Disusun oleh:
Kelompok 4
Juliyansah 200260044
Ashifa Ridza Syafina 200260019
Zihan Fahra 200260018
Aliska 200260026
Muliana 200260020
Zahratul Jannah 200260023
Wardhatul Afra 200260025
Kelas : VI.A
Mata Kuliah : Etika Bisnis Islam
Dalam Masyarakat Aceh
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok dalam Mata Kuliah Etika Bisnis Islam Dalam
Nasyarakat Aceh.
Dalam penyusun Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa
hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu melalui
kesempatan ini Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih sebesar
besarnya kepada berbagai pihak terkait yang telah membantu Kami
menyelesaikan Makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Kami sendiri
sedangkan segala sesuatu yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat berbagai kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa, dan
kritik beserta saran yang membangun sangat Kami harapkan guna untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusun
umumnya untuk semua pihak pembaca.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
tujuan asasinya, mengangkat suatu umat yang rusak menuju ketinggian dan
kesempurnaan harkat martabat manusia. Islam sebagai agama dengan sistem
komprehensif juga mengatur aspek-aspek dengan basis moralitas. Dalam
agama Islam, etika atau perilaku serta tindak tanduk dari manusia yang telah
diatur sedemikian rupa, sehingga jelas mana perbuatan atau tindakan yang
dikatakan dengan perbuatan yang tidak baik atau tindakan asusila dan mana
tindakan atau perbuatan yang disebut bermoral yang sesuai dengan aturan
agama (Gadis A.A. 2020). Pasar merupakan area jual beli barang dengan
jumlah penjual dan pembeli lebih dari satu, baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza pusat perdagangan
maupun sebutan lainnya (peraturan Presiden RI. NO 112 tahun 2007). Tidak
hanya sebagai pertemuan antara penjual dan pembeli, tetapi pasar merupakan
tempat atau wadah interksi sosial dalam bertransaksi produk tertentu misalnya
pasar perumahan, pasar besar dan lain-lain.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui etika dalam islam
2. Untuk mengetahui fungsi dari etika bisnis dalam islam
3. Untuk mengetahui prinsip dari etika bisnis islam
4. Untuk mendeskripsikan pasar menurut islam
5. Untuk mengetahui prinsip dasar pasar islam
6. Untuk menjelaskan bagaimana mekanisme keadilan dalam pasar islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada
kekhawatiran, sebab suda diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai
etika, moral, susila dan akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong manusia
menjadi pribadi yang utuh. Seperti kejujuran, kebenaran keadilan, sehingga setiap
orang boleh punya seperangkat pengetahuan tentang nilai, tetapi pengetahuan
yang mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang Islam hanya ada dua yaitu
Al-Quran dan hadits sebagai sumber segala nilai dan pedoman dalam setiap sendi
kehidupan yang termasuk dalam bisnis.
4
syaratnya, seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika
yang telah digariskan dalam Islam (Djakfar, 2008).
a. Jujur dan transaparan.
Jujur dalam takaran sangat penting untuk diperhatikan karena tuhan sendiri secara
gamblang mengatakan: “Celaka bagi orang yang curang. Apabila mereka
menyukat dari orang lain (untuk dirinya), dipenuhkannya (sukatan). Tetapi
apabila mereka menyukat (untuk orang lain) atau menimbang (untuk orang lain)
dikuranginya. Jadi kejujuran itu harus direalisasikan antara lain dalam praktik
penggunaan timbangan yang tidak membedakan antara kepentingan pribadi
(penjual) maupun orang lain (pembeli). Dengan sikap jujur itu kepercayaan
pembeli kepada penjual akan tercipta dengan sendirinya. Jujur dalam penegertian
yang lebih luas yaitu tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta,
tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji (Arifin, 2009).
b. Menjual barang yang baik mutunya (quality).
Salah satu cara cacat etis dalam perdagangan adalah tidak transparan dalam hal
mutu, yang berarti mengabaikan tanggung jawab dalam dunia bisnis. Padahal
tanggung jawab yang diharapkan adalah tanggung jawab yang berkesinambungan
(balance) antara memperoleh keuntungan (profit) dan memenuhi norma-norma
dasar masyarakat baik berupa hukum, maupun etika dan adat.
c. Di larang menggunakan sumpah (alqasm).
Dalam Islam perbuatan semacam itu tidak di benarkan karena akan
menghilangkan keberkahan sebagaimana sabda: Nabi berkata, “Hindarilah banyak
bersumpah ketika melakukan transaksi dagang, sebab itu dapat menghasilkan
suatu penjualan yang cepat lalu menghapus berkah.” (Bukhari dan Muslim)
(Afzalurrahman, 2000).
d. Longgar dan bermurah hati (tatsamuh dan taraahum).
Dalam transaksi terjadi kontak antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini seorang
penjual di harapkan bersikap ramah, senyum dan bermurah hati kepada setiap
pembeli. Dengan sikap ini seorang penjual akan mendapatkan berkah dalam
penjualan dan akan di minati oleh pembeli.
e. Membangun hubungan baik (interrelation ship/silat al-rahym) antar
kolega.
5
Islam menekankan hubungan konstruktif dengan siapa pun, inklud antar sesama
pelaku dalam bisnis. Islam tidak menghendaki dominasi pelaku yang satu di atas
yang lain, baik dalam bentuk monopoli, oligopoly maupun bentuk bentuk lain
yang tidak mencerminkan rasa keadilan atau pemerataan pendapat.
f. Tertib administrasi.
Dalam dunia perdagangan wajar terjadi praktik pinjam meminjam. Dalam
hubungan bisnis Al-Qur‟an mengajarkan perlunya administrasi hutang piutang
tersebut agar manusia terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi.
g. Menetapkan harga dengan transparan.
Harga yang tidak transpran bisa mengandung penipuan. Untuk itu menetapkan
harga dengan terbuka dan wajar sangat di hormati dalam Islam agar tidak
terjerumus dalam riba. Kendati dalam dunia bisnis kita tetap ingin memperoleh
pretasi (keuntungan), namun hak pembeli harus tetap kita hormati.
h. Menepati Janji.
Sebagai seorang pebisnis ataupun pedagang juga harus selalu menepati janjinya,
baik kepada para pembeli maupun diantara sesama pebisnis, terlebih lagi harus
dapat menepati janjinya kepada Allah SWT. Janji yang dimaksudkan adalah janji
dimana seorang pebisnis melakukan transaksi bisnisnya baik kepada pembeli,
maupun kepada rekan bisnisnya (Arifin, 2009).
i. Keesaan (Tauhid)
Sumber utama etika Islam adalah kepercayaan total dan murni keesaan Tuhan.
Konsep tauhid merupakan dimensi vertical Islam, ia memadukan berbagai aspek
dalam kehidupan manusia yaitu politik, ekonomi, sosial dan keagamaan dan
menekankan gagasan mengenai konsisten dan keuntungan. Selain itu tauhid dalam
bidang ekonomi mengantarkan para pelaku ekonomi untuk berkenyakinan bahwa
benda adalah milik Allah semeta. Tauhid adalah system yang harus di jadikan
dalam mengelola kehidupan ini.
j. Adil
Prinsip keseimbangan dalam ekonomi memilih kekuatan untuk membentuk
pemikiran seseorang bahwa sikap moderat (keseimbangan) dapat mengantarkan
manusia kepada kedaan seharusnya, dengan melalui keseimbangan pelaku
6
ekonomi tersebut di rangsang rasa sosialnya agar dapat memberikan sumbangan
agar dapat menghasilkan ketergantungan dan keamanan sosial.
k. Kebijakan
Semua keputusan serta tindakan harus menguntunkan baik itu di dunia maupun di
akhirat. Islam tidak membenarkan setiap tindakan yang dapat menimbulkan
keruskan terhadap diri, masyarakat, bahkan mahluk hidup contohnya seperti
binatang dan tumbuhan.
i. Tanggung Jawab
Islam menekakan konsep tanggung jawab walaupun tidak mengebaikan
kebebasan yang diberikan atas manusia sendiri harus memberikan pertanggung
jawabkan nanti dihadapan Allah atas segala keputusan dan tindakan tersebut.
7
kecurangan dan juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena
peran penting pasar dan juga rentan dengan hal-hal yang zalim, maka pasar tidak
terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang antara lain terkait dengan
pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar. Dalam istilah lain dapat
disebut sebagai mekanisme pasar menurut Islam dan intervensi pemerintah dalam
pengendalian harga. Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Ar- Ridhaa
Kata ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti
senang, rela, atau suka. Ridho merupakan sifat yang terpuji yang harus dimiliki
oleh manusia. Dan di sini yang dimaksud Ridha adalah segala bentuk transaksi
yang dilakukan haruslah atas dasar senang atau rela antara masing-masing pihak.
Dalam hal ini, segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara
masing-masing pihak.
b. Persaingan sehat
Persaingan yang sehat yaitu persaingan yang tidak menjatuhkan orang lain
atau sengaja berbuat curang kepada orang lain. Pipa sabun wajib adanya
persaingan sehat dengan tujuan supaya mekanisme yang telah ditetapkan di pasar
tetap terjaga dan tidak akan terhambat sebab adanya iktikad atau monopoli.
Mekanisme pasar akan terhambat bekerja jika terjadi penimbunan atau monopoli.
Monopoli dapat diartikan, setiap barang yang penahannya akan membahayakan
konsumen atau orang banyak berhak menerima zakatnya, tetapi harga orang itu
tidak boleh diambil begitu saja tanpa seizin pemiliknya atau tanpa menurut
prosedur yang sah.
c. Kejujuran
Kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, kejujuran
adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. sebab, nilai kebenaran ini akan
berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam
dagangan dan masyarakat luas. Islam secara tegas melarang melakukan
kecurangan dan penipuan dalam bentuk apapun. karena, nilai kebenaran ini akan
8
berdampak langsung kepada para pihak-pihak yang melakukan aktivitas
muamalah dalam perdagangan dan masyarakat umum.
d. Keterbukaan dan keadilan
Keterbukaan atau transparansi menurut kamus besar bahasa Indonesia
berasal dari kata dasar terbuka dan transparan. Yaitu perwujudan sikap jujur,
rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat dan kritikan dari orang lain.
Sedangkan menurut menurut (Alma, 2014) keadilan merupakan suatu keadaan di
mana kebenaran ideal secara moril mengenai suatu hal, baik menyangkut orang
atau benda. Dua prinsip ini harus ditetapkan dalam kegiatan jual beli agar tidak
merugikan orang lain. Pelaksanaan prinsip ini adalah transaksi yang dilakukan
dituntut untuk berlaku benar dalam mengungkapkan kehendak dan keadaan yang
sesungguhnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika Islam adalah doktrin etis yang berdasarkan ajaran-ajaran agama
Islam yang terdapat didalam Al-quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw yang
didalamnya terdapat nilai-nilai luhur dan sifat-sifat yang terpuji (mahmuda). Etika
bisnis Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai
Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran,
sebab suda diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai etika, moral, susila
dan akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong manusia menjadi pribadi yang utuh.
10
10. Adil
11. Kebijaksanaan
12. Tanggung Jawab
11