Anda di halaman 1dari 17

Presenter

Siti Wahyuni Maharani.R (105420 547 14)

General anestesi pada Tonsilektomi

Pembimbing
dr. Zulfikar Tahir, M.Kes, Sp. An
Pendahuluan
Tonsilektomi yang didefinisikan sebagai metode
pengangkatan tonsil berasal dari bahasa latin tonsilia yang
mempunyai arti tiang tempat menggantungkan sepatu serta
dari bahasa yunani ectomy yang berarti eksisi.
Anestesi umum atau general anesthesia mempunyai
tujuan agar dapat : menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar,
dan menyebabkan amnesia yang bersifat reversibel dan dapat
diprediksi.
Identitas Pasien
 Nama : An Mw
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 6 tahun
 Berat Badan : 20 kg
 Agama : Islam
 Alamat : Bontoa
 No. RM : 462720
 Diagnosis : Tonsilitis Kronik
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu
kandung pasien pada tanggal 10 Oktober 2019, pukul 19.00 WIB di perawatan V
RSUD Syeh Yusuf Gowa
Keluhan utama : Nyeri Tenggorokan
Riwayat penyakit sekarang :
Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri telan sejak 5 hari. Nyeri
telan dirasakan saat makan, minum ataupun menelan ludah. Menurut
orangtuanya, keluhan nyeri telan dirasakan setelah beberapa hari, sebelumnya
sempat mengalami demam dan pilek. Nyeri telan tidak disertai dengan ngorok
maupun nafas tersengal-sengal saat tidur. Pasien sering mengalami demam,
batuk, pilek yang kumat-kumatan hampir tiap bulan dalam 1 tahun terakhir. Saat
ini pasien tidak mengeluhkan pilek, hidung tersumbat, nyeri di kedua telinga,
kurang pendengaran, gemerebek maupun sakit kepala .
4 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien periksa ke dokter umum
dengan keluhan yang sama dan dikatakan mengalami radang amandel.
Dalam 1 bulan terakhir kambuh 2 kali. Bila kambuh pasien merasakan nyeri
tenggorokan, susah menelan, disertai demam dan batuk pilek. Keluhan terasa
setelah mengkonsumsi minuman dingin, jajan sembarangan dan berminyak.
Saat ini pasien tidak mengalami batuk dan pilek. Pasien juga tidak mengeluhkan
demam.
Pemeriksaan Fisis
B1 (Breath) :
• Airway : bebas, gerak leher bebas, tonsil (T3-T3), faring hiperemis (-), frekuensi pernapasan : 24
kali/menit, suara pernapasan : vesikular (+/+), suara pernapasan tambahan ronchi (-/-),
wheezing (-/-), skor Mallampati : 2, massa (-), gigi ompong (-), gigi palsu (-).
B2 (Blood) :
• Akral hangat pada ekstremitas atas (+/+) dan ekstremitas bawah (+/+), tekanan darah : 100/60
mmHg, denyut nadi : 96 kali/menit, reguler, kuat angkat, bunyi jantung S1/S2 murni regular.
B3 (Brain) :
• Kesadaran : Composmentis, Pupil : isokor dextra/sinistra, defisit neurologi (-), suhu: 370C.
B4 (Bladder) :
• Pada pasien tidak dipasangkan kateter.
B5 (Bowel) :
• Abdomen : peristaltik (+) kesan normal, massa (-), jejas (-), nyeri tekan (-)
B6 Back & Bone :
• Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), edema ekstremitas atas (-/-), edema ekstremitas bawah (-/-)
Pemeriksaan Laboratorium
DIAGNOSIS
 Tonsilitis Kronik

PENATALAKSANAAN
 Operasi Tonsilektomi
 Konsul bagian anestesi
 Rawat inap
Laporan Anestesi
Pre Operatif
 Informed consent kepada pasien tentang tindakan anestesi yang
akan dilakukan.
 Pasien puasa selama ± 8 jam sebelum operasi dimulai.
 Kandung kemih tidak terpasang kateter.
 Sudah terpasang cairan infus RL.
 Keadaan umum: compos mentis.
 Tanda vital:
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 96 x/menit
 Frekuensi napas : 24 x/menit
 Suhu : 36,5 celcius
Penatalaksanaan Anestesi
 Memastikan alat-alat dan medikasi yang dibutuhkan selama proses
anestesi sudah lengkap seperti:
 Stetoskop dan laringoskop.
 Endotracheal tube no.4.5.
 Gudel.
 Plester.
 Mandrin.
 Resusitator.
 Suction.
 Kasa steril.
 Sarung tangan steril.
 Spoit 10 cc.
 Lampu.
 Monitor tanda vital.
 Alat-alat resusitasi.
 Obat-obat anestesi yang dibutuhkan seperti midazolam, Fentanyl,
Propofol, Rokoronium (Noveron), Dexamethason.
Laporan Anestesi
Pre Operatif
 Informed concent tindakan anastesi terhadap pasien
dan keluarga pasien
 Pasang iv line
 Keadaan umum: baik
 Kesadaran compos mentis
 Tanda vital:
TD: 100/60 mmHg, N: 84 kpm, T: 36,9oC, RR: 22 kpm
Post Operasi di recovery room
 Pasien masuk ke recovery room jam 10.30
 Keluhan pasien : mual (-), muntah (-), pusing (-), nyeri (-)

Pemeriksaan fisik :
 B1 : airway paten, napas spontan, Rh (-), Wh (-)
 B2 : nadi 80 kpm, TD 90/50 mmHg, CRT < 2s
 B3 : compos mentis, GSC (E4, V5, M6), pupil isokor 3mm/3mm =, refleks
cahaya +/+
 B4 : Dower catheter (-)
 B5 : Abdomen supel, peristaltic (+)
 B6 : akral hangat, mobilitas (-), edema (-)
 Terapi pasca bedah :
 O2 nasal kanul 2 lt / menit
 Infus RL 320 cc / jam selama dipuasakan
Resume
Pasien laki-laki usia 6 tahun, diagnosis Tonsilitis Kronis ,
dengan status pasien ASA 1 akan dilakukan Tonsilektomi
dengan general anestesi menggunakan teknik close
method dengan ETT nno. 4,5. Riwayat hipertensi, alergi,
asma, jantung, DM disangkal. Riwayat operasi sebelumnya
disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos
mentis, pemeriksaan tanda-tanda vital normal,
pemeriksaan thorax dan abdomen tak ada kelainan.
Pemeriksaan penunjang kesan tidak ada kelainan.
Diskusi
Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa
nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat
pulih kembali (reversibel). Komponen trias anestesi yang ideal
terdiri dari analgesia, hipnotik, dan relaksasi otot Pasien
diberikan injeksi obat premedikasi, berupa midazolam 3000mcg
dan fentanyl 60 mcg Penggunaan premedikasi pada pasien ini
betujuan untuk menimbulkan rasa nyaman pada pasien dengan
pemberian analgesia dan mempermudah induksi dengan
menghilangkan rasa khawatir selanjutnya diberikan obat induksi
berupa propofol 30 mg serta diberikan musle relaxant yaitu
noveron. Kemudian dipasangkan sungkup yang telah disambung
dengan obat hipnotik inhalasi berupa sevofluran.sambil memberi
ventilasi pada pasien dan untuk memastikan periksa refleks bulu
mata pasien, kemudian di intubasi.
Teknik intubasi
Terapi cairan
 Prinsip dasar terapi cairan adalah cairan yang diberikan harus
mendekati jumlah dan komposisi cairan yang hilang.
 Pra operasi
Pada anak pemeliharaan 10 kg pertama 4 ml/kgBB/jam, 10 kg kedua
2ml/kgBB/jam, Kg selanjutnya 1ml/kgBB/jam. Defisit puasa : cairan
pemeliharaan x jam puasa. Stress operasi : ringan 2 ml/kgBB/jam,
sedang 4 ml/kgBB/jam, berat 6 ml/kgBB/jam.
 Selama operasi
 Dapat terjadi kehilangan cairan karena proses operasi. Kebutuhan
cairan pada anak untuk operasi :
 Ringan = 4 ml/kgBB/jam.
 Sedang = 6 ml/kgBB/jam
 Berat = 8 ml/kgBB/jam.
 Setelah operasi
Post operative (untuk pasien anak)
Tanda Kriteria
Tanda vital Respirasi, T/N, suhu seperti semula
Reflek laryng dan pharyng Mampu menela, batuk, dan muntah

Gerakan Mampu bergerak sesuai umur dan tingkat


perkembangan
Muntah Muntah, mual pusing minimal
Pernafasan Tidak ada sesak nafas, stridor, dan mendengkur

Kesadaran Alert, orientasi tempat, waktu, dan orang


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai