PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan usaha bisnis sangat pesat sehingga dengan sendirinya
muncul tingkat persaingan yang semakin tajam diantara para pengusaha (perusahaan). Hal ini
menyebabkan para pengusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusia seperti
melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia agar dapat siap bersaing dengan
perusahaan lain dan dapat meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Untuk menerapkan hal
tersebut perlu adanya motivasi kerja. Dengan adanya motivasi dan penilaian kinerja, tujuan
organisasi dapat tercapai serta tercapai pula tujuan pribadi.
Pemberian motivasi kepada seseorang merupakan suatu mata rantai yang dimulai dari
kebutuhan, menimbulkan keinginan, menimbulkan tindakan, dan menghasilkan keputusan. Dari
berbagai tahapan pemberian motivasi, faktor utama yaitu kebutuhan dan pengarahan perilaku.
Pemberian motivasi haruslah diarahkan untuk pencapaian tujuan organaisasi. Hanya dengan
kejelasan tujuan maka semua personal yang terlibat dalam organisasi dapat dengan mudah
memahami dan melaksanakannya.
Motivasi kerja menjadi hal penting bagi setiap perusahaan, terutama manfaat bagi
karyawan dan perusahaan. Motivasi akan mendorong karyawan untuk lebih berprestasi dan
produktif. Dengan adanya motivasi kerja maka dapat dilihat pengaruhnya dari kinerja karyawan.
Dimana karyawan akan melakukan tindakan atas dasar keinginan untuk berprestasi.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Perusahaan
Bumi (Badan Usaha Milik Institut).
1
BAB II
TINJAUAN UMUM
2
C. Motivasi Kerja menurut Islam1
Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari
ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk
status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara tetapi untuk beribadah. Bekerja
untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam. Maka etos kerja
seorang Muslim haruslah tinggi. Sebab motivasi kerja seorang Muslim bukan hanya harta dan
jabatan, tetapi ridho dari Allah SWT. Tidak sepantasnya seorang Muslim memiliki etos kerja
yang lemah. Jadi, tidak ada kata malas atau tidak serius bagi seorang Muslim dalam bekerja.
Motivasi kerja dalam Islam bukan semata mencari uang semata, tetapi serupa dengan seorang
mujahid, diampuni dosanya oleh Allah SWT, dan tentu saja ini adalah sebuah kewajiban seorang
hamba kepada Allah SWT.
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Qs.Ar-Ra’d :11).
Maksud dari ayat tersebut adalah: Allah Swt menyuruh setiap individu agar lebih mandiri
menyikapi sesuatu yang berhubungan diri sendiri serta bersikap proaktif, yaitu sikap yang ingin
mengubah lingkungan, mengubah keadaan yang ada atau membuat suasana yang kondusif.
Dengan keterangan ayat tersebut maka jelaslah bahwa manusia mempunyai keharusan untuk
berusaha dan mampu mengubah kondisi sendiri dari kemunduran dan keterbelakangan untuk
menuju kepada kemajuan. Bekerja keras bagi manusia merupakan keharusan dan panggilan
1 http:// motivasi kerja dalam Islam.html. Diakses pada tanggal 23 Nopember 2016. Pukul 09.39.
3
hidup manusia. Jika kita berusaha dengan baik serta diiringi dengan hati yang ikhlas karena
Allah Swt maka hal itu termasuk ibadah.
Menurut sabda Nabi saw:
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan
seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Dalam hadits diatas juga disebutkan kata profesional dan ahli. Jika motivasi kerja kita
sebagai ibadah, maka kita akan melakukannya dengan sebaik mungkin. Kita akan terus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Kita terus belajar dan berlatih agar
semakin hari menjadi semakin ahli dalam bekerja. Kemauan kita untuk belajar dan
meningkatkan kemampuan bisa dijadikan ukuran apakah motivasi kerja kita untuk ibadah atau
bukan.
Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya
pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad) (Muhammad
Al-‘Assal Ahmad, Ahmad Abdul Karim Fathi; 1999:143)
Dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah adalah seperti mujahid, artinya
nilainya sangat besar. Allah suka kepada hambanya yang mau berusah payah mencari nafkah.
Saya kira, ini lebih dari cukup sebagai motivasi kerja kita sebagai muslim. Bahkan, kita pun
berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah.
Adil Dalam Bekerja merupakan salah satu bentuk profesional, yaitu menempatkan
sesuatu pada tempatnya. Jika waktunya bekerja, kita bekerja. Jika waktunya istirahat atau shalat,
kita bisa shalat dan istirahat. Jika tidak, maka bisa termasuk melakukan hal yang dzalim, tidak
menempatkan sesuatu pada tempatnya. ‘Adil juga berarti, kita bekerja sesuai tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang kita miliki.
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan atau organisasi.
Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan organisasi sehingga perlu
diupayakan untuk meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah dilakukan sebab banyak
4
faktor yang mempengaruhi tingkat rendahnya kinerja seseorang. Mangkunegara (2006:37)
mengatakan pengertian Kinerja adalah “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Gomes dalam Mangkunegara (2006:39) berpendapat
bahwa ”Kinerja karyawan sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektifitas yang sering
dihubungkan dengan produktivitas”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa Kinerja merupakan
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam rangka
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Faktor-faktor kinerja juga dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres,
kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan, komitmen terhadap organisasi dan
aspek-aspek ekonomis, teknis serta keperilakuan lainnya (Handoko dalam Mangkunegara,
2001:193).
Kinerja dapat dikatakan baik bila karyawan memenuhi hal sebagai berikut:
1. Kualitas kerja, diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas, diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta
hasilnya.
3. Waktu produksi (production time), diukur dari persepsi pegawai terhadap suatu aktivitas yang
diselesaikan dari awal waktu sampai menjadi output.
4. Efektivitas, persepsi karyawan dalam menilai pemanfaatan waktu dalam menjalankan tugas,
efektivitas penyelesaian tugas dibebankan organisasi.
5. Kemandirian, tingkat dimana karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta
bantuan atau bimbingan dari orang lain, diukur dari persepsi karyawan dalam melakukan fungsi
kerjanya masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya.
6. Komitmen kerja, tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan
tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
BAB III
5
TINJAUAN KHUSUS
A. Hasil Penelitian2
2 Hasil observasi di perusahaan Bumi milik Rektor Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Bapak K.H. Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. yang beralamat di Jl.
Kh. Ahmad` Fadlil 1, kampus Darussalam-Ciamis. Pada tanggal 17 Nopember 2016, pukul 10.00 WIB.
6
sembuh, jaga kesehatan yah, agar bisa kembali bekerja dengan baik. Disitu saya merasa
senang, karena ternyata atasan masih punya rasa peduli terhadap karyawannya.
g) Pimpinan memotivasi dengan selalu mensyukuri atas nikmat yang Allah Swt
berikan, besar atau kecilnya gaji kita harus mensyukurinya dengan konsep keberkahan.
Keberkahan atas rejeki yang kita dapatkan dan memotivasi untuk selalu banyak
bersedekah.
3. Dampak Motivasi terhadap kinerja Karyawan BUMI
Terhadap kinerja sangat berpengaruh diantaranya:
a) Jujur dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang diberikan
b) Mengerjakan tugas yang diinstruksikan
c) Melakukan pekerjaan dengan efisien
d) Memiliki inisiatif untuk melakukan pekerjaan tanpa diminta oleh atasan
e) Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
f) Hadir kerja tepat waktu
g) Memiliki kemauan yang tinggi untuk mengerjakan tugas yang diberikan
h) Memiliki semangat kerja yang tinggi
i) Masalah perusahaan juga merupakan masalah saya.
Jadi, saya sebagai karyawan dan semua pimpinan, manajer termotivasi kerjanya dengan
begitu lebih meningkatkan kinerja kerjanya dan sangat berpengaruh antara motivasi kerja dengan
kinerja karyawan di perusahaan Bumi (Badan Usaha Milik Institut) ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pemberian motivasi kepada seseorang merupakan suatu mata rantai yang dimulai dari
kebutuhan, menimbulkan keinginan, menimbulkan tindakan, dan menghasilkan keputusan.
Membangun sistem yang bagus adalah penting. Membangun kompetensi adalah penting.
7
Tapi, jangan lupakan dengan membangun semangat orangnya. Berikan perhatian yang cukup
mengenai motivasi. Siapa yang berperan dalam membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara
motivasi dalam sebuah perusahaan? Leader? Tentu saja, tetapi tidak cukup motivasi datang
dari leader. Semua orang, mulai dari pucuk pimpinan sampai karyawan paling rendah harus
berperan.
Seorang pimpinan tidak cukup mengatakan, “Kamu harus memiliki motivasi kerja.”
Seorang pimpinan harus mampu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi anak
buahnya dengan cara yang benar. Oleh karena itu, seorang pimpinan selain dia sendiri memiliki
motivasi yang tinggi, dia pun harus mampu memotivasi anak buahnya. Begitu juga, seorang anak
buah tidak boleh hanya mengandalkan motivasi atau dorongan dari atasannya.
Seorang karyawan yang baik, harus mampu bekerja dengan motivasi tinggi. Anak buah
juga harus mampu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi dirinya sendiri.
Tidak untuk siapa-siapa, untuk dirinya sendiri. Jadi, terlepas peran apa yang kita miliki, pemilik
bisnis, pimpinan, atau karyawan. Kemampuan membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara
motivasi diri harus dimiliki jika ingin menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebab, pengaruh
motivasi terhadap kinerja sangat penting. Semoga motivasi kerja kita semua sebagai ibadah dan
dibuktikan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya atau
masih jauh dari kesempurnaannya. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kedepan, dan penulis berharap agar dalam pembuatan makalah tidak lagi
mengulangi kesalahan yang sama dan bisa menjadikan pengalaman di masa yang akan datang,
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Prabu Anwar Mangkunegara. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika Aditama.
Muhammad Al-‘Assal Ahmad, Ahmad Abdul Karim Fathi. 1999. Sistem,Prinsip dan Tujuan
Ekonomi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hasil observasi di perusahaan Bumi milik Rektor Institut Agama Islam Darussalam (IAID)
8
Bapak Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S. yang beralamat di Jl. Kh. Ahmad` Fadlil 1,
kampus Darussalam-Ciamis. Pada tanggal 17 Nopember 2016, pukul 10.00 WIB.
http://suksesberfikir.blogspot.co.id/2011/06/ini-adalah-ayat-ayat-al-quran-yang.html. Diakses
pada tanggal 23 Nopember 2016. Pukul 09.37.
http:// motivasi kerja dalam Islam.html. Diakses pada tanggal 23 Nopember 2016. Pukul 09.39.
LAMPIRAN
9
‘’Proses Photocopy’’ ‘’Proses Menjilid’’ ‘’WAMAT’’ ‘’Kantin Kafetaria’’
10