Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja”

XI-IPA 2
Anggota Kelompok :
1. Alfian Kafilah Baits
2. Alisa
3. Ingggih
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................
Perilaku Taat .....................................................................................................
Kompetisi dalam Kebaikan ................................................................................
Etos Kerja ..........................................................................................................
Kesimpulan & Saran ..........................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 2


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Perilaku taat, kompetisi
dalam kebaikan dan etos kerja dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Tangerang, Juli 2018

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 3


1. Perilaku Taat

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 4


Taat memiliki arti tunduk, tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan
atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan
atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada
al-Qur’an. Aturan dibuat dengan tujuan agar tercipta ketertiban dan ketenteraman. Selain
taat kepada Allah SWT dan Nabi, islam juga memerintahkan umatnya untuk taat kepada
pemimpin. Jika kita melanggar peraturan, maka kita akan mendapatkan sanksi seperti dosa,
hukuman atau yang lain. Contoh perbuatan taat peraturan dalam agama islam,
yaitu Menjalankan sholat lima waktu, puasa, dan melaksanakan perintah-perintah Allah yang
lain.

‫ّللا أ َ ِطيعُوا آ َ َمنُوا الَّذِينََ أَيُّ َها يَا‬ َََّ ‫ل َوأَ ِطيعُوا‬ ََ ‫سو‬ َّ ‫أاْل َ أم َِر َوأُو ِلي‬
ُ ‫الر‬
‫ن ِم أن ُك أَم‬
َ‫ش أيءَ فِي تَنَازَ أعت ُأَم فَإِ أ‬ َ ُ‫ّللا ِإلَى فَ ُردُّوَه‬ ََِّ ‫ول‬
َِ ‫س‬ُ ‫الر‬َّ ‫ن َو‬ َ‫ُك أنت ُأَم ِإ أ‬
ََِّ ِ‫َك أاْلَ ِخ َِر َو أاليَ أو َِم ب‬
ََ‫اّلل تُؤأ ِمنُون‬ ََ ‫ن َخيأرَ َذ ِل‬ َ ‫يل َوأ َ أح‬
َُ ‫س‬ َ ً ‫تَأ أ ِو‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil
Amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”(Q.S. An-Nisa/4: 59).

Adapun isi kandungan yang terdapat pada ayat ini :


 Setiap orang yang beriman harus ta'at kepada Allah dan Rasulnya
 Kepada pemimpin kita juga harus ta'at jika pemimpin itu benar, berdasarkan al-qu'an
dan al-hadits, namun jika pemimpin itu tidak berdasarkan al-qur'an dan al-hadits kita
boleh tidak menta'atinya
 Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah dan
Rasul-Nya. maksud dari kembali kepada Allah dan Rosul-Nya adalah kita kembali
kepada al-qur'an dan al-hadits, kita cari dasar hukumnya atau dalilnya dalam al-qur'an
dan al-hadits tentang apa yang kita perselisihkan itu.

Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu
negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada pemimpin.
Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan
menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam
memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat
kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta
kemakmuran.
Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri. Namun, perlu
diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”;

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 5


sebagaimana kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish
Shihab, Mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat”
pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri,
tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya,
apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak
dibenarkan untuk taat kepada mereka.
Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini:

Artinya: “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda...

Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu
hanya dalam hal yang makruf.” (H.R. Muslim)
Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula
untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya
memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada
kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.
Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah:
1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya,
baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.
2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan
rasul-Nya.
3. Menaati dan menjujung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntutan dan syariat agama.

2. Kompetisi dalam Kebaikan

Kompetisi adalah aktivitas manusia untuk mencapai tujuan dengan cara mengalahkan
orang lain atau kelompok. Individu atau sekelompok manusia memilih untuk bekerja sama
atau berkompetisi tergantung dari situasi dan kondisinya. Ada kompetisi yang
baik, juga ada yang buruk. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga berkompetisi
untuk meraih cita-cita yang diinginkan.
Namun sayangnya banyak orang terjebak pada kompetisi semu yang hanya
memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana robbani. Kompetisi
usaha-pekerjaan, kompetisi harta-kekayaan, kompetisi jabatan kedudukan dan kompetisi
lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda, tetapi sesungguhnya tiada. Itulah
kompetisi yang menipu diri. Bahkan, hal yang sangat memilukan pun tak jarang dalam
kompetisi yang selalu diiringi “suudzon” buruk sangka, bukan hanya kepada manusia, tetapi

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 6


juga kepada Allah Swt. Lebih parah lagi jika rasa iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi
tersebut.
Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman
untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran :

‫كَ َو أ َنأ زَ لأ ن َا‬ َ َ ‫ص ِد ق ًا ب ِ الأ َح قَِ الأ ِك ت‬


َ ‫ابَ إ ِ ل َ يأ‬ َ ‫ِم نََ ي َ َد يأ ِهَ ب َيأ نََ ِل َم ا ُم‬
َِ‫ّللاَُ أ َنأ زَ َلَ ب ِ َم ا ب َيأ ن َ ُه أمَ ف َ ا أح كُ أمَ ۖ عَ ل َيأ ِهَ َو ُم َه يأ ِم ن ًا الأ ِك ت َا ب‬ َّ ۖ َ‫َو َل‬
َ‫ِم نأ كُ أمَ َج ع َلأ ن َا لِ كُ لَ ۖ الأ َح قَِ ِم نََ َج ا َء َكَ عَ َّم ا أ َ أه َو ا َء هُ أمَ ت َت َّب ِ أع‬
ًَ‫ّللاَُ شَا َءَ َو ل َ أوَ ۖ َو ِم نأ َه ا ًج ا ِش أر عَ ة‬ َّ َ‫اح َد ةَ ً أ ُ َّم ةًَ ل َ َج ع َل َ كُ أم‬
ِ ‫َو‬
َ‫س ت َب ِ ق ُوا ۖ آ ت َا كُ أمَ َم ا ف ِ ي لِ ي َبأ ل ُ َو كُ أمَ َو َٰل َ ِك أن‬ ‫تَ ف َ ا أ‬ ِ ‫إ ِ ل َ ى ۖ الأ َخ ي َأر ا‬
َّ َ‫ت َ أخ ت َلِ ف ُو نََ ف ِ ي ِهَ كُ نأ ت ُ أمَ ب ِ َم ا ف َ ي ُن َب ِ ئ ُكُ أمَ َج ِم ي ع ًا َم أر ِج ع ُكُ أم‬
َِ‫ّللا‬

Artinya :
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,
maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”(Q.S. al-Maidah/5: 48)

Adapun isi kandungan yang terdapat pada ayat ini :


 Setiap agama mempunyai cara tersendiri untuk beribadah/taat kepada Allah Swt.
 Dengan adanya perbedaan tersebut, maka berlomba-lombalah dalam hal kebaikan
bukan keburukan.
 Karena setiap perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan diakhirat nanti.

Pada Q.S. Al-Maidah/5: 48 Allah Swt. Menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan
atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda beda sesuai dengan keadaan waktu dan keadaan
hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah
dalam rangka mencari rida Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Akhir ayat ini
juga mengatakan, perbedaan syariat tersebut seperti layaknya perbedaan manusia dalam
penciptaannya, bersuku-suku, berbangsa-bangsa.

Alasan mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan adalah:

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 7


1. Bahwa melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, melaikan harus segera
dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas, begitu juga kesempatan
berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan.
2. Bahwa untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolong,
di sinilah perlunya kolaborasi atau kerja sama.
3. Bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan.

َ‫ع أن‬
َ ‫أن َجابِ َِر‬ َ ِ‫ّللا‬
َِ ‫ع أب َِد ب‬ ََّ ‫ل‬ ََ ‫طبَنَا قَا‬ َ ‫ل َخ‬ َُ ‫سو‬ ََِّ ‫صلَّى‬
ُ ‫ّللا َر‬ َ ُ‫ّللا‬ ََّ ‫علَ أي َِه‬َ ‫سلَّ ََم‬ َ ‫ل َو‬ ََ ‫أَيُّ َها يَا فَقَا‬
َُ َّ‫ّللا إِلَى تُوبُوا الن‬
‫اس‬ ََِّ ‫ل‬ َ‫ل َوبَاد ُِروا تَ ُموتُوا أَ أ‬
ََ ‫ن قَ أب‬ َِ ‫صا ِل َح َِة ِب أاْل َ أع َما‬ َّ ‫ل ال‬ ََ ‫ن قَ أب‬َ‫أَ أ‬
‫صلُوا ت ُ أشغَلُوا‬ ِ ‫ص َدقَ َِة َو َكثأ َرَةِ لَ َهُ ِذ أك ِر ُك أَم بِ َكثأ َرَِة َر ِب ُك أَم َو َبيأنََ َب أينَ ُك أَم الَّذِي َو‬ َّ ‫ِفي ال‬
‫الس َِر‬ ِ ‫ص ُروا ت ُ أرزَ قُوا َو أال َع َل ِنيَ َِة‬ َ ‫ن َوا أعلَ ُموا َوت ُ أج َب ُروا َوت ُ أن‬ ََّ َ‫ّللا أ‬
َََّ ‫ض قَ أَد‬ ََ ‫ا أفتَ َر‬
‫علَ أي ُك أَم‬َ َ‫امي فِي أال ُج ُمعَ َة‬ ِ َ‫ش أه ِري فِي َه َذا يَ أو َِمي فِي َه َذا َمق‬ َ ‫ن َه َذا‬ َ‫امي ِم أ‬ ِ ‫ع‬ َ
‫ن أال ِقيَا َم َِة يَ أو َِم إِلَى َه َذا‬ َ‫عادِلَ إِ َمامَ َولَ َهُ بَ أعدِي أَ أَو َحيَاتِي فِي ت َ َر َك َها فَ َم أ‬ َ ‫أَ أَو‬
َ‫ل لَ َها ُج ُحودًا أ َ أَو بِ َها ا أستِ أخفَافًا َجائِر‬ َ َ َ‫ّللاُ َج َم ََع ف‬ ََّ ُ‫ل ش أَملَ َهُ لَ َه‬ ََ ‫ك َو‬ ََ ‫ار‬ َ ‫لَ َهُ َب‬
‫ل أَ أم ِرَِه ِفي‬ ََ َ‫ل أ‬ ََ ‫ص َلَةَ َو‬ َ ُ‫ل لَ َه‬ ََ ‫ل لَ َهُ زَ َكاَةَ َو‬ ََ ‫ج َو‬ ََّ ‫ل لَ َهُ َح‬ ََ ‫ص أو ََم َو‬ َ ُ‫ل لَ َه‬ ََ ‫ِب ََّر َو‬
ُ‫وب َحتَّى لَ َه‬ ََ ُ ‫ن َيت‬ َ‫اب فَ َم أ‬
ََ َ ‫اب ت‬ ََّ ‫علَ أي َِه‬
ََ َ‫ّللاُ ت‬ َ ‫ل‬ ََ َ ‫ل أ‬ََ ‫ن‬ ََّ ‫ل ا أم َرأَةَ تَ ُؤ َّم‬ َ ً ‫ل َر ُج‬ ََ ‫َي ُؤ ََّم َو‬
َ‫اج ًرا أَع َأرابِي‬ ِ ‫ل ُم َه‬ ََ ‫اجرَ يَ ُؤ ََّم َو‬ ِ َ‫ل ُمؤأ ِمنًا ف‬ ََّ ‫ن ِإ‬َ‫طانَ يَ أق َه َرَهُ أَ أ‬ َ ‫س أل‬ ُ ِ‫َاف ب‬َُ ‫س أيفَ َهُ يَخ‬ َ
ُ‫ط َه‬َ ‫س أو‬ َ ‫َو‬
Artinya :
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Rasulullah berkhutbah di hadapan kami, beliau
mengatakan: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kalian mati, bersegeralah
beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara kalian dengan Rabb kalian
dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak sedekah dengan sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan. Niscaya kalian akan diberi rezeki, ditolong dan dicukupi. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian salat Jum’at di tempat berdiriku ini, di
hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari kiamat. Barangsiapa meninggalkannya
di waktu hidupku atau setelahku, dan dia memiliki Imam adil atau bejat, kemudian
meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak akan menyatukannya dan urusannya tidak
akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada salat, tidak ada zakat, tidak ada haji, tidak ada puasa,
dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia bertaubat. Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan
menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak boleh seorang perempuan mengImami lakilaki, orang
badui mengimami seorang muhajir dan tidak boleh orang fajir mengimami seorang mukmin,
kecuali jika ia memaksanya dengan kekuasaan yang ditakuti pedang dan cambuknya" (HR.
IbnuMajah).

Perilaku mulia kompetisi dalam kebaikan yang perlu dilestarikan adalah:

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 8


1. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.
2. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah,
dan hasilnya maksimal.
3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap rida Allah
Swt.
4. Selalu melihat sesuatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi
mencari titik persamaan.
5. Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia
selalu sportif dan berserah diri kepada Allah Swt.

SMA NEGERI 5 TANGERANG | JALAN CIUJUNG RAYA NO.3 PERUMNAS 1 TANGERANG 9

Anda mungkin juga menyukai