Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

REGIONAL ANESTESIA PADA


NEOPLASMA
OVARIUM KISTIK BILATERAL
Pembimbing:
dr. Dublianus, Sp.An
dr. Tati Maryati, Sp. An
Oleh
Rezkina Azizah Putri (1102014225)

Syarafah Dara (1102014260)


IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS
 Nama : Ny. SDN
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 24 tahun
 Alamat : Jalan Mangnorra
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Ruang Perawatan: Mawar
 Tanggal Masuk RS : 29 Oktober 2019
Riwayat Penyakit Sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
(Tanggal 29 Oktober 2019, pukul 10.00 WIB )

A. Status Tanda Vital


 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Suhu : 36,0 oC
 Pernafasan : 20 x/menit
 TB/BB : 157cm/48kg
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya
tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret -/-
PEMERIKSAAN Telinga : Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik-

FISIK Mulut : Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-), sariawan (-),
trismus (-), halitosis (-), candidiasis(-).
(Tanggal 29
Oktober 2019,  Lidah
deviasi (-)
: Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-),

pukul 10.00  Gigi geligi : Baik. Tidak ada pemakaian gigi palsu
WIB )  Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
 Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
 Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
 Leher : Tidak ada pembesaran KGB, trakea tidak deviasi
PEMERIKSAAN FISIK

 Paru dan Jantung


Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, pulsasi abnormal(-),
gerak napas simetris, retraksi suprasternal (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris, ictus cordis tidak tampak
Perkusi: Sonor di semua lapangan paru
Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/- , S1 normal, S2 normal,reguler, murmur (-),
gallop (-)
 Abdomen
 Nyeri tekan (+) di seluruh bagian bawah abdomen, bising usus (+) normal
• Ekstremitas
 Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
 Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium 29/10/2019
Kesimpulan
KESIMPULA
Diagnosis pre operatif : Kehamilan Ektopik Terganggu
N
Status operatif : ASA 2
Jenis Operasi : Laparotomi salphingektomi dextra
Jenis Anestesi : Regional Anestesi (Sub Arachnoid Block)
BAB III

LAPORAN ANESTESI
 Informed Consent (+)
 Puasa (+) kurang lebih 6-8 jam
 IV line terpasang dengan infus Asering 500 cc, mengalir lancar
 Keadaan umum tampak sakit sedang

PREOPERA
TIF TANDA VITAL:
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 114/75 mmHg
 Pernafasan : 20 x/menit
 Nadi : 100 x/menit
 Suhu : 36,5˚C
PREMEDIKASI ANESTESI

Sebelum dilakukan tindakan anestesi diberikan


Ondancetron 4 mg secara bolus intravena.
TINDAKAN
ANESTESI
Jarum
Pasien duduk, Penyuntikan dilepaskan,
Asepsis dengan di titik L3-L4
menentukan povidone iodine tersisa kanul dan
dengan jarum pastikan LCS
lokasi di L3-L4
spinal 27G keluar

Bupivacain 15 Menutup bekas Melakukan


luka dengan Membaringkan
mg disuntikkan tes blokade
kassa steril dan pasien kembali
motorik
micropore
Pemantauan Selama Tindakan
Anestesi
Melakukan pemantauan keadaan pasien terhadap tindakan anestesi.
Yang dipantau adalah fungsi kardiovaskular dan fungsi respirasi, serta
cairan.
•Kardiovaskular: pemantauan terhadap tekanan darah dan frekuensi
nadi setiap 5 menit.
•Respirasi: inspeksi pernapasan spontan kepada pasien dan saturasi
oksigen
•Cairan : monitoring input cairan infus
LAPORAN ANESTESI
• Diagnosis Pra Bedah
Kehamilan Ektopik Terganggu

• Diagnosis Pasca Bedah


Post Laparotomi salphingektomi dextra e.c Kehamilan Ektopik Terganggu

• Penatalaksanaan Preoperasi
Infus RL 500cc
Ondancetron 4 mg
BAB IV

ANALISIS KASUS
LAPORAN
ANESTESI
BAB V

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ANESTESI REGIONAL

Anestesi adalah menghilangnya rasa nyeri, dan menurut jenis


kegunaannya dibagi menjadi anestesi umum yang disertai hilangnya
kesadaran, sedangkan anestesi regional dan anestesi local menghilangnya
rasa nyeri disatu bagian tubuh saja tanpa menghilangnya kesadaran.
KONTRAINDI
KASI
ANESTESI
REGIONAL
• Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga
biaya relatif lebih murah.

• Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi


KEUNTUNGA
emergency, lambung penuh) karena penderita sadar.
N ANESTESI
REGIONAL • Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.

• Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.

• Perawatan post operasi lebih ringan.


• Tidak semua pasien mau dilakukan anestesi
secara regional.

• Membutuhkan kerjasama pasien yang


kooperatif.
KERUGIAN
ANESTESI • Sulit diterapkan pada anak-anak.
REGIONAL • Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi
regional.

• Terdapat kemungkinan kegagalan pada teknik


anestesi regional.
ANESTESI SPINAL
 Anestesi spinal ialah pemberian injeksi obat anestesi lokal ke dalam ruang
intratekal atau ruang subaraknoid yang menghasilkan analgesia.
 Disuntikkan di regio lumbal antara vertebra L2-3, L3-4, L4-5.
 Disebut juga sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal
ANESTESI
SPINAL
TEKNIK
ANESTESI
SPINAL
TEKNIK
ANESTESI
SPINAL
Untuk pembedahan daerah tubuh yang
dipersyarafi cabang T4 ke bawah:
•Bedah ekstremitas bawah
•Tindakan sekitar rectum-perineum
INDIKASI •Bedah obstetrik-ginekologi
ANESTESI •Bedah urologi
SPINAL •Bedah abdomen bawah
•Pada bawah abdomen atas dan bedah pediatric
biasanya dikombinasi dengan anestesi umum
ringan
KONTRAINDIKASI ANESTESI
SPINAL
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
Pasien menolak Infeksi sistemik (sepsis,
bakterimia)
Infeksi pada tempat penyuntikan Infeksi sekitar tempat
suntikan
Hipovolemia berat atau syok Hipovolemia ringan
Koagulopati atau mendapat terapi Kelainan neurologis dan
antikoagulan kelainan psikis

Tekanan intrakranial meninggi Bedah lama


Fasilitas resusitasi minim Penyakit jantung
Kurang pengalaman Nyeri punggung kronis
KOMPLIKASI
TINDAKAN
ANESTESI
SPINAL
 Nyeri tempat suntikan
 Nyeri punggung
KOMPLIKASI
PASCA  Nyeri kepala karena kebocoran liquor
TINDAKAN
 Retensio urine
 Meningitis
 BUPIVAKAIN HIDROKLORIDA
Bupivakain hidroklorida adalah obat anestesi
lokal golongan amida dengan rumus kimianya 2-
piperidine karbonamida, 1 butyl (2,6- dimethilfenil)
 BUPIVAKAI
N monoklorida.

HIDROKLOR
IDA Bupivakain memiliki lama kerja yang panjang,
maka memungkinkan menggunakan obat anestesi
lokal ini dengan teknik satu kali suntikan.
FARMAKOLO
GI
BAB VI

KESIMPULAN
 Sebelum operasi, pasien dipuasakan selama 6-8 jam dan diberikan premedikasi
berupa Ondancetron 4 mg
 Dilakukan regional anestesi dengan teknik SAB pada L3-L4 dengan spinal needle
dengan ukuran 27G dengan menggunakan obat Bupivacaine 15 mg.
 Selama operasi pasien diberikan obat Ephedrine sebanyak 10mg untuk
meningkatkan tekanan darah
 Pasien diberikan cairan RL 500ml 1 kolf.
 Setelah operasi selesai di berikan ketorolac 30mg dan Ketoprofen supp 100mg.
DAFTAR PUSTAKA
 American SocieTy Of Anesthesiologist. 2014.ASA Pgysical Status Classification System. ASA house of delegates.
 Agarwal, A., & Kishore, K. (2009). Complications And Controversies of Regional Anaesthesia: A Review. Indian Journal of Anaesthesia, 543-553
 Gan Gunawan, Sulistya et al. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta;
Balai Penerbit FKUI, 259-72

 Latief, Said. Analgesia Regional. Dalam: Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi II. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. 2009
 Omoigui S. 2012.Obat-obatan Anestesia. Edisi kedua. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 Sabiston, David C, 2011. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC. hlm. 322–47.
 Samodro R, Sutiyono D, Satoto HH. 2011. Mekanisme kerja obat anestesi lokal. Dalam: Jurnal Anestesiologi Indonesia. Bagian anestesiologi dan terapi
intensif FK UNDIP/RSUP Dr.Kariadi; 3(1): 48-59.

 Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC


 Sjamsuhidajat & de jong. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC
 Tranquilli WJ, Thurmon JC, Grimm KA. 2007. Lumb & Jones’s Veterinary Anesthesia and Analgesia. Ed. Ke-4. Australia: Blackwell Publishing. 1096 hlm
 Wrobel M, Werth M.2009. Pokok-pokok Anestesi. Edisi pertama. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai