Anda di halaman 1dari 3

BAB 3

TEORI
1. TEORI ETIKA ISLAM
Menurut perspektif agama Islam, pemikiran etis cenderung meninggalkan seluk-beluk
dialektis atau metodologis dan berkonsentrasi pada upaya mewujudkan semangat
moral yang bersandar pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Karena Al-Qur'an berperan sebagai
pedoman yang mengarah pada ketakwaan dan pembeda antara yang diperbolehkan dan
yang dilarang (Djohar, Arifin; Aziz, 2012).
Kunci etika bisnis dan moralitas tergantung pada penulisnya. Etika dan moral bisnis
diperlukan para pebisnis untuk mencapai akhlak mulia (husnul khuluq), yang
merupakan modal dasar untuk mengembangkan praktik bisnis yang beretika dan
bermoral. Pada tingkatan ini, janji Allah melapangkan hatinya dan memberikan rezeki.
Prinsip komersial berdasarkan tiga rukun ajaran Islam yaitu akidah, ibadah dan
moralitas adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Monoteisme
Tauhid atau iman adalah fondasi dasar ajaran agama Islam. Prinsip ini menegaskan
bahwa Allah SWT adalah penguasa alam semesta ini. Allah menciptakan segalanya,
tidak ada yang sia-sia, dan tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengabdi dan
menaati-Nya. Bisnis harus, tanpa kecuali, selalu didasarkan pada prinsip
ketundukan dan keyakinan bahwa segala sesuatu yang ditangani dalam bisnis hanya
milik Tuhan dan bisnis adalah ibadah.
2. Prinsip Nubuwwah (Nubuwwah)
Prinsip ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok yang sempurna
dalam segala tindakannya dan juga dalam bisnis. Teladannya patut ditiru dan
diterapkan dalam administrasi bisnis. Ada empat sifat yang dikenal dan selalu
menjadi acuan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk bisnis: Shiddiq,
Amanah, Fathanah dan Tabligh.
3. Prinsip Khilafah
Prinsip ini menegaskan bahwa Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia
sebagai pemimpin bumi (khalifah) potensi spritual/spiritual dan sumber daya alam
yang dapat digali untuk kepentingan dan kelangsungan hidupnya. Karena fungsi
penting manusia dalam berbisnis adalah menjaga keharmonisan komunikasi
(mu'amalah) antar pebisnis agar terhindar dari pertengkaran dan perselisihan.
4. Prinsip Keadilan Keadilan ('adl)
adalah salah satu sifat Allah SWT yang menetapkan bahwa semua manusia memiliki
kesempatan yang "sama" untuk berbuat kebaikan. Faktor pembedanya adalah
tingkat ketakwaan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah dan menjauhi
larangan.
5. Prinsip Ma’ad (Hasil)
Prinsip ini mengajarkan bahwa sebenarnya manusia diciptakan untuk beribadah
(bekerja). Dalam perspektif Islam, dunia adalah ladang akhirat, yaitu hidup di dunia
sebagai tempat menyiapkan modal untuk akhirat, yang dapat dicapai melalui kerja,
usaha dan beramal saleh. Manusia menerima pahalanya di akhirat sesuai dengan
perbuatannya di dunia ini. Mengenai perilaku dalam kegiatan bisnis, dapat
ditunjukkan bahwa suap atau komisi dalam lobi kehidupan bisnis harus dihindari
dalam kegiatan bisnis; riba; diam-diam; tidur dan proses produksi dan hasil tidak
boleh mengandung unsur melawan hukum.

2 TEORI BISNIS ISLAM


Bagi Islam, bisnis dapat dipahami sebagai rangkaian kegiatan komersial dalam berbagai
bentuk, tidak secara kuantitatif (kuantitatif) dibatasi oleh kepemilikan properti
(barang/jasa), termasuk keuntungan, tetapi dibatasi oleh metode perolehan dan
penggunaan . . properti (ada aturan legal dan dilarang) (Yusanto dan Karebet, 2002: 18).
Definisi di atas dapat dijelaskan bahwa Islam memaksa setiap muslim, khususnya
tanggungan mereka, untuk bekerja. Pekerjaan adalah salah satu alasan utama, yang
memberi orang kekayaan. Untuk orang mencari nafkah, Allah SWT memperluas bumi
dan menyediakan layanan berbeda yang dapat digunakan orang untuk mencari nafkah.

3 TEORI ISLAM ETIKA BISNIS

(Desy Astrid Anindya, 2017), menyatakan bahwa kata etika berasal dari kata latin
“ethos” yang berarti adat yaitu moralitas, juga berasal dari bahasa yang sama dengan
adat yaitu mufradat. “khulud” dalam bentuk jamak memiliki arti tabiat. Perusahaan
adalah organisasi yang terlibat dalam kegiatan produksi dan berpartisipasi dalam
penjualan barang dan jasa dari mana pelanggan mengharapkan pendapatan (Lubis,
2018). Dalam kajian Islam sering disebut dengan al-khuluq, yang merupakan bentuk
tunggal. Al-Qur'an yaitu pada surat al-Qalam ayat yang isinya menyangkut
pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Yang artinya, "Sungguh, kamu,
Muhammad, luar biasa dalam bentuk." Dalam Islam, potensi kebaikan datang sebelum
potensi perilaku buruk. Agar perilaku bisnis mencakup prinsip-prinsip etika yang
membedakan antara yang baik dan yang buruk, maka harus dibuat prinsip-prinsip
umum yang dapat dipertanggung jawabkan dalam dunia bisnis (Rahmat, 2017).
(Amalia, 2012) berpendapat bahwa etika bisnis Islami adalah perilaku etis Islami
Akhlak al Islamyah, yang dibungkus dengan nilai-nilai syariah yang mengutamakan
halal dan haram. Etika bisnis adalah seperangkat aturan untuk melakukan bisnis dalam
Islam, misalnya seorang pengusaha harus tahu bahasa dan apa yang dianjurkan, karena
dalam Alquran, pengusaha tidak diperbolehkan menurunkan timbangan, mereka harus
mengikutinya (Karishma W dan Widiastuti, 2017) . Orang yang jujur, adil, adil, mandiri,
bahagia dan penuh kasih adalah nilai-nilai yang dipandu oleh nilai-nilai etika, moral dan
kemanusiaan. Karena semua fitrah manusia adalah menerapkan nilai-nilai etika. Yang
menjadi sumber segala nilai dalam sendi-sendi kehidupan yakni Al-Qur'an dan Hadits.
Kedua pedoman ini dapat membimbing kita untuk berperilaku dalam berbisnis (Desy
Astrid Anindya, 2017). Syahatah dan Siddiq berpendapat bahwa muamalah
membutuhkan perilaku yang baik agar tidak menimbulkan kerusakan moral yang luas
pada perusahaan. Maka Anda mendapatkan nama bisnis yang bagus dengan etika yang
baik (Naranjo, 2018 ). Karena etika digunakan sebagai pedoman dalam urusan
keuangan dan bisnis, maka menurut ajaran Islam, etika bisnis juga dapat diambil
langsung dari Al-Qur'an dan Hadits Nabi. Misalnya, karena larangan riba dalam Pasal ,
pemilik modal selalu terlibat langsung dan bertanggung jawab atas pengelolaan
usahanya, bahkan terhadap karyawan yang dipekerjakannya. Bisnis dalam sistem
ekonomi Islam adalah bisnis keluarga yang bukan perusahaan saham gabungan, yang
pemegang sahamnya dapat dengan mudah menyerahkan pengelolaan bisnis kepada
direktur atau manajer yang dibayar. Benar bahwa di bawah sistem seperti itu tidak ada
perusahaan yang menjadi sangat besar seperti di dunia kapitalis Barat tetapi tidak ada
perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau bangkrut. Etika Bisnis Islam menjunjung tinggi
semangat saling percaya, kejujuran dan keadilan, sekaligus menumbuhkan semangat
persaudaraan antara pemilik usaha dan karyawan. Misalnya, di perusahaan Islam, upah
pekerja dapat dikurangi ketika perusahaan benar-benar merugi, dan karyawan juga
menerima bonus ketika keuntungan perusahaan meningkat. Buruh muda yang masih
tinggal dengan orang tua mereka mungkin dibayar lebih rendah, sementara . orang yang
sudah menikah dan memiliki anak mungkin dibayar lebih dari . rekan mereka yang
lebih muda. Oleh karena itu, etika bisnis Islam dapat memberikan tuntunan kepada para
pengusaha yang bersifat tetap sekaligus khalifah yang ulul albab.

Anda mungkin juga menyukai