IKLIM KERJA
Di Susun Oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi iklim kerja
b. Jenis-jenis Iklim Kerja
c. Jenis Sumber Panas
d. Pengukuran iklim kerja
e. Aturan perundangan
f. NAB/BML
g. Alat pengukuran iklim
h. Perinsip pengukuran iklim
i. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Kerja
j. Pengendalian iklim kerja
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi
menimbulkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja bila berada pada kondisi yang
ekstrim panas dan dingin dengan kadar yang melebihi nilai ambang
batas (NAB), yang diperkenankan menurut standar kesehatan
(Tarwaka, 2008). Kondisi temperatur lingkungan kerja yang ekstrim
meliputi panas dan dingin yang berada di luar batas standar
kesehatan dapat menyebabkan meningkatnya pengeluaran cairan
tubuh melalui keringat sehingga bisa terjadi dehidrasi dan gangguan
kesehatan lainnya yang lebih berat. Persoalan tentang bagaimana
menentukan bahwa kondisi temperatur lingkungan adalah ekstrim
menjadi penting, mengingat kemampuan manusia untuk beradaptasi
sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun
demikian secara umum kita dapat menentukan batas kemampuan
manusia untuk beradaptasi dengan temperatur lingkungan pada
kondisi yang ekstrim dengan menentukan rentang toleransi terhadap
temperatur lingkungan (Suma’mur, 2009). Dilihat dari kondisi lain
adalah, masih kurangnya kesadaran dari sebagian besar masyarakat
perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja akan arti
pentingnya Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
hambatan yang sering dihadapi dalam perusahaan. Berdasarkan data
International.
Berdasarkan survei pendahuluan yang di lakukan di Koperasi
Batur Jaya Ceper-Klaten terhadap 40 karyawan, dijumpai banyak
pekerja yang bekerja dilingkungan kerja panas yang tidak memenuhi
(NAB). Berdasarkan hasil pengukuran iklim kerja diperoleh Indeks
Suhu Basah dan Bola (ISBB) sebesar 31,76 ̊̊C pada bagian
pengecoran dan 29,76 ̊̊C pada bagian produksi.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan iklim kerja?
Apa saja Jenis-jenis Iklim Kerja?
Bagaimana cara Pengukuran iklim kerja?
Aturan perundangan mengenai iklim kerja?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui kondisi iklim kerja di tempat kerja
D. MANFAAT
Mengetahui pengaruh iklim kerja terhadap kondisi kesehatan
karyawan sehingga dapat mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan di lingkungan kerja supaya tidak menimbulkan
dampak yang lebih merugikan
BAB II
PEMBAHASAN
E. Aturan perundangan
a) PERMENKES No 70 Tahun 2016 tentang Tentang Standar
dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
b) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.
c) Peraturanmenteriketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
F. NAB/BML
Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja merupakan batas
pajanan iklim lingkungan kerja atau pajanan panas (heat stress) yang
tidak boleh dilampaui selama 8 jam kerja per hari sebagaimana
tercantum pada Tabel 1. NAB iklim lingkungan kerja dinyatakan
dalam derajat Celsius Indeks Suhu Basah dan Bola (C ISBB).
H. Prinsip pengukuran
Pendekatan untuk mengukur iklim kerja dapat melalui berbagai
indek, antara lain heat index, Thermal work limit dan WBGT (Wet
Blube Globe Temperatur) dan indeks lainya. Dari berbagai pola
pengukuran yang sering digunakan oleh industri, yang dijadikan
rujukan oleh NIOSH ( National Institute for Occupational Safety and
Health) Amerika dan menjadi pedoman dalam peraturan di
Indonesia baik Kementerian Tenaga Kerja maupun Kemenkes
Republik Indonesia, yakni pendekatan dengan WBGT (Wet Blube
Globe Temperatur) atau Indeks Suhu Bola Basah.