Anda di halaman 1dari 6

I.

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Dapat mengoperasikan alat pengukur kelembaban relative massa udara
yaitu aspiration psychrometer model asmaan dan hygrometer.
2. Mengetahui asas kerja aspiration psychrometer model asmaan dan
hygrometer.
3. Dapat menentukan kelembaban udara relative
II. Dasar Teori

Menuru Haris (2010:101). Kelembaban udara sering juga disebut


kelengasan udara. Knggi temperature kemampuan udara mengandung uap air
(Water Holding Capacity) tergantung kepada temperatur udara yang
bersangkutan. Teori Water Holding Capacity menyatakan bahwa semakin
temperatur suatu udara maka kemampuan mengandung uap air semakin besar,
semakin rendah temperatur suatu udara kemampuan mengandung uap air.
Cara mengukur kelembaban udara ada berbagai cara tergantung
penekanannya. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelembaban absolute :
Kelembaban absolute adalah massa air yang tergantung dalam suatu
massa udara. Disebut juga uap air (density of water vapour). Dihitunga
dalam gram per meter kubik (gm3).
2. Mass Mixing Ratio (Spesific Humidity) :
Ini banyak dan baik digunakan dalam meteorology. Spesifik humidity
adalah massa uap air dalam gram yang terdapat dalam 1 kg udara kering.
3. Kelembaban relatif :
Yang dimaksud dengan kelembaban relatif adalah perbandingan dari
massa uap air yang nyata dari suatu sample dengan udara jenuh dalam
volume dan suhu yang sama(dinyatakan dalam persen(Udia
Haris,2010:101).

8
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
1. Aspiration psychrometer model Asmaan
2. Hygrometer
3. Alat tulis

Aspiration psychrometer model asmaan terdiri dari 6 komponen pokok yaitu :

1. Kipas penghisap udara melalui 5 lubang


2. Thermometer bola basah yang ujungnya dibalut dengan kain katun
3. Thermometer bola kering
4. Bahan stainless steel sebagai pelindung
5. Lubang tempat masuk udara sekitar saat kipas berputar
1
6. Pemutar kipas yang di putar 3 - 4 putaran
2

Hygrometer

Hygrometer merupakan dua macam data yaitu data kelembaban relatif


(dalam persen ) dan data temperatus (dalam derajat celcius). Alat ini terdiri
dari alat perekam temperatur dalam ℃ (100℃ - 400℃ ) dan bahan
higroskopis terdiri dari rambut yang peka terhadap kandungan air di udara.

IV. Langkah Kerja


Adapun langkah kerja untuk melakukan praktikum ini adalah :
1. Menggunakan aspiration psychrometer model asmaan
a. Pastikan thermometer dalam kondisi normal suhu sama
b. Basahi thermometer bola basah sampai jenuh dengan aquades
1
c. Putar kipas penghisap udara 3 - 4 putaran
2
d. Perhatikan kedua thermometer (bola basah dan bola kering) maka akan
terlihat air raksa pada thermometer bola basah akan turun sementara

9
thermometer bola kering hanya sedikit mengalami penurunan. Amati
terus denga seksama maka penurunan air raksa pada temperatur bola
basah akan berhenti. Bila tidak ada, gejala air raksa akan niak kembali
kemudian cepat baca dan catat. Kadang-kadang suhu tetap berhenti
sejenak kemudian turun kembali, maka amati terus sampai
penurunannya bernhenti kemudian baca dan catat.
e. Lihat dan catat temperatur pada thermometer bola kering dan
thermometer bola basah
f. Hitung selisih temperatur yang tercatat pada kedua thermometer
tersebut (thermometer bola kering dikurangi thermometer bola basah)
g. Kemudian massukan pada table untuk mengetahui berapa persen
kelembabab relative massa udara
2. Menggunakan Hygrometer
a. Lindungi alat dari radiasi matahari secara langsung
b. Diamkan sesaat kurang lebih 10 menit sebelum dibaca datanya
c. Jangan digerakkan atau terkena getaran pada saat dibaca
d. Ventilasi dibelakang alat jangan sampai tertutup
V. Hasil Praktikum
Tabel 1. Data kelembaban relatif massa udara.

Thermometer bola Thermometer bola Tekanan berdasarkan teori


basah (℃ ) kering (℃ ) hygrometer
Suhu kelembaban

26 ℃ 27 ℃ 17 ℃ 84 %

Selisih thermometer bola basah dan thermometer bola kering yaitu :


27 ℃ - 26 ℃=1℃

10
Pada praktikum Meteorologi dan klimatologi acara II ini melakukan
pengukuran kelembaban relative dan massa udara yang dilakukan pada pagi
hari Jumat 10 Oktober 2014 pada pukul 07.30- 08.30. yang dilakukan di
kampus FIS sehingga mendapatkan data seperti di tabel di atas. Thermometer
bola basah pada menunjukan hasil pengukuran sebesar 26°C. Sedangkan pada
thermometer bola kering menunjukan hasil pengukuran sebesar 27°C.
Dari data yang didapat saat pengukuran tersebut yang sudah tertulis
pada tabel diatas, kita selanjutnya dapat melakukan penghitungan untuk
mencari selisih antara thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
Yaitu 27°C diselisihkan dengan 26°C, sehingga didapatkan hasil 1°C. Jadi,
menurut Asmann, dalam tabelnya yang terlampir dibelakang dapat diketahui
apabila memiliki selisih 1oC dengan temperature bola keringnya 26oC maka
kelembaban nisbinya adalah 91%.
Dari pengamatan pada Aspiration psychrometer model asmann dan
Hygrometer dapat dilihat bahwa informasi yang dihasilkan kedua alat tersebut
berbeda satu dengan yang lain. Seperti tingkat kelembaban yangidhasilkan
menurut pengukuran dan penghitungan menurut teori.Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh penempatan alat tersebut dan dipengaruhi oleh kelembaban
yang disebabkan karena banyaknya mahasiswa yang berada dalam ruang.
Pengukuran menggunakan psychrometer model asmann dilakukan di dekat
banyak mahasiswa yang melakukan pengukuran disekitarnya, hal ini
mempengaruhi suhu pada thermometer karena akan menyebabkan perubahan
suhu yang walaupun tidak terlalu banyak namun dapat mempengaruhi hasil
pengukuran. Semakin banyak orang yang berada di dekat alat tersebut maka
suhu udara di sekitarnya akan menjadi naik. Sedangkan saat menggunakan
Hygrometer, hygrometer ditempatkan di bawah AC ruang dan dijauhkan dari
manusia. Penempatan yang seperti ini membuat suhu disekitar hygrometer
menjadi turun. Alat ini juga dapaat bekerja secara maksimal karena tidak
terpengaruh oleh kelembaban manusia yang berasal dari pernafasan
mahasiswa

11
Jadi pada praktikum acara II ini dapat ditarik kesimpulan, pada
pengukuran tersebut didapatkan hasil dari thermometer bola basah sebesar
26°C dan pada thermometer bola kering menunjukan hasil sebesar 27°C. pada
data itu selanjutnya dicari selisihnya, sehingga didapatkan hasil selisihdari
kedua thermometer itu yaitu 1°C. Setelah dicocokan dengan tabel kelembaban
relatif milik Asmann maka kelembaban relatifnya adalah 91%. Perbedaan
yang menyebabkan terjadinya perbeaan antara kedua alat yang digunakan
adalah tempat diletakkannya alat dan juga disebabkan adanya banyak
mahasiswa yang beradadi sekitar alat pengukuran yang dapat menyebabkan
naiknya suhu di sekitar alat pengukuran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hadori, Udia Haris. 2010. Pengantar Meteorologi. Yogyakarta : UNY

13

Anda mungkin juga menyukai