IKLIM KERJA
Disusun oleh:
Dosen pengampu:
AULIA NADIA RACHMAD, S.ST, M.T
Dr. INDRI SANTIASIH, S.KM., M.T
1
BAB 1 PENDAHULUAN
2
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah :
1. Bagaimanakah kondisi iklim kerja di Bengkel konstruksi Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya?
2. Bagaimanakah rekomendasi untuk memperbaiki kondisi iklim kerja di Bengkel
Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya?
1.3. Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengevaluasi kondisi iklim kerja di Bengkel Konstruksi
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
2. Mahasiswa mampu membuat rekomendasi untuk memperbaiki kondisi iklim kerja
di Bengkel Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
3
BAB 2 DASAR TEORI
2.4 Kepmenaker No.51 Tahun 1999 Tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja
Pemerintah Indonesia dalam hal ini adalah Departemen Tenaga Kerja
mengeluarkan KepMen/Kep-51.Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja yang di dalamnya mengatur tentang Nilai Ambang Batas untuk iklim
kerja panas.
Beberapa definisi yang terdapat dalam peraturan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara,
dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubih tenaga kerja sebagai
akibat pekerjaannya.
2. Nilai Ambang Batas (NAB) : standar faktor tempat kerja yang dapat diterima
tenaga kerja tanpa menakbatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
3. Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) : parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang
merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami, dan suhu
bola.
4. Suhu udara kering : suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
5. Suhu basah alami : suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah alami.
6. Suhu bola : suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola.
6
Tabel 2.4.1 Lampiran Kep-51/1999 tentang NAB iklim kerja ISSB yang
diperkenankan
ISBB (oC)
Pengaturan waktu kerja setiap
jam Beban Kerja
Waktu
Waktu kerja Ringan Sedang Berat
Istirahat
Kerja terus menerus - 30.0 26.7 25.0
(8 jam sehari )
75% 25% 30.6 28.0 25.9
Tabel 2.4.2 Lampiran Kep-51/1999 tentang NAB iklim kerja ISSB yang diperkenankan
ISBB (oC)
Pengaturan waktu kerja setiap jam
Beban Kerja
Waktu
Waktu kerja Ringan Sedang Berat
Istirahat
50 % 50 % 31,4 29,4 27,9
25 % 75 % 32,2 31,1 30
Ada beberapa koreksian terhadap penentuan nilai WBGT. Ada beberapa panduan
yang perlu diperhatikan untuk mengkoreksi nilai WBGT, antara lain :
1. Suplemen berupa air dan garam
7
Penyediaan air putih dan garam harus dilakukan agar pekerja dapat memperoleh
masukan cairan sebagai pengganti cairan yang hilang, dengan ketentuan minum air
putih setiap 15-20 menit sekali (@ 150 ml). Temperatur air minum harus dijaga
pada 10-150C, dan ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau oleh pekerja tanpa
perlu meninggalkan pekerjaannya. Disarankan untuk para pekerja supaya lebih
banyam mengkonsumsi garam pada makanan mereka (pada pekerja dengan diet
rendah garam, harus berkonsultasi dengan ahlinya), dan pada tempat kerja mereka
disediakan air minum bergaram dengan konsetrasi 0,1% (1 gr NaCl dalam 1 L air,
atau 1 sendok makan garam setiap 15 quarts air minum)
2. Pakaian kerja
Untuk penentuan WBGT pada pakain pekerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3 Koreksi Faktor Pakaian Terhadap WBGT (°C)
Koreksi
Tipe Pakaian
WBGT
Summer work uniform 0
Cotton coveralls -2
Winter work uniform -4
Water barrier, permeable -6
(Sumber : ACGIH 2005)
8
2.5 Nilai Ambang Batas iklim kerja (ACGIH Tahun 2005)
Pada ACGIH tahun 2005 terdapat beberapa hal yang telah dikaji secara
berkelanjutan untuk mendapatkan kesempurnaan standar yang mereka keluarkan.
Sebagaimana tertera pada Tabel 2.5.1 , 2.5.2 , 2.5.3 , 2.5.4 dibawah ini.
Tabel 2.5.2 Tabel Paparan Panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB (WBGT dalam
˚C)
Acclimatized Unacclimatized
Work
Heavy Very Very
Demands Light Moderate Light Moderate Heavy
Heavy Heavy
100% 29.5 27.5 26 - 27.5 25 22.5 -
work
75% work 30.5 28.5 27.5 - 29 26.5 24.5 -
25% rest
50% work 31.5 29.5 28.5 27.5 30 28 26.5 25
50% rest
25% rest 32.5 31 30 29.5 31 29 28 26.5
75% work
(Sumber : ACGIH 2005 )
9
Catatan :
1. Nilai pada tabel di atas berlaku untuk waktu kerja 8 jam sehari, 5 hari seminggu
dengan waktu istirahat pada umumnya.
2. Nilai kriteria untuk pekerjaan terus menerus dan 25% istirahat untuk kerja sangat
berat tidak diberikan, mengingat efek biologis (tanpa melihat WBGT) pekerjaan
tersebut pada tenaga kerja yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik.
Catatan:
1. Untuk demand category lihat tabel
2. Jika lingkungan kerja dan istirahat berbeda, perhitungan rata-rata waktu per jam
harus dilakukan. Dan jika pekerjaan bervariasi dalam setiap jamnya, perhitungan
TWA juga harus dilakukan.
3. Nilai pada tabel di atas berlaku untuk waktu kerja 8 jam sehari, 5 hari seminggu
dengan waktu istirahat pada umumnya. Bila waktu kerja bertambah, konsultasikan
dengan ahli hygiene industri.
4. Nilai kriteria untuk pekerjaan terus menerus dan 25% istirahat untuk kerja sangat
berat tidak diberikan, mengingat efek fisiologis (tanpa melihat WBGT) pekerjaan
tersebut pada tenaga kerja yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik.
10
Menyekop pasir kering
Pekerjaan perakitan yang berat pada basis yang tidak
terus-menerus
Sebentar-sebentar mengangkat dengan mendorong atau
menekan beban yang berat
Very Heavy Menyekop pasir basah
(Sumber: ACGIH, 2005)
11
Tabel 2.6.1 Standart Tekanan Panas dan Beban Kerja
Beban kerja
Cara kerja Ringan<200 Sedang<350 Berat<500
Continuous 30.0/86 26.7/80 25.0/77
75 % 30.6/87 28.0/82 25.9/77
50 % 31.4/89 29.4/85 27.9/82
25 % 32.2/90 31.1/88 30.0/86
(Sumber : ACGIH, 2005)
Keterangan : maksimum suhu untuk bekerja 38˚C
12
Catatan :
Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 Kkal/jam
Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 Kkal/jam
Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 Kkal/jam
Special condition :
1. Bila ISBB di ukur di ruang istirahat sama atau mendekati sama dengan ruang kerja
Bila ruang istirahat memakai AC atau dipertahankan kurang lebih 24 oC, maka lama
istirahat dapat dikurangi 25%, demikian pula bila lama istirahat ditambah, waktu
paparan dapat di perpanjang.
2. Bila irama kerja diatur oleh pekerja, sebesar 30-50% kapasitas kerja maksimal,
beban kerja rata per hari tidak lebih dari 330 Kkal/jam
3. Bila pakaian pekerja adalah dari bahan katun.
14
1. Pengandalian cairan
2. Aklimatisasi
3. Self determination
Diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana tenaga kerja
menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah merasakan terpapar suhu
panas secara berlebihan.
4. Diet
Makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan tidak
dianjurkan karena akan menahan cairan melalui ginjal atau keringat.
5. Gaya hidup dan status kesehatan
6. Pakaian kerja
Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari bahan
yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat dari katun,
sehingga penguapan mudah terjadi.
2. Pengendalian secara khusus
Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
a. Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
1. Mengurangi beban kerja
2. Menurunkan suhu udara
Bila suhu udara di atas 104˚F (40˚C), tenaga kerja mendapat tambahan pans
secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah 90˚F (32˚C), maka ada
pelepasan panas dari tubuh secara nyata. Suhu udara dapat diturunkan
dengan memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan pendinginan
secara aktif.
3. Menurunkan kelembaban udara.
Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan tekanan
panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara
yang lebih rendah, sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan
pendinginan.
4. Menurunkan panas radiasi.
Bila suhu globe lebih dari 109˚F (43˚C) panas radiasi merupakan sumber
tekanan panas secara nyata. Sesunggunhnya lembaran logam atau
permuakaan benda yangdapat digunakan sebagai perisai sangat banyak,
15
dibawah ini adalah daftar logam atau permuakaan benda yang padat
digunakan sebagai perisai.
Tabel 2.9.1 Macam-Macam Bahan Yang Dapat Digunakan Sebagai Tabir Terhadap
Panas Radiasi
Relative efficiencies of common shielding material
Sarface of Relation of radiont heat Emission of radiant heat
shielding incident upon sarface(%) from surface
Aluminium,bright 95 % 5%
Zinc,bright 90 % 10 %
Al, oxidized 84 % 16 %
Zn, oxidized 73 % 27 %
Al,paint,newclean 65 % 35 %
Iron,clea,oxidized 35 % 65 %
Brick 20 % 80 %
Laquer, black 10 % 90 %
Asbestos, board 6% 94 %
Lawuer, flat black 3% 97 %
(Sumber: industrial ventilation, A manual of recomended practice 11th Edition 2001)
16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
17
3.4. DIAGRAM ALIR
Mulai
Metodologi Penelitian
Data Sekunder
Data Primer 1. Waktu kerja
1. ISBB 2. Beban kerja
2. Rh 3. Kalori pekerja
Analisa Pembahasan
1. ACGIH 1992
2. Kepmenaker 1999
3. Permennaker 2011
4. SNI
5. SNI
6.
Kesimpulan
18
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengukuran
Berdasarkan hasil pengukuran iklim kerja pada Selasa, 02 April 2024
pada pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB didapatkan data sebagai berikut:
Karakteristik Kegiatan Kerja
1. Identifikasi Mahasiswa/Pekerja
a) Nama: Radit
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 19 tahun
Berat badan: 58 kg
b) Nama: Diki
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 18 tahun
Berat badan: 63 kg
c) Nama: Rangga
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur: 19 tahun
Berat badan: 65 kg
2. Gambaran Kegiatan Kerja
Kegiatan Peralatan yang digunakan Durasi Kerja (menit)
Jobsheet transisi Meja press 40 menit
Gerinda Gerinda stand 20 menit
Pemotongan plat Mesin pemotong plat 30 menit
19
-rata
1 26,8 31,8 31,9 68,8 28,5
b 2 27,1 32,4 32,3 70,3 27,9
3 26,7 31,9 31,7 68,4 29,6
Rata
26,8 32,0 31,9 69,2 65 28,6 28,34 6,46 0,92
-rata
1 26,9 31,9 31,9 70,4 28,5
2 27,4 32,6 32,4 71,7 28,7
c 3 26,5 32,1 31,3 68,9 29,9
Rata
26,9 32,2 31,8 70,3 81 29,0 28,37 13,21 2,22
-rata
84− 73
=| | × 100%
84
11
=|84| × 100%
= 13,09%
3. Perhitungan ISBB tanpa radiasi
ISBB = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu bola
ISBB = 0.7 (26,7°C) + 0.3 (31,1°C)
ISBB = 28,02°C
4. Perhitungan % eror ISBB
Alat = 28,8°C
20
Psychometry chart = 28,02°C
𝐼𝑆𝐵𝐵𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐼𝑆𝐵𝐵𝑎𝑙𝑎𝑡
% eror = | | × 100%
𝐼𝑆𝐵𝐵𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
28,02°C−28,8°C
=| | × 100%
28,02°C
−0,78
=|28,02°C | × 100%
= 2,78%
5. Perhitungan Waktu Kerja
waktu kerja
𝑊𝐾 = × 100%
waktu kerja + waktu istirahat
40
𝑊𝐾 = × 100%
60
𝑊𝐾 = 66,67% (Pengaturan waktu kerja termasuk dalam kategori 50% - 75%)
6. Beban Kerja
Pekerja bekerja dalam 40 menit dan istirahat dalam 20 menit, melakukan
kegiatan jobsheet transisi pada posisi berdiri (Diasumsikan termasuk pekerjaan
dengan tangan kategori 1) dengan waktu kerja sebesar 66,67%
Rerata
(𝐵𝐾1 × 𝑇1) + (𝐵𝐾2 × 𝑇2)
𝑅𝐵𝐾 = × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑇1 + 𝑇2
(0,9 × 40) + (0,6 × 20)
𝑅𝐵𝐾 = × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
60
𝑅𝐵𝐾 = 0,8 × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝐵𝐾 = 48 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Metabolisme Basal (MB)
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 58 × 1 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 58 × 1 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 58 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Total Beban Kerja (TBK)
TBK = RBK + MB
TBK = 48 + 58
TBK = 106 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Jadi, Mahasiswa 1 memiliki beban kerja total sebesar 106 Kkal/jam dengan
waktu kerja 66,67% yang berada di rentang 50% - 75%. Pekerjaan ini
dikategorikan sedang dengan batas ISBB 29°C.
21
Mahasiswa 2 (Diki)
1. Perhitungan RH berdasarkan tabel
ΔT = suhu kering – suhu basah
ΔT = 32°C –26,8°C
ΔT = 5,2°C ≈ 5°C
Berdasarkan tabel RH dengan suhu kering 32°C dan ΔT = 5°C, maka % RH
sebesar 65%
2. Perhitungan % eror RH
Alat = 69,2%
Psychometry chart = 65%
𝑅𝐻𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑅𝐻𝑎𝑙𝑎𝑡
% eror = | | × 100%
𝑅𝐻𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
65−69,2
=| | × 100%
65
−4,2
=| | × 100%
65
= 6,46%
3. Perhitungan ISBB dengan radiasi
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering
ISBB = 0.7 (26,8°C) + 0,2 (31,9°C ) + 0.1 (32°C)
ISBB = 28,34 °C
4. Perhitungan % eror ISBB
Alat = 28,6°C
Psychometry chart = 28,34 °C
𝐼𝑆𝐵𝐵𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐼𝑆𝐵𝐵𝑎𝑙𝑎𝑡
% eror = | | × 100%
𝐼𝑆𝐵𝐵𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
28,34 −28,6
=| | × 100%
28,34
− 0,26
=| 28,34 | × 100%
= 0,92%
5. Perhitungan Waktu Kerja
waktu kerja
𝑊𝐾 = × 100%
waktu kerja + waktu istirahat
20
𝑊𝐾 = × 100%
60
𝑊𝐾 = 33,33% (Pengaturan waktu kerja termasuk dalam kategori 25% - 50%)
22
6. Beban Kerja
Pekerja bekerja dalam 20 menit dan istirahat dalam 40 menit, melakukan
kegiatan menggerinda pada posisi berdiri (Diasumsikan termasuk pekerjaan
dengan dua lengan kategori 1) dengan waktu kerja sebesar 33,33%
Rerata
(𝐵𝐾1 × 𝑇1) + (𝐵𝐾2 × 𝑇2)
𝑅𝐵𝐾 = × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑇1 + 𝑇2
(1,85 × 20) + (1,55 × 40)
𝑅𝐵𝐾 = × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
60
𝑅𝐵𝐾 = 1,65 × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝐵𝐾 = 99 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Metabolisme Basal (MB)
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 63 × 1 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 63 × 1 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 63 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Total Beban Kerja (TBK)
TBK = RBK + MB
TBK = 99 + 63
TBK = 162 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Jadi, Mahasiswa 2 memiliki beban kerja total sebesar 162 Kkal/jam dengan
waktu kerja 33,33% yang berada di rentang 25% - 50%. Pekerjaan ini
dikategorikan berat dengan batas ISBB 29°C.
Mahasiswa 3 (Rangga)
1. Perhitungan RH berdasarkan tabel
ΔT = suhu kering – suhu basah
ΔT = 32,2°C – 26,9°C
ΔT = 5,3°C ≈ 5°C
Berdasarkan tabel RH dengan suhu kering 32,2°C dan ΔT = 5°C, maka % RH
sebesar 81%
2. Perhitungan % eror RH
Alat = 70,3%
Psychometry chart = 81%
23
𝑅𝐻𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑅𝐻𝑎𝑙𝑎𝑡
% eror = | | × 100%
𝑅𝐻𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
81−70,3
=| | × 100%
81
10,7
=| 81 | × 100%
= 13,21%
3. Perhitungan ISBB tanpa radiasi
ISBB = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu bola
ISBB = 0.7 (26,9°C) + 0.3 (31,8°C)
ISBB = 28,37°C
4. Perhitungan % eror ISBB
Alat = 29°C
Psychometry chart = 28,37°C
𝐼𝑆𝐵𝐵𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐼𝑆𝐵𝐵𝑎𝑙𝑎𝑡
% eror = | | × 100%
𝐼𝑆𝐵𝐵𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
28,37°C−29°C
=| | × 100%
28,37°C
−0,63°C
=| 28,37°C | × 100%
= 2,22%
5. Perhitungan Waktu Kerja
waktu kerja
𝑊𝐾 = × 100%
waktu kerja + waktu istirahat
30
𝑊𝐾 = × 100%
60
𝑊𝐾 = 50% (Pengaturan waktu kerja termasuk dalam kategori 50% - 75%)
6. Beban Kerja
Pekerja bekerja dalam 30 menit dan istirahat dalam 30 menit, melakukan
kegiatan pemotongan plat pada posisi berdiri (Diasumsikan termasuk pekerjaan
dengan satu lengan kategori 2) dengan waktu kerja sebesar 50%
Rerata
(𝐵𝐾1 × 𝑇1) + (𝐵𝐾2 × 𝑇2)
𝑅𝐵𝐾 = × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑇1 + 𝑇2
(2,2 × 30) + (1,9 × 30)
𝑅𝐵𝐾 = × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
60
𝑅𝐵𝐾 = 2,05 × 60 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝐵𝐾 = 123 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Metabolisme Basal (MB)
24
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 65 × 1 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 65 × 1 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑀𝐵𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖 = 65
Total Beban Kerja (TBK)
TBK = RBK + MB
TBK = 123+ 65
TBK = 188 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
Jadi, Mahasiswa 3 memiliki beban kerja total sebesar 188 Kkal/jam dengan
waktu kerja 50% yang berada di rentang 50% - 75%. Pekerjaan ini dikategorikan
sedang dengan batas ISBB 29°C.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan ilmu Hygiene Industry, terdapat empat tahapan AREP yakni, Antisipasi,
Rekognisi, Evaluasi, dan Pengendalian yang digunakaan untuk menuju zero accident.
1. Antisipasi
a) Tahap Antisipasi
Pada tahap antisipasi pada umumnya digunakan untuk memprediksi potensi bahaya
yang ada di tempat yang bersangkutan. Dalam melakukan pengambilan data untuk
keperluan praktikum tersebut. Kondisi cukup ramai, namun bisa juga berpotensi adanya
bahaya paparan iklim kerja dengan nilai diatas batas normal tanpa diduga yang dapat
membahayakan kesehatan. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila terkena iklim
kerja diatas batas NAB adalah dehidrasi,heat rash,hear exhaustion, dan heat stroke.
Saat tkelompok kami melakukan pengukuran di bengkel konstruksi berjumlah 28
orang, APD yang dipakai di bengkel berupa safety shoes,safety glasses,safety
gloves,dan earmuff serta melakukan safety briefieng sebelum memulai praktikum
b) Rekognisi
Berdasarkan praktikum yang dilakukan 3 mahasiswa laki-laki di bengkel konstruksi
didapatkan nilai yang menunjukan beban kerja masing- masing mahasiswa
berdasarkan ISBB dan waktu kerja:
Mahasiswa 1 (radit) : kategori pekerjaan sedang dengan beban kerja total 106
Kkal/jam,rentang waktu 50%-75% dan batas ISBB 29°c
Mahasiswa 2 (diki): kategori pekerjaan berat dengan beban kerja total 162
Kkal/jam,rentang waktu 25%-50% dan batas ISBB 29°c
25
Mahasiswa 3 (Rangga) : kategori pekerjaan sedang dengan berat beban kerja
total 188Kkal/jam, rentang waktu 50%-75% dan batas ISBB 29°c
c) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai bahaya pada pekerja dengan menggunakan standar
yang berlaku. maka dilakukan perhitungan iklim kerja dengan menggunakan
perhitungan ISBB dan hasil yang didapat dari pengukuran kami iklim kerja di bengkel
tersebut tergolong aman karena tidak melebihi batas NAB
26
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa aktifitas
yang dilakukan di bengkel konstruksi saat pemotongan plat atau yang lainnya
merupakan tergolong beban kerja sedang dan berat. ISBB yang terdapat di bengkel
konstruksi, dapat dikatakan sudah memenuhi NAB karena nilai ISBB di semua bengkel
nilainnya kurang dari nilai ISBB yang disesuaikan dengan pembagian waktu kerja
sesuai dengan standar Lampiran ACGIH 1992, Kep-51/1999, Per-13/2011 dan SNI
tentang NAB iklim kerja ISSB yang diperkenankan dan dapat dikatakan dalam kondisi
iklim kerja aman. Meskipun kondisi iklim kerja di bengkel tersebut masih tergolong
aman, perlu dilakukan beberapa pengendalian dan rekomendasi yang berfungsi agar
tetap menjaga kondisi iklim kerja agar sesuai dengan kebutuhan para pekerja.
Rekomendasi yang harus dilakukan untuk menciptakan iklim kerja yang aman
adalah sebagai berikut :
1. Penambahan exhaust fan dimana panas dari lingkungan kerja ditarik keluar
dengan suhu yang lebih rendah.
2. Penataan tempat kerja, sehingga tidak terlihat sempit yang akan menghambat
sirkulasi udara.
27
DAFTAR PUSTAKA
Budiono,A.M. Sugeng(editor). 1990. Panduan Pelayanan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Tri Tunggal Tata Fajar: Semarang
Kepmenaker No.51 Tahun 1999 Tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja
Heru,S, Haryon. 2007. Hygiene Lingkungan Kerja. Jogjakarta : mitra cendekia Press
Modul praktikum,tata tertib praktikum PLK:PPNS,ITS 2007
Soeripto,M. 2008. Hygiene Industri: Jakarta : Balai Penerbit FKUI
28
LAMPIRAN
29
Tugas Pendahuluan
1. Efek yang dapat muncul dari iklim kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas manusia
adalah :
a. Heat stroke
b. Heat exhaustion
c. Heat cramps
d. Suhu inti tubuh lebih dari 38 oC dapat mengakibatkan kemandulan bagi pria
maupun wanita.
2. Rh = 87%
3. Hasil Pengukuran
Suhu Suhu Suhu WBGT
Titik Rh
Basah Kering Bola (ISBB) Keterangan
Pengukuran (%)
(oC) (oC) (oC) (oC)
1 34 36 39 35,2 Out door
2 30 35 38 32,1 Out door
3 32 33 37 33,1 Out door
4 22 25 26 23,2 Indoor
a. Kebutuhan kalor/jam
Sedang : > 200-350 Kkal/jam
Ringan : 100-200 Kkal/jam
Berat : > 350-500 Kkal /jam
Ringan : 100-200 Kkal/jam
30
b. Pengaturan waktu kerja
Sedang : waktu kerja 25%, waktu istirahat 75%
Ringan : waktu kerja 50%, waktu istirahat 50%
Berat : waktu kerja 25%, waktu istirahat 75%
Ringan : waktu kerja 100%
31