Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA PASIEN BPH

POST OPERASI TURP DENGAN REGIONAL ANESTESI

DISUSUN : KELOMPOK 9

APRENSIUS LEMPANG
IRWAN SAYUTI
HERMANTO HUTABARAT
MUHAMAD IQBAL
SURIYADI
SYAMSINAR

PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR 2021
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA PASIEN BPH POST
OPERASI TURP DENGAN REGIONAL ANESTESI

I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Hari/tanggal : 14 Desember 2020
Jam : 08. 00 WIB
Tempat : IBS RSUD Bayu Asih Purwakarta
Identitas Klien : Tn. R
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : menikah
Alamat : RT/RW: 001/001 Kel.Salem, Kec.Pondok
Salam, Kab.Purwakarta
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa Medis : BPH
Rencana Operasi : TURP
Berat badan : 65 Kg
Tinggi Badan : 165 cm
No. RM : 00033257
Tanggal MRS :12 Desember 2020
Dokter bedah : dr. Joko Anom, Sp.U
Dokter anestesi : dr. Siti Hardiyanti, Sp.An
Rencana Anestesi : RA (Regional Anestesi)
Tanggal Operasi : 14 Desember 2020
Jaminan : BPJS Mandiri
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 53 Thn
Hubungan dengan Pasien : Istri
Alamat : RT/RW: 001/001 Kel. Salem,
Kec.Pondok Salam, Kab.Purwakarta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Sunda
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a) Saat Masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh nyeri pada saat miksi dengan skala nyeri 7 (0-10),
bila ingin miksi terasa tidak tuntas, sering beser, warna urine
kemerah-merahan.
b) Saat Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pasien tampak gelisah, mengatakan
tidak bisa istirahat dengan baik karena nyeri pada saat miksi
disertai mual dan pusing, nyeri dirasakan sejak beberapa minggu
yang lalu, nyeri bertambah ketika pasien beraktivitas dan
berkurang apabila pasien beristirahat (tidur).
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak tanggal 9 november 2020 yang lalu klien merasakan nyeri
pada saat miksi dan sudah berobat ke klinik dokter umum diberi obat
anti nyeri dan obat gastritis namun tidak kunjung reda sakitnya
akhirnya berobat ke RSUD Bayu Asih Purwakarta ke Spesialis
Urologi, setelah dilakukan pemeriksaan diagnostic penunjang USG
ditemukan pembengkakan pada prostat, direncanakan operasi tgl 14
Desember 2020 setelah diberi obat anti nyeri.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti
diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, perdarahan tidak
normal, asma dan tidak pernah dirawat ke rumah sakit.
4) Riwayat Kesehatan
Menurut klien sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit dan
belum pernah menderita penyakit yang berat, tidak pernah
mengalami operasi dan tindakan anestesi, tidak pernah transfusi
darah.
5) Riwayat Pengobatan / Konsumsi Obat
Klien tidak pernah mengkonsumsi obat obatan dengan penyakit berat,
hanya konsumsi obat biasa bila sakit kepala, pilek, batuk. tidak
sedang mengkonsumsi obat obatan.
6) Riwayat Alergi
Tidak mempunyai riwayat alergi
7) Kebiasaan
a) Merokok : Klien perokok menghabiskan 1 bungkus dalam 1 hari
b) Alkohol : Tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol
c) Kopi / teh / Soda : Sekali sekali
c. Pola Kebutuhan Dasar
1) Udara atau Oksigenasi
Sebelum Sakit
- Gangguan pernafasan : Tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak pakai
- Sirkulasi udara : baik
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya -
Saat ini
- Gangguan pernafasan : Tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak pakai
- Sirkulasi udara : baik
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya -

d. Pola Aktivitas Sehari-hari


No Jenis Aktivitas Di Rumah Di RS

1. Nutrisi
a. Jenis Nasi,laukpauk Bubur, lauk pauk
b. Frekuensi 3x/hari 3x/hari
c. Porsi 1 porsi 1 porsi

2. Eliminasi
a. BAB
-Frekuensi 2x/hari 1x/hari
- Konsistensi Lunak Lunak
- Warna Kuning Kuning

b. BAK

-Frekuensi 5x/hari >5x/hari


Kuning Kuning
-Warna

3. Istirahat Tidur
-Siang 2 jam 1 jam
-Malam 6 jam 4 jam

4. Personal Hygiene
-Mandi 2x/hari 1x/hari
-Gunting 1x/seminggu 1x/minggu
Kuku 2x/hari Tidak pernah
-Keramas

e. Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

f. Interaksi Sosial
Hubungan dengan linkungan masyarakat, keluarga dan kelompok juga
teman klien mengatakan baik baik saja dan termasuk orang yang
bersosial tinggi.

g. Pemeliharaan Kesehatan
1) Rasa Aman : tidak ada masalah
2) Rasa Nyaman : merasa tidak nyaman semenjak terasa sakit
3) Pemanfaatan pelayanan kesehatan : baik dan tidak ada masalah
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
- Konsumsi vitamin : Kadang-kadang
- Imunisasi : Klien mengatakan tidak ingat
- Olahraga : Jarang olahraga
- Upaya keharmonisan keluarga : Rekreasi, nonton TV bareng
- Stres dan adaptasi : Merokok lebih sering

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Komposmetis
GCS : Verbal 5 Motorik 6 Mata 4
Penampilan : Tampak sakit sedang
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,2oC
Respirasi : 16x/menit
b. Pemeriksaan Kepala
- Inspeksi :
Bentuk kepala Bulat tidak tampak kelainan, simetris,
Lainnya :-
- Palpasi :
Tidak nyeri tekan
Lainnya : Tidak teraba kelainan
c. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi :
Tampak ekspresi wajah tegang dan meringis sakit bila dipindahkan, dagu
normal, tidak ada edema, tidak ada kelumpuhan otot-otot fasialis, tidak
tampak sikatrik, raut wajah terlihat tegang.
d. Pemeriksaan Mata
1) Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata tidak ada kelainan
- T i d a k Eksoftalmus, tidak endofthalmus
- Kelopak mata / palpebra : tidak oedem, tidak ptosis, tidak
tampak peradangan, tidak ada luka, tidak terlihat benjolan
- Bulu mata tidak rontok
- Konjunctiva merah muda dan sclera tidak pucat
- Reaksi pupil terhadap cahaya isokor
- Kornea : warna hitam
- Tidak tampak nigtasmus dan strabismus
- Ketajaman Penglihatan baik
- Tidak menggunakan kontak lensa
- Penggunaan kaca mata bila sedang membaca
2) Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata tidak teraba kelainan
Lainnya : -
e. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Bentuk dan ukuran telinga simetris, fungsi pendengaran
baik, tidak terdapat kotoran dan dapat membedakan suara.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
f. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ditemukan secret, penciuman
berfungsi dengan baik dan tidak terdapat kotoran.
Palpasi : Polip dan nyeri tekan tidak ada
g. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan palpasi
- Bentuk dan ukuran lidah simetris, fungsi pengecapan baik, dapat
membedakan rasa manis, asin, pahit, dan asam serta jumlah gigi kurang
dari 32.
- Kemampuan membuka mulut lebih 3 cm
- Tonsil tidak tampak kelainan
- Mallampati II
- Tidak ada perubahan suara

h. Pemeriksaan Leher
- Leher simetris tidak terlihat peradangan dan jaringan parut, tidak teraba
massa
- Tidak ada pembesaran tiroid
- Vena jugularis tidak ada pembesaran
- Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, posisi trakea simetris
- Mobilitas leher baik
i. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Terlihat simetris warna sawo matang tidak ada pembengkakan di ketiak,
tidak ada nyeri tekan
j. Pemeriksaan Torak
Bentuk torak normal simetris tidak tampak retraksi otot pernafasan, pola
nafas baik dan normal, tidak sedang batuk, getaran antara kanan dan kiri
teraba sama, perkusi paru terdengar sonor, auskultasi suara nafas normal
tidak ada suara tambahan
k. Pemeriksaan Jantung
Tidak tampak kelaianan, hasil EKG regular normal tidak ada kelainan
l. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk abdomen datar tidak terlihat massa, simetris, peristaltic usus baik,
nyeri tekan pada bagian perut bawah, teraba distensi abdomen
m. Pemeriksaan Tulang Belakang
Tidak terliihat kelainan tulang belakang, tidak terlihat luka, mobilitas
leluasa. Tidak teraba Fibrosis atau HNP
n. Pemeriksaan Genetalia
Tidak ada keluhan dan kelaianan, tidak teraba hernia atau pembengkakan
di sekitar genetalia.
o. Pemeriksaan Anus
Pasien menagatakan tidak ada keluhan dengan anusnya, perdarahan
negatif, haemoroid tidak ada, pada pemeriksaan Rectal Toucher teraba
benjolan prostat.
p. Pemeriksaan ekstremitas
Inspeksi :Postur tubuh normal, tidak terjadi pembengkaan,
sendi paha extreminitas atas dan bawah tidak terdapat krepitasi.

5 5

5 5

q. Pemeriksaan Neurologis
1) Memeriksa tanda – tanda rangsangan otak
Tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak nyeri kepala, tidak ada kaku
kuduk, tidak ada riwayat kejang , penurunan kesadaran tidak pernah,
tidak ada riwayat pingsan.
2) Memeriksa nervus cranialis
a) N I Nervus olfactorius
klien dapat membedakan bau
b) N II Nervus optikus
Klien dapat melihat dengan jelas
c) N III Nervus okulomotorius
Mata klien dapat bergerak kesegala arah
d) N IV Nervus Trokhealis
Klien dapat mengarahkan bola mata kebawah
e) N V Nervus Trigeminus
Klien dapat mengunyah dengan baik
f) N VI Nervus Apduscen
Bola mata klien dapat bergerak kesamping
g) N VII Nervus Fasialis
Raut wajah klien simetris
h) N VIII Nervus Auditorius
Klien dapat mendengar suara yang dibisikkan
i) N IX Nervus Glossoharingeus
Klien dapat menelan dengan baik
j) N X Nervus Vagus
Klien dapat menelan dengan baik
k) N XI Nervus Assesorius
Klien dapat mengangkat bahu
l) N XII Nervus Hipoglossus
Klien dapat menggerakkan lidah
3) Memeriksa fungsi sensorik
Sensorik berfungsi dengan baik
4) Memeriksa reflek kedalaman tendon
Reflek bisep, trisep, brachiradialis, Ptella, achiles normal tidak ada
kelainan

3. Data Penunjang Diagnostik


a. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan

Hematologi
1. Hb 11,0 11,5-13,5 g/dL
2. Hematokrit 42 34-40 %
3. Leukosit 9.000 6000-17.500 /mm3
4. Trombosit 150,000 150000-440000 /mm3
5. Waktu bekuan 10 9 – 15 Menit
6. Waktu pdarahn 4 1–6 Menit
7. Monosit 9,0 2,0 – 11,0 %
8. Limposit 19 13 – 40 %
9. eusonofil 0 0,0 – 0,5 %

Kimia Klinik
1. GDS 115 < 140 Mg/dL
2. Rapid test Non reaktip - Non
reaktip

b. Pemeriksaan Radiologi
USG
- Kelenjar prostat terlihat membesar dan berwarna abu-abu muda sampai
gelap homogen
- Kesan : pembesaran pada kelenjar prostat
4. Therapi Saat Ini
Seftriakxon Inj 2 x 1 gram
Ketorolac Inj 2 x 30 mg
Ondanstron Inj 2 x 4 mg
5. Kesimpulan Status Fisik (ASA)
II
6. Pertimbangan Anestesi
a. Faktor penyulit : Tidak ada
b. Jenis Anestesi : Regional Anestesi
Indikasi : operasi daerah perut kebawah dan tidak ada kontraindikasi
c. Teknik Anestesi : inj di L3-L4 subarachonoid, Liquor keluar jernih
Indikasi : tindakan menggunakan bupivacaine 0,5% dosis 15mg

d. Persiapan Alat:
1) Mesin Anestesi disiapkan terutama oksigen
2) Siapkan juga STATIC
3) Set untuk persiapan Regional Anestesi
4) Obat2an Anestesi :
- Premedikasi Midazolam
- Antiemetik Ondansentron, Sotatic
- Analgetik Ketorolak, Tramadol, Fentanyl, Pethidin
- Induksi Bupivacain 0,5%
- Pelumpuh otot -
- Maintenance -
- Antidotum -
- Obat life saving Efedrin, SA, Adrenalin, Dexamethason, Lidocain
5) Alat lainnya
- Terpasang infus RL IV line no 18 di tangan kanan tetesan lancar
- Kateter urine terpasang
e. Cairan
1) Kristaloid
Jenis : Ringer laktat / Asering 2 labu
2) Koloid
Jenis : HES 6 % 1 labu
3) Produk darah
Jenis :-
B. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


I. PRE ANESTESI
1 Ds: BPH Nyeri
- Klien mengeluh nyeri pada ↓
saat miksi Transduksi stimulus
- Klien mengatakan nyeri dirubah menjadi impuls
dirasakan sejak kemarin ↓
malam, nyeri bertambah Transmisi melalui ujung
ketika pasien beraktivitas saraf
dan berkurang apabila ↓
pasien beristirahat Impuls ke batang otak

Do: Nyeri
- Didapat skala nyeri 7 (0-10)
- terdapat distensi dibawah
perut
- TD 140/70 mmhg
- Nadi 90x/mt
- RR 18x/mt
-
2 DS: Faktor strees Cemas
- Pasien mengatakan takut ↓
akan dilakukan tindakan Rangsangan berlebihan
operasi ↓
- Pasien mengatakan tidak Kurangnya pengetahuan
pernah dirawat dan sakit ↓
seperti sekarang Proses pengolahan
informasi terganggu
DO: ↓
- Ekspresi wajah pasien Koping individu tidak
tampak tegang efektif
- Emosi klien tampak tidak ↓
stabil Cemas
- Pasien tampak bertanya
tentang prosedur operasi
yang akan dijalani.
- Pasien tampak takut serta
gelisah dengan tindakan
operasi serta pembiusan
yang akan dilakukan
- Tanda – tanda vital
Tekanan Darah: 140/70
mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,2oC
Respirasi : 18x/menit
3 DS: Tindakan Anestesi Resiko Cidera anestesi
- Pasien mengatakan takut ↓
akan dilakukan tindakan Emosi negative
operasi ↓
- Pasien mengatakan tidak Ancaman
pernah dirawat dan sakit ↓
seperti sekarang Gangguan suprarenal

DO: Nonepinefrine menurun
- Ekspresi wajah pasien ↓
tampak tegang Klien dipuasakan
- Emosi klien tampak tidak ↓
stabil Tekanan darah meningkat,
- Pasien tampak bertanya nadi meningkat
tentang prosedur operasi ↓
yang akan dijalani. Resiko Cidera anestesi
- Pasien tampak takut serta
gelisah dengan tindakan
operasi serta pembiusan
yang akan dilakukan
- Tanda – tanda vital
Tekanan Darah: 140/70
mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,2oC
Respirasi : 18x/menit
II. INTRA ANESTESI
1 DS : pasien mengatakan Regional Anestesi Resiko Disfungsi
terasa ↓ kardiovaskuler
lemas dan pusing Mempengaruhi organ (hipotensi)
tubuh
DO : ↓
1 Tensi darah menurun Kardiovaskuler terganggu
TD 85/55 mmhg ↓
2. Tachi cardi, Nadi 100x/mt Perubahan irama jantung
3. pasien gelisah ↓
Resiko penurunan curah
jantung
2 DS : pasien mengatakan agak Regional Anestesi Resiko disfungsi
sesak ↓ respirasi
DO : Mempengaruhi SSP
1.Tampak gelisah ↓
2.memakai oksigen nasal Respirasi terganggu
Kanul ↓
3.SPO2 93% Peningkatan produksi
sekret

Ketidak efektifan jalan
napas
3 DS : Pembedahan Resiko Cidera Trauma
- ↓ Pembedahan
DO : Insisi
1.Perdarahan diluar perkiraan ↓
2.Jaringan terbuka lama Perdarahan
karena operasi lama ↓
3.Timbul penyulit operasi Jaringan terbuka
maupun anestesi ↓
4.Resiko regurgitasi dan Infeksi
aspirasi
III. POST ANESTESI
1 DS : Prosedur Operasi Resiko nyeri Post
1.Pasien merasa kesakitan ↓ Operasi
2.pasien menekan bekas Luka insisi
operasi bila batuk ↓
DO : Stimulasi nyeri
1.Pasein terlihat kesakitan ↓
2.Nadi 100x/mt Mengaktivasi reseptor
3.TD 135/90 mmhg nyeri

Melalui system saraf
ascenden

Merangsang thalamus dan
kortek serebri

Muncul sensori nyeri

Nyeri
2 DS : pasien mengatakan Suhu Tubuh dan suhu Resiko Disfungsi
kedinginan ruangan operasi Termoregulasi

DO : Termoreseptor perifer dan
- pasien menggigil termoreseptor sentral
- pasien gelisah ↓
- suhu 35,7 C Pusat integrasi
- nadi 100x/mt termoregulasi hipotalamus

Neoro motoric

Otot rangka

Tonus otot menggigil

Kontrol produksi panas
3 DS : Post Pemberian obat Resiko Jatuh
- anestesi
DO : ↓
Terpasang penyangga tempat Mempengaruhi SSP
tidur ↓
Keseimbangan terganggu

Kontrol tubuh tidak
seimbang

II. PROBLEM (MASALAH)


A. Pre Anestesi
1. Nyeri
2. Cemas
3. Resiko cidera anestesi
B. Intra Anestesi
1. Resiko Komplikasi Disfungsi Respirasi
2. Resiko Komplikasi Disfungsi Kardiovaskuler
3. Resiko Cidera Trauma Pembedahan

C. Post Anestesi
1. Resiko nyeri Post Operasi
2. RK Disfungsi Termoregulasi
3. Resiko Jatuh

III. RENCANA INTERVENSI


Nama : Tn. R No. CM : 00033257
Umur : 59 th Diagnosa : BPH
Jenis kelamin : laki-laki Ruang : Mawar
Rencana Intervensi Nama &
No Problem (Masalah) Tujuan Intervensi Paraf
Pre Anestesi
1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan Monitor TTV pasien
kepenataan anestesi selama 1. Mengkaji
30 menit, diharapkan nyeri karakteristik nyeri Herman
berkurang dengan kriteria (PQRST)
hasil 2. Berikan pasien
1. Skala nyeri menjadi 1-3 kesempatan untuk
(nyeri ringan) beristirahat pada siang
2. Pasien tampak tenang hari dan periode tidur
dan tidak gelisah yang tidak terganggu
3. Pasien tampak tidak pada malam hari
meringis (Harus istirahat bila
4. Tanda-tanda vital dalam nyeri mereda)
rentang normal 3. Ajarkan metode
5. TD 120/80 mmHg - distraksi selama nyeri
Nadi 80x/menit - Suhu akut yang tidak
36,5˚C - RR 12x/menit membebani
4. Kolaborasi dalam
pemberian anti nyeri
2 Cemas Setelah dilakukan tindakan Observasi pola dan
kepenataan anestesi selama tingkah laku pasien
30 menit, diharapkan selama prosedur Herman
cemas berkurang kriteria berlangsung
hasil Klien tampak rileks 1. Lakukan
dan tenang pendampingan oleh
1. Klien tahu tentang keluarga dan petugas
prosedur tindakan dan selama prosedur
sudah tidak cemas lagi dikerjakan
2. TTV dalam batas normal 2. Berikan penjelasan
: secara spesifik
TD 120/80 mmHg tentang prosedur dan
Suhu 36,40 C tindakan sedasi yang
Nadi 60 x/menit akan dilakukan
RR 12 xmenit 3. Gambarkan tanda dan
gejala yang bisa
muncul selama
prosedur berlangsung
dengan cara yang
tepat
4. Kolaborasi pemberian
pre-medikasi kepada
pasien sebelum
dilakukan prosedur
tindakan
3 Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan Observasi pola dan
anestesi kepenataan anestesi selama tingkah laku pasien
30 menit, diharapkan tidak selama prosedur
terjadi cedera anestesi berlangsung Herman
dengan kriteria hasil: 1. Lakukan
1. Pasien siap untuk pendampingan oleh
dilakukan tindakan keluarga dan petugas
anestesi selama prosedur
2. Pemilihan teknik dikerjakan
anestesi yang tepat 2. Berikan penjelasan
sesuai dengan kondisi secara spesifik
pasi tentang prosedur dan
tindakan sedasi yang
akan dilakukan
3. Gambarkan tanda
dan gejala yang bisa
muncul selama
prosedur
berlangsung dengan
cara yang tepat
4. Kolaborasi
pemberian pre-
medikasi kepada
pasien sebelum
dilakukan prosedur
tindakan
Intra Anestesi
1 Resiko Komplikasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor ekspansi
Disfungsi Respirasi kepenataan anestesi selama dada setiap saat
30 menit, PK Disfungsi 2. Beri oksigen sesuai
Respirasi teratasi dengan kebutuhan Herman
kriteria hasil: 3. Observasi TTV tiap
1. TTV dalam rentang saat
normal
- RR 12x/menit
- SpO2 100%

2 Resiko Komplikasi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tekanan


Disfungsi kepenataan anestesi selama darah,adanya
kardiovaskuler/ 30 menit diharapkan TTV sianosis dan status Herman
Hipotensi pasien dalam batas normal pernafasan klien
dengan kriteria hasil: 2. Kolaborasi dalam
1. TD 120/80 mmHg pemberian terapy
2. Nadi 80x/menit vasopressor
3.Suhu 36,5˚C (ephedrine)
3. Atur posisi pasien
3 Resiko Cidera Setelah dilakukan tindakan Monitoring perianestesi
Trauma kepenataan anestesi selama 1. Lakukan persiapan
Pembedahan 30 menit, diharapkan tidak peralatan dan obat Herman
terjadi trauma pembedahan obatan sesuai dengan
dengan kriteria hasil: perencanaan teknik
1. Tidak adanya tanda anestesi
tanda trauma pembedahan 2. Lakukan pemasangan
2. Pasien tampak rileks alat monitoring non
selama operasi berlangsung invasive
3. TTV dalam batas normal 3. Lakukan
– TD 120/80 mmHg. Nadi pemeliharaan jalan
80x/menit. Suhu 36,5˚C. napas
RR 12x/menit 4. Kolaborasi dengan
4. Pasien telah teranestesi SpAn apabila kondisi
dan tidak menunjukkan pasien memburuk
respon nyeri
5. Tidak adanya komplikasi
anestesi selama operasi
berlangsung

Post Anestesi
1 Resiko nyeri Post Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring TTV
Operasi kepenataan anestesi 2. Lakukan penilaian
diharapkan nyeri berkurang nyeri dengan VAS Herman
dengan kriteria hasil 3. Ajarkan metode
1. Skala nyeri menjadi 1-3 distraksi selama nyeri
(nyeri ringan) akut yang tidak
2. Pasien tampak tenang membebani
dan tidak gelisah 4. Kolaborasikan dalam
3. Pasien tampak tidak pemberian anti nyeri
meringis 5. Berikan posisi
4. Tanda-tanda vital dalam nyaman
rentang normal
5. TD 120/80 mmHg -
Nadi 80x/menit - Suhu
36,5˚C - RR 12x/menit

2 RK Disfungsi Setelah diberikan tindakan 1. Observasi Tanda vital


Termoregulasi selimut hangat selama 30 pasien
menit,diharapkan 2. Anjurkan pasien
hipotermia teratasi dengan menggunakan pakaian Herman
kriteria hasil: dan selimut hangat
1. Suhu tubuh pasien 3. Anjurkan klien untuk
menjadi 37,4° C minum ± 2000- 2500
2. TD:120/80 mmHg ml/hari
3. Nadi: 80x/menit 4. Jelaskan penting nya
4. RR: 14x/menit. asupan cairan
5. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian cairan dan
obat untuk pasien
hipotermi
3 Resiko Jatuh Setelah diberikan tindakan Monitor TTV pasien -
selama 30 menit, Berikan penyangga pada
diharapkan resiko jatuh bed pasien
tidak terjadi dengan kriteria 1. Anjurkan posisi yang Herman
hasil: nyaman pada pasien
1. Pasien dalam keadaan 2. Konsultasikan dengan
aman dr. SpAn apabila
2. Sudah terpasang kondisi memburuk
penyangga pada bed
pasien
3. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal - TD
120/80 mmHg - Nadi
80x/menit - Suhu 36,5˚C
- RR 14x/menit
IV. Implementasi
Nama : Tn. R No.CM : 00033257
Umur : 59 Tahun Diagnosa : BPH
Jenis kelamin : Laki – laki Ruang : Mawar

No Hari/Tanggal Problem Jam Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Pre Anestesi
1 Senin , Nyeri 08.00 1. Memonitor TTV pasien DS :
14-12-2020 2. Memberikan pasien 1. Pasien masih merasakan
kesempatan untuk beristirahat nyeri
pada siang hari dan periode 2. Pasien merasa nyeri Herman
tidur yang tidak terganggu berkurang bila ditidurkan
pada malam hari (harus DO :
istirahat bila nyeri mereda) 1. Terlihat Kesakitan
3. Mengajarkan metode distraksi 2. TTV
selama nyeri akut yang tidak Tekanan Darah: 140/70
membebani mmHg
4. Mengkolaborasikan dalam Nadi : 100x/menit
pemberian Fentanyl 100 mcg Suhu : 36,2oC
Respirasi: 18x/menit

2 Senin, Cemas 08.00 1. Memeriksa tanda-tanda vital DS :


14-12-2020 2. Memberikan kenyamanan dan 1. Pasien merasa takut
ketentraman hati terhadap tindakan yang akan
3. Melakukan intervensi yang dilakukan Herman
menurunkan ansietas (music, 2. Pasien merasakan tidak
aromaterapi, latihan relaksasi, tenang
imajinasi terbimbing, 3. Pasien bertanya Tanya
hidroterapi, penghentian tentang efek samping
pikiran, masage, olahraga) tindakan yang akan
4. Mengajarkan penghenti dilakukan
ansietas yang dapat diterapkan
4. Pasien mengatakan susah
jika situasi yang menimbulkan tidur
stress tidak dapat dihindariDO :
5. Melatih pasien mengatasi rasa
1. Pasien terlihat gelisah
marah 2. Pasien beberapa kali
6. Mengkosultasikan dengan menanyakan efek samping
SpAn bila kondisi memburuk tindakan yang akan
dilakukan
3. TTV
Tekanan Darah: 140/70
mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 36,2oC
Respirasi: 18x/menit
3 senin, Resiko cidera anestesi 1. Melakukan persiapan sebelum DS :
14-12-2020 pembedahan 1. Pasien merasa tidak tenang
2. Menganjurkan pasien untuk 2. Pasien merasa nadinya
berpuasa meningkat Herman
3. Menganjurkan pasien untuk DO :
mengosongkan kadung kemih 1. Pasien terlihat tidak tenang
sebelum operasi 2. Nadi pasein meningkat
4. Menetapkan kriteria diatas 90 x per menit
mallampati 3. Tekanan Darah meningkat
5. Menentukan status fisik 140 / 70
menurut ASA
6. Mengkolaborasikan dalam
pemberian obat pramedikasi
7. Mengkolaborasikan penetapan
teknik anestesi
Intra
Anestesi
1 Senin, Resiko Komplikasi 08.30 1. Mengobservasi TTV pasien DS :
14-12-2020 Disfungsi Respirasi setiap saat 30 menit setelah dilakukan Herman
2. Memonitor ekspansi dada tindakan pasien mengatakan
setiap saat tidak mengalami masalah.
3. Melakukan analisa gas darah
arteri: pH, PaCO2, dan PaO2 DO :
4. Mengkolaborasikan 1. Pasien terlihat tenang
pemasangan ETT 2. Tensi 115/75 mmhg
3. Nadi 85x/mt
4. RR 14x/mt
5. SPO2 98%
2 senin, Resiko Komplikasi 1. Memeriksa TTV pasien DS :
14-12-2020 Disfungsi 2. Memberikan terapi cairan 30 menit setelah dilakukan
kardiovaskuler 3. Menganjurkan pasien untuk tindakan pasien mengatakan
(Hipotensi) mengatur posisi yang nyaman tidak pusing dan lemas Herman
4. Mengkolaborasikan dengan DO :
SpAn dalam therapy 1. Pasien tampak tenang
vasopresor (efhedrin) 2. Tensi 115/75 mmhg
3. RR 14x/mt
4. Nadi 85x/mt
5. SPO2 98%
3 senin, Resiko Cidera 1. Memonitor perianestesi DS :
14-12-2020 Trauma Pembedahan 2. Menyiapkan peralatan dan 30 menit setelah dilakukan
obat-obatan sesuai dengan tindakan pasien mengatakan Herman
perencanaan teknik anestesi tidak mengalami cidera dan
3. Membantu pelaksanaan merasa tenang
anestesi (Regional Anestesi) DO :
sesuai dengan program 1. Pasien terlihat tenang
kolaboratif spesialis anestesi 2. Tensi 115/75 mmhg
4. Membantu pemasangan alat 3. Nadi 80x/mt
monitoring non invasif 4. RR 14x/mt
5. Memonitoring perianestesi 5. SPO2 98%
6. Mengatasi penyulit yang
timbul
7. Melakukan pemeliharaan jalan
napas
8. Mengkolaborasi dengan SpAn
apabila kondisi pasien
memburuk
Post Anestesi
1 senin, Resiko nyeri Post 10.45 1. Monitor TTV pasien DS :
14-12-2020 Operasi 2. Mengkaji karakteristik nyeri 1. 30 menit setelah
(PQRST) dilakukan tindakan pasien
3. Mengajarkan metode distraksi mengatakan nyeri nya
selama nyeri post operasi berkurang Herman
4. Mengkolaborasikan dalam
pemberian antinyeri DO :
1. Pasien tidak meringis lagi
2. Pasien terlihat tenang
3. Tensi 115/75 mmhg
4. Nadi 80x/mt
5. RR 14x/mt
6. Spo2 98%
2 senin RK Disfungsi 1. Mengobservasi Tanda vital DS :
14-12-2020 Termoregulasi pasien Pasien mengatakan tubuh nya
2. Menganjurkan pasien merasa hangat setelah 30 menit Herman
menggunakan selimut hangat dilakukan tindakan.
3. Menganjurkan klien untuk DO :
minum ± 2000- 2500 ml/hari -Pasien terlihat tidak menggigil
4. Menjelaskan penting nya -Tensi 115/75 mmhg
asupan cairan -Nadi 84x/mt
5. Mengkolaborasi dengan -RR 14x/mt
dokter tentang pemberian -SPO2 98%
cairan dan obat untuk pasien
hipertermi.
3 senin, Resiko Jatuh 1. Memonitor TTV pasien DS :
14-12-2020 2. Memberikan penyangga -
pada bed pasien DO : Herman
3. Menganjurkan posisi yang Terpasang penyangga tempat
nyaman pada pasien tidur
V. Evaluasi

Nama : Tn. R No.CM : : 00033257

Umur : 59 Th Diagnosa : BPH

Jenis kelamin : Laki-laki Ruang : Mawar

No Tanggal Jam Problem Catatan Perkembangan Nama &


(Masalah ) Paraf
Pre anestesi
1 Senin, 08.00 Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri sudah Herman
14-12 berkurang
-2020
O:
 Klien tampak tenang
 Skala nyeri 4
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit
Spo2 : 99%
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

2 Senin, Cemas S : Pasien mengatakan tidak merasakan Herman


14-12 cemas lagi
-2020
O:
 Pasien tampak tenang
 TD : 110/65 mmhg
 Nadi : 80x/menit
 RR : 18x/menit
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
S : Pasien mengatakan tidak terjadi
3 senin Resiko cidera apa-apa yang beresiko pada kondisi Herman
14-12- anestesi nya.
2020

O:

 Tidak terdapat cidera pada pasien

 TD : 110/65 mmhg

 Nadi : 80x/mnit

 Suhu : 36ᵒC

 RR : 18x/menit

 Spo2 : 99%

A : Tujuan tercapai

P : Intervensi dihentikan

Intra Anestesi
S : Pasien mengatakan tidak
1 Senin, 0830 RK Disfungsi
merasakan pusing
14-12 kardiovaskuler Herman
-2020 (Hipotensi)
O:

 Pasien terlihat tenang.

 TD : 125/80 mmhg

 Nadi : 80x/menit

 Suhu : 36ᵒC

 RR : 18x/menit

 Spo2 : 99%

A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan

S : Pasien mengatakan sedikit


2 Senin, RK Disfungsi Herman
merasakan sesak tetapi tidak terlalu
14-12- respirasi
menghawatirkan
2021

O:

 Pasien tidak gelisah

 TD : 125/65 mmhg

 Nadi : 95x/menit

 RR : 18x/menit

 Spo2 : 99%

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

S:-
3 Senin, Resiko cidera Herman
14-12- trauma
O:
2021 pembedahaan
 Pasien terlihat tenang

 TD : 125/65 mmhg

 Nadi : 95x/menit

 RR : 18x/menit

 Spo2 : 99%

A : Masalah teratasi

P : Intervensi hentikan
Post Anestesi
1 14-12- 10.45 Gangguan rasa S : Pasien mengatakan tidak lagi mual Herman
2021 nyaman mual muntah
muntah
O:
 Pasien terlihat tenang

 TD : 125/80 mmhg

 Nadi 80x/menit

 RR 18x/menit

 Spo2 : 99%

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2 14-12- Nyeri post OP S : Pasien mengatakan nyeri nya Herman


2021 berkurang

O:

 Pasien tidak meringis lagi

 Pasien terlihat tenang

 TD : 115/75 mmhg

 Nadi : 80x/menit

 RR : 14x/menit

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai