Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Manajemen Pemasaran Syariah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar dasar Manajemen


Syariah

Disusun Oleh:

KELOMPOK VII

Musdalifah Sam (2021409014)

A.M.Fadhlan Irwan Atjo (2022409001)

Nursabrinah Sabirah (2022409008)

Nurfalaq (2022409015)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AL-ASYARIYAH MANDAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Manajemen Pemasaran Syari’ah
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Polewali, 5 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL
KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Rumus Masalah................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Pengertian Pemasaran Syariah........................................................3

B. Ruang lingkup manajemen Pemasaran Syari’ah..............................4

C. Prinsip Prinsip manajemen Pemasaran syariah...............................7

BAB III PENUTUP......................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada
pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik
perhatian yang sangat besar baik dari perusahaan, lembaga maupun
antar bangsa. Bergesernya sifat baik dari perusahaan, lembaga maupun
antar bangsa. Berbagai organisasi dalam melaksanakan pemasaran
seperti lembaga-lembaga pemerintah, orgnisasi keagamaan dan lain-lain
memandang pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan
dengan masyarakat umum. Pada awal sejarah bahwa pemasaran
dilakukan dengan casra pertukaran barang (Barter) dan terus berkembang
menjadi perekonomin dengan menggunakan uang sampai dengan
pemasaran yang modern.

Pada umumnya pemasaran dianggap sebagi tempat bagi para


penggeruk keuntungan, orang penuh muslihat, penjaja barang yang
menggoda keinginan orang. Oleh sebab itu banyak konsumen yang
ditelan oleh orang-orang jahat, tapi apabila kita menerapkan sistem-sistem
islam di pemasaran itu maka hal-hal seperti itu tidak akan terjadi. Pada
dasarnya, bagi umat islam Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan
kepada kita bagaiman sistem pemasaran islami. Akan tetapi, karena di
masyarakat sudah berakar sistem pemasaran konvensional maka sistem
pemasaran islam kurang dikenal. Hal ini juga menjadi pelajaran untuk kita
agar dapat mengenalkan kembali dan menjadikan sistem pemasaran
berkembang di kalangan masyarakat.

Manajemen pemasaran (marketing management) merupakan analisis


perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program
yang didesain untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasional atau tujuan-tujuan perusahaan. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus memberikan kepuasan kepada konsumen

1
jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai
pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Perusahaan yang
sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk
mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah
baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep
Pemasaran".

Perusahaan dalam memasarkan produk produknya mempunyai nilai


dan etika islami. Nilai dan etika islam ini tentunya tidak terlepas dari
(tujuan syariah) maqasid syariah, dimana nilai-nilai ini menggambarkan
keunikan yang utama bagi pemasaran islam, bahkan dalam kenyataannya
merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada
segala sesuatu yang berlandaskan ajaran islam.

B. Rumus Masalah
1. Apa itu Manajemen Pemasaran Syariah ?
2. Apa ruang lingkup Manajemen Pemasaran syariah ?
3. Apa Prinsip-Prinsip Manajemen Pemasaran Syariah ?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan Manajemen Pemasaran Syariah
2. Menjelaskan lingkup Manajemen Pemasaran syariah
3. Mengetahui Prinsip-Prinsip Manajemen Pemasaran Syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasaran Syariah


Secara umum aktivitas manajemen dalam organisasi diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Manajemen adalah
proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya
lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas
manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan
dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga
lainnya. Definisi pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan deng menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Manajemen pemasaran yaitu analisis, perencanaan, penerapan, dan


pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun,
serta mempertahankan pertukaran yang saling menguntungkan dengan
pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Proses itu
melibatkan lebih dari sekedar mendapatkan cukup pelanggan bagi output
perusahaan saat ini. Lebih dari sekedar merancang strategi untuk menarik
konsumen baru dan memciptakan transaksi dengan mereka, perusahaan
sekarang ini berfokus pada mempertahankan pelanggan saat ini dan
membangun hubungan jangka panjang melalui penawaran nilai dan
kepuasan yang unggul bagi pelanggan.

Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan


suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.
Jadi Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang
telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kartajaya,
nilai inti dari Pemasaran syariah adalah Integritas dan transparansi,
sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh
dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya.

3
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu
proses social yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi
kebutuhandan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan
kepuasan yang optimal.

Pemasaran adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah orang-


orang yang bertemu langsung dengan konsumen sehingga setiap
tindakan dan ucapannya berarti menunjukkan citra dari barang dan
perusahaan. Namun sayangnya pandangan masyarakat saat ini
menganggap pemasar diidentikkan dengan penjual yang dekat dengan
kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya yang telah memperburuk
citra seorang pemasar. Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-
usaha yang kita lihat sehari-hari tidak menjelaskan secara detail tentang
produknya, yang mereka harapkan adalah konsumen membeli produk
mereka dan banyak dari konsumen merasa tertipu atau dibohongi ketika
mencoba produk yang dijual pemasar tersebut.

Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses-baik proses


penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value)
tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan
penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu
transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk transaksi apa pun
dalam pemasaran dapat dibolehkan.

B. Ruang lingkup manajemen Pemasaran Syari’ah


Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang
berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial.Hanya saja sebagian
pelaku pemasaran tidak atau belum mengerti ilmu pemasaran tetapi
sebenarnya mereka telah melakukan usaha-usaha pemasaran. Bahkan
seringkali orang menyamakan profesi marketer (pemasar) dengan sales
(penjual). Namun sebenarnya pemasaran tidaklah sesempit yang diidentik
oleh banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan.
Pemasaran lebih merupakan “suatu seni menjual produk” sehingga

4
pemasaran proses penjualan yang dimulai dari perancangan produk
sampai dengan setelah produk tersebut terjual. Berbeda dengan
penjualan yang hanya berkutat pada terjadinya transaksi penjualan
barang atau jasa. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana
perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran)
antara mereka dengan pelanggannya. Menurut Philipp Kotler pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun
kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan
cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pengertian yang berbeda diungkapkan oleh AMA (American Marketing


Association), bahwa pemasaran diartikan sebagai sebuah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga promosi dan
distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu serta tujuan organisasi. Dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perusahan untuk mengenalkan, membujuk dan menarik
konsumen agar memakai produknya. Pada umumnya, ruang lingkup
manajemen pemasaran meliputi:

1. Filsafah manajemen pemasaran, yang mencakup konsep dan


proses pemasaran serta tugas-tugas manajemen pemasaran.
2. Faktor lingkungan pemasaran merupakan faktor yang tidak dapat
dikendalikan pimpinan perusahaan.
3. Analisis pasar, yang mencakup ciri-ciri dari masing-masing jenis
pasar, analisis produk, analisis konsumen, analisis persaingan dan
analisis kesempatan pasar.
4. Pemilihan sasaran pasar, yang mencakup dimensi pasar
konsumen, perilaku konsumen, segmentasi pasar dan criteria yang
digunakan, peramalan potensi sasaran pasar, dan penentuan
wilayah pasar/penjual.
5. Perencanaan pemasaran perusahaan, yang mencakup
perencanaan strategi jangka panjang pemasaran perusahaan,

5
perencanaan operasional pemasaran perusahaan, penyusunan
anggaran pemasaran dan proses penyusunan rencana pemasaran
perusahaan.
6. Kebijakan dan strategi pemasaran terpadu, yang mencakup
pemilihan strategi orientasi pasar, pengembangan acuan
pemasaran dan penyusunan kebijakan, strategi dan taktik
pemasaran secara terpadu.
7. Kebijakan dan strategi produk, yang mencakup strategi
pengembangan produk, strategi produk baru, strategi lini produk,
dan strategi acuan produk.
8. Kebijakan dan strategi harga, yang mencakup strategi tingkat
harga, strategi potongan harga, strategi syarat pembayaran, dan
strategi penetapan harga.
9. Kebijakan dan strategi penyaluran, yang mencakup strategi saluran
distribusi dan strategi distribusi fisik.
10. Kebijakan dan strategi promosi, yang mencakup strategi
advertensi, strategi promosi penjualan, strategi personal selling,
dan strategi publisitas serta komunikasi pemasaran.
11. Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan perusahaan dan
tujuan bidang pemasaran, struktur organisasi pemasaran, proses
dan iklim perilaku organisasi pemasaran.
12. System informasi pemasaran, yang mencakup ruang lingkup
informasi pemasaran, riset pemasaran, pengelolaan, dan
penyusunan sistem informasi pemasaran.
13. Pengendalian pemasaran, yang mencakup analisis dan eveluasi
kegiatan pemasaran baik dalam jangka waktu (tahun) maupun
tahap operasional jangka pendek
14. Manajemen penjual, yang mencakup manajemen tenaga penjual,
pengelolaan wilayah penjualan, dan penyusunan rencana dan
anggaran penjualan.

6
15. Pemasaran internasional yang mencakup pemasaran ekspor, pola-
pola pemasaran internasional dan pemasaran dari perusahaan
multinasional.

C. Prinsip Prinsip manajemen Pemasaran syariah


Terdapat 4 (empat) karakteristik pemasaran syariah yang dapat
menjadi panduan bagi para pemasar yakni sebagai berikut :

1. Teistis (Rabbaniyyah) Salah satu prinsip marketing syariah yang


tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama
ini adalah sifatnya yang religious (diniyyah). Kondisi ini tercipta
tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan
nilai-nilai religious, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas
pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain. Kemudian, ketika seorang marketer harus
menyusun taktik pemasaran, apa yang menjadi keunikan dari
perusahaannya dibanding perusahaan lain (diferensiasi), begitu
juga dengan marketing mix-nya, dalam mendesain produk,
menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi,
senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius. Apalagi dalam melakukan
proses penjualan, yang sering menjadi tempat seribu satu macam
kesempatan untk melakukan kecurangan dan penipuan, kahadiran
nilai-nilai religius menjadi sangat penting.
Syariah marketer selain tunduk kepada hukumhukum
syariah, juga senantiasa menjauhi segala larangan-larangannya
dengan sukarela, pasrah, dan nyaman, dodorong oleh bisikan dari
dalam, bukan paksaan dari luar. Salah satu ciri khas pemasaran
syariah adalah sifatnya yang religius, yang berangkat dari
kesadaran akan nilai religius, yang dipandang penting dan
mewarnai aktifitas pemasaran agar tidak merugikan orang lain,
mulai dari menentukan strategi pemasaran, memilih pasar
(segmentasi), memfokuskan pasar (targetting), menetapkan
identitas perusahaan (positioning).

7
Kesimpulan dari Teistis (Rabbaniyah) yang nantinya akan
dijadikan indikator adalah bahwasanya Teistis (Rabbaniyah)
merupakan sifat ketuhanan yang direalisasikan dengan mematuhi
hukum-hukum syariah yang telah ditetapkan. Dalam marketing
memang akrab dengan penipuan, sumpah palsu, ingkar janji. Serta
tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang
penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke
dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain
2. Etis (Ahlaqiyyah) Salah satu prinsip marketing syariah yang tidak
dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini
adalah sifatnya yang religious (diniyyah). Kondisi ini tercipta tidak
karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-
nilai religious, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas
pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain. Kemudian, ketika seorang marketer harus
menyusun taktik pemasaran, apa yang menjadi keunikan dari
perusahaannya dibanding perusahaan lain (diferensiasi), begitu
juga dengan marketing mix-nya, dalam mendesain produk,
menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi,
senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius. Apalagi dalam melakukan
proses penjualan, yang sering menjadi tempat seribu satu macam
kesempatan untk melakukan kecurangan dan penipuan, kahadiran
nilai-nilai religius menjadi sangat penting. Syariah marketer selain
tunduk kepada hukum-hukum syariah, juga senantiasa menjauhi
segala larangan-larangannya dengan sukarela, pasrah, dan
nyaman, dodorong oleh bisikan dari dalam, bukan paksaan dari
luar. Keistimewaan yang lain dan pemasaran syariah adalah juga
karena sangat mengedepankan nilai moral dan etika dalam seluruh
aspek kegiatannya tidak peduli apapun agamanya, karena nilai
moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan
oleh semua agama.

8
3. Realistis (al-Waqi'iyyah) Syariah marketer bukanlah berarti para
pemasar itu harus berpenampilan ala arab dan mengharamkan
dasi karena dianggap merupak simbol masyarakat arab. Syariah
marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan
yang bersih, rapi, dan bersahaja. Mereka bekerja dengan
profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan,
aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.
Fleksibelitas atau kelonggaran (al-„afw) sengaja diberikan oleh
Allah SWT.agar penerapan syariah senantiasa realistis dan dapat
mengikuti perkembangan zaman. Semua ini menunjukkan bahwa
sedikitnya bebab dan luasnya ruang kelonggaran bukanlah suatu
kebetulan, melainkan kehendak Allah agar syariah Islam
senantiasa abadi dan kekal sehingga sesuai bagi setiap zaman,
daerah, dan keadaan apapun Pemasaran syariah adalah konsep
pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan
syariah Islamiyah yang melandasinya. Pemasar syariah adalah
para pemasar professional dengan penampilan yang bersih, rapi
dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang
dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan nilai-nilai religius,
kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala aktivitas
pemasarannya.
4. Humanistis (al-Insaniyyah) Prinsip marketing syariah yang lain
adalah humanistis. Pengertian humanistis (alinsaniyyah) adalah
bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,
sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat
kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan
demikian, nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol, dan
seimbang, bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan
segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. 10
Syariat Islam adalah syariah humanistis. Syariat islam diciptakan
untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan
ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Hal inilah yang membuat

9
syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis
universal. Pemasaran syariah juga bersifat humanistis universal.
Pengertian universal adalah bahwa syariah Islam diciptakan untuk
manusia agar terangkat derajatnya dan terjaga serta terpelihara
sifat-sifat kemanusiaanya, terkontrol dan seimbang tanpa
menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Oleh
karena itu pemasaran syariah jauh dari aktifitas persaingan yang
tidak sehat dan menghalalkan segala cara untuk mencapai
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan
suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses
social yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi
kebutuhandan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan
kepuasan yang optimal.

Pada umumnya, ruang lingkup manajemen pemasaran meliputi:


Filsafah manajemen pemasaran, Faktor lingkungan pemasaran, Analisis
pasar, Pemilihan sasaran pasar, Perencanaan pemasaran perusahaan,
Kebijakan dan strategi pemasaran terpadu, Kebijakan dan strategi produk,
Kebijakan dan strategi harga, Kebijakan dan strategi penyaluran,
Kebijakan dan strategi promosi, Organisasi pemasaran, System informasi
pemasaran, Pengendalian pemasaran, Manajemen penjual, Pemasaran
internasional yang mencakup pemasaran ekspor.

Adapun 4 (empat) karakteristik pemasaran syariah yang dapat menjadi


panduan bagi para pemasar yakni, Teistis (Rabbaniyyah), Etis
(Ahlaqiyyah), Realistis (al-Waqi'iyyah), dan Humanistis (al-Insaniyyah)

11
DAFTAR PUSTAKA

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran.


Jakarta Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya. 2005.
Syariah Marketing. Jakarta. Mizan
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat
Press, 2005), hlm. 41.
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Terjemahan Bob Sabran, Jilid 1
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008) hlm. 5
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2005), hlm 42 16
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and General) Konsep dan
Sistem Operasional. (Jakarta : Gema Insani Press, 2004), hlm. 425
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing
(Bandung: Mizan Pustaka, 2006), hlm. 26-27
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com,manajemen-pemasaran-dan-
strategi-pemasaran//2016/10/4
http://abbelnbc2303.blog.com/marketing-syariah//2016/010/04

12

Anda mungkin juga menyukai