Anda di halaman 1dari 4

B.

Definisi Etika Bisnis Islami

Etika bisnis Islami adalah suatu proses atau usaha yang bertujuan
mengetahui mana yang haq dan bathil untuk dijadikan pegangan dalam
kegiatan/operasional penyediaan layanan produk atau jasa perusahaan kepada
pihak yang membutuhkannya.

Memahami kualitas, konsep, dan standar perilaku moral kebijakan suatu


organisasi artinya, dapat dikatakan bahwa etika bisnis Islami adalah suatu
kebiasaan atau budaya moral yang berhubungan dengan kepentingan bisnis suatu
perusahaan.

Pada pembicaraan terkait etika bisnis islam, pasti tidak lepas dari istilah
“Business Firm” atau “Business Person”, yang memiliki berbagai makna.
Berbisnis pasti diartikan sebagai usaha mendapatkan keuntungan. Maka, etika
bisnis Islami merupakan pembelajaran tentang seseorang atau organisasi dalam
berbisnis atau hubungan bisnis yang bersifat saling menguntungkan sesuai dengan
syariat Islam.

Standar moral dalam bisnis ada dua hal yang harus diketahui, pertama,
perilaku harus diperhatikan agar tidak menimbulkan akibat buruk untuk
kepentingan manusia, kedua, memperhatikan kesesuaian yang cukup tinggi dari
bantuan atau keadilan. Etika dalam bisnis akan baik dan fair jika hukum dan
keadilan ditegakkan secara efektif.1

Tidak hanya berfokus pada target profit, Bisnis juga harus memperhatikan
nilai-nilai Manusiawi agar masyarakat juga bisa melakukan bisnis secara etis.
Dikarenakan bisnis dilakukan oleh lebih dari satu orang saja, maka perlu ada etika
yang berfungsi sebagai pedoman dan pegangan oleh manusia dalam membuat
keputusan, kegiatan dalam berbisnis antara satu sama lain. Saat ini persaingan
dalam berbisnis sangat ketat, oleh karenanya para pebisnis harus bersaing secara

Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 35.
sehat dengan memperhatikan norma-norma etis agar bisnis dapat berjalan dengan
lancar.2

Bisnis dalam Islam tidak hanya bertujuan pada kepentingan dunia tetapi
harus memiliki visi akhirat yang jelas. Dengan pola pikir seperti itu segala
persoalan tentang etika dalam bisnis diberi perhatian lebih dalam bidang ekonomi
Islam. Dalam ekonomi Islam, Bisnis dan etika bukanlah sesuatu yang bertolak
belakang, sebab, bisnis dapat dikatakan sebagai simbol dari kehidupan duniawi
yang berperan sebagai bagian integral dari perinvestasian kehidupan akhirat.
Maksudnya, jika tujuan bisnis dan upaya investasi akhiraat diniatkan sebagai
ibadah dan kepatuhan kepada Allah, maka bisnis yang dijalankan harus sejalan
dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada Allah SWT.
Dalam islam juga, bisnis tidak hanya dibatasi pada kehidupan dunia saja, tetapi
meliputi akhirat.

Dalam masyarakat kita seringkali dipahami bahwa nilai Islam ini seolah
mendahulukan kehidupan akhirat dari pada kehidupan duniawi yang
mengakibatkan munculnya komunitas muslim yang mengabaikan kehidupan
dunia dan berfokus mengejar akhirat, tentu saja pandangan tersebut keliru.

Dalam Islam, Allah telah memberi jaminan kepada orang-orang yang


mengejar kehidupan dunia yang dilandaskan kaidah-kaidah akhirat untuk
mendapatkan keuntungan duniawi, maka dia dianggap sebagai hamba Allah yang
memiliki keseimbangan yang tinggi. Pemberitahuan/peringatan ini pernah dikaji
oleh seorang tokoh Islam seperti Ibnu Arabi. Selain persoalan etika yang menjadi
pegangan kesuksesan dalam berbisnis ada beberapa hal penting lainnya yang
harus diingat, yaitu skill dan pemahaman terhadap etika itu sendiri, jika tidak dia
akan gagal dalam memperolaj tujuannya dalam berbisnis.3

Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 36


3

Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 97-98.
1. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam

Nilai-nilai Al-Qur`an menjadi pegangan dalam etika bisnis


dalam Islam. Berikut adalah beberapa nilai dasar etika bisnis Islam dari
ajaran islam sendiri, antara lain:

a. Kesatuan, berdasarkan makna dalam konsep tauhid bahwa kesatuan


merupaka perpaduan seluruh aspek kehidupan seorang muslim dibidang
sosial, ekonomi, politik menjadi kesatuan yang homogen, juga
memprioritaskan keteraturan dan kesesuaian yang bersifat luas atau
lengkap. Berdasarkan konsep tersebut maka Islam memberikan
perpaduan antara agama, ekonomi, dan sosial yang bertujuan
membentuk kesatuan.

b. Keseimbangan, Islam memerintahkan untuk bersifat adil dalam berbagai


aspek termasuk dalam berbisnis dengan diharamkannya berlaku curang
dan dzolim. Pertanda kehancuran dalam sebuah bisnis adalah perbuatan
curang itu sendiri, dikarenakan kepercayaan merupakan salah satu
kunci dalam meraih kesuksesan. Walaupun kepada pihak yang tidak
kita sukai Islam tetap mewajibkan untuk berlaku adil.

c. Kehendak bebas, dalam etika bisnis Islam kebebasan adalah salah satu
unsur penting, dan kebebasan tidak menimbulkan kerugian terhadap
kepentingan kolektif, kepentingan perorangan terbuka lebar. Dengan
tidak adanya pembatas pendapatan tiap individu akan memberika
dorongan kepada manusia agar lebih kreatif dalam bekerja.

d. Tanggung jawab, tanpa tanggung jawab kebebasan akan sulit dilakukan


oleh manusia. Manusia perlu mempertanggung jawabkan tindakannya
dalam pemenuhan tuntunan keadilan dan kesatuan.4

Riyat Mahrez, “Apa Itu Etika Bisnis Islam?”, Media Elektronik, Kompasiana Beyond
Blogging, 3 Mei 2017, https://www.kompasiana.com/riyat/5908bc00f37e61f81165fd78/apa-itu-
etika-bisnis-islam.
2. Ruang Lingkup Etika Bisnis Islam

Setelah melihat pentingnya etika bisnis Islam terlebih di era


modern yang sebagian besar bidang, bilkhusus dalam bisnis, etika bahkan
akhlak sering diabaikan, maka lebih baik kita lihat lebih lanjut ruang
lingkup hal-hal yang menjadi tujuan dari etika bisnis Islam. Berikut adalah
ruang lingkup etika bisnis Islam:

a. Nilai-nilai dan konsep dalam Islam;

b. konsep dasar dan acuan teori-teori yang membentuk etika bisnis islam;

c. Akhlak dijadikan sebagai fondasi dalam etika bisnis Islam dan hal-hal
yang terkandung di dalamnya bersumber dari Al-Qur`an dan Hadits;

d. Internalisasi akhlak dalam Islam yang berfokus kepada para pelaku


bisnis;

e. Lembaga yang mengatasi persengketaan (ash-shulh dan at-tahkim).5

Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 47.

Anda mungkin juga menyukai