Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN ANASTESI PADA PASIEN MOLA

HIDATIDOSA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GA TIVA


Pembimbing:
dr. Imtihanah Amri,M.Kes,Sp.An
PENDAHULUAN
Dalam melakukan suatu tindakan anestesi terhadap
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi, kita dapat
memilih berbagai macam pilihan cara anestesi. Dari
berbagai macam pilihan tersebut, sebagian besar operasi
(70%-75%) dilakukan dengan cara anestesi umum.
Sedangkan sisanya dilakukan dengan cara regional atau
anestesi lokal
Mola Hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblas
gestasional (PTG), yang meliputi berbagai penyakit yang
berasal dari plasenta, yaitu mola hidatidosa parsial dan
komplit, koriokarsinoma, mola invasif, dan placental site
trophoblastic tumors.
MOLA HIDATIDOSA

Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal,


dimana seluruh villi korialisnya mengalami
perubahan hidrofobik. Mola hidatidosa juga
dihubungkan dengan edema vesikular dari vili
khorialis plasenta dan biasanya tidak disertai fetus
yang intak. Secara histologist, ditemukan proliferasi
trofoblast dengan berbagai tingkatan hiperplasia dan
displasia. Vili khorialis terisi cairan, membengkak,
dan hanya terdapat sedikit pembuluh darah.
GA TIVA

TIVA merupakan kepanjangan dari total anastesi


intravena. Tiva merupakan tekhnik anastesi umum
dengan hanya menggunakan obat-obat anastesi yang
dimasukkan lewat jalur intravena. TIVA digunakan
untuk ketiga trias anastesi yaitu hipnotik, analgetik,
dan relaksasi otot.
TIVA dalam prakteknya sehari-hari digunakan
sebagai :
Obat induksi anastesi umum
Obat tunggal untuk anastesi pembedahan singkat
Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat
Obat tambahan anastesi regional
Menghilangkan keadaan patologis akibat
rangsangan SSP
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun
Berat badan : 60 kg
Tinggi Badan : 163 cm
Alamat : Perumnas
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Tanggal Operasi : 30-01-2020
keluhan utama : Keluar darah dari Vagina
Riwayat keluhan sekarang : Seorang Perempuan (Ny. S)
usia 48 tahun masuk RS dengan keluhan keluar darah
dari vagina yang di alami 3 minggu yang lalu. Riwayat
memakai gigi palsu disangkal. Pasien tidak demam. BAB
(+) frekuensi normal. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit sistemik. Pasien juga tidak memiliki gigi yang
goyang. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa
keadaan umum pasien sakit sedang, pergerakan tangan
bebas terbatas. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
adalah pemeriksaan darah lengkap dan faal hemostasis
dengan hasil terdapat penurunan kadar Hb dan PLT.
Dari evaluasi yang didapat, maka pasien kasus ini
diklasifikasikan sebagai ASA II.
Riwayat:
• Pendarahan memanjang: tidak ada
• Batuk lama: tidak ada
• Merokok: tidak ada
• Alergi: tidak ada
• Hipertensi: tidak ada
• Minuman alkohol: tidak ada
• Asma: tidak ada
• Diabetes melitus: tidak ada
• Obat-obatan: tidak ada
• Penyakit jantung: tidak ada
• Riwayat anestesi/operasi: tidak ada
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath)
Airway bebas, gurgling/snoring/crowing:-/-/-, RR:
20x/menit, Mallampati: II, Jarak Mentohyoid: 5 cm,
Riwayat asma (-) alergi (-), batuk (-), sesak (-) leher
pendek (-), pergerakan leher bebas, tonsil (T1-T1), faring
hiperemis (-), pernapasan bronkovesikular (+/+), suara
pernapasan tambahan ronchi (-/-), wheezing (-/-).
B2 (Blood)
Akral hangat,TD: 110/70 mmHg, HR : 80x/menit irama
reguler, CRT < 2 detik. masalah pada sistem
cardiovaskuler (-).
B3 (Brain)
Kesadaran compos mentis GCS 15 (E4V5M6, Pupil:
isokor Ø 3 mm/3mm, Refleks Cahaya (+/+).
B4 (Bladder)
BAK lancar, produksi kesan normal, warna kuning
jernih, frekuensi 5-6 kali sehari, Masalah pada
sistem renal/endokrin (-).
B5 (Bowel)
Keluhan mual (+), muntah (-). Abdomen: Inspeksi
tampak datar, kesan normal, Auskultasi peristaltik
(+), kesan normal, Palpasi tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba massa, Perkusi tympani (+) pada
seluruh lapang abdomen.
B6 Back & Bone
Nyeri (-), krepitasi (-) morbilitas (-), ekstremitas
deformitas (-).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PERSIAPAN
PRE OPERATIF
Di Ruangan
Surat persetujuan operasi dan Surat persetujuan tindakan anestesi.
Puasa 8 jam pre operasi
Pasang infus RL pada saat puasa dengan kecepatan 25 tpm

Di Kamar Operasi
Hal-hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara lain adalah:
Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan
Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
Obat-obat anestesia yang diperlukan.
Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin,
natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh, dan EKG dipasang.
Alat-alat pantau yang lain dipasang sesuai dengan indikasi, misalnya;
“Pulse Oxymeter”
Kartu catatan medic anestesia.
PROSEDUR GA TIVA

 Persiapan : Posisi Supine O2 via nasal canul 2,5 L/mnt


 Premedikasi : Midazolam 2mg, Ondancentron 4mg, Fentanyl
100mcg
 Induksi : Propofol 50mg
 Maintenance : O2 2-4 L/mnt via nasal kanul
 Emergence : Tuntun ke napas spontan dan adekuat, suction lender,
pasien ke RR
LAPORAN ANASTESI

 Jenis anestesi : Anestesi umum (General Anestesi)


Teknik anestesi : GA TIVA
Lama operasi : 11.50 – 12-50 (1 jam 0 menit)
Lama anestesi : 11.40 – 12.55 (1 jam 15 menit)
Anestesiologi : dr. Imtihanah Amri, M.Kes., Sp.An
Ahli Bedah : dr. Herdana, Sp.OG (K) Onk
Infus : 1 line di tangan kiri
TERAPI CAIRAN

BB : 60 kg
EBV : 65 cc x 60 kg = 3900 cc
Jumlah perdarahan : ± 150 cc
% perdarahan : 150/3900 x 100% = 3,84 %
Cairan yang masuk : 600cc
kebutuhan pemeliharaan normal dapat diestimasi dari
tabel berikut:
Cairan maintenance: 30-50cc/ KgBB
35ccx60kg : 2.100/24 jam  87,5 cc/ jam
Stress operasi
Untuk pengganti cairan sequestra diberikan sesuai
derajat operasi. Pada kasus ini termasuk operasi
Sedang.
Operasi kecil : 2-4 ml x kg BB
Operasi sedang : 4-6 ml x kg BB
Operasi besar : 6-8 ml x kg BB
6 cc x 60 kg = 360 ml
Penggantian Puasa
Lama jam puasa (3 jam) x Maintenace (87,5 ml) = 262,5 ml
Saat mulai puasa sampai pasien akan diberikan cairan
rehidrasi, pasien mendapatkan cairan Ringer Lactat 500 ml
dan ini dianggap sebagai pengganti puasa.
 
Kebutuhan cairan menggunakan rumus:
1 jam : M + O + P  87,5 + 360 + 262,5 = 710 cc
Jadi total cairan yang harus diberikan durante operasi 1 jam
, yaitu 710cc. Pada saat durante operasi, jumlah cairan yang
diberikan adalah sejumlah 600 cc, sehingga cairan yang
diberikan masih kurang sekitar 110 cc
POST OPERATIF

Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88 x/menit,


pernapasan 20 x/menit, Glasgow coma scale E4V5M6.
 
Skor Pemulihan Pasca Anestesi
Aldrette score
Pergerakan: gerak bertujuan 2
Pernafasan: teratur 2
Warna kulit: merah muda 2
Tekanan darah: tidak menyimpang 20% 2
Kesadaran: sadar penuh (compos mentis)2
Skor Aldrette 10
PEMBAHASAN

Pada kasus ini, Pasien Ny. S umur 48 tahun dengan


diagnosis Molahidatidosa yang akan dilakukan tindakan
pembedahan kuretase pada tanggal 30 Januari 2020.
Berdasarkan data anamnesis pre operatif, ditemukan
bahwa sebelumnya pasien mengalami perdarahan
pervaginam. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik. Pasien juga tidak memiliki gigi yang goyang.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan
umum pasien sakit sedang, pergerakan tangan bebas
terbatas dan tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan
penunjang yang menjadi kontraindikasi untuk
dilakukannya operasi.
Pada kasus ini diputuskan untuk melakukan
general anestesi dengan teknik GA TIVA
pada pasien ini dilakukan dengan anestesi
intravena yaitu Propofol 50 mg I.V (dosis induksi
2-2,5mg/kgBB) karena memiliki efek induksi yang
cepat, dengan distribusi dan eliminasi yang cepat.
Selain itu juga propofol dapat menghambat
transmisi neuron yang hancur oleh GABA. Obat
anestesi ini mempunyai efek kerjanya yang cepat
dan dapat dicapai dalam waktu 30 detik.
KESIMPULAN
Berdasarkan laporan kasus yang telah dibahas, sehingga
dapat disimpulkan :
 Pada kasus dilakukan operasi kuretase pada pasien Mola hidatidosa jenis
kelamin perempuan usia 48 Tahun, dan setelah dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik, maka ditentukan status fisik ASA II dan dilakukan
jenis anestesi dengan General Anestesi dengan teknik GA TIVA.
 Pada pasien ini menjemen anestesi dimulai dari pre operatif, intra
operatif serta post operatif.
 Berdasarkan penggunaannya cairan dibagi atas beberapa golongan, yaitu
cairan pemeliharaan (maintenance), cairan pengganti puasa, cairan
pengganti operasi dan pengganti perdarahan.
 Kebutuhan cairan pemeliharannya pada kasus 87,5 ml/jam
 Cairan pengganti puasa adalah 710 ml dan cairan yang masuk adalah 600
ml, didapatkan defisit 110 ml
 Total kebutuhan cairan selama operasi adalah 360 mL
 Perdarahan pada kasus adalah 150 cc diperlukan ± 450 cairan kristaloid
Setelah menjalani operasi dilakukan perawatan di
ruangan karena aldrete score
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai