Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..…2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....3
BAB I……………………………………………………………………………....4
PENDAHULUAN……………………………………………………………...….4
LATAR BELAKANG ……………………………………………………...…4
RUMUSAN MASALAH………………………………………………………
5
TUJUAN PENULISAN MAKALAH…………………………………………5
BAB II……………………………………………………………………………..6
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6
A. Konsep Kenyamanan Termal……………………………………………..6
B. Faktor Kenyamanan Termal………………………………………………6
C. Strategi Pengendalian Termal…………………………………………….7
BAB III………………………………………………………...…………………17
KESIMPULAN………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyaman termal menjadi aspek penting yang harus diperhatikan
dalam pengembangan sebuah kawasan (urban development). Kegiatan
manusia secara langsung dipengaruhi oleh suhu udara di sekitar tempat
aktivitas mereka berlangsung. Kenyamanan thermal adalah salah satu hal
sangat dibutuhkan tubuh agar manusia dapat beraktifitas dengan baik
selain faktor kenyamanan lainnya yaitu kenyamanan visual, kenyamanan
audio dan indoor air quality (di rumah, sekolah ataupun di kantor/tempat
bekerja). Kenyamanan termal tergantung pada variabel iklim
(matahari/radiasinya, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin)
dan beberapa faktor individual/subyektif (Talarosha, 2009).
4
pembangunan infrastruktur, seperti pusat perbelanjaan dan komersial
fasilitas, daerah pemukiman seperti apartemen, serta jalan infrastruktur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kenyamanan termal ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal ?
3. Apa saja strategi untuk pengendalian termal ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor Lingkungan
1.1 Temperatur udara,Temperatur udara adalah salah satu faktor yang
paling dominan, karena sebagai penentu berkurangnya panas.
1.2 Kecepatan Angin Angin dapat mempercepat laju pergerakan udara
secara horizontal pada ketinggian dua meter di atas tanah.
Kecepatan angin juga dapat membantu meningkatkan penguapan
dari permukaan kulit, sehingga memberikan efek dingin. Berikut
ini adalah tingkat reaksi manusia terhadap kecepatan pergerakan
angin:
6
< 0,25 m/s Tdk disadari
to 0,5 Nyaman
to 1 Disadari
7
2.2 Pakaian
Pakaian adalah insulasi termal bagi tubuh. Pada daerah beriklim
tropis lembab seperti di Indonesia saat ini, perbedaan suhu pada
musim panas dan musim hujan tidak terpaut jauh. Akan tetapi
perbedaan suhu tersebut akan terasa antara daerah dataran tinggi
dan dataran rendah. Di daerah dataran tinggi manusia akan
cenderung memakai pakaian yang lebih tebal dan di daerah dataran
rendah manusia akan memakai pakaian lebih tipis. Insulasi pakaian
di ukur dengan menggunakan satuan clo. 1 clo sama dengan orang
memakai 3 helai pakaian lengkap (celana panjang, kemeja lengan
panjang, sweater lengan panjang) ditambah dengan pakaian dalam.
2.3 Aklimatisasi
Adalah proses penyesuaian tubuh atau adaptasi pada kondisi
lingkungan baru yang akan di tempati. Tubuh manusia umumnya
akan melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan baru
dalam jangka waktu 30 hari, dan dalam masa itu proses perubahan
peningkatan termal pada tubuh akan terjadi (Koenigsberger, 1973).
3. Faktor Kontribusi
3.1 Makanan dan Minuman
Dua faktor ini memiliki efek metabolisme yang berbeda-beda
berdasarkan pola makan manusia di setiap daerah.
3.2 Bentuk Tubuh
Rasio volume permukaan tubuh juga dapat mempengaruhi
produksi panas dalam tubuh. Manusia bertubuh kurus dan tinggi
cenderung akan lebih cepat tidak merasa kepanasan dalam
tubuhnya, juga dapat mudah mentoleransi temperatur yang hangat
dari pada manusia yang bertubuh gemuk.
3.3 Umur dan Jenis Kelamin
Perbedaan umur sebenarnya tidak begitu banyak menyebabkan
perbedaan temperatur. Akan tetapi mungkin karena orang tua
memiliki metabolisme yang lebih lambat dari pada orang muda.
8
Sehingga orang tua cenderung memiliki temperatur tubuh lebih
tinggi.
Tipe SPSM
(SPSM Horizontal)
www.pinterest.com
9
2) SPSM Vertkal (vertical devices), untuk sinar matahari pada
altitude rendah.
(SPSM Vertikal)
www.kompas.com
10
Udara pada ruang eksterior yang dinaungi atap menjadi lebih
sejuk,sehimgga dapat dilakukan untuk penghawaan alami
11
1..transitional spaces
.
(Trasitional Spaces)
www.shadefxcanopies.com
2. Double Glass
Kaca double glass sendiri merupakan kaca yang dibentuk atau digabung
oleh 2 panel kaca dengan terciptanya ruang antara panel yang memiliki
ketebalan beberapa milimeter. Ruang antara panel bersifat kedap udara
dan memilki kelembaban yang rendah, sehingga pemasangan kaca dobel
glassing pada sebuah ruangan menyebabkan ruangan tersebut kedap suara
12
dan suhu ruangan dapat terjaga dengan baik dan stabil. Di beberapa
kawasan atau kota besar sendiri, sudah banyak hunian seperti apartemen
dan gedung perkantoran yang memilih Double Glass. Alasannya, tingkat
kebisingan yang tinggi yang dapat mengurangi kenyamanan penghuninya.
Selain itu, ternyata, kaca double glass juga dapat menekan penggunaan
energi listrik. Dimana, jenis kaca ini dapat menerima cahaya matahari dari
luar secara maksimal, sehingga dapat meminimalisir penggunaan lampu
listrik. Lalu, rongga kedap udara nya, efektif untuk meredam panas dari
luar, yang berimbas pada penggunaan AC. Anda akan selalu merasa sejuk
dan nyaman, tanpa harus kehilangan pemandangan.
.
(Double Glass)
www.indiamart.com
3.Low-E Glass
13
angka 1 dimiliki oleh benda hitam sempurna yang dapat menyerap seluruh
energi panas yang diterima kemudian dilepaskan.
(Low E-Glass)
www.indowfix.com
4.Thermal mass
14
(Thermal Mass)
www.smarterhomes.org
2. Aluminium foil
sebagai pelindung terhadap panas dan radiasi matahari.
3. Aspal dan serat kayu
Untuk menghambat proses penghanatar panas
4. Styrofoam (pada iklim panas)
15
(Roof Thermal Insulation)
www.fotosearch.com
6..Zone
16
(Core Zone)
7. Cooling Effect
Adalah strategi pengendalian termal melalui efek pendinginan,
dalam hal ini udara didinginkan secara pasif tanpa bantuan alat mekanis
oleh proses penguapan uap air. Dari strategi ini pastikan system ventilasi
berjalan dengan baik agar udara yang bertambah lembab oleh uap air
tidak menghambat perolehan kenyamanan termal
(Cooling Effectt)
www.rapi-rumahku..com
17
BAB III
KESIMPULAN
Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk pengendalian termal. Yang
pertama menggunakan shade and filter,dengan cara penyesuaian bentuk SPSM
juga pengunaan recessed sun spaces, transitional spaces, secondary skin, double
glass, absorbing and reflective glass, low e-glass dan pemilihan kaca yang
membuat kenyaman termal. Yang kedua dengan insulasi termal dengan tiga
strategi insulative wall, thermal mass, dan roof thermal isulation. Yang ketiga
dengan pengaturan orientai bangunan dengan cara memperhatikan building
orientation dan core zone. Yang keempat menggunakan vegetasi atau green
dengan cara landscape, green roof and skycourt, dan green wall. Yang kelima
melalui efek pendinginan atau cooling effect. Terakhir, menggunakan kulit atau
selubung bangunan kedua sebagai penerimaan radiasi panas matahari. Dengan
beberapa strategi ini diharapkan adanya kenyamanan termal pada suatu bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Auliciems, A dan Szokolay S.V. Thermal Comfort. 1997. Australia: PLEA Notes
18
Awbi, H.B. 1991. Ventilation of Buildings. Britania: Routledge
Sugini. 2014. Kenyamana Termal Ruang: Konsep dan Penerapan pada Desain.
Yogyakarta: Graha Ilmu
19