Anda di halaman 1dari 22

Ruang Lingkup

dan Etika Bisnis


Islam
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Imroatul Azizah, M.Ag
Disusun Oleh
Faiz Al Amirin
- 01 - ( 220401092 )

Faiz Al Amirin
- 02 - ( 220401092 )
Ruang Lingkup Etika Bisnis Islam
Pada dasarnya etika bisnis syari’ah tidak jauh berbeda dengan etika bisnis pada
umumnya, hanya saja terdapat beberapa ruang lingkup etika bisnis syari’ah
yang dapat membedakannya dengan etika bisnis pada umumnya.

1. Etika bisnis menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya dengan


baik dan etis. Bisnis yang baik dan etis akan mempengaruhi keberhasilan usaha
dalam jangka panjang dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku
bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai nilai luhur terte ntu dan
demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang
pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi Perusahaan secara
internal, melainkan juga menyangkut secara eksternal
Ruang Lingkup Etika Bisnis Islam
2. Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan
dan masyarakat luas akan hal dan kepentingan mereka yang tidak boleh
dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada tingkat ini berfungsi menjaga
hak dan kewajiban masing masing, agar tidak terdapat kecurangan yang
berfungsi untuk mengambil hak dan kewajiban setiap orang yang bersifat
merugikan orang tersebut, disini dituntut untuk mengutamakan keadilan
dalam setiap bisnis yang dilakukan oleh para pelaku pelaku bisnis.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat etis atau
tidaknya suatu praktek bisnis. Pada tingkatn ini etika bisnis berbicara
olygopoly,monopoli,kolusi dan praktek semacamnya yang akan merugikan dan
mempengaruhi suatu ekonomi disuatu negara.
-A-
Karakter / Etika
Individu
You can enter a subtitle here if you need it
Kebenaran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari
kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks
bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi
proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan
maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip
kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap
kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama
atau perjanjian dalam bisnis.
Jujur
Dalam prinsip berbisnis interaksi yang memberikan keuntungan sedikit tetapi
berlangsung berkali-kali lebih baik daripada untung banyak tetapi hanya sekali atau
dua, tiga kali. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana sifat jujur dalam berbisnis,
bahkan Rasulullah menempatkan posisi khusus bagi mereka yang berbisnis secara
jujur. jujur merupakan motivator yang abadi dalam budi pekerti dan perilaku seorang
pembisnis muslim. Karena sebagai salah satu sarana untuk memperbaiki amalannya
dan sarana untuk bisa masuk surga.
‫ ُّيۡص ِلۡح َلـُك ۡم َاۡع َم اَلـُك ۡم َو َيۡغ ِفۡر َلـُك ۡم ُذ ُنۡو َبُك ؕۡم َو َم ۡن ُّيِط ِع َهّٰللا َو َر ُس ۡو َلٗه َفَقۡد‬٧٠ ۙ‫ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ُقۡو ُلۡو ا َقۡو اًل َسِد ۡي ًدا‬
٧١ ‫َفاَز َفۡو ًز ا َع ِظ ۡي ًم ا‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan
mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasulnya, maka
sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung (Q.S. Al-Ahzab ayat 70-71).
Provesional
Perusahaan yang pengelolaannya berlandaskan syariah Islam dituntut untuk bisa
bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis. Nabi Muhammad sebagai seorang
pedagang memberikan contoh yang baik dalam setiap transaksi bisnisnya. Beliau
melakukan transaksi secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya
mengeluh, apalagi kecewa. karena berbisnis dapat menimbulkan kemandirian dan
kesejahteraan bagi keluarga tanpa tergantung atau menjadi beban orang lain. Beliau
pernah berkata, “Berdaganglah kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan,
sembilan diantaranya dihasilkan dari berdagang.” Al-Qur’an juga memberi motivasi
untuk berbisnis pada ayat berikut:
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu.” (QS Al-Baqarah: 198)
Dalam transaksi bisnisnya sebagai pedagang profesional tidak ada tawar menawar dan
pertengkaran antara Muhammad dan para pelanggannya, sebagaimana sering
disaksikan pada waktu itu di pasar-pasar sepanjang jazirah Arab.
Provesional
permasalahan antara Muhammad dengan pelanggannya selalu diselesaikan dengan adil
dan jujur, tetapi bahkan tetap meletakkan prinsip-prinsip dasar untuk hubungan dagang
yang adil dan jujur tersebut. Disini terlihat bahwa beliau tidak hanya bekerja secara
profesional, tetapi sikap profesionalisme beliau praktikkan pula ketika telah dilantik
menjadi Nabi. Beliau memimpin sahabat-sahabatnya dengan prinsip-prinsip
profesionalisme, memberinya tugas sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang
dimiliki
Amanah
Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sikap amanah terhadap diri sendiri dan
orang lain apalagi tidak boleh meremehkan hak orang yang memberikan amanah.
Karena amanah merupakan tanggung jawab yang besar yang lebih berat dari seluruh
yang ada di dunia ini. Dalam berbisnis amanah merupakan tanggung jawab yang besar
karena amanah tersebut akan dipertanggungjawabkan tidak hanya sebatas administrasi
didunia semata akan tetapi amanah tersebut akan dimintai pertanggung jawaban di hari
kiamat kelak.
Etika Dasar
Dalam Bisnis
Islam
At Tauhid / Kesatuan ( Unity )
Merupakan refleksi konsep tauhid yang
memadukan seluruh aspek kehidupan baik
ekonomi, sosial, politik budaya menjadi
keseluruhan yang homogen, konsisten dan
teratur. Adanya dimensi vertikal (manusia
dengan penciptanya) dan horizontal (sesama
manusia). Prakteknya dalam bisnis :
1. Tidak ada diskriminasi baik terhadap
pekerja, penjual, pembeli, serta mitra
kerja lainnya
2. Terpaksa atau dipaksa untuk menaati
Allah SWT
3. Meninggalkan perbuatan yang tidak
beretika dan mendorong setiap individu
untuk bersikap amanah karena kekayaan
yang ada merupakan amanah Allah
Al-‘Adl Wal-Ihsan / Keseimbangan ( Equilibrium
)Keseimbangan, kebersamaan, dan kemoderatan merupakan prinsip etis yang harus
diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis Islam sangat mengajurkan untuk
berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim.
Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang
berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu
dikurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena
kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. AlQur’an memerintahkan kepada kaum
muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai
melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan takaran dan timbangan.
Prakteknya dalam bisnis
● Tidak ada kecurangan dalam takaran dan timbangan
● Penentuan harga berdasarkan mekanis me pasar yang normal.
Al-Ikhtikar / kebebasan usaha ( free will ),
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan
itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak
adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk
terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan
adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan
sedekah. Kebebasan disini adalah bebas memilih atau bertindak sesuai etika atau
sebaliknya :

“ Dan katakanlah (Muhammad) kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, barang siapa
yang menghendaki (beriman) hendaklah ia beriman dan barang siapa menghendaki
(kafir) biarlah ia kafir” (QS. 18:29).

Aplikasinya dalam bisnis yaitu Menepati kontrak, baik kontrak kerja sama bisnis
maupun kontrak kerja dengan pekerja. “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah
janji-janji” (QS. 5:1).
Al-Fard / Tanggung jawab atau kewajiban ( responsibility)
Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan
kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh
manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya. Prinsip
pertanggungjawaban menurut Sayid Quthb adalah tanggung jawab yang seimbang
dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara orang dan
keluarga, antara individu dan masyarakat serta antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya.
Aplikasinya dalam bisnis :
● Pemberian upah harus disesuaikan dengan UMR (upah minimum regional).
● Economic return bagi pemebri pinajam modal harus dihitung berdasarkan
perolehan keuntungan yang tidak dapat dipastikan jumlahnya dan tidak bisa
ditetapkan terlebih dahulu seperti dalam sisitem bunga.
Etika Sosial
Bisnis Islam
Definisi Etos Kerja
Secara etimologi, etos kerja Islam dalam bahasa inggris disebut sebagai
Islamic work ethic sedangkan etika kerja islam disebut sebagai ethics of
Islamic work. Etos berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti sifat dasar
atau karakter yang merupakan kebiasaan dan watak seseorang. Secara
bahasa etos dan etik menjadi dua kata yang muncul. Etika memberi makna
sebagai sikap yang dapat dilihat orang lain, sementara etos merupakan sikap
yang menunjukkan dorongan dari dalam diri manusia, sehingga akan
memunculkan etika yang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Menurut
Sinamo, etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada
keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja
yang integral.
- Relasi Etika
Bisnis dan Etos
Kerja dalam Islam-
Definisi Etos Kerja
Secara etimologi, etos kerja Islam dalam bahasa inggris disebut sebagai
Islamic work ethic sedangkan etika kerja islam disebut sebagai ethics of
Islamic work. Etos berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti sifat dasar
atau karakter yang merupakan kebiasaan dan watak seseorang. Secara
bahasa etos dan etik menjadi dua kata yang muncul. Etika memberi makna
sebagai sikap yang dapat dilihat orang lain, sementara etos merupakan sikap
yang menunjukkan dorongan dari dalam diri manusia, sehingga akan
memunculkan etika yang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Menurut
Sinamo, etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada
keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja
yang integral.
Definisi Etos Kerja
Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hampir mendekati pada
pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga
dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk
mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik dan bahkan berupaya untuk mencapai
kualitas kerja yang sempurna. Kesempurnaan aktifitas dalam al-Qur‟an dikenal dengan
istilah itqan. Aktivitas dilaksanakan dengan kesungguhan, akurat dan sempurna.
Sebagaimana dalam Al-Qur‟an surat an-Naml ayat 88:
‫َو َتَر ى اْلِج َباَل َتْح َس ُبَها َج اِم َد ًة َو ِهَي َتُم ُّر َم َّر الَّس َح اِبۚ ُص ْنَع ِهَّللا اَّلِذ ي َأْتَقَن ُك َّل َش ْي ٍء ۚ ِإَّنُه َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْفَع ُلوَن‬
Artinya Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Etos berhubungan dengan pribadi manusia, oleh karenanya orang Islam
sudah semestinya melakukan rutinitas yang menjadi kebiasaan positif sehingga
menghasilkan hasil sempurna dan maksimal. Orang yang demikian dalam hidupnya
akan senantiasa menghindarkan hal-hal yang bersifat merusak, sehingga akan
menjadikan dirinya menjadi orang yang dekat dengan Allah.
Relasi Etika Bisnis Dan Etos Kerja Dalam Islam
Etos kerja sangat terkait kepada kerja keras, ketekunan, loyalitas, komunikasi,
cara pengambilan keputusan, sikap, perilaku, dedikasi dan disiplin tinggi untuk menciptakan
nilai tambah organisasi. Sedangkan etika sangat terkait dengan etos kerja yang memperhatikan
aspek moral, etika, keadilan, dan integritas dalam menciptakan nilai tambah organisasi. Dalam
praktik bisnis, perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang maksimal dengan biaya
seminimal mungkin, sebab itulah cara bisnis yang paling benar.
Pada umumnya, perusahaan akan sangat berorientasi kepada keuntungan dan
target-target dalam ukuran uang. Artinya, setiap karyawan dan pimpinan harus memiliki etos
kerja untuk memaksimalkan waktu kerja mereka untuk bisa menciptakan produktifitas yang
tinggi buat keuntungan yang tinggi. Tapi, ada juga perusahaan yang memahami etos kerja
tidak sekedar bekerja keras tanpa etika untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Persoalannya, dunia bisnis adalah dunia tempat mencari keuntungan maksimal dengan biaya
sekecil mungkin. Oleh sebab itu, sering sekali perilaku bisnis selalu akan mengabaikan etika
dan integritas, serta akan memaksa perusahaan untuk fokus kepada cara pencapaian
keuntungan.
Pandangan Islam, Bisnis tidak hanya sekedar berorientasi mencari keuntungan
(profit oriented), tetapi ia bergerak dan berpegang pada prinsip yang mendasarinya.
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai