Anda di halaman 1dari 9

KERJA DALAM ISLAM

Disusun Oleh Kelompok 8

1. Vandra (2211102431484)
2. Ipmal (2211102431452)
3. Zainal hanafiah (2211102431154)
4. Muh.Fadillah Abdul Fattah (2211102431434)
5. Muhammad Ari saputra (2211102431102)
6. Tonky ibnu (2211102431461)
7. Angga pramuja (2211102431171)
8. Sheila Diana Rustiani (2211102431454)
BAB I
Pendahuluan

Abstrak

Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah guna
menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan rezeki yang halalan
thayiban termasuk kedalam jihad di jalan Allah yang nilainya sejajar dengan
melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian bekerja adalah ibadah dan menjadi
kebutuhan setiap umat manusia. Bekerja yang baik adalah wajib sifatnya dalam Islam.
Rasulullah, para nabi dan para sahabat adalah para profesional yang memiliki keahlian
dan pekerja keras. Mereka selalu menganjurkan dan menteladani orang lain untuk
mengerjakan hal yang sama. Profesi nabi Idris adalah tukang jahit dan nabi Daud
adalah tukang besi pembuat senjata. Jika kita ingin mencontoh mereka maka yakinkan
diri kita juga telah mempunyai profesi dan semangat bekerja keras. Profesi yang
dikembangkan di lingkungan kita seperti profesi dosen, profesi verifikator keuangan,
profesi ahli hukum, profesi laboran, profesi administratur, profesi supir, dan lainnya
merupakan profesi yang harus kita kerjakan untuk kemaslahatan masyakat banyak.
Satu langkah setelah meyakini memiliki profesi maka wajib hukumnya kita untuk
bekerja keras.

Latar belakang
Motivasi sangat di perlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam
menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat
menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dalam dunia pendidikan, seseorang anak memerlukan motivasi baik orang tua, guru,
maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja
dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja
tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan
perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu sendiri.
Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi
kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang
tersebut itulah yang membuat penulis memilih topic mengenai cara meningkatkan
motivasi kerja.
BAB II
Pembahasan

Penjelasan Kerja dalam Islam

A. PENGERTIAN BEKERJA
Dalam KBBI bekerja secara etimologi ialah melakukan suatu
pekerjaan (perbuatan). Dan secara terminologi, arti bekerja adalah
suatu perbuatan, usaha, tindakan, atau aktivitas manusia yang
dilakukan dengan sengaja untuk memenuhi kebutuhan hidup atau
mencapai suatu tujuan tertentu. Namun secara umum bekerja dalam
Islam dapat diartikan seluruh perbuatan atau usaha manusia baik
yang ditujukan untuk dunianya maupun yang ditujukan untuk
akhiratnya. Sistem ekonomi Islam memandang bekerja sebagai
bentuk kebaikan. Apabila seseorang bekerja dengan baik maka telah
dipandang berbuat kebaikan dan hasil pekerjaannya dinilai baik
secara materil maupun imateril. Dengan bekerja, manusia bisa
memberi manfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Apalagi
bisa mengerjakan kewajiban yang lain. Adapun definisi kerja, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kegiatan
melakukan sesuatu. (Anton, 1944:488) El-Qussy seperti dikutip oleh
Ahmad Janan Asifuddin mengemukakan bahwa kegiatan atau
perbuatan manusia ada dua jenis. Pertama, perbuatan yang
berhubungan dengan kegiatan mental, dan kedua tindakan yang
dilakukan dengan secara tidak sengaja. Jenis pertama mempunyai
ciri kepentingan, yaitu untuk mencapai maksud atau mewujudkan
tujuan tertentu. Sedangkan jenis kedua adalah gerakan random
(random movement) seperti terlihat pada gerakan bayi kecil yang
tampak tidak beraturan, gerakan refleksi dan gerakan-gerakan lain
yang terjadi tanpa dorongan kehendak
atau proses pemikiran. (Asifudin, 2000:27) Menurut Sarsono,
Konfusionisme memiliki konsep tersendiri berkenaan dengan orang-
orang yang aktif bekerja, yang ciri-cirinya antara lain; 1. Etos kerja
dan disiplin pribadi; 2. Kesadaran terhadap hierarki dan
ketaatan; 3. Penghargaan pada keahlian; 4. Hubungan keluarga yang
kuat; 5. Hemat dan hidup sederhana; 6. Kesediaan menyesuaikan
diri.9 Beberapa indikasi dan ciri-ciri dari etos kerja yang
terefleksikan dari pendapat-pendapat tersebut di atas, secara
universal cukup menggambarkan segisegi etos kerja yang baik pada
manusia, bersumber dari kualitas diri, diwujudkan berdasarkan tata
nilai sebagai etos kerja yang diimplementasikan dalam aktivitas
kerja. Kerja sendiri dalam islam memiliki nilai yang sangat tinggi,
dibeberapa hadist nabi mengatakan sebaik-baiknya orang adalah
yang makan hasil kerja dengan tanganya sendiri, bahkan ada sebuah
hadist qudsi yang menerangkan bahwa ada dosa yang hanya bisa
dihapus dengan cara mencarikan nafkah untuk keluarga dan orang
yang ditanggungnya. Tentu kerja yang dimaksud adalah kerja yang
maksimal dan memiliki etos kerja yang tinggi. Adapun indikasi-
indikasi orang atau sekelompok masyarakat yang beretos kerja
tinggi, menurut Gunnar Myrdal dalam bukunya Asian Drama, ada
tiga belas sikap yang menandai hal itu:
1. Efisien
2. Rajin
3. Teratur
4. Disiplin atau tepat waktu
5. Hemat
6. Jujur dan teliti
7. Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan
8. Bersedia menerima
9. Gesit dalam memanfaatkan kesempatan;
10. Energik;
11. Ketulusan dan percaya diri
12. Mampu bekerja sama
13. Mempunyai visi yang jauh ke depan. (Gunardi, 1970:62)

B. URGENSI KERJA DALAM PANDANGAN ISLAM


Manusia diciptakan dengan sifat yang merasa tidak pernah puas.
Dari itu, manusia disini selalu memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi setiap harinya. Maka dari itu dengan bekerja secara
bersungguh-sungguh bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut.
Mungkin awalnya berja harus menjadi paksaan, namun kemudian
bekerja menjadi kebiasan bahkan menjadi sebuah kebanggaan.
Allah menciptakan dunia dan seisinya dengan bentuk adanya
sekarang, serta dengan posisinya terhadap matahari yang berotasi
sekali dalam sehari dan berevolusi sekali dalam
setahun. Akibatnya adanya siang dan malam sehingga manusia bisa
melakukan pekerjaan pada saat siang hari dan bisa beristrahat pada
malam hari.Semua itu Allah menciptakan untuk makhluknya dengan
tujuan agar makhluknya bisa bersyukur dengan terus menerus
Kepadanya.

AKAD DAN KONTRAK KERJA


A. AKAD
Pengertian akad secara bahasa adalah ikatan, mengikat. Dikatakan
ikatan (al-rabth) maksudnya adalah menghimpun atau
mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya pada
yang lainnya hingga keduanya bersambung dan menjadi seperti
seutas tali yang satu. Para ahli Hukum Islam (jumhur ulama)
memberikan definisi akad sebagai: pertalian antara Ijab dan Kabul
yang dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum
terhadap objeknya.

B. KONTRAK KERJA
Dalam bidang kontrak kerja, sedikit sekali al-Qur’an maupun al-
Hadis menjelaskan secara rinci dan konkrit. Penjelasan al-Qur’an
dan Hadits hanya bersifat global dan merupakan prinsip-prinsip
dasar, kaidah-kaidah umum dan bersifat terbuka dalam menerima
penafsiran. Sebelum lebih jauh membahas masalah kontrak kerja
dalam Islam, terlebihdahulu penulis akan mencoba menguraikan
masalah kontrak kerja secara umum. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia mengartikan kontrak sebagai perjanjian (secara tertulis)
antara dua pihak dalam suatu perdagangan, sewa-menyewa dan
sebagainya. Sedangkan kerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang
dilakukan untuk mencari nafkah atau mata pencaharian, Contoh
kecil perjanjian kerja adalah dimana pihak kesatu, yaitu buruh
mengikatkan diri untuk menyerahkan tenaganya kepada pihak lain,
yaitu majikan selama waktu tertentu, untuk melakukan pekerjaan
dengan menerima upah.

REFERENSI AL QUR’AN DAN SUNNAH


Berikut adalah sebagian dari Al Qur’an dan Sunnah yang berkaitan
dengan konsep kerja dalam Islam :

QS. At-Taubah [9]:105


Dan Katakanlah: “bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang
ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.

Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar


Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian
bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka
niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah
memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan
perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan
kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah Adanya


keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu
untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja,
berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai
hubungan baik dengan relasinya. Berusaha dengan cara yang halal
dalam seluruh jenis pekerjaan. Tidak memaksakan seseorang, alat-
alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua harus
dipekerjakan secara professional dan wajar. Tidak melakukan
pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan
minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan
Allah. Professionalisme dalam setiap pekerjaan.
Ketika motivasi dikaitkan dengan niat dan niat dikaitkan dengan
keikhlasan maka hal ini sangat sulit diukur, namun yang perlu
digaris bawahi terlepas dari keikhlasan dan riya ketika motivasi itu
dibahas dan dibicarakan maka ada persamaannya yaitu sama–sama
sulit diklaim secara mutlak namun hanya bisa diprediksi
kemungkinannya. kata niat jika disejajarkan lebih tinggi daripada
motivasi karena motivasi seorang muslim harus timbul
karena niat pada Allah. Pada prakteknya kata motivasi dan niat
hampir sama–sama dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa
kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish),
dorongan (drive) atau kekuatan. Ethos kerja seorang muslim ialah
semangat menapaki jalan lurus, mengharapkan ridha Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

http://najmudincianjur.blogspot.com/2009/11/motivasi-
dalam-islam.html

http://cobacoba.id.or.id/2008/?p=518

http://database-artikel.blogspot.co.id/2014/10/konsep-
kerja-dalam-islam.html

http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/etos-kerja-islami/
file:///E:/konsep/jurnalkonsep.pdf

Anda mungkin juga menyukai