Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rini Windi Yuniar

NPM : D1.1803573
Kelas : Manajemen C
Tugas : Kewirausahaan

 Permasalahan
Dalam kegiatan produksi dimana nantinya akan mendapat
keuntungan yang digunakan sebagai kebutuhan hidup sesorang harus
memiliki tujuan yang tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan
seseorang di dunia. Maka yang cocok dalam kegiatan produksi binis
disini bisnis kuliner sendiri memiliki peluang yang cukup besar seperti
makanan akan selalu dibutuhkan oleh setiap orang, perputaran keuangan
bisnis kuliner ini sangat cepat sehingga keuntungan yang didapatkan
dapat langsung dinikmati dan dapat diputar lagi keesokan harinya.
Demikian pula bisnis kuliner memang menguntungkan namun
dalam segi produksi dibutuhkan bahan baku yang menjadi pendukung
faktor utama dimana esensi teologi yang digunakan sebuah kejujuran,
sehingga dalam pemilihan bahan baku harus menggunakan kualitas
yang baik akan tetapi bahan baku sekarang dari segi harga pun terbilang
cukup mahal maka dari itu terkadang pertimbangan yang digunakan
kadang harus sesuai dengan budget yang ada saat ini. Maka dari itu
pemilihan bahan baku kadang kala memilih yang murah tetapi kualitas
kurang baik, kendala ini sering terjadi.
Oleh karena itu esensi teologi disini sesuai dengan tujuan
diciptakannya manusia yakni untuk menaati segala perintahnya dan
menjauhi larangannya, maka setiap aktivitas manusia tidak boleh
terlepas dari syariat agama. Begitu juga dengan kegiatan pemenuhan
kebutuhan yang dilakukan salah satunya dengan berdagang atau
berbisnis tidak boleh ada kecurangan sedikit pun.
Esensi hakikat dan berpikir kreatif ini menjadi sebuah kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunianya secara kreatif,
maka inovasi sebagai wujud dari hakikat dan berpikir kratif teresbut.
Dimana proses penerpan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan
persoalan bahan baku yang mahal menjadikan wirausaha sulit memulih
antara berani membayar mahal kualitas bahan baku baik atau bahan
baku kurang baik tetapi harga terjangakau oleh sebab itu dapat
menemukan peluang untuk memperbaiki usaha.
Dengan demikian peluang untuk memperbaikinya inovasi disini
sangat diperlukan terutama dalam persaingan usaha karena persaingan
ini berlomba-lomba memberikan perubahan yang baru untuk memikat
hati konsumen, selain itu banyak esensi lainnya yang dapat diberikan
oleh pola pemikiran yang kreatif ini diperlukan seorang eterpreneur.
 Kajian Teoritis-Empiris
- Esensi Kewirausahaan
Esensi kewirausahaan dapat diartikan juga sebagai hakikat
dari kewirausahaan, esensi kewirausahaan dapat diartikan sebegai
kemampuan atau sifat untuk melihat peluang yang ada di sekitar kita
untuk dijadikan sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah tersebut dan mendapatkan keuntungan. 
- Esensi Teologi
Teologi atau kadang disebut ilmu agama adalah wacana yang
berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Dengan
demikian, teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala
sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Lalu kaitannya dengan
kewirausahaan yaitu esensi dari teologi itu sendiri yaitu dalam
mempelajari sebuah hal tidak hanya berfokus pada satu titik,
melainkan memperhatikan cabang ilmu lain, dimana manfaatnya
dapat dirasakan dan dapat membantu maka akan lebih baik sehingga
akan lebih mempermudah, dimana didalam hal berfikir manusia
sering berfokus pada nalarnya maupun cara berfikirnya yang logis,
hal tersebut terkadang juga sering terjadi kekeliruan sehingga disini
lah ilmu teologi membantu menyelaraskan sebuah pemikiran dengan
kajian yang jelas sehingga dapat jalan selaras dengan pemikiran
tersebut. Dimana dalam system pemikiran manusia mampu menalar
sebuah hal secara baik sehingga ditambah lah penyelaras berupa
nalar spiritual atau agama.
- Esensi Hakikat
Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
- Esensi Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif terdiri dari dua suku kata yaitu
berpikir dan kreatif, berpikir itu sendiri merupakan suatu kegiatan
mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu
masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Terdapat bermacam-
macam cara berpikir antara lain berpikir vertikal, lateral, kritis
analitis, kreatif, dan strategis. Menurut Harriman, berpikir kreatif
adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang
baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan
mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau
gagasan yang baru oleh arena itu berpikir kreatif termasuk kedalam
ranah kognitif.
- Wirausaha
Wirausaha merupakan kata yang tidak asing lagi untuk di
dengar. Wirausaha identik dengan pendirian usaha baru. Banyak
para ahli yang mendefinisikan tentang wirausaha diantaranya ialah:
1. Menurut Schumpeter wirausaha adalah orang yang
mendobrak system ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan
mengombinasikan cara-cara baru untuk menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
2. Menurut Filion wirausaha adalah orang yang imajinatif, yang
ditandai oleh kemampuannya dalam menetapkan sasaran
serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu
3. Menurut Kasmir wirausaha adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan.
Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan
ekonomi dengan fungsinya sebagai pelaku inovasi atau pencipta
kreasi-kreasi baru. kesempatan dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan. Seorang wirausahawan adalah seorang inovator,
sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat
peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk
menaklukkan cara berpikiran malas dan lamban.
- Kuliner
Culinary dalam bahasa Inggris berarti hal urusan dapur yang
berkenaan dengan keahlian masak-memasak.6 Dalam bahasa
Indonesia diistilahkan dengan kata kuliner.
- Kajian Empiris
Data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan jumlah
usaha kuliner di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 5,55 juta unit
atau 67,66% dari total 8,20 juta usaha ekonomi kreatif. Rata-rata
tingkat pertumbuhan usaha ekonomi kreatif selama 7 tahun terakhir
adalah 9,82%.
Demikian pula perkembangan zaman dan teknologi dimasa
kini, membuat orang–orang lebih memilih dalam makanan, terutama
makanan yang sedang booming, orang-orang lebih menyukai untuk
membeli makanan yang sedang trend yang dijadikan sebagai
makanan favorit terutama anak muda zama sekarang karena target
utamanya anak muda, saya mencari makanan yang memang sedang
disukai dan rasanya sudah pasti enak. Dua hal inilah yang menjadi
prioritas utama mereka dalam membeli makanan. Namun terkadang
mereka tidak memikirkan bahan baku yang seperti apa yang
digunakan hanya mementingkan enak tanpa memikirkan kualitas, di
zaman sekarang ini banyak penjual yang masih kurang
memeperhatikan kesehatan bagi konsumen sehingga terkadang
bahan baku yang digunakan lebih ke kualitas yang kurang baik
sebab harga melambung naik maka dari itu penjual lebih memilih
kualitas produk yang standarnya kurang.
Dengan demikian pula fakta di lapangan saat ini masih
banyak kecurangan dari penjual dimana meraih keuntungan lebih
penting dibandingkan mementingkan efek kesehatan dari konsumen
dimana sering terjadi keracunan makan itu menjadi sebuah bukti
bahwa didalam makan tersebut ada bahan baku yang selayaknya
tidak dikonsumsi.
Dari uraian diatas maka sangat potensial jika saya
mengembangkan usaha kuliner ini, karena rasanya yang sudah pasti
dapat diterima di lidah masyarakat Indonesia. Akan tetapi hal ini
juga harus mengutamakan esensi teologi dimana dalam esensi ini
ilmu agama dipelukan karena kejujuran itu sangat penting dan
keterbukaan dalam jualan pun dibutuhkan untuk mengetahu
komposisi apa saja yang ada dalam kuliner tersebut dan hakekat
dalam berpikir kreatif pun menjadi sebuah pemecahan masalah
dimana inovasi dibutukan namun dengan standar bahan baku yang
baik, maka dari itu akan menjadi sebuah peluang bagi seorang
eterpreneur.
 Solusi dan Rekomendasi
kualitas produk yang menjadi kendala saat ini membuat usaha
yang dimiliki terhambat maka dari itu harus memikirkan terebih dahulu
bagaiman jika terjadi kenikan pada bahan baku oleh karena itu kita
harus mempunyai inisiatif lagi dengan agak mengurangi ukuran atau
posi sebab jika tidak makan akan mengalami kerugian namun jika itu
menggunakan bahan baku yang baik. Jika menggunakan bahan baku
yang standar maka kita harus menjelaskan pada konsumen agar mereka
mengerti namun jika konsumen menolak beri rekomendasi lagi pilihan
menu yang ada. Jika tidak ada menu lagi kita harus berpikir kreatif dima
kreatif disini yaitu sebuah Inovasi baru atau penemuan yang baru.
Dengan adanya inovasi maka wirausaha tentu dapat menciptakan suatu
produk yang dihasilkannya ini memiliki keunggulan tersendiri.
Keunggulan yang dimiliki bisa membuat semakin berpeluang untuk
dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Rekomendasi yang harus wirausaha lakukan atau jalankan yaitu
dengan memikirkan esensi teologi dimana ilmu agama dibutuhkan
dalam hal ini karena wirausaha harus mengikuti syarat-syarat yang
dianjurkan dalam berbisnis sehingga tidak melenceng dari jalur yang
sebenarnya dalam artian tidak melakukan manipulasi kualitas produk,
maka jika melakukan itu akan membuat kehancuran bagi usaha sendiri.
Hakikat berpikir kreatif ini menjadi sebuah acuan atau tumpuan
dimana dalam menyelasikan sebuah pemasalahan proses penerapan
kreativitas solusi yang mana usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkobinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.
Demikian pula kreatifitas melahirkan sebuah inovasi atau
terobosan baru bagi produsen dan konsumen dimana tingkat kejenuhan
terhadap produk dapat digantikan dan ini menjadi membuka pangsa
pasar yang baru.
Namun hal yang harus diperhatikan juga dalam perubahan ini
yaitu evolusi produk. Evolusi ilmu pengetahuan, perubahan gaya hidup
selera dan hobi, perubahan teknologi, dan perubahan budaya.

Anda mungkin juga menyukai