Anda di halaman 1dari 8

ETIKA BISNIS ISLAM DALAM PERSAINGAN USAHA/BISNIS

Mata Kuliah : Etika Bisnis Islam


Dosen Pengampu : Dr. MAHMUD YUSUF,MSI

Tugas mandiri disusun oleh:


ALDI (200204030199)

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN ANTASARI BANJARMASIN
2022/2023
PENDAHULUAN
Di dunia modern, etika dan tanggung jawab sosial bisnis merupakan pokok
bahasan yang serius dalam diskusi-diskusi kontemporer tentang perencanaan-
perencanaan kebijakan, manajemen proses, bahkan dilakukan pula oleh pemerintah.
Etika bisnis dipadahami sebagai penerapan nilai-nilai atau politik, institusi, dan
perilaku bisnis yang penerapannya akan dapat meningkatkan profitabilitas jangka
panjang dan good will yang diperoleh dari citra positif dan bisnis yang dijalankan.

Persaingan dalam dunia bisnis dengan seiring perkembangan zaman maka


akan semakin meningkat. Sehingga dalam hal ini pelaku bisnis atau usaha perlu
membuat strategi-strategi yang tepat dalam menjalankan bisnisnya serta
memenangkan persaingan untuk memaksimalkan keuntungan atau laba.

Persaingan bisnis atau usaha adalah perseteruan rivalitas antara pelaku bisnis
yang secara independen berusaha mendapatkan konsumen dengan menawarkan harga
yang baik dengan kualitas barang atau jasa yang baik juga (Mujahidin,2007:27).

Sedangkan persaingan bisnis dalam islam merupakan kompetisi yang


diperbolehkan, asalkan persaingan usaha itu dilakukan secara sehat, akan tetapi
apabila persaingan usaha yang dilaksanakan itu bersifat monopolistik dalam rangka
mengambil keuntungan, maka ekonomi islam melarangan (Susanto et.al, 2019:100).

Konsep persaingan bisnis yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah


sebuah konsep persaingan yang mengharuskan para pebisnis bersaing secara sportif
dengan memberikan kontribusi yang baik dari bisnisnya dan tidak untuk menjatuhkan
pebisnis lainnya. Menurut syariat islam dalam persaingan bisnis haruslah secara
sehat, jujur, berperilaku baik, simpatik, adil serta menjalin silaturahmi, agar dapat
mempererat ikatan persaudaraan. Dalam melakukan persaingan pada setiap individu
ini terdapat dalam kaidah-kaidah islam dan akhlak. Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Qashash ayat 77:
ُ ‫ص ْيبَكَ ِمنَ ال ُّد ْنيَا َواَحْ ِس ْن َك َمٓا اَحْ َسنَ هّٰللا‬ َ ‫ار ااْل ٰ ِخ َرةَ َواَل تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬
‫هّٰللا‬
َ ‫َوا ْبت َِغ فِ ْي َمٓا ٰا ٰتىكَ ُ ال َّد‬
َ‫ض ۗاِ َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِد ْين‬
ِ ْ‫ك َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِى ااْل َر‬ َ ‫اِلَ ْي‬
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di(muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Q.S, Al-
Qasash:177).

Maksud dari ayat diatas yaitu dalam melakukan sesuatu hak kepada sesame
manusia harus dengan baik jangan berbuat tidak baik agar Allah memberikan nikmat
dan kebahagiaan terhadap hamba-nya. Didalam Al-Qur’an juga tidak
memperbolehkan melakukan persaingan yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan tidak menghiraukan nilai-nilai yang telah
diajarkan islam.

PEMBAHASAN

Etika Bisnis Islam

Bisnis merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang yang menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan, sedangkan etika adalah komponen pendukung para pelaku bisnis atau
usaha terutama dalam hal kepribadian, tindakan dan perilakunya (Zamzan dan Havis
Aravik, 2020:1). Jadi etika bisnis merupakan aturan-aturan main yang berhubungan
erat dengan norma-norma dan prinsip-prinsip umum yang berlaku didalam
masyarakat yang bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pihak-
pihak yang melakukan aktivitas bisnis yang didalamnya terdapat aspek hokum,
kepemilikan, pengelolaan dan perindistribusian harta.
Bisnis islami adalah upaya pengembangan modal untuk kebutuhan hidup yang
dilakukan dengan memperlihatan etika islam. Bisnis islami juga dapat diartikan
sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak dibatasi jumlah
kepemilikan barang maupun jasa termasuk profit. Namun dibatasi dalam cara
memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.

Persaingan Usaha

Persaingan berasal dari kata dasar “saing” yang artinya berlomba atau
mengatasi, dahulu mendahului, dengan kata lain yaitu usaha untuk memperlihatkan
keunggulan masing-masing yang dilakukan perseorangan atau badan hokum dalam
bidang perdagangan, produksi, maupun pertahanan (Andini dan Aditya,2002:283).

Persaingan merupakan bersaingnya para pedagang yang sama-sama berusaha


atau in gin mendapatkan keuntungan, pangsa pasar dan juga jumlah penjualan. Para
pedagang ini biasanya melakukan persaingan dengan membedakan harga, kualitas
produk, distribusi maupun mempromosikannya.

Persaingan usaha dapat ditemui dalam undang-undang No.5 tahun 1999


tentang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat. Secara umum,
persaingan bisnis adalah perseteruan atau rivalitas antara pelaku bisnis yang secara
independen berusaha mendapatkan konsumen dengan menawarkan harga yang baik
dengan kualitas barang atau jasa yang baik pula (Undang-undang No.5 Tahun 1999).

Etika Persaingan Usaha yang Sehat

Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang


membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat
normative karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan oleh seorang individu. Dan etika dalam bisnis dapat diartikan sebagai
seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis
berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam alam bisnis akan terjadi
persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan pelaku bisnis
menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi
persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat
merugikan orang banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku
bisnis itu sendiri.

Bisnis yang berhasil dalam masa panjang akan cenderung membangun semua
hubungan atas mutu, kejujuran dan berinteraksi dengan orang-orang yang jujur dalam
melaksanakan strtegi bisnis. Sebagai mana firman Allah:

ّ ٰ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ُكوْ نُوْ ا َم َع ال‬


َ‫ص ِدقِ ْين‬
Artinya: Hai orang-orang yang berfirman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar (QS. At-Taubah:119).

Itulah yang menjadi salah satu kunci sukses Rasulullah dalam berbisnis.
Didalam dunia bisnis kepercayaan sangatlah penting. Dalam ajaran islam, setiap
muslim ingin berbisnis maka dianjurkan untuk selalu melakukan persaingan yang
sehat, jujur, berperilaku baik, simpatik dan adil.

Persaingan Menjadi Mitra Bisnis

Prinsip-prinsip agar pesaing bisa menjadi mitra bisnis:

1. Memuliakan pelanggan atau mitra bisnis sebagai saudara


2. Menawarkan apa yang dibutuhkan
3. Menawarkan barang dan jasa yang berkualitas
Pelanggaran Dalam Persaingan Usaha

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus memperhatikan tentang etika dalam


berbisnis pada suatu perusahaan. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan
tanggung jawab sosial sesuai dengan fungsinya. Pada saat ini banyak pelanggaran
etika bisnis dan persaingan yang tidak sehat dalam upaya penguasaan pangsa pasar
semakin memberatkan para pengusaha kalangan bawah yang kurang memiliki
kemampuan bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang besar. Perlu adanya sanksi
yang tegas mengenai pelanggaran etika bisnis yang terjadi, agar dapat mengurangi
terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam dunia usaha. Adapun beberapa pelanggaran
etika bisnis yaitu:

1. Monopoli (bertujuan untuk menahan barang untuk tidak beredar di


pasarsupaya harganya naik).
2. Oligopoly (struktur pasar hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang
memproduksi hampir semua output industry).
3. Persaingan usaha tidak sehat (riba, menyembunyikan barang yang
cacat,pertaruhan, penimbunan,tallaqi rukban, suap).
Kesimpulan

Dalam penyimpulan etika dalam persaingan maka yang dapat diambil sebagai
berikut:

1. Etika dalam persaingan yang sehat dimana seorang pembisnis akan menjamin
keseimbangan antara produsen dan konsumen dan tidak merugikan baik
antara produsen-konsumen maupun dengan pembisnis yang lainnya.
Pembisnis islam akan memperhatikan hokum-hukum islam yang berkaitan
dengan akad-akad bisnis. Yang mana itu harus dengan kenyataan, bersifat
jujur, adil dan tanpa ada unsur menipulasi.
2. Menempatkan pesaing sebagai mitra bisnis, yang mana hal ini sangatlah
penting dalam dunia bisnis, bagaimana seorang pembisnis ini meperlakukan
pelayanan terhadap pelangan dengan baik. Dan menawarkan produk atau jasa
yang berkualitas sehingga tidak adanya kerugian terhadap pelanggan dan
jangan pernah berbuat curang terhadap pesaing lainnya, atau menghancurkan
pembisnis lain atau usaha lain, tetapi kita harus menjadikan sebagai mitra
bisnis. Apabila pembisnis ini berhasil maka akan ada perhatian yang penuh
dengan semua pihak proses bisnis dengan memberi semangat.
Daftar Pustaka

Al-Qur’an

Zamzan, Fakhry dan Havis Aravik.(2020). Etika bisnis islam seni berbisnis
keberkahan. Sleman:CV Budi Utama.

Aedy, Hasan.Etika Bisnis Islam Bandung: Alfabeta,2011

Badroen, Faisal et.al.Etika Bisnis Dalam Islam Jakarta:Kencana,2006

Susanto dkk.(2019). Persaingan Usaha Tidak Sehat di Indonesia Menurut Hukum


Ekonomi Islam dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat. Jurnar of Islamic Economics, finance and
Bangking.Vol.3 No.2.

Beekun, Rafik Issa.Etika Bisnis Islam Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Anda mungkin juga menyukai