Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM ALAT HYGRO THERMOMETER

Laporan ini dibuat sebagai syarat


Dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan Program Studi Kesehatan
Lingkungan

OLEH

Nama : Arshita Syifatul Qolbi Tiyanensa


NIM : 10031181924002
Kelompok : 8 (Delapan)
Dosen : Elvi Sunarsih, S.K.M., M.Kes.
Inoy Trisnaini,S.K.M.,M.KL.
DR. Suheryanto,M.SI
Asisten : M. Rozqie Anam

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM


STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6

2.1 Pengertian ...................................................................................................... 6

2.2 Nilai Ambang Batas ...................................................................................... 6

2.3 Dampak Kesehatan........................................................................................ 7

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Udara ................. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 10

3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 10

A. Alat ........................................................................................................... 10

B. Bahan ........................................................................................................ 10

3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................. 10

3.2.1 Cara Kerja ............................................................................................ 10

3.2.2 Cara Mengganti Baterai ....................................................................... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 13

4.1 Hasil Praktikum........................................................................................... 13

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 13

BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kelembaban dan Suhu ............................................... 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Nilai Ambang Batas Suhu Kerja ......................................................... 7


Gambar 3.1 Alat Hygro-Thermometer .................................................................. 10
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Kelembaban dan Suhu ......................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hygro Thermometer adalah alat yang mempunyai dua indikator
pengukuran yaitu thermometer dan hygrometer. Thermometer berfungsi untuk
mengukur suhu pada suatu ruangan,sedangkan hygrometer berfungsi untuk
mengukur kelembaban pada suatu ruangan. Jadi,bisa disimpulkan bahwa
thermohygrometer berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban di suatu
tempat baik itu indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar ruangan).
Hygro Thermometer bekerja berdasarkan fenomena yang disebut
penguapan dingin. Ketika air menguap dari suatu permukaan, permukaan akan
dingin karena molekul air membawa energi panas dari permukaan selama
penguapan. Karena adanya efek pendinginan ini wet bulb selalu menunjukkan
temperatur yang rendah dibandingkan dry bulb. Penguapan air dari permukaan
wet bulb sebanding dengan kelembapan udara di atmosfer (Tempat et al. n.d.).
Alat pengukur kelembaban dan suhu sangat banyak diperlukan dalam hal-
hal tertentu. Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali alat-alat yang
bermunculan dalam berbagai bidang yang modern didalam penggunaannya. Salah
satu contoh bentuk dari kemajuan itu adalah adanya alat untuk pengukuran suhu
dan kelembaban, yaitu penggabungan antara alat thermometer dengan hygrometer
yang dinamakan thermohygrometer.
Alat pengukur kelembaban dan suhu sangat banyak diperlukan dalam hal-
hal tertentu. Contohnya, pada suatu gudang penyimpanan sangat penting
diperhatikan suhu dan kelembaban dari ruangan gudang tersebut untuk
menyimpan barang dengan baik (‫ یک وچک‬1377).
Kelembaban relative menggambarkan rasio uap air yang terdapat dalam
campuran udara-air dalam fasa gas pada suhu udara tertentu. Kelembaban udara
adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara atau atmosfer. Besarnya
tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer karena adanya penguapan
dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun dari air tanah. Kelembaban
udara relatif memiliki pengertian sebagai nilai perbandingan antara tekanan uap
air yang ada pada saat pengukuran dengan nilai tekanan uap air jenuh pada suhu

4
yang sama. Sedangkan suhu udara yaitu jumlah panas yang terkandung di udara.
Suhu didefinisikan sebagai suatu energi yang didapat dari pergerakan molekul-
molekul dalam suatu benda. Suhu suatu benda merupakan suatu keadaan dimana
benda tersebut mempunyai kemampuan untuk memindahkan panas ke benda lain
atau menerima panas dari benda lain.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Thermometer merupakan alat yang dipakai untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa
Latin yaitu thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur.
Didalam kehidupan kita satuan yang dipakai untuk pengukuran termometer yang
paling sering dijumpai adalah derajat Celcius (C).
Kemudian hygrometer merupakan alat yang dipakai untuk menghitung
presentase uap air (embun) yang berada di udara, atau lebih mudahnya alat untuk
mengukur tingkat kelembaban udara. Satuan yang dipakai dalam pengukuran
untuk hygrometer adalah persentase (%).
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan
adalah derajat celcius.
Kelembaban udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam
udara terbentuk uap air. Uap air dalam udara hangat memiliki kandungan lebih
banyak daripada di dalam udara dingin. Berbeda dengan kondisi dalam ruangan,
kelembaban udara dapat diatur sesuai dengan keinginan. Jika dalam suatu ruang
tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai
terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan
(Awaj, Rochim, and Widianto 2014).

2.2 Nilai Ambang Batas


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 mengenai persyaratan kesehatan lingkungan kerja
perkantoran dan industry, bahwa persyaratan udara ruangan yang baik memiliki
range suhu berkisar 18℃ - 28℃ dan kelembaban udara 40% - 60%.
Berdasarkan surat edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi Nomor SE-01/Men/1978 tentang nilai ambang batas (NAB) yang
berlaku untuk lingkungan kerja panas di Industri adalah kelembaban 65% – 95%
dengan kisaran suhu 26°C – 30°C. Untuk lingkungan kerja lainnya tidak ada

6
aturan NAB. Sedangkan menurut ASHRAE (1981) zona kenyamanan 55% – 74%
berada pada kisaran suhu 22°C – 26°C dan kelembaban 20% – 70%.
Kombinasi suhu dan kelembaban udara yang tepat akan menciptakan
kenyamanan ruangan, sebaliknya kombinasi keduanya dapat pula memperburuk
kondisi udara ruangan. Kelembaban relatif udara yang rendah, yaitu kurang dari
20% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran. Sedangkan
kelembaban yang tinggi pada suhu tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan
mikroorganisme dan pelepasan folmaldehid dari material bangunan. Agar
terpenuhi kenyamanan dengan kelembaban relatif udara dengan besaran sekitar
65%, sangat layak dipertimbangkan adanya penggunaan AC (Kementerian
Ketenagakerjaan RI 1999).
Gambar 2.2 Nilai Ambang Batas Suhu Kerja

2.3 Dampak Kesehatan


Bila kelembaban udara di dalam ruangan di atas 65% (RH), maka virus, jamur,
tungau, lumut, dan bakteri yang memicu asma akan bertumbuh pesat. Sebaliknya,
jika kelembaban di bawah 45% (RH), maka kulit, tenggorokan, mata menjadi
kering dan gatal, saluran udara dan membran mukosa yang berfungsi sebagai
pembatas natural terhadap penyakit juga menjadi kering sehingga tubuh kita lebih
rentan terhadap penyakit.
Bila tingkat kelembaban berada di atas 65% (RH), maka diperlukan dehumidifier
(penyerap udara lembab) untuk mengembalikan tingkat kelembaban ke tingkat
ideal. Sebaliknya, bila hasilnya di bawah 45% (RH) maka dibutuhkan humidifier
(pelembab udara).

7
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Udara
1. Suhu
Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah berkisar antra 18-30 ℃,
setiap bakteri mempunyai suhu optimum. Pada suhu optimum ini
pertumbuhan bakteri berlangsung dengan cepat. Suhu yang mempengaruhi
suhu ruangan adalah sebagai berikut :
 Penggunaan bahan bakar biomassa
 Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
 Kepadatan hunian
 Bahan dan Struktur bangunan
 Kondisi Geografis
 Kondisi Topografi
2. Kelembaban
Menurut Nyoman Suhendra dalam Mustika mengatakan suhu yang tinggi
menyebabkan kelembaban yang tinggi dan dapat menyebabkan 20
pertumbuhan kuman pathogen juga meningkat. Alat untuk mengukur
kelembaban ruangan yaitu hygrometer. Mikroorganisme yang berada di
dalam ruangan dapat bertambah banyak karena adanya faktor yang
mendukung pertumbuhannya, yaitu kelembaban udara, yang berkaitan erat
dengan musim yang terjadi pada saat itu. Kelembaban ruang yang kisar
antara 25-75% sangat mempengaruhi pertumbuhan spora jamur. Jenis-
jenis bakteri yang pathogen pada manusia yang banyak terdapat di dalam
ruangan adalah jenis Legionella.
Bakteri yang berasal dari Soil borne yang kemudian masuk ruangan saat
panggilan atau saat pembangunan. Sumber kelembaban dalam ruangan
berasal dari konsruksi bangunan yang tidak baik seperti atap yang bocor,
lantai, dan dinding rumah yang tidak kedap air, serta kurangnya
pencahayaan baik buatan maupun alami. Kelembaban relatif yang tinggi
dapat maningkatkan pertumbuhan mikroorganisme
3. Pencahayaan
Pencahayaan di dalam ruangan memungkinkan orang yang menempatinya
melihat benda-benda disekitarnya. Tanpa dapat melihat benda-benda

8
dengan jelas maka aktivitas dalam ruangan akan terganggu. Sebaliknya,
bila cahaya terlalu tinggi juga akan mengganggu penglihatan. Oleh karena
itu arah cahaya beserta efek-efek pantulan atau pembiasannya juga perlu
diatur untuk menciptakan kenyamanan penglihaatan ruang. Dengan
adanya pencahayaan yang baik akan menimbulkan efek bersih.
4. Kebersihan
Ruangan Kebersihan menunjukan keadaan lingkungan yang terbebas dari
sampah berserakan, ruangan yang dipersepsikan sebagai ruangan yang
bersih, umumnya juga akan dipersepsi sebagai ruangan yang indah
(Susilawati, Suseno, and Rozikin 2020).

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
Gambar 3.1 Alat Hygro-Thermometer

a. Hygro-Thermometer
B. Bahan
-
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Cara Kerja
MENGUKUR KELEMBABAN DAN SUHU AMBIEN

Nyalakan instrument dengan menekan tombol ON/OFF

Tempatkan instrument diarea yang akan diukur

Tunggu beberapa saat hingga pembacaan menjadi stabil

Tekan tombol MODE untuk mengganti satuan pengukuran


kelembaban

Tekan tombol oC/ oF untuk mengganti satuan pengukuran suhu oF,


suhu oC, Dew point oC, Dew point oF, Wet bulb oC, Wet bulb oF
10
MENGUKUR KELEMBABAN ABSOLUT

Tekan dan tahan tombol MODE hingga “g/m3” atau “gr/ft3” dan
“abs” muncul di layar

Nilai kelembaban absolute ditampilkan

MENGUKUR DEW PONIT (Titik embun)

Tekan tombol oC/ oF hingga DP (oC/ oF) muncul dibagian bawah


layar

Nilai dew point ditampilkan

MENGUKUR WET BULB

Tekan tombol oC/ oF hingga DP (oC/ oF) muncul dibagian bawah


layar

Nilai wet bulb ditampilkan

MENGUKUR SUHU

Tekan tombol oC/ oF hingga oC/ oF muncul dibagian bawah layar

Tekan tombol oC/ oF hingga oC/ oF muncul dibagian bawah layar

LAIN-LAIN

Tekan tombol HOLD untuk menghentikan nilai pengukuran


(proses pencatatan) dan tekan tombol HOLD lagi untuk
mengaktifkan pengukuran

Tekan tombol MAX/MIN untuk melihat nilai pengukuran tertinggi


atau terendah

11
3.2.2 Cara Mengganti Baterai

Kendurkan/ putar bagian leher alat, pisahkan probe nya

Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Tutup kembali

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Kelembaban dan Suhu

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kelembaban dan Suhu

PENGUKURAN HASIL NILAI AMBANG


BATAS
Kelembaban 74,8 40-60%
Suhu 25,3 ℃ 18°C – 28°C
Hasil pengukuran kelembaban pada lokasi tengah ruangan biomedik dengan jarak
pengukuran sekitar 1 Meter diatas lantai didapatkan hasil sebesar 74,8.
Sedangkan, hasil pengukuran suhu pada lokasi tengah ruangan biomedik dengan
jarak pengukuran sekitar 1 Meter diatas lantai didapatkan hasil sebesar 25,3 ℃.

4.2 Pembahasan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 mengenai persyaratan kesehatan lingkungan kerja
perkantoran dan industry, bahwa persyaratan udara ruangan yang baik memiliki
range suhu berkisar 18℃ - 28℃ dan kelembaban udara 40% - 60%.
Nilai Hasil Pengukuran Kelembaban pada lokasi tengah ruang biomedik
sebesar 74,8, jika kita bandingkan dengan nilai ambang batas yaitu di range 40%-

13
60% maka dapat disimpulkan bahwa kelembaban pada lokasi pengukuran tengah
ruangan biomedik memiliki nilai kelembaban yang relative tinggi.
Nilai hasil pengukuran suhu pada ruangan tengah biomedik didapatkan
hasil sebesar 25,3 ℃, jika kita bandingkan dengan Nilai Ambang Batas suhu pada
ruangan yaitu 18℃ - 28℃, maka dapat disimpulkan bahwa suhu yang berada
pada ruangan tengah biomedik tersebut masuk ke dalam range aman.
Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengurangi
kelembaban pada ruangan, contoh nya seperti :
 Menambah Ventilasi Rumah
Ventilasi rumah yang cukup akan membuat udara dapat bersirkulasi
dengan baik. Sirkulasi udara segar dari luar yang masuk terus menerus
bisa membantu mengurangi kepadatan jamur pada ruangan. Selain itu
juga, udara yang dihirup penghuni rumah akan lebih sehat.
 Letakkan Silica Gel di Sudut Ruangan
Silica gel termasuk alat penyerap lembab yang cukup ekonomis karena
dijual dengan harga murah di pasaran. Silica gel biasa berbentuk butiran-
butiran kecil yang bisa Anda letakkan di tiap sudut-sudut ruangan yang
lembab.
 Gunakan Cat Dinding Anti Lembab
Saat ini banyak inovasi baru yang memudahkan kehidupan sehari-hari.
Termasuk dalam pemanfaatan cat dinding yang tidak hanya sekedar untuk
mempercantik rumah. Tapi saat ini juga memiliki kegunaan lain sebagai
cat anti lembab. Sehingga bisa membantu menjaga tingkat kelembaban di
dalam rumah.
 Meletakkan Tanaman Penyerap Udara Lembab di Dalam Ruangan
Beberapa jenis tanaman yang diletakkan di dalam ruangan dapat
membantu mengurangi udara lembab. Pori-pori, akar, dan daun dari
tanaman tersebut akan menyerap polutan dan juga mengendalikan
kelembaban pada ruangan tersebut. Beberapa tanaman disinyalir dapat
membantu mengurangi kelembaban ialah ivy, chamomile, spat film.

14
 Gunakan Dehumidifier
Alat pembersih udara juga dapat mengurangi kelembaban pada ruangan
seperti dehumidifier. Alat ini merupakan perangkat elektronik yang
berguna untuk menghilangkan udara yang lembab atau dapat juga
dikatakan sebagai alat penyerap air dan menghasilkan udara yang lebih
sehat.

15
BAB V
KESIMPULAN

 hygrometer merupakan alat yang dipakai untuk menghitung presentase uap


air (embun) yang berada di udara, atau lebih mudahnya alat untuk
mengukur tingkat kelembaban udara. Satuan yang dipakai dalam
pengukuran untuk hygrometer adalah persentase (%).
 Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa
digunakan adalah derajat celcius.
 Kelembaban udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam
udara terbentuk uap air.
 Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 mengenai persyaratan kesehatan lingkungan
kerja perkantoran dan industry, bahwa persyaratan udara ruangan yang
baik memiliki range suhu berkisar 18℃ - 28℃ dan kelembaban udara
40% - 60%.
 Nilai Hasil Pengukuran Kelembaban pada lokasi tengah ruang biomedik
sebesar 74,8, jika kita bandingkan dengan nilai ambang batas yaitu di
range 40%-60% maka dapat disimpulkan bahwa kelembaban pada lokasi
pengukuran tengah ruangan biomedik memiliki nilai kelembaban yang
relative tinggi.
 Nilai hasil pengukuran suhu pada ruangan tengah biomedik didapatkan
hasil sebesar 25,3 ℃, jika kita bandingkan dengan Nilai Ambang Batas
suhu pada ruangan yaitu 18℃ - 28℃, maka dapat disimpulkan bahwa
suhu yang berada pada ruangan tengah biomedik tersebut masuk ke dalam
range aman.

16
DAFTAR PUSTAKA

Awaj, Muhammad Fahmi, Adian Fatchur Rochim, and Eko Didik Widianto. 2014.
“Sistem Pengukur Suhu Dan Kelembaban Ruang Server.” Jurnal Teknologi
dan Sistem Komputer 2(1): 40.
Kementerian Ketenagakerjaan RI. 1999. “Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia No.51 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di
Tempat Kerja.” Kep .51/Men/1999: 1–9.
Susilawati, Susilawati, Suseno Suseno, and Chaerur Rozikin. 2020. “Sistem
Monitoring Suhu Dan Kelembaban Ruang Produksi Berbasis Wireless
Sensor Network Pada Pt. Xxx Manufacturing Services Indonesia.” JUST IT :
Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Komputer 10(2): 136.
Tempat, Ketinggian, Tekanan Udara, Radiasi Matahari, and Hygrometer Digital.
“Mengukur Kelembaban Menggunakan Hygrometer.”
‫ک وچ کی‬, ‫ سرمدن يا‬، ،‫م غ‬.، ‫ع و‬. 1377. “No Title‫)ت رجمه( زراعی گ ياهان ف يسي ول وژی‬.”
: 68–70.

17

Anda mungkin juga menyukai