Anda di halaman 1dari 3

Analisis risiko kesehatan paparan nitrogen dioksida (no 2) dan sulfur dioksida (so 2) pada

pedagang kaki lima di terminal ampera palembang tahun 2015

Terminal merupakan suatu lokasi yang menghasilkan polusi udara akibat dari kegiatan
transportasi yang dilakukan. Penggunaan kendaraan bermotor akan menghasilkan berbagai
macam gas diantaranya NO 2 dan SO 2. Pada konsentrasi tertentu NO 2 dan SO 2 Dapat
memberikan efek terhadap gangguan kesehatan misalnya gangguan pernafasan, iritasi
tenggorokan dan iritasi mata.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode analisis risiko kesehatan
lingkungan. Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 84 orang. Teknik
pengambilan sampel secara contoh acak sederhana. Variabel yang digunakan adalah konsentrasi
NO 2, konsentrasi SO 2, tingkat pernafasan ( R), waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi
pajanan, berat badan, periode waktu rata-rata, RfC, tingkat risiko. Teknik analisa data secara
univariat. Data disajikan dalam bentuk tabel serta narasi untuk menginterpretasikan data tersebut.

Paparan Nitrogen Dioksida (NO 2) pada pedagang kaki lima di Terminal Ampera Palembang
tidak memberikan risiko, sedangkan paparan Sulfur Dioksida (SO 2) memberikan risiko terhadap
10 orang pedang kaki lima di Terminal Ampera Palembang.

Penilaian Risiko Paparan Polusi Udara (NO 2, BEGITU 2, Jumlah Partikulat Tersuspensi,
dan Materi Partikulat 10 micron) dan Kebiasaan Merokok pada Fungsi Paru-Paru Sopir
Bus di Kota Palembang

Nitorgen dioksida (NO 2), sulfur dioksida (SO 2), Particulate Matter ( SORE 10) dan Total
Partikulat yang Ditangguhkan ( TSP) merupakan pencemar udara yang paling umum dan
berbahaya bagi manusia. Dalam jangka waktu pendek, pemajanan polusi udara dengan kadar 5
ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernapas, dan kadar
sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang. Penelitian
analitik dengan desain potong lintang dan analisis risiko. Besar sampel yang diambil sebanyak
100 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Bahaya non-kanker (HI) untuk pajanan
waktu sebenarnya dengan nilai rata-rata adalah NO 2 sebesar 1,85; BEGITU 2 sebesar 2,92; TSP
sebesar 7,09; dan PM 10 sebesar 11,7 (nilai HI ≥1). Hasil uji analisis hubungan nilai kapasitas
paru dengan risiko non-kanker NO 2, BEGITU 2, TSP dan PM 10 menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan (nilai p> 0,05). Variabel kebiasaan merokok merupakan variabel yang
paling dominan (OR = 12.542) yang mempengaruhi gangguan pernapasan. Pemajanan NO2,
SO2, TSP dan PM10 pada sopir bus di Kota Palembang sudah berisiko terhadap kesehatan non-
kanker.
Kebanyakan supir bus yang mengalami gangguan kapasitas paru-paru disebabkan oleh kebiasaan
merokok dengan paparan NO 2, BEGITU 2, TSP, dan PM 10 dengan lama pemaparan rata-rata
13 jam / hari. Polutan udara dengan risiko tertinggi adalah TSP karena setiap tahun TSP HI
meningkat. Variabel kebiasaan merokok merupakan variabel yang paling dominan
mempengaruhi gangguan pernafasan.

Model Risiko Paparan Polusi Udara (No2, So2, TSP dan Debu) pada Fungsi Pulmon di PT
Polisi Lalu Lintas di Kota Palembang

Peningkatan volume pada jalur kendaraan akan meningkatkan konsentrasi SO2, NO2, TSP, dan
Debu pada tepi jalan baik outdoor maupun indoor. Petugas Polisi Jalan memiliki tingkat paparan
emisi gas buang kendaraan bermotor yang tinggi karena mereka adalah orang yang selama ini
bekerja selalu di jalan raya, sehingga akan sering terpapar dan dapat mengganggu kesehatan
terutama kesehatan saluran pernafasan. sistem. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan
keterpaparan pencemaran udara terhadap fungsi paru pada polisi lalu lintas. Penelitian ini
menggunakan desain analisis risiko cross sectional untuk memperkirakan risiko kesehatan non
Cancer Hazard Index (HI) dengan membagi nilai intake (I) dengan References Concentration
(RfC) dan membuat model manajemen risiko. Secara garis besar penelitian dilakukan dalam 4
tahapan penting yaitu, Tahap pertama survey awal dan observasi lapangan terhadap 100 polisi
lalu lintas di Kota Palembang yang dipilih secara proporsional random sampling untuk
pengambilan data penilaian risiko awal, tahap kedua pengukuran Spirometri dan pengambilan
data sampel udara terpilih (NO2, SO2, TSP, Debu), dan tahap ketiga analisis laboratorium dan
pembacaan spirogram, dan tahap keempat Pemodelan faktor risiko Paparan pencemaran udara
terhadap kapasitas fungsi paru di Polsek Lalu Lintas. Konsentrasi rata-rata pencemar di udara =
NO2: 0,478 mg / m3; SO2: 0,856 mg / m3; TSP: 7,810 mg / m3; PM10: 3.591 mg / m3.
Kapasitas paru-paru polisi lalu lintas, FEV1 rata-rata: 2,81 L dan FVC: 3,63 L. Penilaian paparan
realtime NO2: 0,055; SO2.

Risiko Kesehatan Sambungan Nitrogen Dioksida antara Anak-anak Sekolah Utama di


Ogan Ilir,Sumatera Selatan,Indonesia: Pengaruh Fungsi Paru-Paru

Nitrogen dioksida (NO2) adalah salah satu polutan udara paling berbahaya dalam hal kesehatan
manusia. Volume lalu lintas yang meningkat di sisi timur-jalur jalan Sumatera Selatan telah
meningkatkan konsentrasi NO2. Dalam usia dan NO2, anak-anak adalah kelompok risiko
terbesar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks bahaya non-kanker (HI) untuk paparan
NO2 berdasarkan data real-time adalah 1.138. Paparan HI menggunakan data waktu nyata adalah
1,138, dengan 78% populasi penelitian berisiko (HI ≥ 1) dan 22% tidak berisiko (HI <1).
Prediksi model FEV1 dengan HI prediktor NO 2, dan nilai FEV1 1.869 hingga 0.543 HI. Dengan
demikian nilai parameter FEV1 kapasitas paru dapat diprediksi dengan menggunakan HI, dimana
setiap peningkatan nilai 1 pada HI akan diikuti dengan penurunan.pada FEV1 sebesar 0,543 L.
Nilai FVC model diprediksi dengan prediktor HI NO 2, dan nilai FVC adalah 2,268 sampai
0,619 HI. Dengan demikian, nilai FVC kapasitas paru dapat diprediksi dengan menggunakan HI,
dimana setiap kenaikan nilai 1 pada HI akan diikuti dengan penurunan nilai FVC sebesar 0,619
L. Penelitian ini mengungkapkan hubungan yang signifikan ( P < 0,05) antara status restriksi dan
keluhan batuk kering (odds ratio 5,002). Keluhan tersering adalah batuk (70%). Keluhan
pernafasan lainnya tidak bermakna secara statistik, baik pada status obstruksi maupun status
restriksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai 0,176 mg / m 3 dapat digunakan sebagai
rekomendasi standar mutu (nasehat kesehatan) untuk NO 2 eksposur di sekolah pinggir jalan,
terutama sekolah yang berbatasan dengan jalan antar provinsi.

Anda mungkin juga menyukai