Anda di halaman 1dari 14

Teori Etika Bisnis Pemasaran

Dosen Pengampu:

Dr.Desi Isnaini, MA.

Disusun Oleh:

1.Jordan Dhita P (2223170032)

2.Yudha Putra Winanta (2223170025)

3. Zevita Lestia Ningsih


(2223170037)

4. Syifa Nadia Pratiwi


(2223170034)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya kepada
kita semua sehingga sampai detik ini kita semua masih bisa menikmati yang dia berikan
sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
diberi judul “Etika Bisnis dalam Pemasaran”, dan dibuat dengan tujuan memenuhi tugas
Kelompok untuk mata kuliah Etika Bisnis.

Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi Teman-teman para pembaca agar
dapat mengetahui seperti apa Etika Bisnis dalam Pemasaran yang dirangkum dalam
makalah ini. Namun sebelumnya, kami ingin meminta maaf jika ada kesalahan dalam
Penulisan makalah ini.Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran sehingga makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Bengkulu, 2 Oktober 2023

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……….….…………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS DALAM PEMASARAN ........................................... 3
B. UNSUR-UNSUR YANG HARUS DIPERHATIAN DALAM ETIKA PEMASARAN. 5
C. CARA MELAKUKAN PROMOSI DENGAN ETIKA BISNIS ...................................6
D. NORMA DAN ETIKA PEMASARAN ....................................................................... 7
E. PERIKLANAN...............................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................12

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha
termasuk dalam berinterkasi dengan pemangku kepentingan. Etika bisnis adalah studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Sebagaimana kita mengetahui bahwa orientasi ilmu pemasaran adalah pasar.Sebab pasar
merupakan mitra sasaran dan sumber penghasilan yang dapat menghidupi dan mendukung
pertubuhan perusahaan. Oleh karena itu segala upaya dalam bidang pemasaran selalu
berorientasi pada kepuasan pasar.Dan jika pasar dilayani oleh perusahaan, kemudian pasar
merasa puas, maka hal ini membuat pasar tetap loyal terhadap produk perusahaan dalam
jangka waktu yang panjang. Untuk itu kita dituntut bukan saja mempercanggih teknik
pemasaran kita tetapi juga memperhatikan tanggung jawab terhadap konsumen dan
masyarakat.

Tidak dipungkiri,Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat sehingga akan kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk
perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila
perusahaaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis. Misalnya diskriminsi dalam sistem
jenjang karier.

Sebagaimana kita mengetahui bahwa orientasi ilmu pemasaran adalah pasar. Sebab
pasar merupakan mitra sasaran dan sumber penghasilan yang dapat menghidupi dan
mendukung pertubuhan perusabaan. Oleh karena itu segala upaya dalam bidang pemasaran
selalu berorientasi pada kepuasan pasar. Dan jika pasar dilayani oleh perusahaan,
kemudian pasar merasa puas, maka hal ini membuat pasar tetap loyal terhadap produk
perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu kita dituntut bukan saja
mempercanggih teknik pemasaran kita tetapi juga memperhatikan tanggung jawab terhadap
konsumen dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika bisnis dalam pemasaran?
2. Apa saja unsur-unsur dalam etika pemasaran?
3. Apa saja car-cara melakukan promaosi dengan etika bisnis?
4. Apa saja Norma dan etika pemasaran?
5. Apa yang dimaksud dengan Perikalanan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Etika bisnis dalam pemasaran
2. Mengetahui apa unsur-unsur dalam etika pemasaran
3. Mengetahui cara-cara melakukan promaosi dengan etika bisnis
4. Mengetahui Norma dan etika pemasaran
5. Mengetahui apa itu Perikalanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS DALAM PEMASARAN

a. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan
manajer dan segenap karyaan untuk mengambil keputusan dalam memasarkan produk
dengan beretika yang baik dan benar.

b. Etika bisnis adalah cara-cara yang dilakukan seseorang untuk menunjang


kegiatan bisnis, yang dimana sangat berpengaruh terhadap individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat itu sendiri.

Dengan adanya etika bisnis diharapkan suatu organisasi atau perusahaan mampu
untuk menciptakan bisnis yang adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku serta dapat
memberikan arah dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik sehingga dapat
diterapkan dan dilakukan oleh semua orang yang mempercayai bahwa organisasi atau
perusahaan tersebut telah memiliki etika bisnis yang baik. Etika bisnis disini sangat
diperlukan oleh setiap organisasi atau perusahaan karena dapat mendorong kesadaran moral
dan menciptakan bisnis yang baik karena jika tidak ada etika bisnis dalam suatu organisasi
atau perusahaan maka nantinya hal itu dapat merugikan berbagai pihak yang terkait.

 Kotler dan Amtsrong mendefinisikan pemasaran (marketing) sebagai proses


dimana perusahaan menciptakan silai bagi pelanggan dan membangun bubungan
yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya.

Ada tiga kata kunci yang kuat dari konsep Kotler dan Amstrong mengenai pemasaran:
1. Pemasar barus memahami dan memenuhi kebutuban dan keinginan
konsumen (itu sebabnya dengarkan konsumen Anda!);
2. Menciptakan bubungan yang kuat dengan pelanggannya, dan
3. Akhirnya mendapatkan imbalan dari pelanggan sebagai gantinya.

Dalam kenyataannya tidak pernah ada bubungan yang langgeng dari pelanggan terhadap
pemasar kalau pembeli tidak untung. Ujungnya, ini kemungkinan besar merugikan pemasar
juga. Dulu kita memahami kata bijak ini: satu konsumen yang tidak puas akan bercerita
pada sembilan orang lainnya. Namun di zaman informasi saat ini, temyata satu konsumen
bisa cerita kemana- mana melalui blogs, facebook ataupun media lainnya. Tentu saja sebagai
entrepreneurs yang etis, kita akan berkomitmen menjadi pemasar yang baik, sunggub pun
bisa tidak ketabuan kalau menjadi pencuri.
Kegiatan pemasaran ataupun promosi dilakukan untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan adanya
kenaikan pada tingkat pemasarannya. Pengenalan produk disini sangat diperlukan untuk
dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh publik dalam memasarkan atau
mempromosikan produk atau jasa tersebut diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana
cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku, etika ini
juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh teknik
promosi.
Dalam memasarkan atau mempromosikan suatu produk/jasa, banyak sekali hal-hal yang
perlu di perhatikan. Kadangkala yang cukup sering kita temui di masyarakat adalah para
sales/penjual/marketing seringkali menggunakan kalimat-kalimat hiperbola yang memang
dengan tujuan agar konsumen tertarik dan kemudian membeli produk tersebut, akan tetapi
bagaimana jika mereka sendiri saja belum paham betul akan produk yang dijual sehingga
memberikan suatu informasi produk yang tidak relevan dan dibuat-buat, tentu saja hal
ini akan dapat merugikan berbagai pihak terkait terutama konsumen sebagai pihak yang
membeli dan menggunakan produk/jasa tersebut. Jadi, sebaiknya dalam hal memasarkan
produk/jasa haruslah kita mengenal lebih jauh lagi produk/jasa yang kita tawarkan.
Pemasaran atau promosi yang marak dilakukan oleh setiap perusahaan yang menyangkut
etika pemasaran yang baik memang masih terkesan abstrak khususnya di Indonesia. Kita
kerap kali menemukan aktivitas pemasaran/promosi yang masih menyudutkan pihak lain atau
bahkan memonopoli pihak-pihak tertentu sehingga hal ini cukup merugikan pihak lain dan
jika kita sadar lebih jauh hal ini bahkan melanggar norma atau hukum. Maka dari itu
seorang marketing/sales haruslah mempunyai suatu etika dalam memasarkan produk/jasa,
dengan bersandar pada sistem nilai masyarakat terkait etika bisnis yang baik dengan
mengakui setiap hak konsumen terhadap keamanan produk/jasa, informasi yang lengkap akan
suatu produk/jasa dan nilai yang sesuai dengan harga yang telah konsumen keluarkan.
Disamping itu, seorang sales/marketing harus juga menegakkan dan mengedepankan
integritas, kehormatan, dan martabat mereka sebagai seorang sales/marketing dengan cara
jujur dalam melayani konsumen, klien, pegawai lainnya, pemasok, distributor dan
masyarakat. Namun selain daripada itu tentunya sales/marketing yang memasarkan
produk/jasa ini tetap harus didukung oleh perusahaan dan institusi yang terlibat dalam
aktivitas pemasaran tersebut. Sebagai seorang sales/marketing harus menyadari bahwa kita
tidak hanya melakukan yang terbaik atau tidak hanya melayani perusahaan tempat kita
bekerja saja, tetapi juga melayani sekaligus bertanggungjawab terhadapat masyarakat dan
segala aktivitas pemasaran/promosi yang dilakukan.
Disamping itu, seorang sales/marketing yang memasarkan/mempromosikan produk/jasa
juga harus menjaga komitmen untuk secara konsisten menghindari segala tindakna yang
meurgikan baik secara moril maupun materiil terhadap pihak-pihak terkait. Kemudian, jika
ingin diterima dengan baik serta dihargai oleh konsumen dan masyarakat luas, maka
harus dapat menanamkan faktor kepercayaan dalam sistem pemasaran yang dilancarkan
oleh perusahaan.

B. UNSUR-UNSUR YANG HARUS DIPERHATIAN DALAM ETIKA


PEMASARAN
Beberapa hal yang masih harus diperhatikan dalam memasarkan atau mempromosikan
suatu produk/jasa dengan etika bisnis yang baik adalah:
1. Mampu mengendalikan diri sendiri untuk tidak memperoleh apapun dan dari
siapapun serta dalam bentuk apapun
2. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat
3. Tetap mempertahankan jati diri agar tidak mudah tergiur oleh hal-hal yang dapat
merugikan pihak terkait.
4. Menciptakan persaingan yang sehat dengan dapat menjalin kerja sama antara
pelaku bisnis
5. Memelihara kesepakatan atau menumbuhkan kesadaran terhadap apa yang telah
disepakati dengan konsumen/pelanggan

Etika dalam kaitannya dengan pemasaran, tidak bisa lepas dari etika dalam bisnis secara
umum. Yang oleh Sonny Keraf disebutkan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral
atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Kejujuran, yaitu suatu bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak
berlandaskan pada kejujuran, karena kejujuran merupakan kunci
keberhasilan suatu bisnis.
3. Prinsip Keadilan,yaitu bahwa setiap orang dalam berbisnis harus mendapat
perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing, maksudnya adalah tidak ada
yang boleh dirugikan haknya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan.
Prinsip Integritas Moral, yaitu prinsip dasar dalam berbisnis di mana para pelaku
bisnis dalam menjalankan usaha bisnisnya mereka harus menjaga nama
baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

C. CARA MELAKUKAN PROMOSI DENGAN ETIKA BISNIS


Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Pengenalan diri
Artinya,pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-
masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam
bentuk apapun.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis di sini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk "uang dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi.
3. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat
jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah,
sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread
effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan
perlu ada kekuatan kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep "Pembangunan Berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,
tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat SK (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap
seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi,
manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun
berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benaritu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece"
dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Jugajangan
memaksa diri untuk mengadakan "kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak
yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap saling percaya
(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga
pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah
besar dan mapan.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama Semua konsep
etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang
tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha
sendiri maupun
pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi,
jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10.Memelihara kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan Kesadaran dan rasa memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
11.Menuangkan ke dalam Hukum Positif Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan
dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan
dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukumdari etika bisnis tersebut, seperti
"proteksi" terhadap pengusaha lemah.

D. NORMA DAN ETIKA PEMASARAN


1. orientasi dan konsep pemasaran.
2. Etika bersaing di lingkungan pasar industri.
3. Kepuasan pelanggan /masyarakat saling menguntungkan. meliputi:
a. Product (produk) Meliputi keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama
merk, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan.
b. Price (Harga) Meliputi daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus,
periode
c. Place (tempat]Meliputi hal-hal seperti saluran pemasaran, cakupan pasar,
pembayaran, syarat kredit.lokasi,transportasi.
Promotion (promosi)Meliputi beberapa hal seperti promosi penjualan,
periklanan, tenaga penjualan,public relation, direct marketing. Mutu produk, efisien
perusahaan, dan servis terbaik.
a. Etika pemasaran dalam konteks produk:
1) Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat.
2) Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit
3) Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
4) Produk yang dapat memuaskan masyarakat
5) Etika pemasaran dalam konteks harga:
6) Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat.
7) Perusahaan mencari margin laba yang layak.
8) Harga dibebani cost produksi yang layak.
b. Etika pemasaran dalam konteks tempat / distribusi:
1) Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.
2) Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.
3) Etika Pemasaran dalam konteks promosi:
4) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
5) Sabagai sarana untuk membangun image positif.
6) Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.
7) Selalu berpedoman pada prinsip2 kejujuran.
8) Tidak mengecewakan konsumen.
c. Etika pemasaran dalam konteks harga, harus memperhatikan bahwa :
1) harga diukur dengan kemampuan atau daya beli masyarakat.
2) perusahaan mencari margin laba yang layak.
3) harga dibebani biaya produksi yang layak.
d. Etika pemasaran dalam konteks promosi, harus memperhatikan bahwa :
1) sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
2) sebagai sarana untuk membangun image positif.
3) tidak ada unsur memanipulasi atau memperdaya konsumen.
4) tidak mengecewakan konsumen.
E. PERIKLANAN
a. Iklan ialah bentuk komunikasi tidak langsung yg didasari pada informasi tentang
keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk melakukan
pembelian.
b. Fungsi dari iklan antara lain:
a. Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang
ditawarkan di pasar.
b. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum tentang sebuah produk. Sebenarnya
dalam dunia periklan sudah ada peraturan
yang mengatur tata cara dalam periklanan yang diantaranya tertuang
dalam
a.Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia serta SK Menkes
Nomor 38. 2.5.
b.Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia a. Bab II A Ayat 1
yang berbunyi: "Iklan harus jujur, bertanggungjawab dan tidak
bertentangan dengan hukum yangberlaku". b. Bab II B No.3 Ayat 3
A yang berbunyi: "Iklan tidak boleh menggunakan karakter, paling,
nomor satu dan satu sejenisnya tanpa menjelaskan dalam hal apa
keunggulannya itu dan harus dapat membuktikan sumber-sumber
otentik pernyataan tersebut"
c. Bab II B No. 1 Ayat A yang berbunyi: "Iklan tidak boleh
menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar,
mengelabui dan memberikan janji yang berlebihan. d. Bab II B No. 3 Ayat B
yang berbunyi: "Iklan hari dijiwai oleh asas persaingan yang sehat.
Perbandingan tidak langsung harus didasarkan pada kriteria yang tidak
menyesatkan konsumen". e. Bab II C No. 3 Ayat C yang berbunyi: "Iklan tidak
boleh secara langsung ataupun tidak langsung merendahkan produk-produk
lain". f. Bab II C No.2 yang berbunyi: "Dokter, ahli farmasi, tenaga kerja medis
dan paramedic lain atau atribut-atribut profesinya tidak boleh digunakan untuk
mengiklankan produk obat-obatan, alat kesehatan maupun kosmetika.
D. Dalam kitab Etika Pariwara Indonesia, disebutkan 3 asas utama
periklanan yaitu:
Iklan dan pelaku periklanan harus:
1. Jujur, benar, dan bertanggungjawab.
2. Bersaing secara sehat.
3. Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama,
budaya, negara, dan golongan, serta tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku.
Iklan yang beretika adalah iklan yang menyatakan kebenaran dan kejujuran,
tetapi iklan tidaklah akan efektif bila ia tidak mempunyai unsur persuasif. Akibatnya, tidak
akan ada iklan yang akan menceritakan the whole truth dalam pesan iklannya. Iklan dapat
berfungsi menginformasikan kepada konsumen atas keberadaan suatu produk/jasa dan apa
saja keunggulan produk tersebut (tidak akan disebutkan apa kelemahannya, kecuali untuk
beberapa jenis produk tertentu yang diatur secara khusus oleh pemerintah – seperti rokok dan
obat-obatan). Bila iklan “harus mendidik”, maka hal itu harus dipahami dengan
batasan/koridor di atas.
Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat
tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan
atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Praktik pemasaran, berpromosi,dan beriklan yang dalam praktiknya dengan
memperhatikan etika ini bisa membantu para pemasar agar bisa menjadi lebih
bertanggungjawab secara sosial. Dengan demikian, para marketer bisa merasa bangga dengan
bidang yang mereka geluti.
Dalam memasarkan atau mempromosikan suatu produk/jasa, banyak sekali hal-hal
yang perlu di perhatikan. Kadangkala yang cukup sering kita temui di masyarakat
adalah para sales/penjual/marketing seringkali menggunakan kalimat-kalimat hiperbola
yang memang dengan tujuan agar konsumen tertarik dan kemudian membeli produk tersebut,
akan tetapi bagaimana jika mereka sendiri saja belum paham betul akan produk yang dijual
sehingga memberikan suatu informasi produk yang tidak relevan dan dibuat- buat, tentu saja
hal ini akan dapat merugikan berbagai pihak terkait terutama konsumen sebagai pihak yang
membeli dan menggunakan produk/jasa tersebut. Jadi, sebaiknya dalam hal memasarkan
produk/jasa haruslah kita mengenal lebih jauh lagi produk/jasa yang kita tawarkan.

B. SARAN
Beberapa saran yang bisa kami berikan adalah:
a) Pemerintah dan masyarakat lebih selektif dan cerdas dalam menyaring nformasi dari iklan
produk yang telah keluar dari jalur etika.
c) Biro iklan (advertising/media) lebih bijak dalam memproduksi iklan.
d) Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat dan produsen menegakkan dan melaksanakann
reward and punishment berkaitan dengan etika dan periklanan
DAFTAR PUSTAKA

https://legalstudies71.blogspot.com/2019/12/etika-pemasaran-konsep-etika- dalam.html
(tanggal diakses selasa ,5 April 2022)
https://www..com/doc/39578297/Etikas-Bisnis-Dalam-Pemasaran-PRO (tanggal
diakses selasa,5 April 2022)
Uyung Sulaksana, 2003, Integrated Marketing Communication, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
ETIKA PARIWARA INDONESIA (Tata krama dan Tata cara Periklanan Indonesia
PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA Nomor 1/P/KPI/03/2012
tentang PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN

Anda mungkin juga menyukai