Anda di halaman 1dari 18

ESSAY

BAGAIMANA ETOS KERJA MUSLIM UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG


OPTIMAL
Dosen pengampu : Safari Hasan,S.IP., MMRS

Disusun oleh : AZARINE ERDA VANIA


NIM : 10323019

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2024

1
ETOS KERJA MUSLIM UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG
OPTIMAL
Bekerja adalah hak Tuhan dan cara untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan.
Islam mewajibkan umatnya untuk bekerja dengan tekun dan dilandasi
amanah, kejujuran, dan usaha yang maksimal.
Etos kerja Islami yang harus dimiliki umat Islam antara lain bersikap
profesional, pekerja keras, jujur, dapat diandalkan, dan kreatif.
Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti watak atau karakter.
Pengertian etos meliputi karakteristik, sikap, kebiasaan, kepercayaan,
dan lain-lain yang khusus untuk individu atau kelompok manusia. Kata
"etika" dan "etis" merujuk pada makna perilaku atau kualitas esensial
seseorang atau kelompok.
Etos juga berarti jiwa khas itu akan berkembang pandangan bangsa
mengenai yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya. Istilah etika, secara
teoritis dapat dibedakan ke dalam dua pengertian. pengertian Pertama,
etika berasal dari kata Yunani ethos yang artinya kebiasaan atau
karakter. Kelompok manusia memiliki pandangan khas mengenai yang
baik dan buruk, yaitu etika. Etos diartikan sebagai pandangan khas suatu
kelompok sosial, sedangkan etika berkaitan dengan kebiasaan hidup
yang baik pada diri seseorang atau suatu masyarakat. Perbedaan antara
etos dan etika adalah bahwa etika berkaitan dengan kebiasaan hidup
yang baik, sedangkan etos bersifat evaluatif yang bersumber pada
identitas diri yang bersifat nilai sakral.
Definisi kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu. Ada dua jenis
perbuatan manusia, yaitu perbuatan yang berhubungan dengan kegiatan
mental dan tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja. Jenis pertama
mempunyai ciri kepentingan untuk mencapai maksud atau mewujudkan
tujuan tertentu, sedangkan jenis kedua adalah gerakan random seperti
gerakan bayi kecil.

Etika berasal dari kata yunani ethos yang berasal karakter moral atau
kebiasaan. Moralitas,sebaliknya berasal dari kata lebih yang berarti cara
hidup atau adat istiadat. Ada perbedaan antara etika dan moralitas.
Moralitas menitik beratkan pada tindakan dan perbuatan yang patut
dievaluasi,namun juga dapat berupa system pengajaran baik dan buruk.
Etika sebagai ilmu yang membahas nilai umum sitem moral.
Etika kerja dapat diartikan sebagai ajaran tentang kerja yang diyakini
baik dan benar oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwujudkan
dalam perilaku kerja. Etika kerja dalam Islam memiliki akar yang kuat
dalam ajaran agama Islam yang mencakup nilai-nilai moral dan prinsip-
prinsip yang mengatur cara seseorang bekerja. Etika kerja dalam Islam

2
mencerminkan tanggung jawab individu terhadap Allah SWT, hati nurani,
masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

Berikut adalah sejarah etika kerja dalam Islam beserta artinya:

1. Kerja sebagai ibadah:

Dalam Islam, kerja dianggap sebagai bentuk ibadah yang dijalankan


dengan tujuan memperoleh keberkahan Allah SWT dan mencari ridha-
Nya. Setiap tindakan kerja yang dilakukan dengan niat yang baik dan
dilakukan dengan prinsip-prinsip Islam akan dihitung sebagai amal
ibadah.

2. Keteraturan:

Etika kerja dalam Islam mengajarkan pentingnya keteraturan dan disiplin


dalam melakukan pekerjaan. Rasulullah SAW adalah contoh yang baik
dalam hal ini, beliau selalu melakukan tugas-tugasnya secara terstruktur
dan berencana dengan baik.

3. Kejujuran dan keadilan:

Islam sangat menekankan pentingnya kejujuran dan keadilan dalam


semua aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Etika kerja yang
baik dalam Islam mewajibkan setiap individu untuk jujur dan adil dalam
semua transaksi dan perlakuan terhadap rekan kerja, atasan, serta
bawahan.

4. Tanggung jawab:

Etika kerja dalam Islam mengajarkan tanggung jawab terhadap tugas dan
pekerjaan yang diemban. Seorang muslim diwajibkan untuk
3
melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan bertanggung
jawab terhadap hasil yang dicapai.

5. Kerja keras dan pantang menyerah:

Islam mendorong individu untuk bekerja keras dan tetap gigih dalam
menghadapi rintangan dan tantangan dalam dunia kerja. Doa dan usaha
harus digabungkan untuk mencapai hasil yang baik.

6. Menjaga hubungan harmonis:

Etika kerja dalam Islam memerintahkan individu untuk menjaga hubungan


yang harmonis dengan rekan kerja. Menghormati dan bekerja sama
dengan orang lain adalah nilai yang penting dalam Islam.

7. Bersyukur:

Islam mengajarkan pentingnya bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh


Allah SWT. Sebagai pekerja muslim, menghargai, bersyukur, dan
berserah diri terhadap Allah SWT adalah sikap yang harus ditanamkan
dalam etika kerja.

8. Memperhatikan waktu:

Etika kerja dalam Islam mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu


dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW sangat menekankan nilai waktu
dan melarang pemborosan dan penundaan yang tidak diperlukan.
Seorang muslim diharapkan memanfaatkan waktu seefisien mungkin
dalam menjalankan tugasnya.

etika kerja dalam Islam beserta ayat-ayatnya yang menjadi dasar ajaran
Islam:
4
1. Niat yang Ikhlas (Ayat Al-Quran: Surah Al-Bayyinah, 98:5)

"Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah


dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Etika kerja dalam Islam dimulai dengan niat yang ikhlas. Setiap Muslim
harus melakukan pekerjaan dengan niat yang tulus dan hanya ingin
meraih ridha Allah.

2. Kejujuran dan Amanah (Ayat Al-Quran: Surah An-Nisa, 4:58)

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kamu
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah menganjurkan kamu supaya menyelisihi
kecenderungan (nafsu) yang berlebihan. Sesungguhnya Allah adalah
orang yang mendengar (doa) dan melihat (amal perbuatanmu)."

Seorang Muslim diharapkan untuk menjadi orang yang jujur dan amanah
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mencakup
pengelolaan keuangan, penanganan data, dan menjaga kepercayaan
yang diberikan oleh orang lain.

3. Produktivitas dan Kualitas (Ayat Al-Quran: Surah Al-Muminun, 23:52-


53)

"Dan sesungguhnya ini benar-benar agama yang tadinya kami harapkan,


jadi sebutkanlah (wahai Muhammad) nikmat-nikmat Rabbmu, adapun
5
penentu hari Pembalasan, bahwa sesungguhnya hanya Allah-lah yang
mengetahui."

Muslim diharapkan untuk bekerja dengan produktivitas dan menghasilkan


kualitas yang baik. Setiap pekerjaan harus dilakukan dengan penuh
dedikasi dan mengedepankan kebaikan dalam semua aspek.

4. Kedisiplinan dan Tepat Waktu (Ayat Al-Quran: Surah Al-Ma'idah, 5:1)

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah segala perjanjianmu.


Binatang-binatang ternak halal dan berlakulah (menjadi binatang ternak
itu) sesuai dengan aturan syariat Allah. Maka makanlah ekornya dan
berilah makan orang yang berpusar (meminta), demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu, mudah-mudahan kamu selalu
bersyukur."

Dalam Islam, disiplin dan kepatuhan terhadap peraturan dan waktu


adalah prinsip yang penting. Muslim diharapkan untuk menjalankan tugas
dan tanggung jawab mereka dengan tepat waktu dan melakukan
pekerjaan mereka dengan penuh kedisiplinan.

5. Kerja Keras dan Tawakal (Ayat Al-Quran: Surah An-Nahl, 16:46)

"Dan setelah mereka berjumpa dengan musuh niscaya mereka itu


ucapkan: Benar, sekarang inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya.
Dan (perkataan itu) hanya menambahkan keyakinan kepada mereka."

Di dalam Islam, kerja keras adalah hal yang penting. Muslim diharapkan
untuk melakukan pekerjaan dengan semangat dan usaha maksimal,
tetapi pada akhirnya meletakkan hasil dari kerja keras tersebut kepada
Allah dengan tawakal.

6
Etos merupakan cara pandang unik suatu kelompok sosial di balik adat
istiadat dan adat istiadat suatu masyarakat.

Karena etos merupakan landasan kehidupan manusia, maka etos juga


berkaitan dengan aspek evaluasi dalam menilai kehidupan masyarakat.

Perbedaan antara etos dan etika adalah bahwa etos lebih pada
kebiasaan, sifat tindakan seseorang.

Di sisi lain, dalam terminologi, etika adalah studi sistematis tentang sifat
nilai, konsep seperti baik, buruk, harus, benar, salah, dll.

Dan prinsip-prinsip umum yang memungkinkannya diterapkan pada


semua orang.

Etika adalah cabang filsafat yang membahas benar dan salahnya


perilaku manusia.

Kajian mengenai permasalahan etika di bidang ekonomi dan manajemen


dikenal dengan istilah ``etika bisnis.

'' Oleh karena itu, dari pengertian yang telah dijelaskan, perbedaan antara
ethos dan etika adalah bahwa ethos adalah tentang kebiasaan, sifat dari
tindakan seseorang.

Etos kerja merupakan nilai-nilai dan sikap yang diterapkan dalam aktivitas
kerja. Buruh sendiri sangat penting dalam Islam. Ada dua jenis aktivitas
dan tindakan manusia.

Yang pertama adalah tindakan yang berkaitan dengan aktivitas mental,


dan yang lainnya adalah tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja.

Konfusianisme memiliki konsepnya sendiri tentang orang-orang yang


bekerja aktif, termasuk etika kerja dan disiplin pribadi, rasa hierarki dan
kepatuhan, rasa hormat terhadap keahlian, hubungan keluarga yang kuat,
berhemat dan hidup sederhana, serta kemauan untuk beradaptasi.

Tanda-tanda etos kerja yang baik pada diri seseorang adalah: efisien,
pekerja keras, teratur, disiplin, tepat waktu, hemat, jujur dan teliti, rasional
dalam mengambil keputusan dan bertindak, mau menerima perubahan,
tangkas terhadap peluang.

7
Etos kerja yang tinggi ditandai dengan sikap positif terhadap pekerjaan,
penghargaan terhadap hasil kerja manusia, dan memandang pekerjaan
sebagai sarana kesenangan.

Sebaliknya individu atau kelompok yang memiliki etos kerja rendah


cenderung menganggap pekerjaan sebagai beban, rendahnya apresiasi
terhadap hasil kerja manusia, dan memandang pekerjaan sebagai
penghambat kenikmatan.

Faktor yang mempengaruhi etos kerja antara lain agama, budaya,


kebijakan sosial, kondisi lingkungan geografis, pendidikan, dan motivasi
intrinsik individu.

Dalam Islam, bekerja dipandang sebagai upaya serius untuk


menaklukkan dunia dan mengungkapkan arti penting seseorang sebagai
hamba Allah yang harus memposisikan dirinya sebagai anggota
masyarakat terbaik.

Etika kerja dalam Islam diartikan sebagai pandangan bahwa bekerja


tidak hanya bertujuan untuk mengagungkan diri dan menunjukkan
kemanusiaan, tetapi juga untuk mengungkapkan nilai-nilai ketakwaan dan
ibadah yang tinggi.

Menurut Fuad Abdul Munim Ahmad, etika kerja Islam terdiri dari dua
unsur yaitu amanah dan tawakkal.

Kepercayaan adalah tanggung jawab mereka yang menjalankan misinya


di muka bumi ini sebagai Khalifah dunia ini.

Etos kerja yang baik membantu seseorang mencapai kesuksesan yang


langgeng. Teori sukses memiliki empat pilar utama.

Meraih kesuksesan melalui motivasi unggul, membangun masa depan


melalui kepemimpinan visioner, menciptakan nilai baru melalui inovasi
kreatif, dan meningkatkan kualitas melalui keunggulan manusia.

Keempat pilar tersebut dirumuskan menjadi delapan dimensi etika kerja,


yang meliputi pandangan bahwa kerja adalah berkah, amanah, misi,
prestasi, dan ibadah.

Pertama, etos kerja yang baik harus dimulai dari pandangan bahwa kerja
adalah anugerah Tuhan, anugerah yang diterima tanpa syarat.

8
Selanjutnya, kita harus menganggap pekerjaan kita sebagai sesuatu
yang dipercayakan kepada orang lain dan melaksanakannya dengan
benar dan bertanggung jawab.

Ketiga, pekerjaan harus dipandang sebagai suatu panggilan agar dapat


dilaksanakan dengan penuh integritas.

Keempat, bekerja harus dilakukan dengan penuh semangat dan


aktualisasi diri, karena bekerja juga merupakan sarana untuk mencapai
derajat kemanusiaan yang setinggi-tingginya.

Kelima, bekerja juga dapat dianggap sebagai bentuk ibadah, pengabdian


dan pengabdian kepada Tuhan.

Teori sukses Sinamo yang disederhanakan meliputi pencapaian


kesuksesan melalui motivasi unggul, membangun masa depan melalui
kepemimpinan visioner, menciptakan nilai baru melalui inovasi kreatif,
dan meningkatkan kualitas melalui keunggulan manusia, terdapat empat
pilar utama.

Keempat pilar tersebut dirumuskan menjadi delapan dimensi etika kerja,


antara lain pandangan bahwa kerja merupakan anugerah Tuhan atau
amanah yang diberikan kepada orang lain.

Selain itu, etika kerja juga membantu menghindari perbuatan tercela


seperti korupsi dalam berbagai bentuk.

Etos kerja juga dapat berperan dalam bekerja sepenuh hati agar kualitas
pekerjaan yang dilakukan tinggi.

Meski terkadang melelahkan, bekerja adalah cara terbaik untuk


memenuhi potensi Anda dan membuat seseorang merasa dilibatkan.

Menurut Sinamo, ada empat pilar utama teori kesuksesan.

Meraih kesuksesan melalui motivasi unggul, membangun masa depan


melalui kepemimpinan visioner, menciptakan nilai baru melalui inovasi
kreatif, dan meningkatkan kualitas melalui keunggulan manusia.

Keempat pilar tersebut dirumuskan menjadi delapan dimensi etika kerja.

Misalnya pandangan bahwa bekerja merupakan anugerah Tuhan atau


amanah yang diberikan kepada orang lain, atau pandangan bahwa

9
bekerja merupakan misi atau sarana untuk mencapai bentuk
kemanusiaan yang tertinggi. Pengabdian dan pengabdian kepada Tuhan.

Faktor yang mempengaruhi etos kerja antara lain adalah semangat


sukses dan motivasi yang tulus untuk mencapai dan menikmati
kesuksesan.

Islam menekankan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memakan


hasil jerih payahnya dengan tangannya sendiri.

Hadits Qudsi menggambarkan dosa-dosa yang hanya bisa dihapuskan


dengan mencari nafkah bagi keluarga dan orang-orang yang
dinafkahinya.

Dalam buku ``Drama Asia'' karya Gunnar Myrdal, ciri-ciri orang atau
sekelompok orang yang memiliki etos kerja tinggi antara lain efisiensi.

pekerja keras; normal; disiplin atau tepat waktu; secara ekonomi; jujur
dan teliti; Membuat keputusan dan mengambil tindakan secara rasional.

Bersedia menerima perubahan. Raih peluang dengan tangkas. ketulusan


dan percaya diri. Mampu berkolaborasi dan bekerja dengan pandangan
ke depan.

Menyadari tujuan besar dalam mengabdi kepada Sang Pencipta


memungkinkan seseorang bekerja dengan integritas dan bukan sekadar
mencari uang atau status.

Bekerja juga merupakan seni dan kesempatan untuk pengembangan diri


dan dedikasi.

Selain itu, bekerja juga dijalani sebagai suatu proses yang memerlukan
kesabaran dan diamalkan sebagai bentuk ibadah.

Pekerjaan juga dianggap suatu kehormatan. Sesepele apapun pekerjaan


kita, itu adalah suatu kehormatan. Jika kita menjaga kehormatan kita
dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan menghampiri
kita.

Contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toor yang tetap berkarya (menulis)
meski terkucil di pulau kecil Pulau Buru, menunjukkan bahwa menulis
adalah suatu hal yang terhormat untuk dilakukan.
10
Ada banyak sikap berbeda yang harus mendasari nilai yang kita berikan
pada pekerjaan. Ini termasuk: Kerja adalah inti kehidupan manusia.

Pekerjaan adalah berkah dari Tuhan.

Pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak maksiat.

Pekerjaan adalah kesempatan untuk mengembangkan diri dan


mengabdi.

Dan kerja adalah sarana pelayanan dan ungkapan cinta kasih.

Orang mempunyai etos kerja yang kuat jika menunjukkan ciri-ciri sebagai
berikut:

Apabila menilai hasil pekerjaan seseorang dengan sikap yang sangat


positif.

menganggap kerja sebagai bagian yang sangat mulia dari keberadaan


manusia.

berpendapat bahwa bekerja merupakan kegiatan yang bermakna dalam


kehidupan manusia.

menyadari bahwa bekerja adalah sebuah proses yang membutuhkan


kesabaran dan juga merupakan sarana penting untuk mencapai impian.

melakukan pekerjaan sebagai bentuk ibadah.

Etos kerja merupakan seperangkat nilai dan sikap yang menggambarkan


sikap seseorang terhadap pekerjaan.
Etos kerja mencerminkan keyakinan, motivasi, dan komitmen individu
untuk melaksanakan pekerjaan dengan tanggung jawab, dedikasi, dan
profesionalisme yang tinggi.
Etika kerja mencakup beberapa unsur, antara lain:
1.Tanggung Jawab : Etos kerja yang baik menyangkut pemahaman
bahwa seseorang bertanggung jawab menyelesaikan tugas pekerjaan
tepat waktu dan baik.
Tanggung jawab ini mencakup kesadaran akan hasil pekerjaan dan
dampak hasil tersebut terhadap organisasi dan lingkungan kerja.
2. Komitmen : Etos kerja yang kuat memerlukan komitmen yang tinggi
terhadap pekerjaan.

11
Orang dengan etos kerja yang baik mencurahkan cukup waktu, tenaga,
dan perhatian untuk menyelesaikan tugas dengan kemampuan
terbaiknya.
Mereka juga bersedia menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan
dalam pekerjaannya.
3. Kualitas: Etos kerja yang baik mencakup komitmen terhadap kualitas
kerja.
Orang-orang dengan etos kerja yang kuat menjaga standar tinggi dalam
semua aspek pekerjaan mereka, termasuk akurasi, presisi, kecepatan,
dan keandalan.
4. Integritas : Etos kerja yang baik meliputi integritas yang tinggi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Orang dengan etos kerja yang kuat bertindak jujur, adil, dan beretika
dalam segala situasi.
Anda mematuhi aturan, kebijakan, dan nilai-nilai organisasi.
5. Keterampilan: Etos kerja yang baik mencakup upaya untuk terus
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
Orang-orang dengan etos kerja yang kuat mencari peluang untuk belajar
dan berkembang melalui pelatihan formal dan pengalaman kerja.
6. Kerja Tim: Etos kerja yang baik mencakup kemampuan bekerja sama
dengan orang lain dalam satu tim.
Orang-orang dengan etos kerja yang kuat membangun hubungan baik
dengan rekan kerja, berbagi pengetahuan dan ide, serta mendukung dan
memotivasi anggota tim lainnya.
7. Fleksibilitas: Etos kerja yang baik mencakup kemauan beradaptasi
terhadap perubahan dan menghadapi tantangan baru.
Orang dengan etos kerja yang kuat adalah orang yang fleksibel dan
kreatif dalam menghadapi berbagai situasi.
Etos kerja yang baik penting untuk keberhasilan dan kepuasan dalam
bekerja.
Etos kerja yang kuat membantu seseorang menjadi profesional yang
efektif dan produktif yang dapat memberikan kontribusi positif bagi
organisasi dan masyarakat.
Pengertian kerja dalam Islam berakar kuat pada sejarah dan ajaran
Islam.
Bekerja dianggap sebagai aspek penting dalam kehidupan umat Islam
sekaligus sebagai salah satu bentuk ibadah yang memiliki nilai spiritual
dan manfaat sosial.
Berikut sejarah pengertian kerja dalam Islam:
1. Perintah Bekerja dalam Al-Quran:
Islam mengajarkan pentingnya bekerja melalui beberapa ayat Al-Quran.

12
Salah satu ayat yang paling terkenal adalah Surat al-Mu'minun (23:-12),
yang menyatakan: “Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari
suatu kumpulan.
” Jadi kami menempatkannya dalam kondisi terbaik.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempatnya semula, ke tempat yang
paling hina.
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi tanggung jawab untuk
bekerja dan berkontribusi dalam kehidupannya.
2. Teladan Nabi Muhammad SAW :
Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang baik dalam kondisi kerja dan
kewirausahaan.
Sebelum menjadi nabi, ia bekerja sebagai pedagang dan dikenal jujur
dalam urusan bisnis.
Nabi Muhammad juga mengajarkan pentingnya ketekunan dan kejujuran
dalam bekerja.
3. Konsep penghidupan (subsisten) dalam Islam:
Dalam Islam, bekerja dipandang sebagai sarana mencari nafkah
(subsisten) dan memenuhi kebutuhan hidup.
Islam mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab mencari
nafkah secara halal dan jujur.
Dalam 'Surat Al-Isra' (17:-80) Allah SWT berfirman: 'Dan katakanlah, 'Ya
Tuhan!
' Berilah kami istri dan keturunan untuk keridhaan hati kami.
Mohon, dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
'' 4. Konsep Sholat di Tempat Kerja :
Dalam Islam, segala pekerjaan yang halal dan dilakukan dengan niat
ikhlas merupakan shalat.
Pekerjaan itu sendiri mungkin bukan ibadah secara langsung, namun bila
dilakukan dengan cinta dan tanggung jawab, maka pahala yang didapat
sama dengan ibadah.
5. Keadilan di dunia kerja :
Islam mengajarkan pentingnya keadilan di dunia kerja.
Kerja adil tanpa penindasan dan pemberian upah yang layak merupakan
nilai-nilai yang sangat penting dalam Islam.
Dalam surat an-Nisa (4:-29), Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu
menyia-nyiakan hartamu satu sama lain dengan cara yang tidak benar;
janganlah kamu membawa hal ini kepada pemerintah,” kata orang-orang.
Meskipun mereka mengetahui hal ini, mereka berdosa dengan harta
mereka. Untuk menerapkan prinsip-prinsip ini, Islam juga mendorong
warganya untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menjadi pekerja yang kompeten dan profesional.

13
Penting juga untuk diingat bahwa pengertian kerja dalam Islam
mencakup nilai-nilai yang tinggi seperti kejujuran, tanggung jawab,
keadilan, dan kebaikan dalam pelayanan kepada masyarakat.
Etika kerja dalam Islam mengacu pada sikap dan prinsip kerja yang
dianjurkan dalam Islam.
Etos kerja Islam mencakup beberapa prinsip yang harus dipatuhi umat
Islam ketika melakukan pekerjaannya.
Beberapa prinsip tersebut adalah:
1. Niat Jujur : Dalam Islam, niat itu penting.
Umat Islam harus melaksanakan pekerjaannya dengan niat yang ikhlas
dan ikhlas, menghendaki keridhaan Allah dan tidak sekedar mencari
keuntungan materi atau pengakuan dari orang lain.
2. Tanggung Jawab : Umat Islam diharapkan memahami dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Mereka harus mempertanggungjawabkan pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya, baik dari segi waktu, hasil pekerjaan, maupun penggunaan
sumber daya yang ada.
3. Disiplin : Dalam Islam disiplin sangat penting dalam melaksanakan
pekerjaan.
Umat Muslim harus menjaga jadwal kerja yang teratur, menghargai
waktu, dan menjalankan tugas mereka dengan dedikasi dan keseriusan.
4. Kejujuran: Kejujuran merupakan nilai yang sangat penting dalam
Islam.
Umat Islam harus selalu berkomitmen untuk bersikap jujur dan adil dalam
semua aspek pekerjaan mereka.
Mereka harus menghindari penipuan, pemalsuan dan korupsi dalam
pelaksanaan tugasnya.
5. Kerja keras: Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja keras dan
berjuang untuk sukses.
Umat Muslim harus melakukan yang terbaik di tempat kerja,
mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka, dan berusaha
untuk terus-menerus memperbaiki diri.
6. Kreativitas dan Inovasi: Islam mendorong umatnya untuk bertindak
sebagai khalifah di muka bumi ini.
Artinya, kami mendorong pengikut kami untuk menjadi pemimpin yang
berkontribusi positif kepada masyarakat.
Oleh karena itu, umat Islam harus memiliki semangat kreativitas dan
inovasi dalam berkarya, mencari solusi baru dan mengembangkan
potensi yang ada dengan tujuan yang baik.
7. Kerja Sama dan Keadilan: Dalam Islam, penting untuk bekerja sama
dan membangun tim yang kuat.
Umat Islam harus bersikap inklusif, adil, dan kooperatif ketika bekerja
dengan rekan kerja dan pemangku kepentingan lainnya..

14
Dengan mengamalkan nilai-nilai ini, umat Islam diharapkan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, memberikan manfaat bagi
masyarakat, dan memperoleh pahala di dunia dan akhirat.
Bekerja merupakan hal yang penting dalam Islam dan dianggap sebagai
kewajiban setiap individu.
kerja dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran agama yang
mengatur gaya hidup umat Islam.

Berikut Pengertian bekerja dalam Islam:


1. Doa: Dalam Islam, bekerja dianggap sebagai bentuk ibadah kepada
Allah.
Melalui pekerjaan, masyarakat dapat memperoleh kehidupan yang halal
untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga serta berbagi dengan
orang lain yang membutuhkan.
Jika niatnya tulus, bekerja bisa menjadi amal yang diridhai Allah.
2. Halal : Dalam Islam, pekerjaan yang dilakukan harus dilakukan sesuai
dengan prinsip hukum Islam (Syariah).
Kegiatan dan pekerjaan yang tidak melanggar aturan agama Islam, etika,
dan moral diperbolehkan.
Misalnya, kami tidak mengizinkan pencurian, perusakan data, atau
penjualan produk ilegal.
3. Kualitas dan Profesionalisme: Dalam Islam, pekerjaan harus dilakukan
dengan kualitas dan profesionalisme yang tinggi.
Umat Islam harus berjanji untuk melakukan yang terbaik dalam setiap
pekerjaan yang mereka lakukan.
Penipuan, korupsi, dan penipuan tidak ditoleransi dalam Islam.
4. Keseimbangan antara dunia dan akhirat: Bekerja memang penting
dalam Islam, namun umat Islam juga diingatkan untuk menjaga
keseimbangan antara kehidupan di dunia dan akhirat.
Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan menjalankan kewajiban
agama, menjaga hubungan dengan Allah, dan melakukan ibadah lainnya
seperti shalat, puasa, dan sedekah.
5. Menghindari riba dan dosa : Dalam Islam sangat penting untuk
menghindari riba (bunga) dan memperoleh kehidupan yang halal.
Beberapa pekerjaan dan bisnis yang melibatkan riba atau melanggar
prinsip hukum Islam harus dihindari.
Dengan memahami dan menerapkan pengertian kerja dalam Islam, umat
Islam diharapkan memperoleh keberkahan dengan mencari nafkah dan
memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk kemaslahatan masyarakat .
Islam merupakan suatu sistem kehidupan yang memuat nilai-nilai moral
yang tinggi dan patut. Kedua hal ini berkaitan erat. Umat Islam tidak
menerima sistem ekonomi kapitalis. Agar suatu perekonomian
mempunyai nilai moral yang tinggi harus dilandasi oleh wahyu Al-Qur'an.

15
Ahlaq dapat memberikan makna baru terhadap nilai-nilai dan mengisi
kekosongan mental yang tercipta oleh alat-alat industrialisasi. Menjadi
jelas bahwa Islam sebagai Khalifatullah Fir Ard berupaya menyelesaikan
seluruh persoalan umat manusia.
Islam menghadirkan budaya kerja sebagai tema sentral dalam
pembangunan ummat. Sebab untuk mewujudkan manusia tangguh dan
masyarakat tangguh, setiap umat Islam harus belajar menghargai hakikat
kerja dengan segala kemegahannya.
Etos kerja sangat penting bagi umat Islam dan harus didiskusikan.
Kesuksesan di akhirat tidak terlepas dari kesuksesan di dunia melalui
ibadah dan pengamalan ajaran Islam.
Islam mengajarkan untuk tidak bermalas-malasan dalam bekerja,
sebagaimana dianjurkan dalam hadis Nabi: “Bekerjalah untuk dunia
seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhirat
seolah-olah kamu akan mati besok.
” Bekerja untuk” adalah diartikan sebagai mencapai suatu hasil atau
memikirkan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Bagi umat Islam, membicarakan etika kerja adalah sebuah keharusan.
Karena itu adalah petunjuk menuju kesuksesan di dunia Anda, dan dunia
adalah tempat di mana Anda bisa mencapai kehidupan surgawi.
Agar dapat berhasil di dunia melalui doa-doa dan amalan yang diajarkan
dalam Islam, perlu diperhatikan faktor-faktor penyebab etos kerja agar
mutu kerja seseorang atau suatu lembaga meningkat dan maju sesuai
dengan yang diharapkan.
Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam merupakan
negara berkembang.
Oleh karena itu, menarik untuk mengetahui seperti apa etos kerja yang
ideal dalam Islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wilujeng, S. R. (2013). Filsafat , Etika dan Ilmu : Upaya Memahami Hakikat Ilmu
dalam Konteks Keindonesiaan. Humanika, 17(1), 79–90.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/5313

Cihwanul Kirom. (2018). Etos Kerja dalam Islam. Tawazun: Journal of Sharia
Economic Law, Vol.1(No.1), 59.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/tawazun/index

Kirom, C. (2018). Etos Kerja Dalam Islam. TAWAZUN : Journal of Sharia


Economic Law, 1(1), 57. https://doi.org/10.21043/tawazun.v1i1.4697

17
LAMPIRAN

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/tawazun/article/download/4697/3035

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/5313

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/download/5313/4774

18

Anda mungkin juga menyukai