Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Demam dengue (dengue fever, DF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)
adalah suatu sindrom bersifat akut dan disebabkan oleh arbovirus yang ditandai
oleh demam bifasik, nyeri otot atau sendi, ruam kulit, sefalgia dan limfadenopati.
Virus dengue termasuk famili Flaviviridae. Vektor utama dari dengue adalah
Aedes Aegypti. 1

Penyakit ini terdapat di daerah tropis. Di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk


Ades, yaitu Aedes Agypty dan Aedes Albopictus. Biasanya menggigit pada siang
hari, dan berkembang biak di tempat penampungan air yang bersih, serotipe yang
paling banyak sebagai penyebab adalah DEN-2 dan DEN-3.2

WHO’s Regional Office For South-East Asia mengembangkan panduan


WHO 2009 menjadi panduan WHO regional 2011 yang membagi infeksi dengue
menjadi :3

1. Demam yang tidak terdiferensiasi


Demam pada bayi, anak dan orang dewasa yang terinfeksi virus
dengue untuk pertama kalinya, yang sulit dibedakan dengan infeksi
virus lainnya.
2. Demam Dengue

Infeksi virus dengue tanpa kebocoran plasma.

a. Demam Dengue (DD) tanpa perdarahan, dengan gejala demam,


terkadang demam bifasik, sakit kepala hebat, mialgia/atralgia,
ruam, leukopenia, nyeri retroorbitalis, anoreksia, nyeri kolik/nyeri
abdomen.
b. Demam Dengue (DD) dengan perdarahan, dengan gejala DD
yang tanpa perdarahan disertai peteki atau rumple leed test positif,
epistaksis masif, trombositopenia, perdarahan saluran cerna atau
hipermenore

1
3. Demam Berdarah Dengue (DBD) – dengan kebocoran plasma
a. DBD tanpa syok
Terjadi diawal fase demam, gejala DD dengan perdarahan disertai
kenaikan hematokrit (≥20%) tanpa tanda syok.
b. DBD dengan syok
Biasa terjadi diakhir fase demam disertai syok hipovolemik, efusi
pleura dan nyeri abdomen akut.
4. Expanded Dengue Syndrome
Manifestasi gejala yang tidak biasa dengan keterlibatan organ hati,
ginjal, otak dan jantung, biasa berhubungan dengan syok yang
berkepanjangan.

Manifestasi klinis infeksi dengue yang ringan akan sembuh dengan sendiri
tanpa pengobatan, sedangkan DD dan DBD (Demam Berdarah Dengue)
memerlukan pemantauan dan pengobatan yang baik, oleh karena pada DD dapat
disertai dengan perdarahan dan DBD dapat disertai dengan syok dan perdarahan.
Secara epidemologis, infeksi virus dengue yang ringan dan tidak memerlukan
pengobatan khusus jauh lebih banyak dibandingkan infeksi dengue berat (DBD
dengan atau tanpa syok). Pengobatan bersifat suportif. Pemilihan jenis cairan dan
jumlah yang akan diberikan merupakan kunci keberhasilan pengobatan.4

2
BAB II

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Bambang
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 19 September 2018

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak Laki-laki usia 15 tahun masuk RS dengan keluhan muntah
kurang lebih 6 kali 1 hari sebelum masuk rumah sakit.pasien juga demam 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh kepala terasa pusing.
Kejang tidak ada. Gusi tidak berdarah. Batuk berlendir ada, sesak tidak ada.
Buang air besar encer 1 kali dan buang air kecil lancar. Nafsu makan dan
minum menurun sejak sakit.

Riwayat Penyakit Sebelumnya : -

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga pasien yang menderita hal serupa

Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :


Tidak ada

3
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : Gizi Baik
Berat Badan : 41 kg
Tinggi Badan : 132 cm

Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 94 x/menit
Suhu : 37,1 0C
Respirasi : 24 x/menit

Kulit : Warna Sawo matang, sianosis (-), peteki pada wajah, badan,
Ekstremitas superior et inferior, Turgor segera kembali
Kelembaban cukup, Rumple leede (+).
Kepala : Bentuk Normosefal (+), rambut warna hitam, tidak mudah
dicabut, tebal, alopecia (-)
Mata : Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Eksoftalmus : (-/-)
Cekung : (-/-)
Hidung:
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Rinore : tidak ada

4
Mulut:
Bibir : Kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
Gigi : Tidak ditemukan karies
Gusi : Tidak ada perdarahan
Lidah:
Tremor : (-)
Kotor/Berselaput : (-)
Warna : Merah muda

Telinga:
Sekret : Tidak ditemukan
Serumen : Minimal
Nyeri : Tidak ada
Leher:
Kelenjar getah bening : Pembesaran (- /-), nyeri tekan (-)
Kelenjar Tiroid : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Trakea : Posisi sentral
Kaku Kuduk : (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1
Toraks:
a. Dinding Dada/Paru:
Inspeks : Ekspansi paru simetris bilateral kanan = kiri,
tampak retraksi (-), jejas (-), bentuk normochest,
pola pernapasan kesan normal.
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vokal fremitus simetris
kanan = kiri, nyeri tekan (-).
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Vesikular (+/+)
Suara napas tambahan: Ronki (-/-),Wheezing (-/-)

5
b. Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba pada SIC V arah medial
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas: SIC II linea midklavikularis dextra et
parasternalis sinistra
Batas kiri: SIC V linea midklavikularis sinistra
Batas kanan: SIC V linea parasternalis dekstra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi
tambahan: murmur (-), gallop (-).
Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen, dullness (-)
pada area hepar& lien. Asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan(+), distensi (-), meteorismus (-).
Hati : Hepatomegali (-)
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
AnggotaGerak:
c. Ekstremitas superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
d. Ekstremitas inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Genitalia: Dalam batas normal
¿ ¿ , kesan normal
Otot-Otot: Eutrofi+¿+ +¿+ ¿¿
+¿
Refleks: Fisiologis (++¿+ ++¿++ −¿− ¿
¿ ¿ ), patologis ( −¿−¿ ¿ )
¿ ¿

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Lab. Darah Rutin :
RBC : 5,2 x106/mm3
WBC : 7,4 x103/mm3
HGB : 14,3 g/dL

6
HCT : 41,8 %
PLT : 153 x103/mm3
V. RESUME
Pasien anak Laki laki usia 15 tahun MRS dengan keluhan muntah kurang
lebih 6 kali sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga demam 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh kepala terasa pusing. Batuk
berlendir ada, mimisan tidak ada, Buang air besar encer 1 kali dan buang air
kecil lancar. Nafsu makan dan minum menurun sejak sakit.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan suhu 37,1 0C, denyut nadi 94 x/menit,
dan respirasi 24 x/menit.

VI. MANAJEMEN
Diagnosis : Susp.Demam Berdarah Dengue
Terapi :
- IVFD asering 40 tpm
- Domperidon 3 x 1 cth / kp
- Inj. Deksamethason ½ amp/ 8 jam/ IV

VII. ANJURAN

- Observasi tanda-tanda vital dan perdarahan

- Pemeriksaan darah rutin

- Banyak Minum

7
VIII. FOLLOW UP

21 September 2018

S : Demam, batuk tidak ada, sesak tidak ada, muntah tidak ada, kejang
tidak ada, BAB biasa, BAK lancar.

O : N : 72 kali/menit

S : 37,8 0C

R : 20 kali/menit

Laboratorium :

Darah Rutin :

- WBC : 5,2 x 103/mm3

- PLT : 103 x 103/mm3

- HCT : 39,1 %

- HGB : 14,0 g/dL

- RBC : 4,90 x 106/mm3

A : Demam Dengue

P : - IVFD Asering 40 tpm

- Inj. Deksametason ½ amp/8jam

- Domperidon 3 x 1 cth

- Psidii 3 x 1 Cth

- Anjuran :

 Observasi tanda vital


 Beri banyak minum

22 September 2018

S : Demam, mimisan ada, batuk tidak, sesak tidak ada, muntah tidak
ada,sakit perut, BAB cair tidak ada, BAK lancar.

8
O: N : 62 kali/menit

S : 37,5 0C

R : 20 kali/menit

Laboratorium :

Darah Rutin :

- WBC : 5,9 x 103/mm3

- PLT : 58 x 103/mm3

- HCT : 44,8 %

- HGB : 14,8 g/dL

- RBC : 5,5 x 106/mm3

A : Demam Dengue

P : - IVFD Asering 40 tpm

- Inj. Deksametason ½ amp/8jam

- Domperidon 3 x 1 cth

- Psidii 3 x 1 Cth

- Anjuran :

 Observasi tanda vital


 Tirah Baring
 Beri banyak minum

23 September 2018

S : Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak ada, muntah tidak ada,
sakit perut ada, BAB biasa, BAK lancar.
O : N : 97 kali/menit

S : 36,5 0C

9
R : 23 kali/menit

Laboratorium :

Darah Rutin :

- WBC : 11,8 x 103/mm3

- PLT : 21 x 103/mm3

- HCT : 44,1 %

- HGB : 14,8 g/dL

- RBC : 5,4 x 106/mm3

A : Demam Dengue

P : - IVFD Asering 40 tpm

- Inj. Deksametason ½ amp/12jam

- Domperidon 3 x 1 cth/kp

- Psidii 3 x 1 Cth

- Anjuran :

 Observasi tanda vital

10
24 September 2018

S : Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak ada, muntah tidak ada,
sakit perut tidak ada, BAB biasa, BAK lancar.
O : N : 79 kali/menit Urin : 1880 ml

S : 36,5 0C

R : 22 kali/menit

Laboratorium :

Darah Rutin :

- WBC : 11,1 x 103/mm3

- PLT : 22 x 103/mm3

- HCT : 43,8 %

- HGB : -14,6 g/dL

- RBC : 4,78 x 106/mm3

A : Demam Dengue

P : - IVFD Asering 40 tpm

- Inj. Deksametason (STOP)

- Domperidon 3 x 1 cth

- Psidii 3 x 1 Cth

- Anjuran :

 Observasi tanda vital

11
25 September 2018
S : Demam tidak ada, batuk berlendir, sesak tidak ada, muntah tidak ada,
sakit perut tidak ada, BAB biasa, BAK lancar.
O : N : 86 kali/menit

S : 36,5 0C

R : 22 kali/menit

Laboratorium :

Darah Rutin :

- WBC : 11,5 x 103/mm3

- PLT : 127 x 103/mm3

- HCT : 43,6 %

- HGB : 14,7 g/dL

- RBC : 4,59 x 106/mm3

A : Demam Dengue

P : - IVFD Asering 40 tpm

- Domperidon 3 x 1 cth

- Psidii 3 x 1 Cth

- Ambroksol 3 x 1 Cth

Anjuran : Observasi tanda Vital

Pasien di Pulangkan

12
BAB III

DISKUSI

Pada penderita dengan infeksi dengue, perjalanannya khas pada anak yang
sakit, pada fase pertama yang relatif ringan adalah demam mulai mendadak,
malaise, muntah, nyeri kepala, anoreksia dan batuk. Pada fase kedua, pasien
biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, muka merah,
berkeringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik.

Kriteria penegakan diagnosis pada demam dengue dan demam berdarah


dengue pada tabel berikut :5

Demam Dengue Demam Berdarah Dengue


 Masa inkubasi rata-rata 4-6 hari Tanda dan gejala DBD pada fase awal
Diagnosis Klinis : sangat menyerupai DD, tanda dan
 Demam 2-7 hari yang timbul gejala yang karakteristik berupa
mendadak, tinggi, terus- kebocoran plasma baru timbul
menerus, bifasik. beberapa hari kemudian.
 Manifestasi perdarahan baik Diagnosis Klinis :
spontan seperti peteki, purpura,  Demam 2-7 hari yang timbul
ekimosis, epistaksis, mendadak, tinggi, terus-
perdarahan gusi, hematemesis menerus (kontinu).
atau melena, maupun berupa  Manifestasi perdarahan baik
uji tourniquet positif. spontan seperti peteki, purpura,
 Nyeri kepala, mialgia, ekimosis, epistaksis,
artralgia, dan nyeri retroorbital perdarahan gusi, hematemesis
 Leukopenia <4.000/mm 3
atau melena, maupun berupa
 Trombositopenia< uji tourniket positif.
100.000/mm3  Nyeri kepala, mialgia,
artralgia, dan nyeri retroorbital
Diagnosis klinis demam dengue =  Dijumpai kasus DBD baik

13
demam + ≥ 2 gejala lain dilingkungan sekolah, rumah
atau sekitar rumah.
 Hepatomegali
 Terdapat kebocoran plasma
yang ditandai dengan salah
satu tanda/gejala :
- Peningkatan nilai hematokrit
> 20% dari pemeriksaan awal
atau dari data populasi menurut
umur
- ditemukan adanya efusi
pleura, ascites
Hipoalbuminemia,
hipoproteinemia.
 Tromositopenia <
100.000/mm3

Diagnosis DBD = Demam + ≥ 2


manifestasi klinis + bukti
perembesan plasma dan
trombositopenia.

Penegakan diagnosis demam berdarah dengue pada pasien ini berdasarkan


adanya demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, terdapat manifestasi
perdarahan spontan termasuk uji bendung positif pada kulit, batuk, serta dari
pemeriksaan fisik didapatkan pasien tidak dalam keadaan syok (tidak terdapat
kegagalan sirkulasi), yaitu keadaan umum yang sakit sedang dengan nadi yang
irreguler, namun masih kuat angkat, dan frekuensi nafas 24 x/menit serta akral
hangat.

14
Dari pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah rutin pada demam
hari kelima, didapatkan trombositopenia.
Managemen memerlukan evaluasi segera tanda-tanda vital dan tingkat
hemokonsentrasi, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Pemantauan sangat
penting karena syok dapat terjadi atau kumat dengan cepat pada awal penyakit.
Penggantian cepat cairan dan elektrolit intravena sering dapat mempertahankan
penderita sampai terjadi penyembuhan secara spontan.

Terapi yang diberikan pada pasien ini meliputi terapi suportif dan
simtomatik. Pemasangan infus cairan intravena berupa Asering. Pemantauan
terhadap terapi cairan juga perlu dilakukan. Penggantian volume yang berlebihan
dan terus menerus akan menyebabkan edema paru dan distres pernapasan. 3,4
Untuk kasus ini, dilakukan pemberian cairan intravena karena pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan minum selama sakit. Diharapkan dengan pemberian
cairan intravena dapat memenuhi kebutuhan cairan, sehingga mencegah terjadinya
hemokonsentrasi yang tinggi dan syok.

Sebagai terapi simtomatik pada pasien ini diberikan antipiretik yaitu


Santagesik (metamizole) untuk mengatasi demam. Pemberian antibiotik dan
kortikosteroid sebenarnya tidak diperlukan dalam penanganan demam dengue,
kecuali bila terdapat indikasi terjadinya infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri. 6
Tetapi pada pasien ini diberikan.

Selain medikamentosa, tidak lupa juga diberikan terapi non


medikamentosa, yaitu minum air yang banyak, mengedukasi keluarga pasien
untuk melakukan kegiatan pencegahan yakni dengan 3 M (menutup, menguras,
mengubur barang-barang yang dapat menampung air) menganjurkan agar pasien
memakai lotion anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk, khususnya saat
berada di lingkungan sekolah, dan menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik
kualitas maupun kuantitasnya.6

Ada beberapa kriteria untuk memulangkan pasien, yaitu :6

15
1. Bebas demam minimal 2 x 24 jam tanpa pemberian antipiretik
2. Nafsu makan membaik
3. Perbaikan klinis yang jelas
4. Jumlah urin cukup
5. Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
6. Tidak ada distres pernapasan akibat efusi pleura dan tidak ada asites
7. Jumlah trombosit >50.000/mm3

Prognosis Demam Dengue cenderung bonam, karena penyakit ini


merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri (self limiting disease), namun
tetap harus dikontrol untuk mencegah terjadinya syok pada pasien. Pada kasus ini
progosisnya baik, karena hasil follow up terakhir kondisi pasien tidak mengalami
komplikasi. 4,7

DAFTAR PUSTAKA

16
1. Widagdo. 2011. Masalah Dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak.
Jakarta : Sagung Seto.
2. Rampengan. 2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak Edisi 2. Jakarta : EGC.
3. World Health Organization. 2011. Comprehensive Guidelines For Prevention
And Control Of Dengue And Dengue Haemorrhagic Fever. From :
http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pd
4. Sutaryo, 2004. Dengue. Edisi Pertama. Yogyakarta : Medika. FK UGM.
5. Behrman. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta : EGC.
6. FKUI. 2000. Demam Berdarah Dengue, naskah lengkap pelatihan bagi
pelatih dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam tatalaksana
kasus DBD. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
7. IDAI, 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatric Tropis. Edisi pertama. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI.

17

Anda mungkin juga menyukai