Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Fisiologi

Suhu Badan dan Pengaturannya

Kelompok B-7
Anggota:
Muhammad Faisal Alvianto

1102013179

Optaviana

1102014207

Pamor Faizal ghani

1102014208

Putri Alfanny Jayanti Sartika

1102014212

Regi Tri Hantika

1102014224

Rezkina Azizah Putri

1102014225

Rianty Fadiah

1102014226

Rista Triana Kusumaningtyas

1102014228

UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
JL. LET. JEND. SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH,
JAKARTA PUSAT, 10510

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Dasar Teori
Manusia memiliki hipotalamus yang berfungsi menjaga suhu tubuhnya sehingga manusia
bisa disebut makhluk homeoterm. Dan biasanya sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan
pertama dilakukan pengecekan suhu tubuh. Ada beberapa tempat yang bisa dijadikan standar
pasti untuk pengukuran suhu tersebut, seperti axila, oral, dan anus. Walaupun pada suhu yang
ekstrim pengukuran suhu dapat dilakukan karena manusia dapat menjaga suhu tubuhnya
mengunakan lapisan lemak pada kulitnya.
Di alam, pengaturan suhu tubuh oleh hewan dan manusia dilakukan untuk mengatur panas
yang diterimanya atau yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuhhewan
dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
Konduksi adalah pemindahan panas antara dua kegiatan secara kontak fisik langsung
diantaranya keduanya. Konduksi juga bisa berarti perpindahan panas akibat paparan langsung
kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan
mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak
kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat
isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus
menerus.
Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan
tubuh.
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5
20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.
Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetik pada gerakan molekul. Sebagian besar
energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali
suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran
panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih
dingin dari suhu tubuh.
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Pada
kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara
terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan. Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suhu lingkungan lebih
tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi.
Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.

Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh aktual ( yang
dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh
tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.
1.2.Tujuan
Pada akhir pelatihan ini, mahasiswa harus dapat:
1. Mendemonstrasikan berbagai faktor isolasi terhadaap pengeluaran panas (heat loss)
2. Mengukur kelembapan udara di ruangan dengan menggunakan pyschometric chart

BAB II
METODE PENGAMATAN
1. Alat dan Bahan
2 buah gelas
Paraffin
2 buah Termometer kimia
Air bersuhu 70C
Kendi dengan lapisan pernis
Kendi tanpa lapisan pernis
Diagram Psychometric
2. Tata Kerja
2.1.Penghambatan pengeluaran panas(heat loss) oleh lapisan paraffin
1. Isilah 2 gelas minum A dan B dengan air 70C sama banyak
2. Teteskan paraffin kedalam gelas B sehingga merupakan lapisan yang tipis
diataspermukaan air
3. Tetapkan dan catat berturut turut suhu air dalam gelas A dan B setiap 5 menit, dengan
thermometer kimia ( -10C s/d + 100C ) yang sama selama jam . Usahakan agar reservoir
termometer tidak menyentuh dinding gelas. Bersihkan dan keringkan thermometer tiap
kali sebelum digunakan untuk mengukur suhu air dalam gelas A.
P.I.7 Mengapa reservoir thermometer tidak boleh menyentuh dinding gelas? Karena jika
menyentuh dinding gelas maka yang akan terukur adalah suhu gelas bukannya suhu air
dalam gelas.
P.I.8 Mengapa thermometer yang digunakan untuk mengatur suhu air dalam gelas A
harus selalu dibersihkan dan dikeringkan? Agar sehu sebelum dan sesudahnya tidak
tercampur dan terlihat perbedaannya, sehingga hasil lebih akurat.
4. Buatlah grafik mengenai penurunan suhu air dalam kedua gelas itu dengan suhu
berbagaiordinat dan waktu sebagai absis.
P.I.9 Bagaimana peranan lapisan paraffin pada penurunan suhu cairan dalam kedua
gelas tersebut? Karena pada lapisan paraffin tersebut mengambat pengeluaran panas
secara cepat dikarenakan paraffin tersebut mempunyai molekul yang lebih rapat dari pada
air dan menghalangi proses penguapan air.
2.2. Perbandingan pengeluaran panas pada kendi tanah yang dipernis dan kendi tanah yang tidak
dipernis
1. Kedua kendi telah diisi dengan air yang suhunya sama
2. Baca dan catat suhu air yang terdapat dalam kedua kendi tanah itu
P.I.10. Faktor lingkungan apa saja yang berpengaruh pada perbedaan suhu antara alat
yang diisolasi dan alat yang tidak diisolasi (paraffin dan dipernis)? Lapisan pernis,
waktu, suhu lingkungan, kelembapan udara

2.3.Pengukuran kelembapan udara


1. Dua buah thermometer yang telah disediakan
2. Salah satu thermometer dicelupkan kedalam kapas yang telah dibasahi dengan air.
(thermometer basah (tb=C)
3. Termometer yang lain dibiarkan kering (thermometer bola kering (tk=C))
4. Ketika suhu pada tb telah konstan, catat suhu pada kedua thermometer (tb&tk)
5. Lihat tabel dan diagram psychometric untuk menentukan kelembapan udara di ruangan

BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1. Grafik penurunan suhu

Penurunan Suhu
30
25

Suhu (C)

20
Lapisan Paraffin

15

Tanpa Paraffin
10
5
0
5

10

15

20

25

30

3.2. Data suhu air


Kendi
Pernis
Tanpa pernis

Suhu
53C
50C

3.3. Suhu pada kedua termometer


Termometer Kering
(

Termometer Basah
(

Jadi, kelembapan udaranya adalah 60%

BAB IV
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan suhu dan kelembapan udara, dapat disimpulkan bahwa:
1. Temperatur pada air mengalami penurunan yang lebih besar daripada pada air yang
ditambahkan parafin
2. Temperatur pada air di kendi biasa mengalami penurunan yang lebih besar daripada pada air
pada kendi yang dipernis
3. Yang dipernis itu ibarat lemak pada manusia, yang bisa menahan panas keluar dari tubuh.
Sedangkan yang tidak dipernis, menandakan tidak ada penahan panas sehingga suhu bisa
turun
4. Diketahui kelembapan udara saat melakukan praktikum ini ialah 60%. Hal ini disebabkan
oleh keadaan didalam ruangan yang kurang dari sinar matahari dan kondisi AC yang
menyala

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood,L. 2008. Human Physiology From Cells to Systems edisi 7. Graphic World
Inc: USA
Wijaya, Agung. Dkk. (2006). IPA Terpadu SMP/MTs Kelas VII A. Grasindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai