Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang
meliputi pemberian anestesia ataupun analgesia, pengawasan keselamatan pasien
dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien
gawat, pemberian terapi inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun
Definisi massa leher adalah pembesaran, pembengkakan atau pertumbuhan abnormal
diantara dasar tengkorak hingga klavikula. Massa leher pada pasien dewasa harus
dianggap ganas sampai terbukti sebaliknya.
Anastesi Umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat reversible.
Dengan anestesi umum, akan diperoleh triad (trias) anestesia, yaitu : Hipnosis (tidur),
Analgesia (bebas dari nyeri), Relaksasi otot.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Perdiansyah
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : arizona
Pekerjaan : wiraswasta
Tanggal MRS : 3 Juli 2018
Diagnosa : tumor colli dextra
Jenis pembedahan : pro eksisi biopsi
Teknik Anestesi : General Anestesi
Keluhan Utama
Benjolan pada leher sebelah kanan sejak 2 bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Abdul Manap dengan keluhan benjolan di
leher kanan yang dirasakan sejak ± 2 bulan yang lalu. Awalnya benjolan
tersebut hanya kecil kemudian makin lama makin membesar. Menurut
pasien benjolan tersebut tidak nyeri, hanya ada rasa sedikit tidak nyaman
pada benjolan tersebut. Riwayat benjolan di selangkangan atau di bagian
tubuh lain (-), penurunan berat badan, dan keluhan sesak disangkal
pasien
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi: disangkal
Riwayat DM: disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Pasien tidak pernah dirawat dan dioperasi sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga : -
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4M6V5→15
BB : 60 kg
Vital Sign : TD : 120/70mmHg
Nadi : 88 x/m
RR : 20 x/m
T : 36,6ºC
Kepala : Normocephali
Mata : CA -/-, SI -/-, Pupil Isokhor, RC +/+
THT : discharge (-), dbn
Mulut : Mukosa tidak anemis, lidah kotor (-), dbn
Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
Thorax :
Paru
Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-)
Palpasi : Vocal Fremitus normal, kanan kiri sama
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Status Lokalis: Regio Coli dextra et sinitra
Inspeksi : Benjolan pada regio coli dextra , sewarna kulit sekitar, venektasi tidak
terlihat, berbatas tegas.
Palpasi : Benjolan padat ukuran 5 cm x 6cm, batas tegas, bentuk bulat, nyeri
tekan (-), suhu sama seperti sekitar, imobile.
Jantung : BJ I/II regular, murmur (-
), gallop (-)
Abdomen :
Pekusi : Timpani
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jam TD N RR
11.15 100/60 88 18
11. 45 95/60 85 16
12. 15 98/65 86 17
12. 45 100/65 90 15
13 . 15 100/60 92 16
RUANG PEMULIHAN
Masuk Jam : 13:15 WIB
Keadaan Umum : Composmentis
Kesadaran GCS : 15
TD : 100/60
RR : 16 x/menit
Monitoring TTV selama di ruang pemulihan :
Penyulit : Tidak ada
Pindah Ruang : 13.30 WIB Ruang rawat gabung
INTRUKSI ANASTESI
Eksisi bedah dilakukan kecuali untuk beberapa massa inflamasi, untuk diagnostik.
Ketika tanda-tanda peradangan yang terkait dengan massa, manajemen antibiotik
dengan observasi sampai 2 minggu dapat dilakukan.
Pasien harus dilakukan pemeriksaan fisik kepala dan leher yang lengkap dan
berulang. Setelah pemeriksaan fisik, FNAB merupakan standar pemeriksaan bila tidak
ditemukan tumor primernya
Definisi Anestesi Umum
Anestesi Umum adalah tindakan meniadakan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai
hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Komponen anestesi yang
ideal terdiri : hipnotik, analgesia, relaksasi otot.5
jenis analgetik umum :
1. Anestetik inhalasi : N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, dan sevofluran
2. Anestetik Intravena (Anestetik Parenteral) : propofol, pentothal, ketamin, opioid,
benzodiazepin
The American Society of Anesthesiologist (ASA)
Indikasi :
Prosedur :
Premedikasi + / - (apabila pasien tidak tenang bisa diberikan obat penenang) efek sedasi/anti-anxiety :benzodiazepine;
analgesia: opioid, non opioid, dll
Induksi
Pemeliharaan
Intubasi Endotrakeal dengan napas spontan
Intubasi endotrakea adalah memasukkan pipa (tube) endotrakea (ET= endotrakeal tube)
kedalam trakea via oral atau nasal.
Indikasi
Operasi lama
Sulit mempertahankan airway (operasi di bagian leher dan kepala)
Prosedur :
Sama dengan diatas, hanya ada tambahan obat (pelumpuh otot/suksinil dgn durasi
singkat)
Intubasi setelah induksi dan suksinil
Pemeliharaan
Intubasi Endotrakeal dengan napas kendali (kontrol)
Pasien sengaja dilumpuhkan/benar2 tidak bisa bernafas dan pasien dikontrol
pernafasanya dengan kita memberikan ventilasi 12 - 20 x permenit. Setelah operasi
selesai pasien dipancing dan akhirnya bisa nafas spontan kemudian kita akhiri efek
anestesinya.
Teknik sama dengan diatas
Obat pelumpuh otot non depolar (durasinya lama)
Pemeliharaan, obat pelumpuh otot dapat diulang pemberiannya
Rumatan Anestesia
Pemeriksaan pra anestesi memegang peranan penting pada setiap operasi melibatkan
anestesi. Pemeriksaan yang teliti memungkinkan kita mengetahui kondisi pasien dan
memperkirakan masalah yang mungkin timbul sehingga dapat mengantisipasinya.
Anestesi umum adalah pilihan anestesi untuk eksisi. Status fisik pasien termasuk ASA I,
tidak didapatkan aspek-aspek yang dapat memperberat proses anestesi maupun
pembedahan.
Tindakan premedikasi sendiri yaitu pemberian 1-2 jam sebelum induksi anestesia
bertujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia. Pasien dapat
keluar dari Recovery Room apabila sudah mencapai skor Lockherte/Alderette lebih dari
tujuh. Hal ini penting dilakukan untuk menilai kondisi paska operasi pasien.
Dalam laporan ini disajikan kasus penatalaksanaan anestesia umum pada operasi Pro
eksisi Biopsi pada pasien Laki-laki berusia 25 tahun, status fisik ASA 1. Dengan Diagnosis
Tumor Colli Dextra dengan menggunakan metode General Anestesi. Secara umum
penatalaksanaan operasi dan penanganan anestesi berlangsung dengan baik tanpa ada
kendala yang berarti.
.