benar untuk beragam
institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang selanjutnya disebut
sebagai bisnis. Pembahasan mengenai etika bisnis Islam ini harus dilengkapi
dengan kerangka dan juga implikasinya terhadap dunia bisnis.
Dengan demikian, etika bisnis Islam memiliki posisi pengertian yang hakikatnya
merupakan usaha dari manusia untuk mencari keridaan Allah SWT. Meski
demikian, bisnis did alam etika bisnis Islam ini tidak bertujuan jangka pendek dan
semata-mata untuk individual dan mencari keuntungan semata, tetapi jangka
panjang yaitu antara dirinya dengan Allah SWT.
Ada beberapa perbedaan mengenai etika bisnis konvensional dan bisnis
islam. Diantara lain yaitu perbedaan prinsip. Prinsip bisnis konvensional
menggunakan prinsip umum sedangkan bisnis islam memuat dan berlandaskan
alqur’an dan hadis.
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran memang prinsip yang paling penting dalam kegiatan bisnis isla
mi maupunkonvensional.Para pelaku bisnis modern sadar dan mengakui bahwa m
emang kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya.
Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat- syarat perjanjian dan kontrak.
Dalam mengikat perjanjian semua pihak secara Saling percaya, serius serta tulus
dan jujur dalam membuat dan melaksanakannya. Jika ada salah
satu pihak yang tidak jujur maka akan menimbulkan efek multiplier-expansive.
Kejujuran juga relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu
dan harga yang sebanding. Dengan satu kali saja seorang pebisnis
berbohong tentang hal apapun, jangan harap mendapatkan kepercayaan
lagi.
3. Prinsip Keadilan
1. Kesatuan (ketauhidan/unity)
Prinsip etika bisnis islam yang pertama adalah kesatuan. kesatuan ini
sebagaimana sudah direfleksikan di dalam konsep tauhid yang memadukan
keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim, baik dalam bidang ekonomi, politik
dan sosial menjadi keseluruhan yang homogen serta mementingkan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini, maka prinsip
kesatuan di dalam etika bisnis Islam ini memiliki dasar pandangan yakni bisnis
yang terpadu, vertikal maupun horisontal, yang membentuk suatu persamaan yang
penting di dalam Islam.
1
Dr. Mahmud M. Babily, Etika BIsnis, Studi Kajian Konsep Perekonomia
Menurut Al-Qur’an dan As Sunnah (Solo: Ramadhani, 1990) hal. 74
2
Ibid. hal 75
2. Keseimbangan (equilibrium/Adil)
Prinsip etika bisnis islam yang kedua mengacu pada ajaran Islam yang
menganjurkan berbuat adil di dalam kegiatan berbisnis dan melarang kegiatan
curang atau berlaku dzalim. Akan jadi kecelakaan besar bagi orang yang berbuat
curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta
untuk dipenuhi, tetapi menakar orang selalu dikurangi. Kecurangan dalam dunia
berbisnis sangat menodai etika bisnis Islam karena keadilan adalah kunci
keberhasilan bisnis. Al-Qur’an memerintahkan kepada umat muslim untuk
menimbang dan menakar dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan
kecurangan.
5. Kebenaran (truth)
َلْيَس َعَلْي ُك ْم ُج َنا ٌح َأ ْن َتْب َت ُغوا َفْض اًل ِم ْن َر ِّب ُك ْم ۚ َف َذ ا َأَفْض ُت ْم ِم ْن َع َر َفا ٍت َفا ْذ ُك ُر وا
ِإ
ال َّلَه ِع ْن َد ا ْلَم ْش َع ِر ا ْلَح َر ا ِم ۖ َو ا ْذ ُك ُر و ُه َك َم ا َهَد ا ُك ْم َو ْن ُك ْنُت ْم ِم ْن َقْب ِل ِه َلِم َن
ِإ
الَّض ا ِّل ي َن
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada
Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-
benar termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Baqarah : 198)
اَي َأ ُّيَها ا َّلِذ ي َن آَمُنوا َأ ْنِف ُق وا ِم َّم ا َر َز ْق َنا ُك ْم ِم ْن َقْب ِل َأ ْن َيْأِت َي َيْو ٌم اَل َبْي ٌع ِف يِه