Anda di halaman 1dari 29

Bab ll

Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan umum tentang iklim kerja

Menaker, 1999 : iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembahan

kecepatan udara Gerakan dan pnas radiasi dengan tingkat pengelauaran panas dari tubuh

tenaga kerja sebagi akibat dari pekerjaanya, Menurut Permenakertrans No. PER

13/MEN/X/2011, iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja

sebagai akibat pekerjaannnya. Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja,

kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja.

Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat

menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja

(Koesyanto, 2014)

Pengertian iklim kerja menurut Davis (2002:21) mengatakan bahwa iklim kerja

diartikan sebagai lingkungan manusia yang didalamnya para pekerja atau organisasi

melakukan pekerjaan dan keberadaannya merupakan hal yang tidak dapat disentuh atau

dilihat tetapi ada.Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,

kecepatan gerakan udara, dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Iklim kerja yang tidak

nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang

berakibat menurunnya efisiensi dan produktifitas kerja.Suhu udara yang dianggap nikmat

bagi orang Indonesia ialah berkisar 240C–260C dan selisih suhu didalam dan diluar tidak

boleh lebih dari 50C.Batas kecepatan angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk (Putra

2011).
B. Tinjauan umum tentang jenis-jenis iklim kerja

Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industri, telah menimbulkan suatu

kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu yang disebut iklim kerja, yang dapat berupa

iklim kerja panas dan iklim kerja dingin (Jamaludin, 2012).

1. iklim kerja panas

iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat

disebabkan oleh Gerakan angin, kelembapan, suhu udara, suhu radiasi dan sinar

matahari (Budiono,2008). Agar tetap seimbang anatara pengeluaran dan pembentukan

panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan

sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi

(Suma’mur, 2009). Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang

secara terus-menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan

panas tubuh yang dikeluarkan ke lingkungan sekitar.

Salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja yang terlalu tinggi adalah apa

yang dinamakan dengan heat stress (tekanan panas). Tekanan panas adalah

keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja

fisik, faktor lingkungan (suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan

panas radiasi) dan faktor pakaian. Efek tekanan panas akan berdampak pada

terjadinya (Putra, 2011)

faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
panas)
faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
panas)
faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
panas)
faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
panas)
faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
panas)
faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
panas)
faktor-faktor yang
mempengaruhi panas
(Menurut Osha 1995)
adalah sebagai berikut :
a. Climate Factor
1) Suhu udara (tempat kerja &
suhu penyinaran)
2) Kelembaban udara (banyak
sedikitnya uap air di udara)
3) Kecepatan aliran udara
(cepat lambatnya udara yang
berhembus)
4) Radiasi (panas dengan
tenaga elektromagnetis yang
mempunyai
panjang gelombang lebih
panjang dari sinar matahari)
b. Non Climate Factor
1) Metabolisme (proses kimia
yang terjadi di dalam sel-sel
jaringan
organ tubuh untuk mengubah
zat asam & makanan untuk
aktivitas
tubuh)
2) Pakaian kerja (warna &
tebal tipisnya pakaian)
3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
pana
2. Iklim Kerja Dingin

Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya

koordinasi otot.Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat

mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot, dan

frostbite. Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin dilakukan
melalui seleksi pekerja yang fit dan penggunaan pakaian pelindung 16 yang baik. Disamping

itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik (Budiono, 2008)

a.

a. chilhblains

bagian tubuh yang terkena membengkak, merah, panas dan sakit diselingi gatal.

Penyakit ini diderita akibat bekerja ditempat dingin dengan waktu lama dan akibat

defiensi besi

b. trench foot

kerusakan anggota badan terutama kaki akibat kelembapan atau dingin walau suhu

diatas titik bek stadium ini di ikuti tingkat hyperthermis yaitu kaki membengkak,

merah, dan sakit

c. frostbite

akibat suhu rendah dibawah titik beku, kondisinya sama seperti trenchfoot namun

stadium akhir penyakit ini adalah gangrene.

C. Tinjauan umum tentang sumber iklim kerja

Sumber panas yang penting ditempat kerja khusus pada suatu industri adalah sebagai berikut.

1. Iklim kerja setempat : keadaan udara setempat yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan ( suhu, kelembapan, hujan, penerangan)

2. Proses produksi & mesin ( faktor terbesar)

3. Kerja otot : yang dilakukan pekerja akan menimbulkan panas yang menimbulkan

panas yang mempengaruhi panas lingkungan tempat kerja.

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi panas ( osha 1995) adalah sebagai berikut:

a. Climate factor
1. Suhu udara ( tempat kerja& suhu penyinaran

2. Kelembapan udara ( banyak sedikitnya uas air di udara)

3. Kecepatan aliran udara ( cepat lambatnya udara yang berhembus)

4. Radiasi ( panas dengan tenaga elektromagnetis yang mempunyai Panjang

gelombang lebih panjanga dari sinar matahari)

b. Non climate factor

c. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
d. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
e. tubuh)
f. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
g. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
h. panas
i. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
j. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
k. tubuh)
l. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
m. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
n. panas
o. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
p. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
q. tubuh)
r. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
s. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
t. panas
u. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
v. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
w. tubuh)
x. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
y. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
z. panas
aa. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
bb. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
cc. tubuh)
dd. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
ee. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
ff. panas
gg. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
hh. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
ii. tubuh)
jj. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
kk. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
ll. panas
mm. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
nn. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
oo. tubuh)
pp. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
qq. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
rr. panas
ss. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
tt. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
uu. tubuh)
vv. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
ww. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
xx. panas
yy. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
zz. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
aaa. tubuh)
bbb. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
ccc. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
ddd. panas
eee. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
fff. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
ggg. tubuh)
hhh. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
iii. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
jjj. panas
kkk. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
lll. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
mmm. tubuh)
nnn. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
ooo. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
ppp. panas
qqq. Metabolisme (proses
kimia yang terjadi di dalam
sel-sel jaringan
rrr. organ tubuh untuk
mengubah zat asam &
makanan untuk aktivitas
sss.tubuh)
ttt. 2) Pakaian kerja (warna
& tebal tipisnya pakaian)
uuu. 3) Tingkat aklimatisasi
(penyesuaian diri terhadap
lingkungan kerja
vvv. panas
1. metabolisme

2. pakaian kerja

3. tingkat aklimatisasi ( penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja panas)

Referensi

Cahyana, B. J. (2022). PENGUKURAN BEBAN KERJA OPERATOR CRANE DENGAN

METODE NASA-TLX DI PELABUHAN KHUSUS CNOOC SES. ISTA Online

Technologi Journal, 3(1), 28-41.

Ikhsani, A. (2019). Bahaya Potensial Fisik pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit PT.

Perkebunan Nusantara VII tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2).

Sunaryo, M., & Rhomadhoni, M. N. (2020). Gambaran Dan Pengendalian Iklim Kerja Dan

Keluhan Kesehatan Pada Pekerja. Medical Technology and Public Health

Journal, 4(2), 171-180.

Suryantari, I. A. M., Mendra, I. W., & Verawati, Y. (2021). PENGARUH

KARAKTERISTIK INDIVIDU, BUDAYA ORGANISASI DAN IKLIM KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BPR TISH

GIANYAR. EMAS, 2(1).
Nofianti, D. W., & Koesyanto, H. (2019). Masa kerja, beban kerja, konsumsi air minum dan status

kesehatan dengan regangan panas pada pekerja area kerja. HIGEIA (Journal of Public

Health Research and Development), 3(4), 524-533.

Wulandari, J., & Ernawati, M. (2018). Efek Iklim Kerja Panas Pada Respon Fisiologis

Tenaga Kerja Di Ruang Terbatas. The Indonesian Journal of Occupational Safety and

Health, 6(2), 207.

Anas, K., Fathimah, A., & Ginanjar, R. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KONTAK PANAS SECARA LANGSUNG TERHADAP GEJALA DERMATITIS PADA

PEKERJA DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY CITEUREUP TAHUN

2019. PROMOTOR, 3(3), 259-268.

Anda mungkin juga menyukai