BAB II
LANDASAN TEORI
A. Etos Kerja
a. Pengertian Etos
ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan
serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata Etos ini, dikenal pula
kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau
1
Toto Tasmara, Op.Cit, h. 15
13
yang selaras, serasi, dan seimbang antara pelaku dalam proses produksi
b. Pengertian Kerja
atau dengan kata lain dapat juga di katakana bahwa hanya dengan
agar mampu menjadi yang terbaik karena mereka sadar bahwa bumi
Artinya:
2
Muchdarsyah Sinungan, Op.Cit, h. 135
3
Toto Tasmara, Op.Cit, h. 25
14
tersebut dapat disimpulkan bahwa etos kerja Islami ialah karakter atau
oleh adanya motivasi yang terpancar dari sistem keimanan atau aqidah
Islam yang berkenaan dengan kerja yang bertolak dari ajaran wahyu
bekerja sama dengan akal.6 Lebih jelasnya etos kerja Islami merupakan
dari ajaran wahyu dan akal yang bekerja sama secara profesional.
4
Ahmad Janan Asifudin, Op.Cit, h. 77
5
Toto Tasmara, Op.Cit, h. 24
6
Ibid, h. 33
15
dengan kerja.7
SWT adalah salah satu karakteristik penting etos kerja Islami yang
nilai.9
lain. Dalam pada itu, tanpa ilmu iman mudah menjadi salah arah
7
Ibid, h. 234
8
Ibid, h. 110
9
Ibid, h. 113
16
petunjuk-Nya
Ada beberapa ciri etos kerja dalam pandangan Islam, antara lain
10
Ibid, h. 112
11
Ibid, h. 121
12
Ibid, h. 129
13
Didin hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2003), h. 40-41
17
sungguh, tekun, dan teliti. Dengan kata lain yaitu melakukan suatu
sebaik-baiknya.
tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu
berprestasi itu indah. Ada semacam panggilan dari hatinya untuk terus-
sebagai bagian dari umat yang terbaik (khairu ummah). Ciri-ciri etos
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara
14
Toto Tasmara, Op.Cit, h. 73
19
Yang artinya:
(Qs. al Insyirah[94]: 7)
tentang apa yang benar yang keluar dari hati nuraninya yang paling
dalam.
c. Memiliki kujujuran
membahayakan dirinya.
f. Memiliki kedisiplinan
tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan.
i. Memiliki kreatifitas
j. Memiliki tanggungjawab
sudah dilatih untuk berfikir kritis analitis karena dia sadar bahwa
Yang artinya:
Yang artinya:
Yang artinya:
orang lain.
u. Memperhatikan kesehatan
kesegaran jasmaninya.
dalam tantangan.
26
perilaku yang selalu mengarah pada cara kerja yang efisien (hemat
depannya.
akan ada satu makhluk pun di muka bumi ini yang mampu
Allah SWT:
Yang artinya:
“… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali
a. Agama
b. Budaya
budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini
etos kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki
etos kerja.
15
Panji anaroga, Op.Cit, h. 52
28
c. Sosial politik
untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan
d. Kondisi lingkungan/geografis
tersebut.
e. Pendidikan
pelaku ekonomi.
f. Struktur ekonomi
bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri
dalam bekerja.
16
Ahmad Janan Asifudin, Op.Cit, h. 178
30
a. Takhayul
yang diubah dunia. Seorang muslim itu tidak pernah tenggelam dan
luas.
d. Pasrah
telah diyakininya.
g. Jimat
jiwanya.
18
Muchdarsyah Sinungan, Op.Cit, h. 141
33
kesatuan.
B. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
kerja.20
balasan dari suatu pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.21 Hal
19
Irham Fahmi, Op.Cit, h 2
20
Wibowo, Manajemen Kinerja, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2016), h. 81
21
Sutono Fuad Ali Budiman, Pengaruh Kepemimpinan dan Etos Kerja Islami Terhadap
Kinerja Karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT di Kecamatan Rembang. Jurnal
Analisis Manajemen, Vol. 4 No. 1 Desember 2009
35
Yang artinya:
2. Indikator Kinerja
kualitatis atas dasar perilaku yang dapat diamati. Indikator kinerja juga
kinerja, yaitu:
a. Tujuan
22
Ibid, h. 86
36
b. Standar
c. Umpan balik
kinerja.
melakukan pekerjaan.
e. Kompetensi
tujuan.
f. Motif
mengkibatkan disintensif.
g. Peluang
diteliti satu per satu, mana yang telah dicapai sepenuhnya (100%),
23
Ibid, h. 86-88
24
Irham Fahmi, Op.Cit, h. 65
39
mana yang di atas standar (target), dan mana yang dibawah target atau
keseluruhan.
tersebut.
25
Achmad Ruky, Sistem Managjemen Kinerja, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002),
h. 158
26
Irham Fahmi, Loc.Cit, h. 65
40
a. Faktor kemampuan
27
Ibid, h. 66
28
Ibid, h. 67
29
Anwar Prabowo Mangkunegara, Evaluasi Kinerja, h. 13
41
b. Faktor motivasi
30
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2015), h. 18
42
menyetujui.
dari penelitian.
31
Ibid, h. 20
32
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), h. 225-226
43
Agar suatu sistem evaluasi kinerja dapat berjalan efektif, ada tiga
naik banding.
mengevaluasi pelaksanaannya.
dengan jelas.
33
Irfam Fahmi, Op.Cit, h. 72-73
44
C. Operasional Variabel
Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel
menyelesaikan pekerjaan
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Penelitian Metode analisa Hasil
Tahun
1 Sri Anita Pengaruh Etos Analisis korelasi pearson
Besarnya pengaruh
Sutresna Kerja dan Disiplin product moment dan etos kerja dan disiplin
Kurniasih Kerja terhadap korelasi berganda dengan
kerja secara bersama
(2013) Kinerja Pegawai koefisien determinasi
terhadap kinerja
(R2). pegawai yang dihitung
dengan koefisien
korelasi adalah 0,590
atau 0,795, hal ini
menunjukkan
pengaruh yang
signifikan.
2 Annidjatun Pengaruh Etos Teknik pengujian Etos kerja Islami
Zahra Kerja Islami hipotesis penelitian berpengaruh secara
(2015) terhadap Kinerja menggunakan uji positif dan signifikan
Karyawan di CV. regresi linier sederhana, terhadap kinerja
Sidiq Managemen uji t, dan karyawan di CV.
koefisien determinasi. Sidiq Managemen
Yogyakarta sebesar
53,9%.
3 Maya Puji Pengaruh Etos Menggunakan pengujian Hasil uji regresi
Febriana Kerja Islam uji regresi sederhana secara
(2009) terhadap Kinerja liniersederhana, uji F dan koefisien determinan
Karyawan pada koefisien bahwa etos kerja
Pembiayaan determinasi (R2). Islam berpengaruh
Rakyat Syariah signifikan sebesar
72,5%, dan dari
analisis faktor
pengaruh variabel etos
kerja Islam
berpengaruh
signifikan terhadap
variabel kinerja
46
karyawan di BPRSS
Artha Mas Abadi
sebesar 71,3%.
4 Juwita Sari Analisis Analisa Regresi Dari hasil analisis
(2009) Pengembangan Berganda, Uji T, dan Uji pengembangan
Karyawan dalam F. karyawan terdapat
Meningkatkan pengaruh positif
Kualitas Kerja pada antara pengembangan
PT. Bank karyawan
Muamalat terhadapkualitas kerja
Indonesia, tbk karyawan pada PT.
Cabang Medan Bank Muamalat
Indonesia, tbk sebesar
61,9%.
yang menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F
apakah hubungan anatara etos kerja Islami besar ataupun lebih kecil dengan
E. Kerangka Pemikiran
penelitian ini model hubungan antar variabel bebas adalah etos kerja
kerja Islam dapat menjadi positif atau negatif. Etos kerja Islami positif
kerja negatif yang terdapat pada aura pegawai yang menyebabkan kinerja
pegawai tidak baik. Oleh karena itu, pegawai seharusnya menerapkan etos
kerja Islami yang optimal agar dapat memajukan instansi tersebut dengan
baik. Dengan demikian etos kerja Islami terdapat hubungan dengan kinerja
pegawai. Semakin tinggi etos kerja Islami diharapkan akan semakin kuat
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Etos Kinerja
Kerja Pegawai
F. Kajian Pustaka
semangat atau gairah yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara
semua itu akan melahirkan sikap dan perilaku kerja mereka yang khas.
Itulah yang akan menjadi etos kerja dan budaya. Sinamo (2005)
memandang bahwa etos kerja merupakan fondasi dari sukses yang sejati
dan otentik.
manusia, maka etos kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan
disiplin dan semangat kerja, yang mana sikap ini dibentuk oleh sistem
signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain etos kerja Islam yang dimiliki
G. Hipotesis
terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Atas dasar definisi
pegawai.
kinerja pegawai.
34
Syofian Siregar, Op.Cit, h. 65