Anda di halaman 1dari 7

PERINTAH BEKERJA DAN MENCARI NAFKAH

( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran dan Tafsir Ayat Ekonomi )

Dosen Pembimbing :
M. LUQMANUL HAKIM HABIBIE
Disusun Oleh :
Kelompok 8

Lully Dwi Kartika 1751020067


Uswatun Hasanah 1751020118
Vivi Rismawati 1751020120

Kelas/Semester : A/II
Jurusan : Perbankan Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf ..................................................................... 2


B. Ruang Lingkup Tasawuf ............................................................ 4
C. Sumber - Sumber Tasawuf ......................................................... 5
D. Manfaat Tasawuf ......................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama islam mengajarkan kepada umat islam agar bekerja. Berkerja mencari nafkah
merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Harta atau kekayaan yang diperoleh dari
hasil kerja atau usahanya dipergunakan untuk menghidupi keluarganya, sarana
beribadah kepada allah swt, diinfakkan, dan dikeluarkan untuk kepentingan yang lain
sesuai dengan tuntunan dengan agama islam.

Islam menjadi sebuah jalan hidup (way of life). Agama islam tidak hanya berbicara
tentang moralitas akhlak, tetapi juga semua aspek kehidupan mulai dari urusan
kekamar mandi hingga hukum kenegaraan. Islam memiliki banyak konsep
didalamnya yang dapat kita cari tau makna serta ajarannya. Salah satunya ialah
bekerja. Hidup seseorang menjadi lebih baik jika setiap orang mau bekerja. Bekerja
untuk kepentingan individu, kepentingan sosial, kepentingan keberlangsungan negara
bahkan yang lebih luas lagi yakni kepentingan dakwah.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pandangan al-quran terhadap perintah bekerja dan mencari nafkah ?


2. Pengertian bekerja
3. Bagaimana sebab turunnya perintah bekerja dan mencari nafkah ?
4. Bagaimana mengetahiu cara kerja yang baik dan mengetahui halal dan haramnya
suatu pekerjaan ?

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui pandangan al-quran terhadap perintah bekerja dan mencari


nafkah
2. Untuk mengetahui tentang bekerja
3. Untuk mengetahui sebab turunnya perintah bekerja dan mencari nafkah
4. Untuk mengetahui cara bekerja yang baik dan mengetahui halal dan haramnya
suatu pekerjaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Al-Quran Terhadap Perintah Bekerja dan Mencari Nafkah

Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, dan Allah telah menundukkan
semesta ini untuk kepentingan manusia. Sebagai khalifah adalah menjadi kewajiban
manusia untuk membangun dunia ini dan untuk mengeksplotasikan sumber-sumber
alamnya dengan cara yang adil dan sebaik-baiknya.Al-Quran sangat menentang
tindakan malas dan menyia-nyiakan waktu, baik dengan cara berpangku tangan dan
tinggal diam atau melakukan hal-hal yang tidak produktif.

Al-Quran selalu menyeru manusia untuk mempergunakan waktu dengan cara


menginvestasikannya dalam hal-hal yang menguntungkan dengan selalu
mempergunakannya dalam tindakan-tindakan dan kerja yang baik.Orang yang tidak
mempergunakan waktunya secara baik akan dicela dan dimasukkan pada golongan
orang-orang yang sangat merugi. Maka, makna penting kerja dan amal itu tidak akan
pernah tidak di tekankan. Islam selalu menyerukan pada setiap orang islam untuk
selalu bekerja dan berjuang, serta melarang segala bentuk praktek kemalasan dan
hanya berpangku tangan.1 Dalam Al-Quran juga telah banyak perintah untuk bekerja
salah satuya dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 105.2

Ayat diatas menginformasikan tentang arti penting dari penilaian Allah,


penilaian Rosulnya, dan penilaian orang-orang mukmin terhadap prestasi (kerja)
seseorang. Semua prestasi itu pada saatnya nanti di akhirat, akan diinformasikan dan
diperlihatkan secara transparan apa adanya, baik yang tersembunyi maupun yang
tampak. Singkatnya, setiap yang dikerjakan anak manusia, dipastikan akan
diberitahukan atau dilaporkan.3

1
Dr.Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam,( (Jakarta Timur : Pustaka Kautsar, 2006), hal. 10-11
2
Al-quran : 9 : 105
3
Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Tafsir Ayat Ekonomi, (Jakarta:Hamzah,2015),hal.61
Selain dalam Al-Quran surah At-taubah ayat 105 juga terdapat dalam Al-
Quran Surah Al-Mulk ayat 15.4

Ayat ini merupakan prinsip islam. Bumi ini oleh Allah diserahkan kepada manusia
dan dimudahkannya. Oleh karna itu, manusia harus memanfaatkan nikmat yang baik
ini serta berusaha di seluruh seginya untuk mencari anuggrah Allah itu.5

1. Pengertian bekerja dan mencari nafkah

Usaha atau bekerja secara etimologi artinya kegiatan atau pekerjaan dalam
bentuk umum. Secara terminologi sering digunakan untuk semua jenis pekerjaan
manusia dan aktifitasnya. Sedangkan berusaha menurut muamalah adalah : “al kasbu”
yang berasal dari bahasa arab yang berarti bekerja atau berusaha. Berusaha yang
dimaksud ini ialah muamalah dan murabahah atau jual beli. Sedangkan muamalah
berasal dari bahasa arab, dari kata amalah –yu’amilu – mu’amalahtan, dengan wazan
fa’ala yufa’ilu – mufa’alatan yang berarti saling bertindak, saling berbuat, saling
mengamalkan.

Secara terminologis muamalah mempunyai dua arti, yakni arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas muamalah berarti aturan-aturan hukum allah untuk mengatur
manusia dalam kaitannya dengan uruan duniawi atau pergaulan sosial. Dalam arti
sempit, muamalah berarti atauran allah yang wajib ditaati, yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan
mengembangkan harta benda, dengan bekerja manusia dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, warganya, berbagi kepada keluarganya dan dapat membantu memenuhi
kebutuhan umat islam pada umumnya.

4
Al-Quran : 67 : 15
5
Syekh Muhammad Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram dalam Islam,(Surabaya:PT Bina Ilmu
Offset,2003),hal.167
2. Hukum bekerja

Rizki memang menjadi urusan allah dan kita sebagai manusia hanya
diwajibkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga sekaligus tidak merasa sombong
dengan rizki yang sudah didapatkan. Meskipun sudah berusaha sekuat mungkin,
namun tanpa adanya campur tangan dari allah swt, maka bukan tidak mungkin
jika rizki tersebut tidak akan datang pada kita.

Jika dilihat secara haqiqi, maka hukum bekerja didalam islam adalah wajib
dan ibadah sebagai bukti pengabdian serta rasa syukur dalam memenuhi panggilan
ilahi supaya bisa menjadi yang terbaik sebab bumi sendiri diciptakan sebagai ujian
untuk mereka yang memiliki etos yang paling baik seperti yang ada didalam qs al
kahfi: 7 yang artinya: “ sesungguhnya kami telah menciptakan apa – apa yang ada
dibumi sebagai perhiasan baginya, untuk kami menguji mereka, siapakah
diantaranya yang terbaik perbuatannya.

3. Etos bekerja dalam islam


Seorang muslim yang dapat menghayati etos dalam bekerja dengan sikap dan
tingkah laku berlandaskan ibadah dan prestasi yang baik maka bisa dihasilkan
dengan mengikuti beberapa etos bekerja dalam islam
a. Istiqomah
b. Jujur
c. Menghargai waktu
d. Komitmen dengan akad, aqidah dan iktikad
e. Bertanggung jawab
f. Pantang menyerah
g. Memperluas jaringan silaturahmi dan sebagainya

4. Tujuan bekerja menurut islam


a. Memenuhi kebutuhan diri dan keluarga
Bekerja didalam islam merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri dan keluarga seperti istri, anak dan orang tua. Islam teramat
menghargai semua itu sebagai sebuah sedekah, ibadah dan amalan saleh

b. Memenuhi ibadah dan kepentingan sosial


Apabila bekerja dianggap sebagai hal yang suci, maka begitupin juga dengan
harta benda yang di dapatkan dari bekerja. Alat untuk memuasakan kebutuhan
dan juga sumber daya manusia lewat proses kerja merupakan hak orang yang
sudah bekerja dan harta dianggap menjadi satu bagian yang suci. Jaminan hak
milik perorangan dengan fungsi sosial lewat institusi dzakat, shadaqoh, dan
juga infaq menjadi sebuah dorongan kuat untuk lebih keras dalam bekerja
yang pada dasarnya merupakan penghargaan islam pada usaha manusia.

Anda mungkin juga menyukai