Anda di halaman 1dari 8

Keberadaan kitab taurat, zabur, dan injil

melalai literatur islam dan lainnya


Al-Quran menyebut Zabur (Mazmur) sebagai tulisan, sedangkan Taurat (Torah)
dan Injil (Bible) sebagai Al kitab. Suatu isyarat dari Allah SWT bahwa Zabur, Taurat, dan
Injil yang masing-masing diturunkan kepada Nabi Daud Alaihissalam, Nabi Musa
Alaihissalam, dan Nabi Isa Alaihissalam berbentuk tulisan, kitab, atau yang menyerupainya.
Ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan hal ini di antaranya adalah:
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur [1] kepada Daud." (QS. An
Nisa[4]:163)
"Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur [2] sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh." (QS. Al
Anbiyaa[21]105)
"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami
telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya
dengan Ruhul Qudus. [3] Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu
(pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa
orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?" (QS.
Al-Baqarah[2]:87)
"Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu
pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai
sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. [4] Demikian pula
orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah
akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih
padanya." (QS. Al Baqarah[2]:113)
Untuk Taurat, Al-Quran bahkan menyebutkan dengan sangat jelas bahwa ia
diturunkan oleh Allah benar-benar dalam bentuk lembaran-lembaran atau kepingan dari batu
(atau kayu) yang disebut dengan luh. [5]
"Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai
pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah
kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya)
dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang
fasik." (QS. Al-A'raaf[7]:145)
Satu dari (hanya) enam syarat keimanan umat Muslim - yang disebut Rukun Iman - adalah
kewajiban mengimani Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dalam ayat-ayat Al Qur'an, Allah
melatakkan keempatnya sama penting. Al-Quran juga membenarkan apa yang ada dalam

Zabur, Injil dan Taurat, bahkan janji-janji Allah tercantum di dalam keempatnya.
"Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Qur'an),
menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. [6] Sesungguhnya orangorang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah
Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)." (QS. Ali Imran[3]:3-4)
"Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan (pula), mereka membawa mu'jizat-mu'jizat yang nyata, Zabur dan kitab yang
memberi penjelasan yang sempurna." [7] (QS. Ali Imran[3]:184)
Kendati pada dasarnya Zabur, Taurat, dan Injil diturunkan terbatas, dan hanya untuk bangsa
Israel - namun kini dianggap sebagai kitab-kitab suci pemeluk agama Nasrani di dunia - tidak
banyak kita dapati orang, atau kelompok-kelompok yang seara khusus membicarakan,
apalagi sampai memperdebatkan isi dan ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab Zabur.
Lain halnya dengan Taurat dan Injil yang selama berabad-abad lamanya telah menjadi objek
perdebatan
melawan
Al
Qur'an,
atau
sebaliknya.
Dalam Al-Quran cukup jelas disebutkan bahwa Taurat dan Injil adalah ajaran yang
diturunkan dalam bentuk kitab kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS. Jadi, bukan kitabkitab
yang
berisikan
kesaksian
manusia.
Sedangkan Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru) yang kita kenal sekarang ini
adalah kitab lain, atau kitab-kitab yang telah 'ditambah-kurangi' isinya oleh tangan
manusia, sehingga bercampur dengan kesaksian-kesaksian manusia sendiri, namun tetap
disebut
sebagai
Taurat
dan
Injil.
Tidak jelas siapa yang menamakan kesaksian-kesaksian tersebut sebagai Taurat dan Injil,
kapan hal itu dilakukan, dan dalam peristiwa apa. Rasanya kita perlu sama-sama meneliti
kembali hal ini dengan sangat kritis. Sebab, jika pada waktu itu novelis besar seperti Ernest
Hemingway sudah lahir dan menulis sebuah novel misalnya, maka tidak seorangpun dapat
melarangnya untuk memberi judul pada novel itu 'Injil' atau 'Taurat'. Tapi mestinya kita dapat
dengan mudah mengerti bahwa novel tersebut, tentu saja, bukan Injil atau Taurat
sebagaimana yang dimaksud di dalam Al-Quran. Berbeda halnya dengan Taurat dan Injil
yang ada sekarang.
Non-Muslim mengatakan bahwa pada waktu turunnya Al-Quran, sudah ada Alkitab
(Perjanjian Lama atau Taurat, dan Perjanjian Baru atau Injil), bahkan sejak tahun 200 M, jauh
sebelum kenabian Muhammad SAW dan tidak ada satu kalimatpun tertulis dalam Al-Quran
yang menyatakan bahwa kitab-kitab tersebut bukan Taurat dan Injil. Untuk mengklarifikasi
hal
ini,
simak
ayat-ayat
Al-Quran
berikut:
"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang nabi." (QS. Maryam[19]:30)
"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu

menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya." (QS. Ali Imran[3]:79)
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orangorang yang beruntung." (QS. Al-A'raaf[7]:157)
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam
itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah
dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari
ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci
Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah menjadi Pemelihara." (QS. An-Nisaa[4]"171)
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan
kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab:
"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku
(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui
apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaibghaib." Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah
aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah
Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah
Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya
mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. AlMaaidah[5]:117-118)
"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja
aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah
Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantahbantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia.
Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah",
maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia
oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus." (QS. Maryam[19]:30-36)
"Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya ni'mat (kenabian)
dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan

sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu
janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan
janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu. Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya
aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian
dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
(kepada)ku." Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia,
ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di
antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim ya'ni siksaan
hari yang pedih (kiamat)." (QS. Az-Zukhruf[43]:59-65)
"Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra
Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang
siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa." (QS. An-Nisaa[4]:157)
Jika Al-Quran sendiri mewajibkan setiap Muslim mengimani kitab-kitab sebelumnya, maka
isi dari kitab-kitab sebelumnya itu tentu saja harus sama seperti apa yang diturunkan oleh
Allah. Apakah mungkin Allah mewajibkan umat Muslim untuk mengimani ajaran yang saling
berbeda dan bertentangan? Lebih jauh lagi, apakah mungkin Allah memerintahkan manusia
untuk mengimani kitab-kitab yang berisi tulisan dan kesaksian manusia yang dalam konteks
ini, tidak jelas atas otoritas siapa, kemudian mensejajarkan tulisan-tulisan itu dengan wahyu
atau firman-Nya? Dengan demikian, tentunya mudah untuk difahami bahwa Taurat dan Injil
yang dimaksud oleh Al-Qur'an bukanlah Taurat dan Injil (Alkitab) yang ada sekarang.
Lalu, di manakah Taurat dan Injil, kitab-kitab ajaran Tauhid yang diturunkan Allah
itu?
Pertanyaan ini juga merupakan pertanyaan umat Islam. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa bagi umat Kristian tidak ada suatu pemikiranpun yang menyatakan bahwa Injil
merupakan sebuah kitab, apalagi tidak ada indikasi sejarah yang mengisyaratkan bahwa
dulunya memang ada kitab yang bernama Injil. Namun sesungguhnya ada fakta menarik yang
tercantum dalam Alkitab, bahwa dikhabarkan Yesus pergi ke suatu tempat dan mengajarkan
Injil, artinya bahwa Injil memang sudah ada pada waktu itu, walaupun tidak jelas apakah
berbentuk buku atau ajaran. Yang pasti tidak mungkin semasa hidupnya Yesus
memerintahkan Mathius, Markus, Lukas, dll untuk menuliskan kesaksiannya dalam sebuah
buku, lalu buku itulah yang dibawa-bawa Yesus dan diajarkan kepada umatnya. Sebab kita
semua tahu bahwa ketiga orang yang namanya disebut belakangan tidak hidup di zaman yang
sama dengan Yesus.
Ayat-ayat Al-Qur'an berikut ini, yang menerangkan bagaimana Ahli Kitab[8] dan perilaku
mereka pada waktu Al-Quran diturunkan layak untuk kita cermati:
"Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui
(kebenarannya). Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang
bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?" (QS. Ali Imran[3]: 7071)

"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan."
(QS. Al-Maaidah[5]:15)
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka,
akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi
mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Baqarah[2]:79)
"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya
sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."
(QS. Al Baqarah[2]:146)
Ayat-ayat di atas mengindikasikan adanya kebenaran - atau isi Alkitab - yang disembunyikan,
sekaligus juga peringatan atas perbuatan merobah, menulis, mencampur-adukkan isi Alkitab
melalui tangan-tangan mereka sendiri. Itulah sebabnya mengapa TIDAK DITEMUKAN
SATU AYATPUN DALAM AL-QUR'AN YANG MENYATAKAN BAHWA TAURAT DAN
INJIL ADALAH PALSU. Sebab Taurat dan Injil (kitab-kitab wahyu yang diturunkan Allah
kepada Nabi Musa dan Isa) memang sebenar-benarnya ada, namun untuk kepentingan
sekelompok manusia, kemudian disembunyikan oleh 'oknum-oknum' Ahli Kitab.
Untuk kepentingan manusia inilah kemudian dimunculkan kitab-kitab yang ditulisi oleh
tangan-tangan mereka sendiri tadi sebagai ganti Taurat dan Injil yang disembunyikan. Ajaran
Kitab Taurat dan Injil versi baru ini ada yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an namun banyak
yang telah dijungkir-balikkan. Itu sebabnya mengapa kemudian turun ayat, "Telah datang
kepadamu Rasul kami, menjelaskan banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan, dan
banyak (pula yang) dibiarkan."
Jadi, pertanyaan mengenai keberadaan kitab Taurat dan Injil asli di atas dapat kita ganti
menjadi:
Dimanakah
Kitab-kitab
itu
sekarang,
dan
siapakah
yang
sengaja
menyembunyikannya?
Bahkan rasanya pertanyaan itu masih perlu diperjelas lagi menjadi:
Siapakah yang diuntungkan dengan disembunyikannya Taurat dan Injil yang asli, dan
fihak manakah yang paling dirugikan jika kitab-kitab tersebut terungkap?
Anda semua tentu mengetahui saat-saat paling kritis dalam sejarah penyebaran ajaran
Kristian yang dimulai sejak kematian Yesus. Sejarah masa-masa di mana umat Kristus
pertama dikejar-kejar dan dibunuh, sejarah munculnya gereja, sejarah konsili, dll. Ada
baiknya jika peristiwa-peristiwa sejarah tersebut diteliti kembali secara sangat kritis.
Adapun tentang peristiwa turunnya Nabi Isa alaihissalam, atau Yesus, kembali ke bumi, perlu
kiranya kita cermati pula hadist Rasulullah dibawah ini:
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah bersabda: Demi Allah yang jiwaku
ditangannya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah-

tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya
babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorangpun
yang bersedia menerima pemberian." [HR. Muslim]
"Jabir bin Abdullah mendengar Rasulullah bersabda: Nabi Isa akan turun ketengah-tengah
umat, lalu pemimpin-pemimpin mereka berkata: Sudilah anda shalat dan menjadi pemimpin
kami, jawab nabi Isa alaihassalam: Tidak! Masing-masing kamu boleh menjadi pemimpin
bagi yang lain, selaku suatu kehormatan yang dilimpahkan Allah kepada umat ini." [HR.
Muslim]
Bagaimana jika kita tafsirkan bahwa turunnya nabi Isa alaihissalam kembali ke bumi nanti
akan mengungkap dan mengembalikan kitab Injil yang diturunkan Allah kepadanya? Perintah
Allah yang selama ini disembunyikan, yakni yang berisi perintah agar menghancurkan salib
(mengkoreksi ajaran yang menyebut Yesus sebagai menebus dosa manusia), membunuh babi
(mengharamkan babi), membolehkan makmum untuk menjadi imam (menghapus otoritas
gereja yang mengambil inisiatif sebagai 'jembatan' hubungan manusia dengan Tuhan), dlsb?
Lalu, bagaimana pulakah pertolongan Allah untuk umat Kristian yang mungkin tidak
menyadari bahwa dirinya telah tersesat atau disesatkan? Apakah ada petunjuk Allah yang
dapat menolong? Apakah umat Kristian harus menunggu sampai Nabi Isa alaihissalam turun
ke bumi?
Eloknya, dan ini sangat penting untuk diketahui baik oleh umat Muslim maupun umat
Kristian sendiri, bahwa dalam Al-Qur'an kita diberitahu: AL-QUR'AN MENYERUKAN
PERINTAH ALLAH AGAR UMAT KRISTIAN KEMBALI MELURUSKAN
AJARANNYA. AL-QUR'AN TIDAK MEMINTA AGAR UMAT KRISTIAN BERGANTI
AGAMA MENJADI ISLAM.
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)." (QS. Ali Imran[3]:64)
"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan."
(QS. Al-Maaidah[5]:15)
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu". (QS. Al-Maaidah[5]:68)
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan
cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang
yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. AlMaaidah[5]:77)

Apakah anda, khususnya saudara-saudara pemeluk Kristian, dipaksa berpindah agama oleh
Al-Qur'an? Sama sekali tidak! Anda diseru untuk meluruskan ajaran yang selama ini anda
yakini. Jika anda sudah meluruskan aqidah anda, menyatakan bahwa Allah itu Tuhan Yang
Satu, tidak memiliki sekutu, baik dalam angan-angan apalagi secara lahiriah, tidak
mempercayai adanya ritual penebusan dosa (sebab dosa manusia hanya mungkin dihapus jika
manusia itu sendiri yang memohon ampun dan bertobat kepada Allah satu-satunya yang
paling berhak mengampuni dan menghapus dosa-dosa manusia), maka terlepas dari apakah
anda pemeluk Kristian atau Muslim, anda akan disebut sebagai seorang Ahli Kitab yang
beriman. Lantas, mungkin saja anda bertanya, apakah ada Ahli Kitab yang seperti itu, dan
bagaimana imbalannya menurut Al-Qur'an?
"Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka
membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud
(sembahyang)." (QS. Ali Imran[3]:113)
"Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada
apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka
berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga
yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat
perhitungan-Nya." (QS. Ali Imran[3]:199)
"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahankesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga yang penuh
kenikmatan." (QS. Al-Maaidah[5]:65)
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap
orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan
sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang
beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang
demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat
pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak
menyombongkan
diri."
(QS.
Al-Maaidah[5]:82)
"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu
melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur an) yang telah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami
telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Qur an dan kenabian Muhammad SAW)." (QS. Al-Maaidah[5]:83)
Dengan demikian tentunya dapat difahami bahwa 'keberatan' umat Muslim terhadap
Kristianiti dewasa ini sesungguhnya bukan terletak pada para pemeluknya, melainkan pada
ajarannya yang diyakini telah menyimpang dari apa yang disampaikan dan diajarkan sendiri
oleh Yesus, atau yang oleh umat Muslim dikenal sebagai Nabi Isa alaihissalam.
Umat Muslim mempercayai dan tanpa keraguan sedikitpun mengimani Isa alaihissalam, atau
Yesus, sebagai Rasul Allah, dan kitab suci Injil sebagai kitab wahyu yang diturunkan Allah
melalui beliau. Maka wajarlah apabila berdasarkan temuan-temuan ilmiah, apalagi Al-Qur'an
sendiri menyiratkan bahwa kerasulan Yesus dan kesucian Injil telah 'dikotori' oleh tangantangan manusia, maka banyak umat Muslim yang merasa sangat prihatin dan oleh karenanya
sebagian dari mereka merasa terpanggil untuk ikut meluruskan kesalahan tersebut demi

kepentingan umat Kristian sendiri. Adapun jika kemudian ada di antara umat Kristian yang
bertanya; "apa perdulimu?" maka perhatikanlah kembali firman Allah dalam (QS. AlMaaidah[5]:82)
di
atas;
" ......... Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orangorang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang
Nasrani
....."
Berbeda dengan umat Kristian, dalam hal ini para misionaris, yang cenderung sangat gigih
mengajak umat lain, termasuk umat Muslim untuk memeluk agama Kristian, maka tugas
umat Muslim (bagi yang merasa terpanggil untuk melaksanakannya) terbatas hanya untuk
menyampaikan seruan Allah agar saudara-saudaranya itu kembali ke ajaran Tauhid, yakni
menyembah Tuhan Yang Satu. Hanya sebatas itu. Tidak lebih, tidak kurang.
Mengapa

demikian?

Simaklah

firman

Allah

berikut

ini:

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut162 dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. AlBaqarah[2]:256)
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah394, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya 395, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah396, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini397 orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu,[9] dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam[10] itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa398
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. "(QS.Al-Maaidah [5] :3) .
.
"Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah
seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang
takut dengan ancaman-Ku." (QS. Qaf[50]:45).

Anda mungkin juga menyukai