Nim : 30323038
Prodi: D3 Farmasi/23
Soal B
bagaimana etos kerja muslim untuk
mencapai prestasi yang optimal
JUDUL
Etos kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai dan prinsip yang
memandu umat Islam dalam pekerjaan mereka. Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa bekerja adalah salah satu bentuk ibadah dan bahwa segala
pekerjaan, sekecil atau sekecil apa pun, harus dilakukan dengan niat dan
keikhlasan. Umat Islam percaya bahwa pekerjaan mereka harus menjadi alat
untuk mencari penghidupan dan menafkahi keluarga mereka, namun juga harus
menjadi cara untuk mengabdi kepada Allah dan memberikan kontribusi kepada
masyarakat. Salah satu konsep kunci etos kerja umat Islam adalah barakah,
yang berarti keberkahan.
Islam merupakan agama yang mengatur dari segala aspek, seorang penulis dari
perancis bernama Jack Aster di dalam bukunya, yang isinya islam dan
perkembangan ekonomi, mengatakan, islam adalah sebuah sistem hidup yang
aplikatif dan secara bersamaan yang mengandung nilai-nilai akhlak yang tinggi.
Dari hal ini berkaitan erat, tidak pernah terpisahkan satu sama lainya. Dari sini
bisa dipastikan kaum muslim, tidak akan pernah menerima sistem ekonomi
kapitalis. Ekonomi yang mengambil kekuatanya dari wahyu al-Quran pasti
ekonomi yang berahlak. Ahlaq ini bisa memberikan arti baru terhadap nilai, dan
bisa mengisi kekosongan pikiran yang nyaris muncul akibat alat industrialisasi.
(Yusuf, 1997: 23)
1
Agama islam diturunkan agar bisa menjawab persoalan manusia secara
keseluruhan yang dari fungsinya manusia sebagai khalifatullah fil ardh (god
vicegerent en erth).Islam juga memberikan budaya kerja bukan hanya sekedar
sisipan atau perintah sambi lalu, tetapi juga memberikan sebagai tema sentral
dalam pembangunan umat islam untuk mewujudkan suatu pribadi dan
masyarakat tangguh bukan hanya itu saja, mungkin apabila penghayatan
terhadap dari esensi bekerja segala kemualianya dapat dikajikan dalam pokok
kajian bagi setiap muslim, sampai menjadikan salah satu kebiasaan dan budaya
yang khas dalam masyarakat kita.
Manusia merupakan mahluk yang dikendalikan dari sesuatu yang bersifat batin
dan psikologis, bukan dari fisik yang nampak. (Abdus, 1988:86) Jadi seorang
muslim tidak dibenarkan untuk bermalas-malasan dalam bekerja sebagaimana
itu juga di anjurkan oleh hadist nabi ‘bekerjalah untuk duniamu seakan- akan
kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan besok kau
akan mati. (Al hadist)
banyak dalam asumsi umat islam memiliki etos kerja yang buruk dan menjadi
umat yang terbelakang dalam kemiskian dan tertinggal. Negara-negara yang
mayoritas beragama islam menjadi negara yang tidak maju, tentu ini menarik
menjadi kajian, essai membahas bagaimana etos kerja yang ideal menurut islam,
faktor apa saja dalam memicu etos kerja dan bagimana agar kualitas dari kerja
seseorang atau instansi lebih baik dan maju sebagaimana yang dapat
diharapkan bersama.
2
Islam mengartikan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah guna
menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja juga untuk mendapatkan rezeki yang
halalan thayiban dan barokah termasuk kedalam jihad di jalan Allah yang nilainya
sejajar dengan melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian bekerja merupakan
ibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat manusia. Bekerja yang baik
merupakan wajib sifatnya dalam agama Islam. Rasulullah saw, para nabi dan
para sahabat merupakan profesional yang mempunyai keahlian dan pekerja
keras. Mereka juga selalu menganjurkan dan menteladani orang lain untuk
mengerjakan hal yang sama. Profesi nabi Idris yaitu tukang jahit dan nabi Daud
yaitu tukang besi pembuat senjata. kita bisa imencontoh mereka maka yakinkan
diri kita juga untuk mempunyai profesi dan semangat bekerja keras. Profesi yang
dikembangkan di lingkungan kita contohnya seperti profesi dosen, profesi
verifikator keuangan, profesi ahli hukum, profesi laboran, profesi administratur,
profesi supir, dan lain sebagainya merupakan profesi yang harus/wajib kita
kerjakan untuk kemaslahatan masyakat banyak. Satu langkah setelah kita
meyakini memiliki profesi tersebut, maka wajib hukumnya kita untuk bekerja
keras. InsyaAllah kita akan dilimpahkan rezeki yang halalal thayiban sekaligus
pahala atas ibadah pekerjaan yang kita lakukan. Melengkapi dalam bekerja keras
dan profesional adalah praktik dari bersikap dan berperilaku mencontoh
Rasulullah saw yaitu bersifat siddiq, fathonah, amanah dan tabligh agar kita
diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Sifat siddiq yaitu dapat dipercaya dan
jujur. Sifat fathonah yaitu harus pintar. Sifat amanah yaitu melaksanakan tugas
yang dibebankan dan terakhir tabligh yaitu mampu melakukan komunikasi yang
baik.
.Dalam kehidupan ini,sebagi individu memiliki tujuan yang ingin dicapaikan, Bagi
seorang muslim, prestasi yang optimal juga bukan hanya mencakup pencapaian
dalam kehidupan dunia semata inj, akan tetapi juga dalam kehidupan akhirat.
Etos kerja muslim merupakan suatu konsep yang mengacu pada semangat dan
kerasnya dalam meraih kesuksesan. Dengan ini menjalankan tugas dan
kewajiban sebagai seorang hamba Allah. Melalui etos kerja yang kuat, seorang
muslim agar dapat mencapai prestasi yang tinggi dan memberikan manfaat bagi
masyarakat sekitarnya.
3
Dari pengertian di atas terdapat arti bahwa etos berkaitan dengan nilai kejiwaan
seseorang. Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim wajib mengisinya
dengan kebiasaan yang positif, sehingga dapat mencerminkan kepribadiannya
sebagai seorang muslim yang mempunyai pekerjaannya mengarah pada hasil
yang baik dan sempurna.
Etos kerja Muslim adalah seperangkat prinsip dan praktik yang memandu umat
Islam dalam mencapai kinerja optimal dalam pekerjaannya. Hal ini berakar pada
ajaran Islam yang menekankan pentingnya kerja keras, keikhlasan, dan niat
dalam segala aspek kehidupan. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi etos
kerja Muslim dan komponen-komponen utamanya, serta tantangan yang
dihadapi Muslim dalam mencapai kinerja optimal di tempat kerja.
Motivasi dari Etos Kerja Muslim merupakan Salah satu faktor yang penting dalam
mencapai prestasi yang optimal pertama motivasi yang kuat. Dalam etos kerja
umat muslim, untuk iman dan takwa adalah sumber motivasi paling utama.
Seorang muslim juga memiliki iman yang kuat dan takwa tinggi dapat memiliki
dorongan kuat dalam berusaha meraih kesuksesan. Iman dan takwa juga
menjelaskan pentingnya berbuat baik untuk memanfaatkan dalam peluang untuk
berkontribusi dari kebaikan umat manusia. Selain itu juga iman dan takwa, etos
kerja seorang muslim juga dikaitkan dalam tujuan hidup yang jelas. Sebagai
mana seorang muslim, bertujuan hidup utama merupakan mencari ridho Allah
dan mencapai surganya.Baik karena itu, semangat dalam mengejar prestasi
dalam kehidupan dunia ini juga harus sejalan dan seimbang dengan tujuan akhir
tersebut. Umat Seorang muslim yang mempunyai tujuan yang jelas dan fokus
pada akhirat dapat merasa terdorong dalam bekerja keras untuk mencapai
prestasi yang optimal.
Demikian juga dalam tinggi atau rendahnya etos kerja seorang muslim sangatlah
tergantung untuk keyakinannya imannya kepada Allah SWT. Semakin besar atau
semakin bertambah kualitas keimanannya kepada Allah, maka dapat melahirkan
sebuah sikap dalam ingin berusaha mendapatkan memahami apa yang akan
menjadi keinginan Allah ini sudah ditunjukan dalam al-Qur’an dan sunnah, dalam
dijadikannya pedoman untuk tuntunan hidupnya di dunia, akan ditampilkan
dalam kehidupan kesehariannya. Keimanan umat seorang muslim yang kokoh
4
kepada Allah dapat juga jadikan al-Qur’an dalam satu satunya untuk pedoman
hidup baik dari beraqidah, beribadah, bermuamalah dan juga berahlak dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sikap hidup seorang muslim yang mempunyai etos kerja yang islami dapat
mencerminkan aqidahnya di antaranya adalah
merupakan mereka mempunyai keyakinan bahwa Allah adalah dzat yang maha
melihat dalam apapun itu dan juga dimanapun aktivitas yang dia lakukan kepada
hambanya. Sehingga dari bagi umat seorang muslim tidak perlu adanya dalam
pengawasan dari manusia ketika dicermati untuk dapat melakukan pekerjaan,
bagi mereka Allah merupakan maha pengawas yang sesungguhnya. Allah
berfirman dalam surah al-Ahzab ayat 52
“Dan yaitu merupakan Allah maha mengawasi segala sesuatu”. (al-Ahzab : 52)
3. Akan selalu bertanggung jawab, dalam satu sikap yang ingin menunaikan
segala aktivitasnya dalam sebaik baiknya, untuk menghasilnya harus juga
dipertanggung jawabkan. Bagi umat seorang muslim bertanggung jawaban
dalam segala amal yang perbuatannya tidak hanya kepada manusia tetap juga
5
harus dapat dipertanggung jawabkan kepada Allah di akhirat kelak. Allah
berfirman :
“Setiap dari diri bertanggung jawab atas apa yang telah dia diperbuatnya”. (al-
Muddatstsir : 38)
4. Senantiasa ikhlas. Seorang muslim yang mempunyai etos kerja islami, dia
bekerja bukan hanya kerena ingin mengumpulkan kekayaan, tetapi dia juga
melakukannya dengan semata mata karena Allah, dia juga bekerja karena
memiliki keyakinan bekerja merupakan kewajiban yang di utus Allah yang wajib
ditunaikan, dan yang meninggalkannya menjadi berdosa. Karena itu yang
menjadi orientasi bekerjanya merupakan Allah maka dari itu akan bekerja sebaik
mungkin agar mendapatkan ridha dari Allah.
Menurut Toto Tasmara, orang yang mempunyai sifat ikhlas (mukhlis) dalam
bekerja merupakan mereka yang dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa motivasi dari orang lain, tetapi bahwa pekerjaan itu merupakan
amanat yang wajib atau harus ditunaikan dengan sebaik baiknya.7 Allah
berfirman :
artinya : “Kecuali orang orang yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan
berpegang teguh pada agama Allah ulus ikhlas mengerjakan agama karena Allah.
Maka mereka itu adalah bersama sama orang yang beriman dalam dan kelak
Allah.
Etos kerja sangat berkaitan dengan erat dan profesionalitas pekerjaan. Seorang
muslim yang baik sudah di tentukan sangat menjaga etos kerja.
Etos kerja seseorang dapat dilihat dari beberapa pengertian berikut ini:
6
• Produktivitas yaitu Menggunakan waktu agar bisa menyelesaikan tugas dan
memenuhi tujuan.
• Kerja tim yaitu Setiap anggota tim berusaha menyelesaikan bagian tugasnya
dengan baik dan saling membantu.
Dalam ajaran Islam, etos kerja sudah dari dahulu diajarkan untuk secara tersurat
maupun tersirat baik melalui dalam Al quran maupun dari hadits atau Sunnah
Nabi SAW. Secara hakiki, yaitu bekerja bagi seorang muslim merupakan badah,
bukti pengabdian dan juga rasa syukurnya baik untuk mengolah dan memenuhi
panggilan Ilahi agar dapat memampukan menjadi terbaik karena mereka sadar
bahwa bumi juga dari diciptakan sebagai ujian untuk mereka yang memiliki etos
yang terbaik. Sebagaimana sudah di sebutkan dalam firman Allah pada (Q.S
alkahfi: 7)2 yang artinya :
Ayat ini mengetukkan hati para pribadi setiap muslim untuk mengaktualisasikan
etos kerja dalam aspek mengerjakan segala sesuatu dalam kualitas yang sangat
tinggi.
Nabi dapat juga mengajarkan melalui haditsnya yang tentang etos kerja seperti
hadits berikut ini:
7
Islam tidak juga meminta penganutnya sekedar untuk bekerja, tetapi juga
meminta agar mereka tetap bekerja dengan tekun dan baik yaitu dapat juga
menyelesaikannya dengan sempurna. Dari itu mencapai ketekunan dalam
bekerja, salah satu dari pondasinya merupakan amanah dan keikhlasan dan
berusaha semaksimal mungkin untuk prinsip melakukan yang terbaik dan
bertawakkal juga dibentengi dari etika mulia dan hanya dapat berharap
mendapatkan keberkahan Allah swt. atas dalam usaha yang dapat dilakukannya
di dunia dan kelak dalam akhirat mendapat ganjaran pahala. (Yusuf Qardawi,
1997:164)
Dalam bekerja seorang muslim harus memiliki etos kerja islami antara lain
adalah:
2. Tekun. Yaitu Seorang muslim tidak boleh hanya sekedar bekerja, tetapi juga
harus menekankan dalam bekerja dengan tekun dan baik yakni dapat
menyelesaikannya dengan baik dan sempurna karena itu kewajiban setiap
muslim.
3. Jujur yakni dalam bekerja bukan hanya tuntutan melainkan juga dapat
dijadikan ibadah. Seorang muslim dalam dekat dengan Allah akan bekerja
dengan baik untuk dunia dan dalam akhirat.
4. Amanah dalam bekerja merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dan
utama.
5. Kreatif. Yaitu Orang dalam hari ini sama dengan hari kemarin juga dianggap
merugikan, karena tidak ada sedikit kemajuan dan tertinggal oleh para
perubahan. Terlebih lagi juga untuk orang yang hari ini lebih buruk dari hari
kemarin juga dianggap orang yang celaka, maka dari itu berarti juga tertinggal
jauh dan sulit lagi untuk mengejar. Orang yang beruntung hanyalah orang yang
8
dapat hari ini lebih baik dari kemarin, berarti juga selalu ada penambahan. Inilah
sikap dari perubahan yang dapat diharapkan selalu untuk terjadi pada setiap
muslim, sehingga tidak dapat akan pernah tertinggal, dia selalu juga antisaifatif
terhadap perubahan, dan selalu dalam keadaan siap menyikapi perubahan.
(Didin, 2000:34)
Sedangkan dari menurut Toto Tasmara di dalam bukunya etos kerja pribadi
Manusia merupakan dari khalifah di bumi, dan para pemimpin berarti mengambil
peran baik secara aktif untuk mempengaruhi orang lain, agar bisa orang lain
tersebut mendapatkan perbuatan baik sesuai dengan keinginanya. Sekaligus
juga kepemimpinan berarti kemampuan agar mengambil posisi sekaligus dalam
memainkan peran (role), sehingga kehadiran dirinya dapat memberikan
pengaruh pada lingkunganya. Seseorang pemimpin merupakan seseorang yang
mempunyai personalitas tinggi. Dia juga agar larut dalam keyakinanya tetapi
tidak bisa segan untuk menerima kritik, dan bahkan juga mengikuti yang terbaik
2. Selalu berhitung
3. Menghargai waktu
9
Kita sangat hafal dengan ayat al-quran tentang makna dan pentingnya waktu,
sebagaimana dalam surat al-ash ayat 1-3. Waktu merupakan rahmat yang tiada
tanding terhitung nilainya, dan konsekuensinya logisnya merupakan menjadikan
waktu sebagai wadah produktivitas. Ada banyak semacam bisikan dari dalam
jiwa jangan lewatkan sedetik pun kehidupan ini tanpa memberi arti..
Ajaran islam merupakan ajaran yang riil, bukan juga sebagai ajaran tetap yang
mengawang-ngawang, bukan pula hanya bahan konsumsi diskusi konsep lapuk
di atas meja seminar. Tetapi dia merupakan ayat-ayat amaliyah,sesuatu agama
yang menjadikan menuntut pengamalan dari ayat –ayat dalam bentuk yang
senyata-nyatanya, yang melalui gerakan bil haal. Oleh sebab itulah maka
disadari oleh setiap muslim bahwa memang apa yang akan di raih pada
waktunya yang tepat dan akan datang ditentukan oleh caranya untuk
mengadakan pada hari ini what we are going tomorrow we are becoming today.
Hidup berhemat dan efisien merupakan dua sifat yang bagus untuk bagi seorang
muslim, orang yang menjadi berhemat merupakan orang yang mempunyai
pengertian pandangan jauh kedepan yaitu (future outlook), bukan hemat selalu di
identikkan dengan arti menumpuk hart-a kekayaan, sedangkan ada juga orang
yang efisien di dalam mengelola setiap resources yang di milikinya, dia juga
menjauhkan dari sifat yang tidak produktif maupun mubazir.
10
Memilik semangat dalam wiraswata yang tinggi, tahu juga memikirkan segala
fenomena yang ada di sekitarnya, merenung dan kemudian bergelora
semangatnya untuk mewujudkan setiap perenungan dalam batinya dalam bentuk
yang nyata dan realistis, nuraninya sangat halus dan tuntuk anggap terhadap
lingkungan dan juga setiap tindakanya diperhitungkan dengan laba rugi, manfaat
dan mudharatnya (entrepreneurship). Dalam itu sabda Rasulullah sesungguhnya
Allah sangat cinta kepada seseorang mukmin muslim yang berpenghasilan.
Semangat bertanding adalah sisi lain dari bagi seorang muslim yang tangguh,
melalui lapangan dari kebajikan dan meraih prestasi. Harus juga disadari dengan
penuh keyakinan untuk yang mendalam bahwa keuletan dan kegigihan
merupakan fitrah dari diri setiap pribadi manusia, sehingga agar juga sikap malas
dan kehilangan semangat dalam berkompetisi merupakan kondisi melawan fitrah
kemanusianya, yang menghianati misi sebagai dalam seorang khalifah di dunia
ini.
Setiap pribadi seorang muslin agar untuk mampu membaca environment dari
yang mikro (dirinya sendiri) sampai dengan pada makro (universe) dan bahkan
juga memasuki ruang yang lebih hakiki yaitu metafisik. Dari juga rasa haus
11
maupun keilmuan bisa akan menimbulkan sifat yang kritis, semangat membara
dan selalu belajar dengan lebih baik.
Menjaga kesehatan badan merupakan salah satu cara agar menjaga kekuatan,
karena itu semangat yang membara juga menjadikan membutuhkan tubuh dari
yang sehat dan kuat. Etos kerja pribadi muslim merupakan etos yang sangat erat
kaitanya dengan sifat cara dirinya memelihara untuk kebugaran dan kesegaran
jasmaninya. Dalam itu juga Alquran banyak ditemukan ayat ayat tentang dari
perintah untuk menjaga makanan, bahkan bukan juga hanya sekedar dalam
yang halal tapi juga dalam bervitamin yang akan juga memberikan asupan gizi
bagi tubuh manusia.
Keuletan adalah modal dari yang sangat besar adapun itu di dalam menghadapi
segala macam tantangan atau tekanan, sebab itu sejarah telah banyak dalam
membuktikan, betapa banyaknya bangsa-bangsa yang dapat memiliki sejarah
kelam akhirnya juga dapat keluar dengan inovasi dan dari keuletan yang mereka
miliki.
12
13. Berorientasi pada produktivitas
Seorang muslim itu seharusnya juga sangat menghayati makna yang difirmankan
Allah dengan itu sangat tegas melarang sikap agar mubazir karena
sesuangguhnya itu merupakan perilaku syetan. Dari ayat ini kita sebagai jiwa
seorang muslim akan terarah pada etos kerja yang baik. Itu Sikap seperti ini
merupakan modal dasar dalam upaya dalam menjadikan dirinya sebagai
manusia agar dapat selalu berorientasi untuk kepada nilai-nilai produktif.
Kualitas silaturahim, yaitu dinyatakan dalam bentuk sambung rasa yang agar
dinamis dapat juga memberikan dampak yang sangat luas. Apalagi di dalam
dunia bisnis merupakan dunia relasi dari sebuah jaringan juga membutuhkan
lebih banyak informasi dan komunikasi.dalam Sebab itu tidak akan ada alasan
sedikitpun bagi seorang muslim agar untuk mengisolasi diri dari tatanan sosial.
Ciri-ciri etos kerja muslim, terdapat 25 ciri diantaranya sebagai berikut ini:
Bagi yang memiliki etos kerja islam dia juga selalu menganggap waktu
merupakan aset Illahi yang sangat penting dan berharga merupakan ladang
subur yang membutuhkan ilmu dari dan amal untuk diolah dapat juga serta
dipetik hasilnya pada waktu yang lainnya. Waktu merupakan kekuatan. Mereka
yang mengabaikannya waktu berarti juga dia menjadi budak kelemahan. Bila kita
memanfaatkan banyak seluruh waktu, kita juga sedang dalam berada di atas
jalan keberuntungan. Hal ini dalam sebagaimana firmanNya:
13
Salah satu kompetensi moral yakni yang dimiliki seseorang dalam berbudaya
kerja islami itu merupakan nilai keikhlasan. Ikhlas yaitu yang terambil dalam
bahasa Arab memiliki arti bersih, murni (tidak terkontaminasi), sebagai dari
antonim dari syirik (tercampur). Dengan ini demikian, ikhlas adalah energi batin
yang akan membuat dan membentengi diri dari segala bentuk yang terlihat kotor
(rizsun). Maka dari itu sebabnya Allah berfirman : “Warrujza fahju dan
tinggallkanlah dari dalam segala yang bentuk yang kotor itu.(Al-Muddatstsir : 5)
3.Mereka kecanduan dalam terhadap kejujuran terutama dalam jujur terhadap diri
sendiri
Memiliki komitmen tinggi Yang dimaksud dengan komitmen (dari bahasa latin :
yaitu committere, to connect, entrust-the state of being obligated or emotionally
impelled) merupakan keyakinan yang mengingat dalam (aqad) sedemikian pula
kukuhnya sehingga dapat membelenggu seluruh hati nuraninya dan juga
kemudian menggerakan kepada perilaku menuju arah tertentu terdapat yang
diyakininya (I‟tiqad).
14
mampu juga mempertahankan prinsip serta komitmennya walaupun harus
berhadapan dengan dalam resiko yang membahayakan dirinya. Mereka jugq
mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif. Tetap teguh
pada komitmen, yang positif, dan tidak rapuh kendati berhadapan dari dengan
situasi yang menekan. Sikap ini konsisten telah melahirkan kepercayaan diri agar
selalu kuat dan memiliki integritas yang serta mampu juga mengelola stres
dengan penuh gairah.
Ciri ciri lain dari pribadi muslim memiliki budaya kerja merupakan keberaniannya
menerima konsekuensi dari keputusannya. Bagi mereka, hidup merupakan
pilihan (life is a choice) dan juga setiap pilihan adalah tanggung jawab pribadinya.
Mereka tidak mungkin hanya menyalahkan pihak manapun oleh karena itu pada
akhirnya semua pilihan juga ditetapkan oleh dirinya sendiri. Rasa dalam
tanggungjawab nya mendorong kan dari perilakunya yang bergerak dinamis,
seakan-akan didalam dadanya terdapat ada “nyala api”, sebuah motivasi yang
kuat untuk menjalani dan mencapai tujuan dan menjaga apa itu yang telah
menjadi keputusan sebaik itu atau pilihannya. Orang yang konsekuen dapat
mempunyai kemampuan dalam melakukan pengendalian dan mengelola dari
emosinya menjadikan daya penggerak positif untuk itu kita tetap semangat
menapaki dari keyakinannya.
Pribadi muslim yang mempunyai percaya diri tampil bagaikan lampu yang sangat
benderang, memancarkan raut wajah dari cerah dan berkharisma. Orang yang
berada dalam disekitarnya merasa tercerahkan, optimis, tentram, dan
15
muthma‟innah. Penelitian Boyatzis membuktikan dan memberitakan bahwa para
penyelia, manajer, dan juga eksekutif yang percaya diri lebih berprestasi dari
sebagian orang yang biasa-biasa saja.
Pribadi muslim yang kreatif merupakan selalu ingin tahu mencoba metode atau
gagasan baru dan dengan asli sehingga diharapkannya hasil dari kinerja dapat
dilaksanakan secara efisien, tetapi efektif. Setiap itu hari merupakan sebuah
kegairahan untuk dapat menjadikan dirinya memetik banyak manfaat.
Melayani dengan cinta,yaitu bukan karena tugas dalam pengaruh dari luar,
melainkan juga benar-benar sebuah obsesi dari yang sangat mendalam bahwa
aku bahagia melayani.
13.jiwa kepemimpinan
16
Seorang pribadi muslim yang mempunyai etos kerja tidak akan dapat berbuat
dan berkata, “ah, sebagaimana nanti”, dia juga harus menanam sesuatu dalam
yang sudah dia rencanakan, kapan itu dan apa hasil yang akan dapat di peroleh
dari upayanya menabur benih tersebut.
Efisien memiliki arti i melakukan segala sesuatu yang secara benar, tepat dan
akurat. Efisien berarti juga pula mampu membandingkan dalam segala anatar
besaran output dan input. Adapun itu efektivitas berkaitan juga dengan tujuan
atau menetapkan hal yang benar. Efisien yaitu berarti berkaitan dengan cara
melaksanakan, dalam sedangkan efektivitas itu berkaitam dengan arah tujuan.
Orang yang mempunyai jiwa wiraswasta yang tinggi yaitu, kesadaran dalam dan
kemampuan yang tinggi sangat mendalam (ulil albab) untuk dapat melibatkan
segala fenomena yang terjadi ada disekitarnya, merenung dan kemudian juga
bergelora semangatnya dalam untuk mewujudkan setiap umatnya perenungan
batinnya dalam agar bentuk yang nyata dan realitas.
Semangat bertanding adalah sisi lain dari citra seorang muslim dan ;memiliki
semangat jihad. Panggilan dari bertanding dalam segala hal lapangan kebajikan
dan meraih prestasi, dihayatinya yang dengan rasa penuh untuk tanggungjawab
sebagai pembuktian dalam ayat Al-Qur‟an yang telah menggoreskan dari
kalamnya yang sebagai motivatif, sebagaimana firmanNya :
17
“Setiap umat ada kiblatnya (sendiri), maka hendaklah kamu sekalian berlomba-
lomba (dalam kebaikan) yaitu dimana saja kamu dalam berada dalam sudah
dipastikan Allah akan agar mengumpulkan dalam kamu semuanya itu....(Al-
Baqarah : 148)”
Keyakinan ini nilai tauhid penghayatannya terhadap dalam ikrar iyyaka na‟budu,
menyebabkan yaitu setiap pribadi muslim yang dapat memiliki semangat jihad
sebagai etos kerjanya merupakan jiwa yang merdeka. Semangat jihad ini
melahirkan sejuta dalam kebahagiaan untuk mendapatkan memperoleh hasil dan
usaha atas karsa dan dan karya yang dibuahkan dalam dari diri sendiri. Dia juga
merasa risih apabila memperoleh keinginan sesuatu secara gratis. Merasa tidak
pantas dan bernilai apabila menikmati sesuatu yang tanpa bertegang otot dan
bermandikan keringat. Kemandirian ini bagi dirinya merupakan lambang
perjuangan sebuah dari semangat jihad yang sangat mahal harganya.
Salah satu pribadi muslim yang memliki etos kerja merupakan suatu dorongan
untuk melakukan Mereka ingin menjelajahi hamparan bumi, dari memetik hikmah,
mengambil dalam dari berbagai peristiwa budaya manusia. Jiwa jika bisa di
dapat perantauannya mengantarkan hal dirinya untuk mampu mandiri,
menyesuaikan diri, dan juga pandai menyimak dan menimbang budaya orang
dari lain. Hal ini menyebabkan ketika dirinya berwawasan universal, tidak juga
18
terperangkat dalam fanatisme sempit, apalagi dari kauvinisme yang merasa
bahwa hanya ada bangsa dan negaranya sajalah yang itu paling unggul.
mungkin kita akan mempunyai kekuatan apabila jika tubuh kita tidak dipelihara
dengan baik. Padahal itu semuanya tidak bisa menjadi bisa menjadi indah dan
berbagai ilham dalam akan terlahirkan apabila ditunjang dengan kekuatan
jasmani prima.kerja pribadi muslim merupakan etos yang sangat erat
kaitannyacara dirinya memelihara kebugaran dan juga kesegaran jasmaninya.
modal yang sangat besar juga pengaruh di dalam mengahapi segala tantangan
atau tekanan (pressur), sebab itu dalam sejarah telah banyak membuktikan
batapa banyaknya bangsa yang memiliki sejarah pahit, namun hal itu akhirnya
dapat di keluarkan dengan berbagai inovasi, kohesivitas kelompok, maupun
mampu memberikan prestasi yang tinggi bagi lingkungan.
Rosulullah SAW bersabda bawa “Barang siapa yang ingin panjang umurnya dan
banyak rezeki, sambunglah silaturrahmi” Apa itu kuncinya seseorang yang
19
bersilaturrahmi dari dapat panjang umur dan banyak rezeki. Bersilaturrahmi
dapat berarti membuka peluang dan sekaligus juga mengikat kesimpul informasi
dan menggerakkan kehidupan. Manusia yang tidak mempunyai atau enggan
bersilaturrahmi untuk membuka cakrawala dalam pergaulan sosialnya atau
menutup diri, dan asyik dalam dirinya sendiri, pada dasarnya dia juga sedang
mengubur masa depan dia sendiri, telah mati sebelum mati.
Pribadi yang mempunyai etos kerja sangat sadar bahwa tidak ada
satumakhlukpun di dalam muka bumi ini yang mampu merubah dirinya kecuali
dari dirinya sendiri. Dalam bentuk apapun hebatnya seseorang untuk dari
memberikan motivasi, hal itu juga hanyalah sebuah kesia-siaan belaka, bila itu
pada diri orang tersebut tidak ada keinginan juga untuk dimotivasi, tidak adanya
elan api yang menyala-nyala mengubah diri. Benarkan apa yang difirmankan
Allah SWT :
”Sesungguhnya Allah tidak akan bohong dalam mengubah suatu kaum, kecuali
dia kaum itu sendiri yang mengubah dia keadaan diri mereka sendiri...(Ar-Rad :
11).
20
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI
1. Al-Qur'an al-Karim
3. Al-Ghazali, Abu Hamid. "Ihya Ulum al-Din (The Revival of the Religious
Sciences)" 4. Al-Syaukan. "Hadith Bukhari Muslim"
5. Islam Q&A - The Etiquette of Work in Islam, Sheikh Muhammed Salih Al-
Munajjid
8. Al-Ghazali, Abu Hamid. "Ihya Ulum al-Din (The Revival of the Religious
Sciences)"
9. Abkar, Musa. "Reviving the Islamic Work Ethic: A Content Analysis Approach,"
Islamic Studies,
2017https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi/article/download/928/848
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi/article/download/928/848
https://www.bsimaslahat.org/blog/etos-kerja-muslim/
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi/article/download/928/848
21
22