Anda di halaman 1dari 20

MEMBANGUN BANGSA MELALUI

PERILAKU TAAT, KOMPETISI


KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA
Kelompok 1:
Anandya Daniswara Laksono / 04
Faiz Audadi / 15
Guntur Prayogo Aji / 19
MATERI YANG AKAN DIBAHAS

PERILAKU ETOS
TAAT KERJA
3-8 14 - 18

9 - 13 19

KOMPETISI KETERKAITAN
KEBAIKAN -NYA
1.1 Pentingnya Taat kepada Peraturan

● Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan
atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan.Taat pada aturan
adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt.,
nabi, pemimpin, atau yang lainnya.
● Aturan dibuat agar terjadi ketertiban dan ketentraman. Oleh karena itu, wajib hukumnya
kita menaati aturan yang berlaku.
● Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-
Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang
disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik
pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin
keluarga.
1.2 Firman Allah tentang ketaatan pada aturan
QS. An-Nisa' Ayat 59

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
1.3 Hadist tentang ketaatan peraturan

Artinya: “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda… Tidak boleh taat
terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.”
(H.R.Muslim). Hadist tersebut menjelaskan apabila perintah ketaatan itu bertentangan dengan nilai-
nilai ajaran Allah Swt. dan rasul-Nya, maka tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka.
1.4 Arti Ulil Amri

Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat.


Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari berpendapat bahwa,Arti ulil amri adalah umāra,
ahlul ‘ilmi wal fiqh(mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh). Sebagian ulama yang
lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. lah yang dimaksud dengan ulil amri.
Al-Mawardi berpendapat bahwa, Ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulil amri",
yaitu: (1) umāra (para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan), (2)
ulama dan fuqaha, (3) sahabat-sahabat Rasulullah saw., (4) dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan
Umar.
Ahmad Mustafa al-Maraghi berpendapat bahwa Bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah,
ulama, pemimpin pasukan, dan seluruh pemimpin lainnya
1.5 Contoh Perilaku Ketaatan pada Kehidupan Sehari-hari

1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di
waktu lapang maupun di waktu sempit.
2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-
Nya.
3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat.
4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama.
5. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan.
1.6 Hikmah Perilaku Taat pada Peraturan
1. Hati juga pikiran jauh lebih tenang sebab telah menjalankan kewajiban dengan baik.
2. Kehidupan yang dijalani jauh lebih tertata sehingga kemudahan dalam berbagai urusan bisa
diraih.
3. Dengan taat pada aturan, hidup menjadi tertata sehingga segala sesuatu lebih efektif dan
efisien, tidak membuang banyak waktu.
4. Dengan taat pada aturan, seseorang tak akan tererumus pada hal baru yang beresiko
merugikan dan sebagainya.
5. Mendapat penghormatan dari sesama manusia sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi
sesama.
6. Apabila aturan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah aturan Allah SWT maka akan
mendapatkan kemuliaan juga pahala di sisi Allah SWT.
2.1 Pengertian Kompetisi dalam Kebaikan

● Kompetisi Dalam Kebaikan (fastabiqul­khairat) berarti berlomba-lomba dalam kebaikan,


dimana manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan, baik kepada manusia
atau alam sekitarnya.
● Contoh kompetisi dalam kebaikan :
1. Bersedekah kepada orang yang membutuhkan
2. Membatu orang lain yang membutuhkan bantuan
3. Berlomba lomba untuk berpuasa
4. Berlomba lomba untuk bersedekah
2.2 Firman Allah tentang kompetisi dalam kebaikan

Q.S Al Maidah/5: 48
2.2 Firman Allah tentang kompetisi dalam kebaikan
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang
membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang
telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan”. Ayat tersebut membicarakan bahwa al-
Qur’an memiliki kedudukan yang sangat tinggi.Selain itu ayat ini mendorong pengembangan berbagai macam
kemampuan yang dimiliki oleh manusia, dan bukan menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar
kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan.
2.3 Ciri - Ciri Kompetisi dalam Kebaikan

➢ Memiliki niat yang ikhlas


➢ Cinta kepada kebaikan dan yang berbuat baik
➢ Merasa beruntung ketika melaksanakan kebaikan
➢ Merasa rugi jika tidak melaksanakan kebaikan
2.4 Hikmah Kompetisi dalam Kebaikan
❏ Akan mendapatkan hasil yang baik
❏ Menjadi orang yang rajin
❏ Disenangi dan disegani banyak orang
❏ Menjadi orang yang terpadu
3.1 Pengertian Etos Kerja

● Dalam KBBI, etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan. Jadi,
pengertian Etos Kerja adalah semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok.
● Etos Kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang
muslim bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu
manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.
3.2 Contoh Etos Kerja

● Dapat bertanggung jawab dalam pekerja


● Datang dengan tepat waktu di tempat kerja sesuai aturan
● Bekerja dengan ikhlas dan penuh kesabaran
● Tidak meninggalkan sholat pada saat bekerja
3.3 Hikmah Etos Kerja
● Mampu memenuhi kebutuhan hidup
● Mampu meraih cita-cita yang diharapkan dan diimpikan
● Mampu meningkatkan taraf, kualitas serta martabat hidupnya
● Mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh diri
3.4 Firman Allah mengenai Etos Kerja

Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan. Qs At Taubah 5 : 105
3.5 Hadist mengenai Etos Kerja

Artinya: “Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak ada seorang yang memakan
satu makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya
Nabi Allah Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri”. (HR. Bukhari)
4.1 Keterkaitan antar Ketaatan pada Aturan, Kompetisi Kebaikan, dan Etos Kerja

❏ Taat pada aturan, berkompetitif dalam kebaikan serta etos kerja memiliki
kaitan yang sangat erat karena seorang Muslim yang memiliki semangat
etos kerja serta semangat berkompetitif harus taat pada aturan terutama
aturan yang telah Allah tetapkan kepada seorang Muslim, karena taat pada
aturan merupakan cermin dari pribadi yang disiplin
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA
APAKAH ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai