0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja menurut Islam dan beberapa konsep yang terkait dengan etos kerja seperti kewajiban bekerja, menunda kesenangan, dan optimalisasi. Dibahas pula perbedaan etos kerja konvensional dengan etos kerja menurut Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja menurut Islam dan beberapa konsep yang terkait dengan etos kerja seperti kewajiban bekerja, menunda kesenangan, dan optimalisasi. Dibahas pula perbedaan etos kerja konvensional dengan etos kerja menurut Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja menurut Islam dan beberapa konsep yang terkait dengan etos kerja seperti kewajiban bekerja, menunda kesenangan, dan optimalisasi. Dibahas pula perbedaan etos kerja konvensional dengan etos kerja menurut Islam.
NPM : D1.1803573 Kelas : Manajemen C Kuis Internship
1. Jelaskan apa perbedaan Etos Kerja konvensional dengan Etos Kerja
menurut Islam! Jawab: Etos kerja konvensional Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar dalam menghadapi kerja. Jadi suatu sikap kehendak secara sukarela tanpa dorongan adanya keuntungan serta harapan, dengan kata lain etos kerj adalah doktrin tentang kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang mewujudkan nyata secara khas dalam prilaku kerja mereka. Etos kerja menurut islam Islam adalah agama kerja. Firman allah: “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, Allah akan melihat hasil kerjamu, begitu pula rasul-Nya serta orang-orang beriman” (Q.S At-Taubat ayat 105). Seperti allah yang senantiasa sibuk (Q.S Ar-Rahman ayat 29), maka sesorang muslim juga harus selalu sibuk bekerja. Malas sangat dibenci oleh allah seperti yang tergambar dalam doa Nabi: “ Dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari pada sikap lemah dan malas”. Etos Kerja menurut Islam didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, َ ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن س إِاَّل لِيَ ْعبُدُون ُ َو َما َخلَ ْق “Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, (Q.S adz-Dzaariyat : 56). Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang pekerjaan merupakan bagian amanah dari Allah. Sehingga dalam Islam, semangat kerja tidak hanya untuk meraih harta tetapi juga meraih ridha Allah SWT. Yang membedakan semangat kerja dalam Islam adalah kaitannya dengan nilai serta cara meraih tujuannya. Bagi seorang muslim bekerja merupakan kewajiban yang hakiki dalam rangka menggapai ridha Allah SWT. 2. Jelaskan mengapa manusia harus bekerja bukankah cukup dengan Iman dan taqwa saja! Jawab: Tidak cukup karena iman dan taqwa merupakan sikap atau pengabdian seorang hamba terhadap allah, secara kualitas tidak dapat diukur dari luar dan tidak ada di intervensikan oleh siapapun, hanya allah yang tahu apa yang terbesit didalam dada manusia (yang dirahasiakan maupun yang dzahir). (Q.S Al-Mulk: 13). Sedangkan bekerja merupakan hubungan antara sesorang dengan orang lainnya untuk menciptakan kebaikan bersama; seperti muamalah (hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam mempertukarkan barang dan jasa) dan muasyarah (hubungan sosial antara sesama manusia). 3. Jelaskan konsep Tawa shaubil haq tawa shaubis shabr! Jawab: “Sesungguhnya manusia itu bener-benar dalam kerugian kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat mana nasehat supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menempati kesbaran. “(Q.S Al-Ashr : 2-3) 1. Bagaimana dari tugas hidup, yaitu ibadah “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.” (Q.S Al-Dzariyat :86) 2. Memperteguhkan kemanusiaan dan membebaskan diri dari perhambaan kepada selain allah Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah allah” kemudian meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:” Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah diajanjikan allah kepadamu” (Q.S Fushshilat : 30) 3. Manifestasi dari rasa syukur (hadist: kerja adalah untuk menggambarkan potensi baik pada diri sensiri dan usaha memaksimalkan potensi baik orang lain). 4. Ujian untuk menentukan kualitas hidup abadi di akhirat kelak Yang menjadikan mati dan hidup, supqya dia menguji kamu, siapa di antara kamu lebih baik amalnya. Dan dia maha perkasa lagi maha pengampun (Q.S Al Mulk : 2) Keempat fungsi tersebut baru akan tegak apabila kerja memenuhi kualitas, yang dalam termonologi Al-Quran disebut sholeh, yang artinya benar, indah atau serasu. Keserasian yang dimaksud adalah keserasian spiritual 1 (Ruhaniah) dan keserasian material 2 (lahiriah) Serasian ruhaniah tersebut berdimensi suprarasional dan diwujudkan dalam bentuk niat. Niat yang karena Allah semata; dalam bahasa agama disebut Ikhlas. Selain dilakukan dengan sungguh-sungguh juga penuh dengan ketelitian disebut itqan4. Tanpa itu, kerja yang dilakukan hanya akan ”seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu jadi bersihlah ia .” (Q.S Al-Baqarah : 264) Keserasian spiritual adalah keserasian yang dapat dihayati/dialami secara individual, yaitu keserasian akibat adanya penghayatan keagamaan serta apresiasi ketuhanan. Dengan kata lain adalah suatu keserasian yang berhubungan dengan Allah. Keserasian material (lahiriah) adalah keserasian yang berhubungan dengan lingkungan, baik lingkungan alam (natural) maupun lingkungan manusia (sosial). Ikhlas adalah sesuatu yang murni tidak bercampur dengan yang lain, hanya untuk Allah semata. Itqan adalah meneliti seluruh bagian yang terkait dengan cermat, sehingga pekerjaannya mendekati kesempurnaan. 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep kesediaan menunda kesenangan! Jawab: Unsur lain dari etos kerja islam adalah kesediaan menunda kesenangan sementara bukan peningkatan produksi dan keuntungan setinggi-tingginya seperti yang dipahamkan masyarakat industri sekarang. Yang dimaksud dengan menunda kesenangan (deference of gratification) yaitu bekerja kerja dengan sikap zuhud (harta benda bukan tujuan tapi sekedar alat untuk mencapa kebahagiaan dikemudian hari), berjalan sejajar dengan sikap hidup hemat dan tidak konsumtif. 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip optimalisasi dalam islam! Jawab: Prinsip Optimalisasi dalam Islam yaitu optimalisasi dalam ketika berbuat dilakukannya harus dengan penuh kesungguhan, perencanaan yang matang, pelaksanaan yang terukur, serta evaluasi yang terarah artinya tidak asal mengerjakan atau asal terpenuhi tugas dan kewajibannya karena optimalisasi merupakan salah satu watak dan karakter utama orang-orang yang beriman.