Anda di halaman 1dari 4

A.

Etika dalam Lingkungan Bisnis


Etika Bisnis adalah merupakan rangkaian dasar etika yang harus diikuti apabila
menjalankan bisnis. Etika sebagai norma dalam suatu kelompok bisnis akan dapat
menjadi pengingat anggota bisnis satu dengan lainnya mengenai suatu tindakan yang
terpuji (good conduct) yang selalu harus dipatuhi dan dilaksanakan.
Etika didalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada
dalam lingkungan bisnis yang terkait tersebut. Etika bisnis terkait dengan masalah
penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau
kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar yang
secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat,
perusahaan dan individu. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis
yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan
yang berlaku (Linda, 2017).
Untuk terciptanya etika didalam bisnis yang sesuai dengan budi pekerti luhur, ada
beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain :
a) Pengendalian diri
b) Pengembangan tenggung jawab sosial
c) Mempertahankan jati diri
d) Menciptakan persaingan yang sehat
e) Menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Adapun hal-hal yang perlu dihindari agar terciptanya etika didalam bisnis yang baik
yaitu menghindari sikap 5K
1) Katabelece
2) Kongkalikong
3) Koneksi
4) Kolusi, dan
5) Komisi

B. Implementasi Etika Islam dalam Pemasaran


Implementasi etika islam dalam pemasaran memiliki 2 konsep yang umum dikenal
di lingkungan Masyarakat, yaitu konsep 4P dan konsep 2P. Konsep 4P lebih fokus pada
stategi dalam memasarkan suatu produk. Sementara itu 2P adalah tambahan
penyempurnaan yang fokus pada pelayanan (Atika, 2014).
 Konsep 4P
1) Product (Produk)
Produk adalah barang yang bisa dipasarkan untuk memenuhi permintaan
konsumen. Bagi pegawai pemasaran, mereka harus mengetahui seluk beluk produk
yang akan di jual. Karena diantara faktor yang menunjang kesuksesan dalam
pemasaran, ada pada produk yang dipasarkan.
2) Promotion (Promosi)
Promosi adalah upaya untuk memberi tahukan atau menawarkan produk dengan
tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengomsumsinya. Untuk
memikat pembeli, Rasulullah tidak pernah berlebihan saat menawarkan produknya.
Hal itu selaras dengan sabda beliau bahwa pedagang tidak seharusnya melakukan
sumpah ataupun janji yang berlebihan.
3) Price (Penentuan Harga)
Konsep penentuan harga ini sudah dilakukan oleh Rasulullah sejak 14 abad yang
lalu. Nabi melarang persaingan yang tidak sehat antara pedagang seperti perang
harga yang berlebihan. Namun, beliau menganjurkan agar penentuan harga sesuai
dengan kualitas serta nilai tambah setiap produk. Strategi ini juga dapat
memberikan pengaruh mendalam kepada psikologi konsumen. Selain itu, Islam
melarang diskriminasi harga (apabila terjadi ketidak adilan terhadap sebagian
pelanggan) dan penipuan dalam penentuan harga.

4) Place (Pemilihan Lokasi)


Terkait dengan place ini, Rasulullah melarang strategi distribusi yang dapat
menjolimi para petani di kampung serta calon konsumen yang sudah menunggu di
pasar. Larangan ini dikenal sebagai Talaqqi Al-Ghubbun karena para pedagang
membeli hasil bumi dari petani di desa dengan harga murah kemudian menjual
kembali ke pasar dengan harga tinggi. Larangan ini kemudian dikeluarkan untuk
melindungi petani dan konsumen. Pihak agen atau pegecer bisa meminta bayaran
dari ongkos pengangkutan dan pelayanan yang diberikan. Namun, mereka tidak
diperkenankan mengambil untung secara berlebihan.

 Konsep 2P
1) Proces (Proses)
Penjelasan mengenai pentingnya proses sudah ada pada jejak yang kedua yaitu
bagaimana Rasulullah membagun prospek?. Oleh karena itu, proses dan kontek
pemasaran membutuhkan pemahaman pengusaha terhadap sifat bisnis jasa itu
sendiri.
 Jasa tidak bisa dilihat dan dirasakan sebelum di beli
 Jasa tergantung pada siapa, apa, dimana, dan bagaimana cara bisnis itu di
jalankan
 Jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberinya
 Jasa sama sekali tidak bisa disimpan untuk masa yang akan datang
2) People (Pekerja)
Dalam bisnis pelayanan jasa, kepuasan dan kesetiaan pelanggang tergantung
sepenuhnya pada pekerja yang berhadapan langsung dengan pelanggan. DefInisi di
atas mengarahkan kita bahwa orientasi pemasaran adalah pasar. Karena pasar
adalah mitra sasaran dan sumber penghasilan yang dapat menghidupi dan
mendukung pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan oleh
aktivitas pemasaran adalah berorientasi pada kepuasan pasar. Kepuasan pasar
adalah kondisi saling ridha dan rahmat antara pembeli dan penjual atas transaksi
yang dilakukan.

C. Etika Islam Dalam Tanggung Jawab Sosial Organisasi Bisnis


Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan CSR adalah suatu
konsep yang berkembang pesat sejak tahun 1980. Konsep tersebut muncul karena reaksi
dari organisasi masyarakat sipil untuk menumbuhkan perilaku etis atau beretika yang
berlaku untuk intern ataupun ekstern perusahaan yaitu stakeholder, masyarakat sekitar
perusahaan dan organisasi atau komunitas yang mempengaruhi perusahaan beroperasi.
Dalam pengertian lain CSR adalah gagasan dengan mengacu pada triple bottom line
bukan single bottom line. Single bottom line adalah acuan perusahaan dengan
memperhatikan kondisi keuangan saja tetapi tidak memperhatikan kondisi lingkungan
dan sosial sedangkan triple bottom lines adalah aspek ekonomi nilai perusahaan yang
berpijak pada finansial, sosial dan lingkungan.
Dalam bisnis Islam dianjurkan adanya keseimbangan antara aktivitas bisnis dan
nilai-nilai bisnis berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Sebagaimana dalam Al-Quran dibahas
pula mengenai Tanggung jawab sosial yang mana moral seorang pengusaha dalam
melakukan aktivitas bisnis berpengaruh terhadap kesuksesan suatu bisnis yang terdapat
dalam surat al-Israa’ ayat 35: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.
Salah satu contoh implementasi tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
stakeholder eksternal misalnya melakukan perbaikan lingkungan di sekitar perusahaan
yang terdampak dalam operasional perusahaan misalnya limbah yang harus
diminimalisir. Sedangkan contoh implementasi Tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap stakeholder internal yaitu memberikan persamaan hak dan kewajiban terhadap
seluruh karyawan misalnya memberikan fasilitas gaji yang sesuai dengan UMR,
memberikan waktu untuk beristirahat dan memberikan fasilitas tempat untuk beribadah.
Dalam bisnis Islam, konteks tanggung jawab sosial perusahaan adalah bagaimana konsep
tersebut didasarkan pada beberapa sifat terpuji Rasulullah dalam berbisnis dimana
Rasulullah menjalankan bisnis atau berdagang dengan sifat Shidiq, Istiqamah, Fathanah,
Amanah dan Tabligh atau bisa disingkat SIFAT. Sebuah perusahaan harus memiliki
budaya kerja yang sesuai syariah Islam dengan ciri-ciri yaitu adanya kejujuran (shiddiq),
konsisten (istiqamah), pandai (fathonah), bertanggungjawab (amanah), dan mengajak
(tabligh) (Mayanti & Putri, 2021).

DAFTAR PUSTAKA
Atika, J. (2014, November). Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Pemasaran. Jurnal IAIN
Padang Sidimpuan.
Linda, P. (2017, October 3). Etika Bisnis Terhadap Fungsi Bisnis.
Mayanti, Y., & Putri, R. (2021, June). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Bisnis
Islam. Jurnal Of Applied Islamic Economics and Finances, 1(3), 651-660.

Anda mungkin juga menyukai