Anda di halaman 1dari 49

ANAMNESIS ABORTUS

KU : perdarahan dari jalan lahir

AK : G...P...A... merasa hamil... bulan mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak ... SMRS, perdarahan
bergumpal dan membasahi ± ... duk / hari tanpa rasa nyeri. Keluar jaringan seperti daging dirasakan sejak
±... SMRS. Riwayat keluar gelembung seperti telur ikan disangkal. Riwayat panas badan disangkal.
Riwayat minum obat-obatan disangkal. Riwayat minum jamu-jamuan disangkal. Karena keluhannya ibu
berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

PL : Abdomen : datar, lembut, DM (-), PP/PS (-/-) NT (-)

TFU .... jari di atas simfisis

Inspekulo : Fluksus (+/-) dari OUE

Flour.....

PD/ : V/v : t.a.k


P : bentuk/konsistensi biasa
Ostium : tertutup / 1 jari longgar, teraba sisa jaringan
Corpus uteri : ~ ... - ... minggu
Kiri kanan uterus : lemas, NT (-), massa (-)
CD : tidak menonjol, NG (-)
Th/ - rencana kuretase
- informed consent
- Observasi KU, tanda vital, perdarahan

ANAMNESIS MULES-MULES KETUBAN (+)

KU : Mules – mules

AK : G...P...A... merasa hamil ... bulan mengeluh mules – mules yang semakin sering dan bertambah
kuat sejak ... jam SMRS disertai keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan
banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan ibu. Karena keluhannya ibu berobat ke
bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

ANAMNESIS MULES – MULES KETUBAN (-)

KU : Mules – mules

SC-2012 Page 1
AK : G...P...A... merasa hamil ... bulan mengeluh mules-mules yang semakin sering dan bertambah kuat
sejak ... jam SMRS. Keluar cairan banyak dari jalan lahir dirasakan ibu sejak ... SMRS. Cairan jernih,
tidak berbau, dan tidak disertai panas badan. Gerak anak dirasakan ibu. Karena keluhannya ibu berobat ke
bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

Anamnesis ini dipakai kalau pasien datang pada fase aktif. Jika pasien datang pada fase laten gunakan
anamnesis keluar cairan banyak.

Perhatikan bahwa dalam anamnesa ini tidak ada “keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan
lahir” karena kita tidak dapat menilai lendir ketika sudah pecah ketuban (dianggap sudah bercampur)

ANAMNESIS KELUAR CAIRAN BANYAK

KU : Keluar cairan banyak dari jalan lahir

AK : G...P...A... merasa hamil ... bulan mengeluh keluar cairan banyak dari jalan lahir sejak ... jam
SMRS. Cairan jernih, tidak berbau, dan tidak disertai panas badan. Keluhan mules – mules yang semakin
sering dan bertambah kuat dirasakan sejak ... jam SMRS. Gerak anak dirasakan ibu. Karena keluhannya
ibu berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

Inspekulo : Keluar cairan jernih dari OUE

Tes Lakmus (+)

Rencana tindakan KPD

 Pasang infus, cross match, sedia darah (cross match dan sedia darah jika pasien jelek dan ada
rencana operasi)
 Admission test
 Rencana partus spontan (untuk pasien multipara yang sudah teruji panggulnya, jika pasien masih
nullipara kita tulis rencana partus pervaginam)
 Amoxicillin 3 x 1 gr (6 jam ketuban (-), skin test (-))
Pada pasien dengan KPD > 12 jam gunakan cefotaxim 2 x 1 gr, jika < 12 jam gunakan
amoxicillin 3 x 1 gr, maksud dari 6 jam ketuban (-) adalah kita bisa memasukkan amoxicillin jika
sudah 6 jam dari ketuban pecah dan dicatat di keterangan observasi
 Observasi KU, tanda vital, HIS, dan BJA

ANAMNESIS PREMATUR KONTRAKSI

KU : Mules – mules

AK : G...P...A... merasa hamil ... bulan mengeluh mules – mules yang tidak semakin sering dan tidak
bertambah kuat sejak ... jam SMRS dan tidak disertai keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan
lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan ibu. Karena
keluhannya ibu berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

SC-2012 Page 2
ANAMNESIS IUFD

KU : Tidak merasakan gerak anak

AK : G... P... A... merasa hamil ... bulan mengeluh tidak merasakan gerak anak sejak ... SMRS
(sesuaikan dengan derajat maserasi). Mules – mules yang semakin sering dan bertambah kuat dirasakan
/ tidak dirasakan sejak ... jam SMRs dan disertai / tidak disertai keluar lendir bercampur sedikit darah
dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu. Karena keluhannya ibu berobat
ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

ANAMNESIS HIPERTENSI

KU : Tekanan darah tinggi

AK : G... P... A... merasa hamil ... bulan diketahui memiliki tekanan darah tinggi sejak ..., saat kontrol
di... (TD ..../....), berobat ke... / tidak berobat. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama
kehamilan diakui/disangkal. Nyeri kepala hebat, pandangan kabur, nyeri ulu hati diakui/disangkal.
Mules-mules yang semakin sering dan bertambah kuat dirasakan sejak... jam SMRS disertai keluar lendir
bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu. Gerak
anak dirasakan ibu. Karena keluhannya ibu berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/
langsung ke RSHS)

Bila protein urine (+) gunakan anamnesis tekanan darah tinggi, bila protein (-) gunakan anamnesis
mules – mules (untuk HT kronis dan HT gestasional)

ANAMNESIS IMPENDING EKLAMSI

KU : Nyeri kepala hebat

AK : G... P... A... merasa hamil ... bulan mengeluh nyeri kepala hebat sejak ... jam SMRS. Keluhan
disertai/tidak disertai pandangan kabur dan nyeri ulu hati. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan
selama kehamilan diakui/disangkal. (sejak... TD .../... berobat ke / tidak berobat). Mules – mules yang
semakin sering dan bertambah kuat dirasakan sejak ... jam SMRS disertai keluar lendir bercampur sedikit
darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan
ibu. Karena keluhannya ibu berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke
RSHS)

ANAMNESIS EKLAMSI

KU : Kejang-kejang (alloanamnesis, ditulis dari siapa anamnesis didapat)

AK : G... P... A... merasa hamil ... bulan diketahui kejang-kejang sejak ... SMRS. Kejang terjadi
sebanyak ... kali, lamanya kejang ... Saat kejang pasien sadar/tidak sadar dan sesudah kejang sadar
kembali. Riwayat kejang sebelumnya diketahui/tidak diketahui. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum
dan selama kehamilan diketahui/tidak diketahui ( Sejak... TD.../... berobat ke.../ tidak berobat). Nyeri
kepala hebat, pandangan kabur, nyeri ulu hati diketahui/tidak diketahui. Mules – mules yang semakin
serng dan bertambah hebat disertai keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir tidak diketahui.
Keluar cairan banyak dari jalan lahir tidak diketahui. Gerak anak tidak diketahui. Karena keluhannya ibu
berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

SC-2012 Page 3
Th / - pasang infus, cross match, sedia darah, folley catheter
- Admission test
- Magnesium Sulfat 20% 4 gr dalam 100 cc RL habis dalam 15 menit (loading dose)
- R/ lakukan PD setelah Mg SO4 20% loading dose
- Magnesium Sufat 20% 10 gr dalam 500 cc RL 20 gtt/menit (maintanance dose)
- Lab lengkap, EKG, foto thorax
- Konsul IPD, neurologi, anesthesi
- R/ seksio sesarean a.i eklampsi
- Informed consent
- Persiapan operasi
- Hubungi OK EMG dan perinatologi
- Observasi KU, tanda vital, HIS, BJA

Keterangan : - Loading dose digunakan pada Parturien yang PEB, Eklampsi, Impending eklamsi

- Kita tidak boleh melakukan PD sampai loading dose masuk

- Pada pasien Gravida kita tidak memasukkan loading dose, hanya maintanance dose

ANAMNESIS PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR

KU : Perdarahan dari jalan lahir

AK : G... P... A... merasa hamil ... bulan mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak ... jam SMRS.
Perdarahan membasahi ± ... pembalut, penuh dan disertai/tidak disertai nyeri perut. Ini merupakan
perdarahan yang ke ... kali. Perdarahan sebelumnya diketahui pada usia kehamilan ..., dirawat / tidak,
diperiksa USG / tidak, dikatakan ... (ari-ari menutupi jalan lahir). Mules – mules yang semakin sering
dan bertambah kuat belum dirasakan ibu. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu.
Gerak anak dirasakan ibu. Karena keluhannya ibu berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSHS. (bisa ke
bidan/dukun/ langsung ke RSHS)

Inspekulo : Fluksus (+/-) dari OUE

Perabaan fornices : Teraba bantalan lunak seluruhnya

Rencana Tindakan Perdarahan Antepartum / Gawat Janin

SC-2012 Page 4
Pada Gravida Pada parturien

- Infus, cross match, sedia darah - Infus, cross match, sedia darah
- Admission test (NST jika > 32 minggu) - Admission test
- R/ rawat ekspektatif - Informed consent
- R/ USG R. 17 - Konsul anesthesi
- Informed consent - Hubungi OK EMG dan perinatologi
- Deksamethasone 2x5 mg IV (jika belum aterm) - Observasi KU, tanda vital, His, Bja, perdarahan
- Observasi KU, Tanda vital, His, BJA,
perdarahan

ANAMNESA DECOMPENSATIO CORDIS

KU : Sesak nafas

AK : G...P...A... merasa hamil ... bulan mengeluh sesak nafas yang semakin bertambah berat sejak ± ...
hari SMRS dan tidak disertai mengi. Sesak nafas dirasakan semakin bertambah berat dengan aktivitas
(terutama saat berjalan ke kamar mandi/melakukan aktivitas ringan). Sesak berkurang dengan istirahat,
ibu tidur menggunakan 3 bantal. Riwayat penyakit jantung sebelumnya disangkal, riwayat sering
terbangun dan sering BAK di malam hari diakui oleh pasien.

ANAMNESIS TAMBAHAN

- Pada letak sungsang/letak lintang/kembar tambahkan : “Ibu mengetahui kehamilannya


lesu/leli/kembar sejak usia kehamilan …. Saat PNC di ….”

- Pada letak sungsang / letak lintang/kembar tambahkan : ibu

- Pada gemelli tambahkan : “Riwayat keturunan kembar dalam keluarga diakui/disangkal.


Riwayat menggunakan obat penyubur diakui/disangkal.”

- Pada bayi besar tambahkan : ”Riwayat penyakit diabetes mellitus diakui/disangkal. Kenaikan
berat badan selama hamil …. Kg.”

- Pada solution plasenta tambahkan : “Riwayat trauma dan tekanan darah tinggi diakui/disangkal.
Gerak anak tidak dirasakan ibu.”

- Pada bekas sc tambahkan : “Pada …. Ibu melahirkan anak dengan seksio sesarea karena…”.
Di PL tambahkan tampak skar luka bekas operasi.

SC-2012 Page 5
LAPORAN KALA 2 PARTUS SPONTAN
Jam … : Ibu dipimpin meneran bila ada his
Dilakukan episiotomi mediolateral (bila perineum kaku)
Jam … : Lahir bayi ♀/♂ spontan
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
Dilakukan manajemen aktif kala III
1’ 5’
A
P
G
A
R
Total
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
Dilakukan PL : FU setinggi pusat, Kontraksi baik
Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Diinsersikan IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi/ruptur

SC-2012 Page 6
Perdarahan ± 250 cc
Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus spontan
Observasi pasca persalinan:

Jam TFU Kontraksi Perdarahan T N R Keterangan


(mmHg) (x/menit) (x/menit)
02.00-03.00 2 jr bpst Baik ± 20 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -

- Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas

Pada keadaan tertentu Observasi post partum bisa 4 jam, yaitu pada keadaan yang mungkin terjadi
perdarahan post partum :

 Persalinan buatan (Forcep, vakum)

 Gemelli

 Giant baby

 Grande multipara

LAPORAN KALA 2 SC

Jam … : Ibu tiba di OK EMG


Dilakukan PL : His = …
BJA= …. x/menit
Jam … : Operasi dimulai
Jam … : Lahir bayi ♀/♂ dengan meluksir kepala/menarik kaki (terdapat lilitan tali pusat 1 kali,
longgar di …)
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’
A
P
G
A
R
Total
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, Kontraksi baik

SC-2012 Page 7
Jam … : Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Diinsersi IUD Copper T 380 A /
Dilakukan Sterilisasi Pomeroy pada kedua tuba
Jam … : Operasi selesai
Perdarahan selama operasi ± … cc
diuresis selama operasi ± … cc

D/ Pra Bedah : GxPxAx ……….


D/ Paska Bedah : PxAx partus matures/prematurus dengan seksio sesarea atas indikasi ……….
JO : SCTP + Insersi IUD/Sterilisasi Pomeroy

LAPORAN KALA 2 GEMELI


Jam … : Ibu dipimpin meneran bila ada his
Dilakukan episiotomi mediolateral
Jam ...: Lahir bayi I ♀/♂ spontan
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
Tali pusat anak I diklem dan dipotong
1’ 5’
A
P
G
A
R

SC-2012 Page 8
Total
PL : TFU = … cm
LP = … cm
LA = … (exp : kepala/bokong 2/5 U puki)
His =…
BJA = … x/menit
TBBA = …
PD : Vulva : tampak tali pusat anak I diklem
Vagina : teraba tali pusat anak I diklem
Ø : lengkap
Ket : (+)
Su : St. +2, sacrum ka/ki dep, Tidak teraba kaki di samping
bokong, tidak teraba tali pusat
D/ GxPxAx parturien aterm kala II + gemelli anak II presentasi bokong
Th/ - Amniotomi
- Ibu dipimpin meneran setiap ada his
- Observasi KU, his, BJA, TNRS

Jam … : Ketuban dipecahkan, keluar cairan jernih sebanyak … cc


Jam … : Lahir bayi II ♀/♂ dengan spontan Bracht
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’
A
P
G
A
R
Total
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
Dilakukan PL : FU setinggi pusat, Kontraksi baik
Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Terdiri dari 2 amnion, 1 khorion
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi
Perdarahan … cc
Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus spontan anak I letak kepala dan spontan Bracht anak II
pada gemelli diamnionik monokhorionik
Observasi pasca persalinan:
Jam TFU Kontraksi Perdarahan T N R Keterangan
(mmHg) (x/menit) (x/menit)
02.00-03.00 2 jr bpst Baik ± 20 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -
04.00-05.00 2 jr bpst Baik - 130/70 88 20 -
05.00-06.00 2 jr bpst Baik - 120/70 84 20 -
Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas
LAPORAN KALA 2 FORCEPS
Jam … : Ekstraksi forceps dimulai

SC-2012 Page 9
Dilakukan episiotomi mediolateral
Jam … : Lahir bayi ♀/♂ dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
Dilakukan manajemen aktif kala III
1’ 5’
A
P
G
A
R
al
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
Dilakukan PL : FU setinggi pusat, kontraksi baik
Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi/ruptur
Perdarahan ± 250 cc
Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus dengan ekstraksi forceps atas indikasi .............
Observasi pasca persalinan:

Jam TFU Kontraksi Perdarahan T N R Keterangan


(mmHg) (x/menit) (x/menit)
02.00-03.00 2 jr bpst Baik ± 20 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -
04.00-05.00 2 jr bpst Baik - 130/70 88 20 -
05.00-06.00 2 jr bpst Baik - 120/70 84 20 -

Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas

SC-2012 Page 10
LAPORAN KALA 2 DORONGAN FUNDUS
Jam … : Dilakukan dorongan fundus
Jam … : Lahir bayi ♀/♂ dengan dorongan fundus
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
Dilakukan manajemen aktif kala III
1’ 5’
A
P
G
A
R
Total
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
Dilakukan PL : FU setinggi pusat, kontraksi baik
Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Dipasang sand bag
Perdarahan ± 250 cc

Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus dengan dorongan fundus atas indikasi .............
Observasi pasca persalinan:
Jam TFU Kontraksi Perdarahan T N R Keterangan
(mmHg) (x/menit) (x/menit)
02.00-03.00 2 jr bpst Baik ± 20 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -
Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas

SC-2012 Page 11
LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS
(UUK KANAN BELAKANG)

Penderita dalam posisi litotomi.


Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kanan belakang
Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.
Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu biparietal terhadap kepala dan
miring terhadap panggul.
Mula-mula dipasang forceps kanan dengan cara tangan kanan membuka labia dan empat jari tangan kiri
dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan tangan kanan memegang gagang forceps seperti memegang
pensil.
Gagang forceps dari lipat paha kiri ibu dibawa ke tengah dan ke bawah, sedangkan daun forceps
bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari
yang berfungsi sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps terpasang melintang
terhadap panggul.
Dilakukan “wanderer” ke kanan depan dengan cara gagang forceps ditekan ke bawah dan ibu jari sebagai
tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun
forceps terpasang kanan depan.
Gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara yang sama, sendok forceps kiri dipasang
langsung di kiri belakang dilanjutkan dengan penguncian.
Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang terjepit. Kemudian
dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
Dilakukan episiotomi mediolateral.
Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai subocciput di bawah simfisis.
Kemudian gagang forceps dibawa ke atas untuk melahirkan belakang kepala. Setelah belakang kepala
lahir, tarikan dibawa ke bawah sehingga berturut-turut lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung,
mulut dan dagu di bawah simfisis.
Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4 dan ke-5 tangan kanan
diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti
biasa.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
Dilakukan eksplorasi jalan lahir kesan utuh.
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS

SC-2012 Page 12
(UUK KANAN DEPAN)

Penderita dalam posisi litotomi.


Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kanan depan
Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.
Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu biparietal terhadap kepala dan
miring terhadap panggul.
Mula-mula dipasang forceps kiri dengan cara tangan kiri membuka labia dan 4 (empat) jari tangan kanan
dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan tangan kiri memegang gagang forceps seperti memegang
pensil.
Gagang forceps dari lipat paha kanan ibu dibawa ke tengah dan ke bawah, sedangkan daun forceps
bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari
yang berfungsi sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps terpasang melintang
terhadap panggul.
Dilakukan “wanderer” ke kiri depan dengan cara gagang forceps ditekan ke bawah dan ibu jari sebagai
tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun
forceps terpasang kiri depan.
Gagang forceps gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara yang sama, sendok forceps
kanan dipasang langsung di kanan belakang dilanjutkan dengan penguncian.
Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang terjepit. Kemudian
dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
Dilakukan episiotomi mediolateral.
Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai subocciput di bawah simfisis.
Operator pindah tempat ke kiri ibu dan gagang forceps secara perlahan-lahan dibawa ke atas ke arah perut
ibu. Tangan kiri menahan perineum sehingga lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut dan
dagu pada perineum.
Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4 dan ke-5 tangan kanan
diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti
biasa.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
Dilakukan eksplorasi jalan lahir,kesan utuh.
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS


(UUK KIRI DEPAN)

Penderita dalam posisi litotomi.


Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.

SC-2012 Page 13
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kiri depan
Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.
Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu biparietal terhadap kepala dan
miring terhadap panggul.
Mula-mula dipasang forceps kanan dengan cara tangan kanan membuka labia dan empat jari tangan kiri
dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan tangan kanan memegang gagang forceps seperti memegang
pensil.
Gagang forceps dari lipat paha kiri ibu dibawa ke tengah dan ke bawah, sedangkan daun forceps
bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari
yang berfungsi sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps terpasang melintang
terhadap panggul.
Dilakukan “wanderer” ke kanan depan dengan cara gagang forceps ditekan ke bawah dan ibu jari sebagai
tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun
forceps terpasang kanan depan.
Gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara yang sama, sendok forceps kiri dipasang
langsung di kiri belakang dilanjutkan dengan penguncian.
Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang terjepit. Kemudian
dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
Dilakukan episiotomi mediolateral.
Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai subocciput di bawah simfisis.
Kemudian gagang forceps dibawa ke atas untuk melahirkan belakang kepala. Setelah belakang kepala
lahir, tarikan dibawa ke bawah sehingga berturut-turut lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung,
mulut dan dagu di bawah simfisis.
Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4 dan ke-5 tangan kanan
diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti
biasa.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
Dilakukan eksplorasi jalan lahir kesan utuh.
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS


(UUK KIRI BELAKANG)
Penderita dalam posisi litotomi.
Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kiri belakang
Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.

SC-2012 Page 14
Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu biparietal terhadap kepala dan
miring terhadap panggul.
Mula-mula dipasang forceps kiri dengan cara tangan kiri membuka labia dan 4 (empat) jari tangan kanan
dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan tangan kiri memegang gagang forceps seperti memegang
pensil.
Gagang forceps dari lipat paha kanan ibu dibawa ke tengah dan ke bawah, sedangkan daun forceps
bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari
yang berfungsi sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps terpasang melintang
terhadap panggul.
Dilakukan “wanderen” ke kiri depan dengan cara gagang forceps ditekan ke bawah dan ibu jari sebagai
tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun
forceps terpasang kiri depan.
Gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara yang sama, sendok forceps kanan dipasang
langsung di kanan belakang dilanjutkan dengan penguncian.
Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang terjepit. Kemudian
dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
Dilakukan episiotomi mediolateral.
Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai subocciput di bawah simfisis.
Kemudian gagang forceps dibawa ke atas untuk melahirkan belakang kepala. Setelah belakang kepala
lahir, tarikan dibawa ke bawah sehingga berturut-turut lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung,
mulut dan dagu di bawah simfisis.
Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4 dan ke-5 tangan kanan
diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti
biasa.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cc
Perdarahan = … cc
Dilakukan eksplorasi jalan lahir,kesan utuh.
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN EKSTRAKSI VAKUM

Penderita dalam posisi litotomi.


Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva, vagina dan sekitarnya.
Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
v/v : tidak ada kelainan
Ø : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kiri/kanan depan
Dilakukan anestesi lokal.
Cup dilicinkan dengan parafin, dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan pada kepala anak dengan
cara 2 jari tangan kanan membuka labia mayora dan dengan 2 jari tangan kanan cup ditekan pada kepala
anak.

SC-2012 Page 15
Dengan satu jari diperiksa apakah ada jaringan serviks vagina yang terjepit, ternyata tidak. Seorang
asisten perlahan-lahan memompa tekanan sampai – 0,6 kpa, dibiarkan 5 menit sampai terbentuk kaput
dengan baik.
Tangan kanan memegang pengait untuk menarik, 3 jari tangan kiri dimasukkan ke dalam jalan lahir untuk
mengarahkan tarikan dengan cara telunjuk dan jari tengah diletakkan pada pinggir cup, sedangkan ibu jari
pada bagian tengah cup.
Dilakukan episiotomi mediolateral.
Penarikan dilakukan saat ada his dan ibu disuruh mengedan.
Arah tarikan mula-mula mendatar sampai subocciput di bawah simfisis.
Kemudian dibawa ke atas ke arah perut ibu, sehingga lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut
dan dagu pada perineum.
Setelah seluruh kepala bayi lahir, cup dilepaskan dengan cara menghilangkan tekanan, kemudian anak
dilahirkan seperti biasa.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan ekstraksi vakum
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
Dilakukan eksplorasi jalan lahir,kesan utuh.
Diinsersi IUD Copper T 380A
Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN MANUAL AID


Ibu dalam posisi litotomi
Dilakukan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya
Dilakukan episiotomi mediolateralis
Bokong dipegang sedemikian sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan 4 jari
longgar pada permukaan bokong
Setelah bokong lahir, tali pusat dilonggarkan
Bahu kiri dan kanan dilahirkan secara Lovset
Dengan memutar badan anak sambil menarik ke bawah sehingga kedua bahu lahir
Kepala dilahirkan secara Mauriceau
Tangan yang masuk adalah yang berhadapan dengan perut anak yaitu tangan kiri, mula mula tangan
kanan menggenggam kaki dengan jari telunjuk di antara kedua kaki dan mengangkat kaki tinggi ke atas
Tangan dalam masuk dan jari tengah dan jari telunjuk ditempatkan pada fossa canina belakang dengan
maksud mempertahankan fleksi dan untuk memutar dagu arah belakang
Badan anak diturunkan belakang

LAPORAN SPONTAN BRACHT

SC-2012 Page 16
Ibu diletakkan dalam posisi litotomi
Kandung kencing dikosongkan
Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan vagina serta sekitarnya
Dilakukan episiotomi mediolateral
Bokong depan nampak terdahulu dalam vagina dengan trochanter depan sebagai hipomochlion
Dengan laterofleksi dari badan, lahirlah bokong belakang di pinggir depan perineum, kemudian lahir
bokong depan
Setelah bokong lahir, bokong dipegang sedemikian sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang
pangkal paha dan 4 jari pada permukaan bokong.
Tali pusat dilonggarkan
Terjadi rotasi luar sehingga punggung berputar sedikit ke depan dan bahu dapat masuk dalam ukuran
serong dari pintu atas panggul
Sesudah bahu turun terjadi putaran paksi dalam sampai ukuran biakromial dalam ukuran muka belakang
Punggung berputar ke samping kanan. Pada saat bahu akan lahir, kepala dalam keadaan fleksi, masih
dalam ukuran melintang pintu atas panggul
Kepala mengalami putaran paksi dalam sehingga sub-occiput berada di bawah simfisis dan dagu
disebelah belakang
Kemudian berturut turut lahirlah dagu, mulut, dahi, dan belakang kepala.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ spontan Bracht
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Diinsersi IUD Copper T 380A
Perdarahan = … cc
Dilakukan eksplorasi jalan lahir,ternyata utuh.
Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

CARA MAURICEAU
- Tangan yang masuk adalah tangan yang berhadapan dengan perut anak yaitu
tangan kiri/kanan.
- Mula-mula tangan kiri menggenggam kaki dengan jari telunjuk diantara kedua kaki dan mengangkat
kaki tinggi ke atas.
- Sekarang tangan dalam masuk dan jari tengah dimasukkan kedalam mulut (atau jari tengah dan jari
telunjuk ditempatkan pada fossa canina)
- Maksud jari ini untuk mempertahankan flexi dan untuk memutar dagu anak ke belakang. Badan anak
sekarang diturunkan hingga menunggang lengan dalam.
- Tangan luar yaitu tangan kiri / kanan menggenggam leher sedemikian rupa hingga leher anak terdapat
diantara jari telunjuk dan jari tengah dan jari lainnya terletak pada pundak. Tangan luar melakukan
tarikan dan tangan dalam memutar dagu ke belakang sampai subocciput terdapat dibawah simfisis.
- Kemudian badan anak dibawa ke atas dan berturut-turut lahirlah dagu, mulut, hidung, dahi, dan akhirnya
belakang kepala.

PERTOLONGAN SECARA MULLER


- Lengan depan dilahirkan terlebih dahulu.
- Tangan yang masuk adalah tangan yang sesuai dengan lengan yang dilahirkan yaitu tangan kiri / kanan.
- Untuk meluaskan daerah yang akan dimasuki, tangan satunya memegang kedua kaki dengan jari
telunjuk diantaranya dan jari lainnya menggenggam kedua kaki tersebut. Kaki dibawa ke bawah dan ke
arah yang berlawanan dengan lengan yang akan dilahirkan yaitu ke arah kanan / kiri bawah.

SC-2012 Page 17
- Jari telunjuk dan jari tengah tangan dalam melalui punggung dan scapula pergi ke lengan atas sampai
lipat siku. Kedua jari itu diletakkan searah dengan lengan atas dan bekerja sebagai spalk.
- Sekarang lipat siku dilipat sedemikian rupa, sehingga seolah-olah anak menghapus mukanya dan
akhirnya lengan dan bahu depan lahir.
- Untuk melahirkan bahu belakang, maka kaki dibawa ke atas ke arah yang berlawanan dengan lengan
belakang yaitu ke arah kiri / kanan atas dan kemudian lengan belakang dilahirkan sebagaimana kita
melahirkan lengan depan.
- Kepala kemudian dilahirkan secara Mauriceau

PERTOLONGAN SECARA DEVENTER


- Lengan belakang dilahirkan terlebih dahulu.
- Lengan yang masuk adalah lengan yang sesuai dengan lengan yang dilahirkan yaitu tangan kiri / kanan.
- Untuk meluaskan daerah yang akan dimasuki, tangan satunya memegang kedua kaki dengan jari
telunjuk diantaranya dan jari lainnya menggenggam kedua kaki tersebut. Kaki dibawa ke atas dan ke arah
yang berlawanan dengan lengan yang akan dilahirkan yaitu ke arah kiri / kanan depan.
- Jari telunjuk dan jari tengah tangan dalam melalui punggung dan scapula pergi ke lengan atas sampai
lipat siku. Kedua jari itu diletakkan searah dengan lengan atas dan bekerja sebagai spalk.
- Kemudian lipat siku ditekan sedemikian rupa, sehingga seolah-olah anak menghapus mukanya dan
akhirnya lengan dan bahu lahir.
- Untuk melahirkan bahu depan, maka kaki dibawa ke kanan – kiri belakang ke arah yang berlawanan
dengan tempat dimana bahu depan ada dan kemudian lengan depan dilahirkan sebagaimana kita
melahirkan bahu belakang.
- Kepala kemudian dilahirkan secara Mauriceau.

LAPORAN MANUAL PLASENTA


- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik, didaerah vulva dan sekitarnya
- Labia mayora dibeberkan dengan tangan kiri, tangan kanan masuk secara obstetris ke dalam vagina
- Tangan luar menahan fundus uteri, tangan dalam menyusuri tali pusat
- Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, tangan pergi ke tempat plasenta dan didapatkan pinggir
plasenta yang sudah terlepas
- Dengan sisi tangan dalam sebelah luar, plasenta dilepaskan yaitu antara plasenta yang sedah terlepas dan
dinding rahim, dengan gerakan sejajar dengan dinding rahim dengan gerakan sejajar dengan dinding
rahim
- Keluar plasenta sekitar …… gram
- Kesan bersih

SC-2012 Page 18
- Perdarahan = ….. cc

LAPORAN MANUAL PLASENTA


(Dilanjutkan dengan kuretase)
- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik, didaerah vulva dan sekitarnya
- Labia mayora dibeberkan dengan tangan kiri, tangan kanan masuk secara obstetris ke dalam vagina
- Tangan luar menahan fundus uteri, tangan dalam menyusuri tali pusat
- Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, tangan pergi ke tempat plasenta dan didapatkan pinggir
plasenta yang sudah terlepas
- Dengan sisi tangan dalam sebelah luar, plasenta dilepaskan yaitu antara plasenta yang sedah terlepas dan
dinding rahim, dengan gerakan sejajar dengan dinding rahim dengan gerakan sejajar dengan dinding
rahim
- Keluar plasenta compang camping sekitar …. gram
- Kesan tidak bersih, teraba sisa plasenta di daerah fundus
- Perdarahan terus mengalir sekitar ….. cc
- Diputuskan untuk dilakukan kuretase

LAPORAN KURETASE
- Penderita diletakkan dam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya
- Kandung kencing dikosongkan
- Dipasang spekulum bawah dan dipegang oleh asisten
- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir porsio diidentifikasi dan dijepit dengan .......... (fenster
klem/tenakulum)
- Sonde masuk sedalam…….cm uterus
- Dilakukan/tidak dilakukan pengeluaran dengan cunam abortus
- Dilakukan kuterase secara sistematis dan hati-hati dengan sendok kuret no…..
- Berhasil dikeluarkan jaringan ……….. sebanyak ………… gram
- Jumlah perdarahan ……… cc
Diagnosis pre kuret = ………..
Diagnosis post kuret = ………
- Observasi post kuretase
Jam TFU Kontraksi Perdarahan T N R Keterangan
(mmHg) (x/meni (x/menit)
t)
02.00-03.00 3 jr atas symphisis Baik ± 5 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik ± 5 cc 120/80 92 20 -
02.00-03.00 3 jr atas symphisis Baik ± 5 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -

LAPORAN VAKUM KURETASE


- Penderita dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan.
- Dipasang spekulum bawah dan dipegang oleh asisten.
- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir portio dijepit dengan fensterklem
- Sonde masuk masuk sedalam ….. cm.
- Dilakukan vakum kuretase secara sistematis dan hati-hati dengan vakum
kuret no. …..

SC-2012 Page 19
- Dilakukan kuretase secara sistematis dan hati-hati dgn sendok kuret no. …..
- Berhasil dikeluarkan darah dan jaringan …………….. sebanyak …….. cc
- Jumlah perdarahan ……… cc
Diagnosis pre kuret = ………..
Diagnosis post kuret = ………

- Observasi post kuretase


Jam TFU Kontraksi Perdarahan T N R Keterangan
(mmHg) (x/meni (x/menit)
t)
02.00-03.00 3 jr atas symphisis Baik ± 5 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -
02.00-03.00 3 jr atas symphisis Baik ± 5 cc 120/70 88 20 -
03.00-04.00 2 jr bpst Baik - 120/80 92 20 -
SEKSIO SESAREA
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya.
- Dilakukan insisi mediana inferior sepanjang + 10 cm
- Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus.
- Plika vesikouterina diidentifikasi, digunting melintang.
- Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor abdomen.
- SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan
diperlebar ke kiri dan kanan.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan meluksir kepala/ menarik kaki
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik
Jam … : Lahir placenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm

- SBR dijahit dua lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur.


- sebelum semuanya tertutup diinsersikan IUD Copper T 380 A
- Lapisan ke dua dijahit secara jelujur. Setelah yakin tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonealisasi
dengan peritoneum kandung kencing.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Fascia dijahit dengan PGA no. 1, kulit dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi + …….. cc
- Diuresis selama operasi + …….. cc
Tambahan :
Instruksi pasca bedah :
1. Kontrol tensi/nadi/pernafasan/suhu
2. Puasa : sampai BU (+)
3. Infus : RL : D 5% = 2 : 1 20 gtt/ menit
4. Antibiotik :
Ceftriaxone 1x2 gr IV
Amoksisilin 3 x 1 gr iv (tergantung kelas)
Analgetik kaltrofen 2 x 100 mg supp
5. Cek Hb post op. Bila Hb < 8 gr % lakukan transfusi

SC-2012 Page 20
CRANIOTOMI
- Ibu dalam posisi litotomi
- Kandung kencing dikosongkan
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya dan kepala bayi ( uuk, uub atau
sutura sagitalis) dengan jari yang melakukan toucher.
- 2 buah spekulum yang lebar dipasang.
- Asisten memegang kepala bayi dari luar, menekan kepala ke dalam rongga panggul
- Ditempat yang akan ditusuk dipasang 2 buah Muzeux pada kulit kepala
- Kemudian dibuat incisi di kulit kepala dimana perforator akan ditusukan.
- Perforator dimasukan dibawah perlindungan tangan kiri ke dalam vagina tegak lurus terhadap kepala
pada luka incisi dan ditekan untuk menembus selaput otak..
- Dengan melalui sutura atau fontanel atau orbita atau mulut, perforator dimasukan ke dalam tengkorak
kemudian dibuka sehingga daun daunnya memotong dinding dalam satu jurusan.
- Setelah itu perforator ditutup kembali, diputar 90° kemudian perforator dibuka sehingga daun daunnya
memotong dinding dalam hal tersebut dilakukan berkali kali.
- Perforator dikeluarkan dan dibawah petunjuk tangan kiri penolong,
- Muzeux dipindahkan dijepitkan pada tulang tenngkorak dan ditambahkan 2 klem.
- Muzeux dan klem ditarik perlahan lahan, sampai kepala lahir
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir.

CRANIOTOMY DENGAN KRANIOKLAS


- Ibu dalam posisi litotomi
- Kandung kencing dikosongkan
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya dan kepala bayi (uuk, uub atau
sutura sagitalis) dengan jari yang melakukan toucher.
- 2 buah spekulum yang lebar dipasang.
- Asisten memegang kepala bayi dari luar, menekan kepala ke dalam rongga panggul
- Ditempat yang akan ditusuk dipasang 2 buah Muzeux pada kulit kepala
- Kemudian dibuat incisi di kulit kepala dimana perforator akan ditusukan.
- Perforator dimasukan dibawah perlindungan tangan kiri ke dalam vagina tegak lurus terhadap kepala
pada luka incisi dan ditekan untuk menembus selaput otak..
- Dengan melalui sutura atau fontanel atau orbita atau mulut, perforator dimasukan ke dalam tengkorak
kemudian dibuka sehingga daun daunnya memotong dinding dalam satu jurusan.
- Setelah itu perforator ditutup kembali, diputar 90° kemudian perforator dibuka sehingga daun daunnya
memotong dinding dalam hal tersebut dilakukan berkali kali.
- Perforator dikeluarkan dan dibawah petunjuk tangan kiri penolong
- Sendok kranioklas jantan dimasukkan sejauh jauhnya ke dalam tengkorak, dibantu dengan tangan yang
toucher lengkung sendok dihadapkan ke muka bayi.
- Sendok betina dimasukkan, dipasang seperti sendok forceps pada muka anak dan setinggi tingginya.
- Kranioklas ditutup sebelum sekrup dipasang, periksa apakah ada jaringan yang tejepit.
- Sekrup diputar hingga ujung sendok saling mendekat, tulang muka dijepit agar kepala menjadi kecil.

SC-2012 Page 21
- Dilakukan penarinan sesuai paksui panggul sambil mengikuti putaran paksi dalam.
- Setelah kepala lahir. Kranioklas dilepaskan, badan bayi dilahirkan secara biasa.

DEKAPITASI
(Mematahkan tulang leher dengan pengait Braun)
- Pasien diletakkan dalam posisi lithotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik didaerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan kemerahan
- Tangan yang menumbung dijerat dan ditarik oleh asisten kearah kaki anak.
- Tangan yang masuk adalah tangan yang sepihak dengan kepala anak, untuk menggenggam leher anak.
- Pengait dipasang pada leher sehingga pentolnya menjauhi dinding rahim dan berada di pihak perut anak.
- Setelah leher dicengkeram oleh pengait, maka pengait ditarik ke bawah, kemudian diputar ke arah
kepala anak dengan perlindungan tangan dalam diputar sampai terdengar suara berderak, tanda tulang
patah. Asisten membantu menahan kepala dari luar. Kemudian bagian-bagian lunak dari leher digunting
dengan gunting siebold (tidak seluruhnya digunting). Setelah kepala anak terpisah dari badannya, badan
anak dilahirkan dahulu dengan menarik pada lengan yang menumbung.
- Kepala anak dikeluarkan dengan memasukkan jari telunjuk kedalam mulut anak dan jari lainnya pada
rahang bawah, kemudian kepala anak ditarik keluar.
Jam … : lahir bayi ♀/♂ dengan dekapitasi
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
Jam … : Lahir placenta dengan peregangan tali pusat terkendali
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc

CLEIDOTOMY
- Pasien dalam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kepala anak ditarik kebawah, dibuat incisi pada kulit atas tulang selangka.
- Tulang selangka digunting kira tengah tengah dengan gunting siebold.
- Dinding vagina depan dilindungi dengan spekulum.
- Bahu depan dilahirkan, dilanjutkan dengan bahu belakang.

EKSTRAKSI FORCEPS PADA AFTER COMING HEAD


- Pasien dalam posisi litotomi

SC-2012 Page 22
- Kedua kaki anak dipegang asisten dan badan anak diangkat ke arah simfisis.
- Kedua lengan anak diletakkan di punggungnya (kadang kadang digunakan doek steril yg dilingkarkan
ke badan bayi kemudian ditarik keatas).
- Daun forceps kiri dipasang
- Empat jari tangn kanan dimasukan sejauh mungkin antara kepala dan jalan lahir.
- Tangan kiri memegang tangkai forceps kiri dan dimasukan dari sebelah kanan bawah.
- Dengan bantuan ibu jari, forceps diluncurkan dari arah kanan bawah sampai terletak di samping kepala
anak.
- Denan cara yang sama, daun forceps kanan dipasang.
- Setelah forceps dikunci, lakukan tarikan ke bawah sampai batas rambut belakang berada dibawah
simfisis.
- Forceps digerakkan ke atas untuk melahirkan dagu, muka, dan seluruh kepala anak.
- Forceps dilepaskan
- Anak diletakkan di perut ibunya.

SALPINGO-OOVAREKTOMI SINISTRA (SOS)


- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya, dilakukan insisi mediana
inferior sepanjang + 10 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak massa tumor sebesar (jeruk bali), warna (putih kemerahan),
permukaan (rata).
- Pada eksplorasi selanjutnya ternyata berasal dari ovarium kiri
- Kesan : kista ovarium kiri.
- Diputuskan untuk melakukan SOS
- Ligamentum infundibulopelvikum kiri diklem, dipotong dan diikat secara ligasi ganda. Pangkal tuba
kiri, ligamentum ovarii proprium diklem, dipotong dan diikat sehingga seluruh massa tumor dapat
diangkat.
- Perdarahan dirawat. Setelah yakin tak ada lagi perdarahan, dilakukan reperitonealisasi.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0, kulit dijahit secara
subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300cc
- Diuresis selama operasi : 200cc

HISTEREKTOMI TOTALIS
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya, dilakukan insisi mediana
inferior sepanjang kurang lebih 10 cm (yang diperluas secara indiferen)
- Setelah peritoneum dibuka tampak uterus membesar sesuai gravida 14-16 minggu, permukaan rata.
- Kesan : mioma uteri (misalnya usia ibu 40 thn)

SC-2012 Page 23
- Diputuskan untuk melakukan histerektomi totalis.
- Dipasang kasa perut untuk melindungi usus dan retraktor abdomen.
- Ligamentum rotundum kanan dan kiri diklem, dipotong dan diikat.
- Plika vesikouterina diidentifikasi kemudian disayat konkaf kearah ligamentum proprium kiri dan kanan,
dibuat jendela pada daerah avaskular.
- Ligamentum infundibulo pelvikum kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
- Arteri uterina diidentifikasi, kemudian diklem, dipotong dan diikat dengan dobel ligasi kiri dan kanan.
- Dibuat cuff depan setinggi batas arteri uterina dan cuff belakang setinggi 1 cm diatas ligamentum
sakrouterina.
- Ligamentum kardinal, ligamentum sakro uterina diklem, dipotong dan diikat kiri dan kanan didalam
cuff. Portio diidentifikasi , kemudian dengan 2 buah klem bengkok, puncak vagina disayat sehingga
uterus dapat diangkat seluruhnya.
- Puncak vagina dijahit satu-satu dengan mengikutsertakan ligamentum sakrouterina, ligamentum
kardinal kiri dan kanan pada kedua ujungujungnya. Perdarahan dirawat.
- Setelah yakin tak ada perdarahan lagi, cuff depan&belakang dijahit satu-satu.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Dilakukan pembilasan rongga abdomen
dengan NaCl 0,9%. Kassa perut diangkat.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0. Kulit dijahit secara
subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi + 400cc
- Diuresis selama operasi + 200cc
- Massa tumor dibelah di luar, tampak kumparan putih berukuran 3x3 cm di miometrium.
- Kesan : Mioma uteri intramural

VAGINAL HISTEREKTOMI + KOLPORAFI ANTERIOR & POSTERIOR


- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya, dilakukan pengosongan
kandung kencing. Bagian depan portio diidentifikasi dan dijepit dengan tenakulum.
- Dilakukan sondase dari ostium uretra untuk menentukan vesika urinaria, dilakukan insisi T terbalik, 1
cm diatas ujung serviks bagian depan. Selanjutnya jaringan dibebaskan sampai mencapai plika vesiko
uterina.
- Serviks bagian belakang diidentifikasi dan dibuat sayatan melingkar sampai bertemu dengan sayatan
depan dan dibebaskan dari rektum.
- Ligamentum kardinal diidentifikasi, diklem, dipotong dan diikat kiri dan kanan. Arteri uterina
diidentifikasi kemudian diklem, dipotong, dan diikat.
- Selanjutnya dengan bantuan telunjuk, meluksasi bagian bawah fundus uteri kemudian ditarik ke bawah.
- Ligamentum rotundum diklem, dipotong dan diikat. Ligamentum ovarii proprium dan pangkal tuba
diklem, dipotong dan diikat kiri dan kanan sehingga uterus dapat diangkat seluruhnya.
- Dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing, dan ilakukan penggantungan sisi
ligamentum. Dilakukan kolporafi anterior berbentuk segitiga dengan puncak 1 cm distal dari puncak
vagina dan dengan dasar 2 cm dari orifisium uretra eksternum.
- Jaringan sub mukosa dijahit satu-satu.
- Dilakukan kolporafi posterior berbentuk segitiga dengan puncak 1 cm distal dari puncak vagina dan
dengan dasar daerah labia minora.
- Perdarahan dirawat, mukosa vagina dijahit satu-satu. M. levator ani kiri dan kanan didekatkan, kulit
daerah perineum dijahit satu-satu.
- Dipasang folley catheter no.16, tampon vagina 1 buah.
- Perdarahan selama operasi : 300cc.

WERTHEIM

SC-2012 Page 24
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya, dilakukan insisi mediana
inferior sepanjang kurang lebih 10 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus ukuran normal. Adnexa dan parametrium kiri dan kanan
normal.
- Kesan : Ca serviks stadium II A
- Diputuskan untuk melakukan Wertheim.
- Ligamentum rotundum kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat. Ligamentum latum bagian depan dan
belakang dibebaskan untuk mencapai rongga retroperitoneal. Jaringan lemak, KGB iliaka komunis, supra
inguinal, KGB obturatoria, KGB iliaka eksterna kiri dan kanan diambil semua.
- Arteri uterina diidentifikasi, diklem, dipotong dan diikat. Ureter dibebaskan dari jaringan sekitarnya ke
arah distal sampai persilangan dengan arteri uterina.
- Plika vesikouterina disayat konkaf ke atas, kandung kencing disisihkan ke bawah, dan ditahan dengan
retraktor abdomen.
- Ligamentum kardinal kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat. Jaringan paraservikal dan para vaginal
dibebaskan sampai 2 cm distal portio.
- Dengan bantuan klem bengkok dan klem wertheim, vagina diidentifikasi sampai bagian tersebut.
Kemudian disayat, sehingga uterus dapat diangkat seluruhnya. Sisa vagina diangkat satu-satu.
- Perdarahan dirawat. Setelah yakin tidak ada perdarahan lagi, dilakukan reperitonealisasi dengan
peritoneum kandung kencing dengan sebelumnya dipasang drain.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no. 1.0, kulit dijahit secara
subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300 cc
- Diuresis selama operasi : 100 cc

DEBULKING + OMENTEKTOMI PARSIAL


- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya, dilakukan insisi mediana
inferior dilanjutkan dengan sayatan indeferen sehingga sayatah kurang lebih 14 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak …….
- Kesan : ……………….
- Ligamentum rotundum kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat. Ligamentum lnfundibulum pelvicum
kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat secara ligasi ganda.
- Plika vesiko urinaria diidentifikasi kemudian disayat konkaf, disisihkan ke bawah dan ditahan dengan
retraktor abdomen.
- Ligamentum sakro uterina kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
- Arteri uterina diidentifikasi kemudian diklem, dipotong dan diikat dengan dobel ligasi kiri dan kanan.
- Ligamentum kardinale kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
- Portio diidentifikasi, kemudian dengan 2 buah klem bengkok puncak vagina diikat sehingga uterus dapat
diangkat seluruhnya. Puncak vaginal diikat satusatu. Dilakukan partial omentektomi.
- Perdarahan dirawat. Dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing.

SC-2012 Page 25
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no. 1.0, kulit dijahit secara
subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300 cc
- Diuresis selama operasi : 100 cc

KET
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya, dilakukan insisi mediana
inferior sepanjang kurang lebih 10 cm.
- DO : Setelah peritoneum dibuka, tampak darah dan bekuan darah di rongga abdomen sebanyak + 300
cc. Pada eksplorasi tampak :
- Tuba pars ampularis kiri membesar ukuran 5x4x4 cm dengan ostium tuba pars abdominalis yang masih
aktif mengeluarkan darah
- Tuba pars ampularis kiri membesar ukuran 5x4x4 cm dengan robekan compang-camping 1x½x½ cm
yang masih aktif mengeluarkan darah
- Tuba pars isthmika kiri membesar ukuran …….. cm dengan robekan compang-camping 1x½x½ cm
yang masih aktif mengeluarkan darah
- Diputuskan untuk melakukan SO
- Ligamentum lnfundibulopelvicum kiri diklem, dipotong dan diikat secara ligasi ganda.
- Pangkal tuba kiri, ligamentum ovarii propium diklem, dipotong dan diikat.
- Ligamentum kardinale kiri dan kanan ada kedua ujung-ujungnya.
- Perdarahan dirawat. Setelah yakin tidak ada perdarahan lagi, dilakukan reperitonealisasi.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no. 1.0, kulit dijahit secara
subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300 cc
- Diuresis selama operasi : 100 cc

Rumus-rumus singkat di Obgyn UNPAD


Rumus perbandingan TFU – TBBA

TFU TBBA
32 cm 2500
33 cm 2800
34 cm 3200
35 cm 3500
35 cm 3600

TBBA rumus Niswander

TFU – 13 X 450
3

Rumus Johnson

(TFU-12) X 135

SC-2012 Page 26
FORMAT BANK DARAH
Kepada
Yth. Bank Darah ditempat
Mohon cross match dan sedia darah
2 labu WB
a.n. pasien Nama :
Umur :
Medrek :
Atas perhatiannya BTk

SURAT MENURUNKAN PASIEN


T.S R.17
Mohon terima pasien:
d/a Nama : Ny.
Umur :
Medrek :
Suami :
Alamat :
Dx. : PxAx partus maturus spontan
Obat oral sudah ada.
Atas bantuannya BTk

Rumus Penghitungan jam gagal :

Definisi jam gagal drip : waktu yang paling lama diperlukan hingga ibu harus dioperasi.

(sebenernya intinya waktu yang kita punya untuk mengelola pasien hingga terapi akhir operasi harus
dilakukan)

1. Ingat pada prinsip “8-6 dan 6-3”


Rumus ini berarti secara normal, yang terjadi pada parturien adalah :
Primipara Multipara
Fase Laten 8 jam 6 jam
Fase Aktif 6 jam 3 jam
Total 14 jam 9 jam
2. Untuk keadaan inersia uteri hipotonik kita menggunakan perhitungan
a. 2 jam pada primipara
b. 1 jam pada multipara
3. Terapi yang akan digunakan pada keadaan inersia uteri hipotonik adalah drip oksitosin dengan prinsip
sebagai berikut :

SC-2012 Page 27
 Pada prinsipnya oksitosin drip digunakan 5 IU dalam 500 cc D5% (prinsipnya karena
oksitosin adalah proses untuk kontraksi rahim dimana akan membutuhkan ATP yang
diharapkan bisa disediakan dari larutan glukosa)
Maksimal 2 labu dengan perhitungan kenaikan tetesan 5 gtt/ 15 menit jadi setiap 30 menit
kita naikkan tetesan 10 gtt. Awal tetesan 20 gtt hingga maksimal 60 gtt (pada keadaan
tanpa penyulit lain)
Dengan keadaan normal 1 labu yang diteteskan maksimal hingga 60 gtt dibutuhkan waktu
3,5 jam untuk habis
 Istirahat antar labu adalah 2 jam
 Keadaan khusus yang tidak memakai prinsip di atas adalah penyulit antara lain :
i. Pada kehamilan sungsang hanya diperbolehkan 1 labu namun tetesan dapat digunakan
secara maksimal hingga 60 gtt/ menit
ii. Pada beberapa penyulit tetesan maksimal hanya 45 gtt/menit (tetap dapat digunakan 2
labu) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk habis 1 labu adalah 4 jam 20 menit dengan
istirahat tetap 2 jam. Keadaan yang dimaksud adalah (3G):
 Gemelli
 Giant baby
 Grande multipara (≥ 4 partus)
 Khusus penyulit KPD, PEB langsung kita drip tanpa lihat inersia uteri hipotoniknya.

Contoh kasus :
1. Seorang ibu G1P0A0 merasa hamil 9 bulan masuk jam 00.00 dengan pembukaan 1-2 cm,
tentukan jam gagalnya :

Pembukaan 1-2 2-3 3-4 3-4 (kita perhitungkan fase aktif)


Jam 00.00 04.00 08.00 10.00 13.30 15.30 19.00
Keterangan Keadaan normal tanpa penyulit Terjadi Kita Setelah Drip oksi
maka fase laten berlangsung 8 jam inersia lakukan istirahat labu 2
dengan asumsi 4 jam tiap uteri Drip oksi drip selesai
pembukaan hipotonik labu 1

Dari gambaran di atas dapat kita lihat bahwa waktu yang diperlukan oleh seorang primi untuk sampai
pada jam gagal dari pembukaan 1-2 cm adalah 19 jam dengan penguraian sebagai berikut :
Fase laten 8 jam
Waktu untuk diagnosa inersia hipotonik 2 jam
Drip oksitosin labu 1 3.5 jam
Istirahat drip 2 jam
Drip oksitosin labu 2 3.5 jam
TOTAL 19 jam

SC-2012 Page 28
2. Seorang ibu G2P1A0 merasa hamil 9 bulan masuk jam 00.00 dengan pembukaan 1-2 cm,
tentukan jam gagalnya :

Pembukaan 1-2 3-4 3-4 (kita perhitungkan fase aktif)


Jam 00.00 04.00 05.00 08.30 10.30 14.00
Keterangan Keadaan normal tanpa Terjadi Telah Setelah Drip oksi labu
penyulit maka fase laten inersia dilakukan drip istirahat 2 selesai
berlangsung 6 jam dengan uteri oksitosin labu drip
asumsi 2 jam awal terjadi di hipotonik 1
rumah SMRS

Dari gambaran di atas dapat kita lihat bahwa waktu yang diperlukan oleh seorang multi untuk sampai
pada jam gagal dari pembukaan 1-2 cm adalah 14 jam dengan penguraian sebagai berikut :
Fase laten 4 jam
Waktu untuk diagnosa inersia hipotonik 1 jam
Drip oksitosin labu 1 3.5 jam
Istirahat drip 2 jam
Drip oksitosin labu 2 3.5 jam
TOTAL 14 jam
Indikasi pemeriksaan dalam :
1. PNC pertama kali datang
2. Kontrol kehamilan > 32 minggu
3. KPD
4. Ibu disiplin meneran
5. Menilai kemajuan persalinan

LETAK LINTANG SERING TERJADI PADA :


 Gemeli
 Uterus bicornus
 Plasenta previa

Hal yang harus diketahui seputar pemeriksaan panggul :


 Dilakukan pada kehamilan 8 bulan, karena
o Jika > 8 bulan dasar panggul sudah lunak, jadi bila kepala sudah turun sulit diperiksa
o Jika < 8 bulan akan terasa sakit
 Pada pasien panggul sempit absolut boleh PNC di bidan, tapi harus melahirkan di rumah sakit
 Yang paling baik untuk pengukuran panggul menggunakan X- Ray
 Cara penulisan pemeriksaan panggul
CV : - CD : -
Promontorium : tidak teraba
Lin Innominata : teraba 1/3 – 1/3
Sacrum : konkaf
Spina ischiadica : tidak menonjol
Arcus pubis : > 900
Dinding samping : lurus
Kesan panggul : yang dapat dinilai baik

SC-2012 Page 29
Cara penulisan pemeriksaan dalam :
Letak kepala Bokong murni Presentasi kaki Letak lintang
V/v : t.a.k V/v : t.a.k V/v : t.a.k V/v : t.a.k
P: tebal/tipis, lunak P: tebal/tipis, lunak P: tebal/tipis, lunak P: tebal/tipis, lunak
Ø : ..... cm Ø : ..... cm Ø : ..... cm Ø : ..... cm
Ket : (+) / (-), sisa Ket : (+) / (-) Ket : (+) / (-) Ket : (+) / (-), sisa
cairan jernih cairan jernih
Kep : St ..., SS .... Bo : St...., Sacrum ... Bagian terendah : Bagian terendah:
Tidak teraba kaki Teraba kaki  Teraba bahu
Tidak teraba tali pusat Tidak teraba tali pusat Ketiak membuka ke
kanan/kiri, tidak
teraba bahu
 Tidak teraba tali pusat

Perbandingan turunnya kepala dengan pembukaan


Ø KEPALA PRESENTASI STATION
1-2 5/5 atau 4/5 SS / sakrum belum jelas -2
2-3 3/5 SS melintang / sakrum -1
melintang
3-4 2/5 SS melintang / sakrum 0
melintang
5-6 1/5 UUK ka / ki depan +1
7-8 +2
* hal khusus adalah pada primipara meskipun pembukaan baru 1 – 2 cm penurunan kepala sudah berada
di ST 0 atau 2/5 karena pada primipara pembukaan baru dapat terjadi setelah adanya proses engagement

Pembacaan CTG :
 Late deselerasi : hipoksia karena penekanan pada uteroplasenta
 Variable deselerasi : karena penekanan pada tali pusat
 Deselerasi dini : karena kompresi kepala di dasar panggul

Follow up 4 jam pada post partum pada :


1. Pada gemeli
2. Pada giant baby
3. Pada grandemultipara
4. Pada partus sc, forcep , vakum

Antibiotik pada persalinan :


1. Pada persalinan normal : amoxicilin 3 X 500 mg
2. Pada persalinan forcep, vakum : cefadroxil 3 X 500 mg
3. Pada persalinan sc : cefotaxim 2 X 1 gram

SC-2012 Page 30
Resep di Obgyn

Resep partus : Resep Kuret : Resep PEB :

Oksitosin 4 Valium 1 Transfusion set 1


Methergin 2 Pethidin 1 Abbocath 18 1
Epidosin 3 Methergin 1 RL 4
Gastrul 4 Aqua bidest 1 KAEN 1b 3
Lidocain 4 Lidocain 3 Oksitosin inj 4
Spuit 3cc 3 Spuit 3 cc 2 Gastrul tab 4
Spuit 5cc 1 Spuit 5 cc 2 Spuit 3 cc 3
Abbocath 18 1 Wing needle 11 Spuit 5 cc 2
Transfusion set 1 Kaltrofen supp 1 Spuit 10 cc 2
RL 2 Folley katheter 18 1
Mucus suction Urine bag 1
Umbilical clamp 1 MgSO4 20% 4
Handscoon 3 Dopamet 250mg 10
Spuit 1 cc 1 Nifedipin 0mg 5
Alinamin 1 Lidocain inj 3

SC-2012 Page 31
Sopan Santun (10 peraturan tidak tertulis)

1. Senyum dan sapa dan mengangguk apabila bertemu dengan senior dan konsulen
2. Setiap jaga di ruangan jangan lupa kenalan dengan bidan dan setiap pergantian shift
mereka kita memperkenalkan diri lagi
3. Dalam acara apapun semester I harus hadir 15 menit sebelum acara dimulai, apapun yang
terjadi.
4. Hp tidak bleh mati dan selalu membawa charger
5. Jangan menggunakan sepatu yang ribut
6. Jangan pulang sebelum senior pulang
7. Bila ada yang tidak mengerti harus tanya pertama kali ke senior satu tingkat di atas kita
8. Kalau ada orderan harus katakana “baik/ya kang atau baik/ya teh” jangan menolak.
9. Semester I tidak diperkenankan makan dan minum di café seruni, cafum, kantin dan
dimanapun di dalam RSHS
10. Rahasia kelompok harus dijaga dan apabila ada unek-unek langsung dibicarakan diantara
kita-kita saja. Jangan ragu-ragu untuk saling mengur apabila ada kesalahan
Tata cara perkenalan diri

“Punten kang/teh, perkenalkan nama saya (lengkap)…nama panggilan saya…saya lahir di…pada
tanggal…saya lulusan FK…angkatan…dan lulusan tahun…

Setelah lulus saya bekerja di…atau pasca PTT di…saya bekerja di…

Status pernikahan saya , belum atau sudah menikah dengan…(nama lengkap), tempat tinggal
lahir suami/istri, pekerjaan suami/istri, alamat suami/istri memiliki …jumlah anak, nama lengkap
anak, tempat tinggal lahir anak.

Saat ini saya tinggal di…(alamat) dan hobby saya adalah…

Haturnuhun kang/teh”

Tata karma

1. Cara terima SMS


a. Ke senior

SC-2012 Page 32
“punten kang/teh saya …(nama) hendak menginformasikan bahwa…haturnuhun
kang/teh”
b. Ke konsulen
“Selamat pagi/siang/sore/malam prof/dok, saya…(nama) hendak
menginformasikan…terima kasih prof/dok”
2. Cara melapor ke senior
“punten kang/teh saya …(nama) hendak menginformasikan bahwa…haturnuhun
kang/teh”
3. Cara lapor jaga
“punten kang/teh saya …(nama) semester…hendak lapor jaga besok di (emergensi/VK),
haturnuhun kang/teh”
4. Cara lapor stase
“punten kang/teh saya …(nama) semester…hendak lapor stase dari tanggal…sampai…di
(emergensi/VK/poli/ruangan), haturnuhun kang/teh”
5. Cara lapor jaga ikutan
“punten kang/teh saya …(nama) semester 0…hendak lapor jaga ikutan besok di…
(emergensi/VK/ruangan), haturnuhun kang/teh”
6. Cara jarkom bila ada yang sakit
a. Ke senior
“punten kang/teh saya …(nama) hendak menginformasikan bahwa pada saat ini,
dokter…(nama lengkap)…sedang sakit dan dirawat di…dengan diagnosa…mohon
doanya untuk kesembuhan dokter, haturnuhun kang/teh”
b. Selamat pagi/siang/sore/malam prof/dok, saya…(nama) hendak menginformasikan
bahwa dokter (nama) semester… sedang dirawat di…dengan diagnosa…terima kasih
prof/dok”
7. Cara pengiriman jarkom
a. Ke senior
Jarkom yang pertama kali
“punten kang/teh saya …(nama lengkap) semester … hendak menginformasikan
bahwa mulai saat ini, saya yang akan menjadi jarkom akang.teteh. haturnuhun
kang/teh”

Jarkom untuk selanjutnya


“punten kang/teh saya …(nama) hendak menginformasikan bahwa…haturnuhun
kang/teh”

b. Ke konsulen
“Selamat pagi/siang/sore/malam prof/dok, saya…(nama lengkap) hendak
menginformasikan bahwa mulai saat ini saya yang akan menjadi penyampai
informasi yang diperlukan prof/dokter. Terima kasih prof/dok”

8. Cara lapor pasien di emergensi


“punten kang/teh saya …(nama) semester 1 hendak melaporkan bahwa terdapat (jumlah
pasien), dengan pasien di dalam..(jumlah) dan pasien luar…(jumlah) di emergensi Ny…
(nama pasien), umur…GPA…saat ini keadaan umum…tanda vital…tanda vital…

SC-2012 Page 33
saturasi…dieresis…balans cairan…lab terakhir…(terutama sysmex) hasil akhir…,
haturnuhun kang/teh”

9. Cara lapor pasien di VK


“punten kang/teh saya …(nama) semester 1 hendak melaporkan pasien, sisa pasien di
VK…(jumlah), dengan pasien parturien…(jumlah), pasien gravid…(jumlah), pasien
kuret…(jumlah), pasien post partum…(jumlah), haturnuhun kang/teh”
10. Cara lapor jika kita sakit
“punten kang/teh saya …(nama lengkap) semester 1 hendak lapor sakit dengan
diagnose…, dirawat di…, haturnuhun kang/teh”

Aturan-aturan

1. Aturan dalam menelpon senior, pertama kali telepon ke GSM dulu, jika tidak diangkat,
ulangi sampai 3x dengan jeda 5 menit. Jika masih gagal maka hubungi ke nomor CDMA.
Jika masih gagal ulangi sampai 3x, dengan jeda 5 menit. Jika masih tidak terhubung baru
kirim SMS. Selalu hubungi senior dengan nomor GSM kita.
2. Telepon harus selalu diangkat, jika ada missed call segera hubungi kembali, setiap sms
senior harus dibalas jika sedang berbicara dengan senior dan mendapat telpon dari senior
yang lebih tinggi tingkatannya maka dahulukan senior yang lebih tinggi tingkatannya
3. Kalau acara perwalian semester 1 duduk baris paling depan kanan dan kiri
4. Hadir 15 menit sebelum acara dimulai
5. Jika ada acara diskusi, semester 1 yang mengantar mic kepada peserta

Ruang Conference

1. Ruang conference biasanya dipakai untuk morning report, sari pustaka dan tayangan
2. Semester 1 duduk di belakang tim jaga jika sedang morning report di belakang deretan
konsulen, tempat duduk CP
3. Semester 1 masuk dari pintu dekat ruang uroginekologi/taman
4. Jika datang telat, minta izin ke konsulen paling muda yang duduk dekat pintu
Jika mau izin keluar dan masuk kembali, juga ke konsulen paling muda yang duduk dekat
pintu
5. Aturan bila ada yang sakit
- Cek kembali kebenaran informasinya
- Buat jarkom seizin ketua perwalian
- Jika senior atau konsulen yang sakit kirim buah atau bunga
- Jika ada yang meninggal kirim karangan bunga
6. Aturan berpakaian
- Rapih dan sopan
- Tidak boleh pakai rok dan hak tinggi
- Hari selasa dan jumat memakai batik
7. Aturan jika sedang jaga

SC-2012 Page 34
- Pastikan HP CR jaga dan pengatur operasi tidak habis pulsa
- Setiap kali konsul, catat penerima konsul dan nomor telepon
- Menyediakan ambulance jika diperlukan
- Mengecek kembali apakah surat yang berisi inform consent sudah di tanda tangan
- Lapor ke semua tim jaga secara berjenjang 1 hari sebelum jaga jam 11.00-15.30
8. Aturan jika ada tugas keluar/supervisi di luar RSHS
- Minta izin CR stase
- Minta izin ke CR daerah yang dituju
- Minta izin ke KPS
- Minta izin ke mbak mung untuk surat izin dari bagian untuk tugas keluar tesebut
- Minta izin konsulen daerah yang dituju
9. Aturan Back up
- Datang 30 menit setelah dipanggil
- Pakai pakaian biasa dan jas dokter serta sepatu dan peralatan jaga lengkap
- Biasa dipanggil karena ada 10 kasus partus dan laporan kematian
10. Aturan status
- Semua status sudah masuk rekam medis batasnya tanggal 1
11. Aturan terima pasien dari emergensi
- Operan BJA
- Cek status
- Periksa ulang mulai dari tanda vital, PB, PL

Hari – hari penting di Obgyn

1. Senin
06.30  Morning Report
10.00  Visbes (waktu bisa berubah tergantung konsulen)
13.00  Conference

2. Selasa
07.00  Morning Report
09.00 Untuk yang stase kemuning ada tayangan dari bagian onko, jadi
mempersiapkan keperluannya seperti persiapan case atau MR
13.00  Case Presentation
- Khusus hari selasa, morning report dan tayangan dalam bahasa Inggris

- Setiap tugas yang diberikan ketika MR dan tayangan selalu ditampilkan di hari
vonference
- Tayangan hari senin meliputi emergensi VK dan OK
- Tayangan hari senin memuat pasien dari hari kamis jam 12 siang sampai minggu jam
12 siang

3. Rabu
07.00  Morning Report

SC-2012 Page 35
10.00  Sari Pustaka (biasanya CR yang maju terus) ditayangkan di ruang conference

4. Kamis
06.30  Morning Report
10.00  Visbes
13.00  Conference

5. Jumat
07. 00 Morning Report
10.00/13.00  Case Presentation

6. Previsite
- Hari Rabu dan minggu
- Dipimpin oleh CR (waktu tergantung CR)

Persiapan jika ada morning report, case presentation atau hari conference

1. Mempersiapkan kerapihan ruangan dan tempat duduk serta hadir 15 menit sebelum acara
2. Mempersiapkan AC (remote dalam pintu ruang kuliah), lampu, MIC dan baterai, laptop,
LCD, pointer, absen (absen untuk residen dan konsulen serta bak MR ada di meja
sekretariat obgyn
3. Setiap morning report ataupun tayangan, jarkom ke senior untuk mengumulkan file,
kemudian kita susun seperti tanggalnya dan dari tim jaga atau tim stase ke dalam folder-
folder. Jangan sampai ada yang tertukar atau salah, dan kita harus hafal file yang
ditugaskan adalah milik senior yang amana
4. Setiap ada case presentation, hubungi yang akan maju case tersebut untuk membantu apa
yang diperlukan untuk maju case, buat jarkom case ke konsulen dan residen
5. Biasanya tim poli yang mempersiapkan semua dia atas

Jadwal Jaga

1. Jaga dibagi 2 tempat


- VK
- Kemuning
2. Satu lokasi dua orang
3. Rotasi jaga
- Jangan ada yang selang sehari
- Tim jaga harus berubah ubah orangnya
4. Back Up jaga
- Yang back up jaga tidak boleh yang besoknya maju visbes atau yang besok op jaga
(tidak boleh yang sedang stase ruangan)
- Tidak boleh satu stase
- Tidak boleh yang habis jaga
- Back up jaga ada 2 orang

SC-2012 Page 36
- Tugas back up biasanya ditentukan oleh CR ( biasanya untuk menyalin buku status
jaga, menyalin di buku emergensi membuat laporan kematian, karena harus selesai
dalam 1x24 jam
- Laporan kematian harus dicopy dijilid 14 x dan dibagikan ke
o KPI
o Sekretaris KPS
o Kabag
o Sekretaris Kabag
o Stase Medrek
o Mbak Mung
o Tim Audit yang terdiri dari
 Dr.dr.Anita Deborah Anwar, Sp.OG (K)
 dr. Setyorini Irianti, Sp.OG (K)
 dr. Ali Budi Harsono, Sp.OG (K)
 dr. Ahmad Yogi Pramatista, Sp.OG., M.Kes
 dr. Hadi Suliarno, Sp.OG (K)., M.Kes., Mhkes
 dr. Ruswana Anwar, Sp.OG (K)., M.Kes
 dr. M. Alamsyah, Sp.OG., M.Kes
 dr. M.Rizkar Areu Sukarsa, Sp.OG (K)
o Jam 06.00 sudah di meja masing-masing konsulen atas seizin CR

Supervisi

- Semester 1 harus menguasai partus normal dan kuret


- Supervise kuret:
o 3X dengan CR
o 3X dengan konsulen ( boleh dengan konsulen luar tetapi supervise ke-3
dengan konsulen RSHS dan dianggap ujian)
- Jika sudah selesai CBT baru boleh supervisi

SC-2012 Page 37
TUGAS STASE KEMUNING

TUGAS STASE KEMUNING

1. Sebelum masuk stase lapor stase ke senior yang lebih tinggi secara berjenjang
2. Follow up pasien
- Datang ± jam 05.00 (tergantung jumlah pasien dan kecepatan untuk follow up)
- Periksa pasien obstetri
- Cek obat pasien dan papan nama pasien di bed
- Cara follow up pasien :
a. Gravida :
Periksa : Keadaan umum, tanda vital, abdomen ( inspeksi, TFU, His, BJA, BAB
dan BAK) (BJA dan hasil usg sangat penting untuk dilaporkan)
b. Postpartum pervaginam
Periksa : keadaan umum, tanda vital, ASI, abdomen (inspeksi, Tinggi Fundus
kontraksi), perdarahan, lochia, luka perineum, BAB/BAK.
c. Post operasi
- Periksa : keadaan umum, tanda vital, ASI, abdmen (inspeksi, tinggi
fundus, kontraksi, NT, DM, PS/PP, bising usus, luka operasi) perdarahan,
lochia, , diuresis
- Tulis di kolom hari/tanggal Post Operation Day (hari perawatan ke
berapa)
- Pada instruksi dokter post operation day :
1. POD 1 : cabut kateter
2. POD 2 : lepas infus, obat ganti oral
3. POD 3 : ganti verban, boleh pulang (tergantung kondisi pasien)
Jangan lupa tulis surat cinta kebidanan di kolom instruksi dokter

d. Pasien pulang
Syarat pasien pulang :
1. Untuk pasien partus normal, spontan, vakum, forceps
Bisa kencing, tidak ada perdarahan
2. Untuk pasien sectio cesarea, Kehamilan ektopik terganggu
Luka operasi bagus, keadaan pasien bagus, jika PEB maka tensi dan protein
urin normal
Jika ada pasien pulang yang harus dilakukan adalah :

1. Lapor ke senior secara berjenjang


Yang dilaporkan nama pasien, umur, diagnosa, POD, dan keadaan
sekarang
2. Lengkapi status pasien dari awal sampai akhir

SC-2012 Page 38
3. Buat resume/ikhtisar pulang, ringkasan diagnosa dan surat kontrol
- Surat ikstisar pulang
Buat dua rangkap dari anamnesa, pemeriksaan, diagnosa, follow up,
rencana KB ketika pulang
- Surat kontrol pulang buat 2 rangkap dan diisi diagnosis akhir ibu,
keadaan bayi waktu lahir, penolong, jenis persalinan, jenis KB yang
diapakai, follow up terakhir, obat pulang, kapan kotrol ke poli obstetri
RSHS
Stase kemuning harus membubuhkan 7 tanda tangan di :
1. Lembar putih
2. 2 lembar iktisar pulang
3. 2 lembar surat kontrol
4. Lembar kala III
5. Lembar diagnosa

3. Buat 2 tayangan
A . fetomaternal
Berisi pasien obtetri yang masih ada saat itu (pasien hari kamis dan jumat)
b. PKBRS
Sumber dari lembar PKBRI pasien kemuning dan 17 a,b (tayangan jumat saja)

4. Mengisi buku :
a) Buku kasus kemuning bila ada pasien obstetri yang operasi
b) Buku RKO
Cara mengisi :
Yang masuk buku ini minimal 3 rujukan pasien obstetri, kumpulkan dan kopi surat
rujukan serta RKO kemudian masukkan ke dalam amplop yang amplopnya di hecter
kertas berisi tanggalm judul, nama tim stase Kemuning periode tersebut dan diletakkan di
meja dr. Zulvayanti, SPOG dan sebelum morning report
c) Buku visite besar diisi oleh Chief residen
d) Buku operan chief residen
e) Buku titip jaga
Harus selalu diisi sebelum jaga hari itu dimulai dan berisi nama, umur, diagnosa, dan
rencana tindakan
f) Buku PKBRS
Berisi lembaran PKBRS yang harus diisi setiap pasien yang memakai KB ketika pulang
g) Buku Wound Dehiscence
h) Rekapan dr Rizkar
Sebenarnya bukan merupakan buku, namun harus diisi ketika stase kemuning

5. Mempersiapkan previsit
i. Stase kemuning harus selalu memastikan semua status ada
ii. Memulangkan pasien sesuai kondisinya
iii. Copy semua status dari anamnesa sampai kala 3. Dan dikopi 3x, kembalikan status asli ke
tempatnya dan berikan kopinya pada yang membaca

SC-2012 Page 39
iv. Lengkapi papan di bed pasien
v. Telepon CR untuk konfirmasi waktu previsit
vi. Jarkom waktu previsit ke tim stase dan semester 1 (semester 1 wajib hadir, jika sedang
jaga minta izin kepada CR jaga)
vii. Lengkapi status dengan seijin tim jaga sebelumnya kecuali bila ada perubahan besar
maka dengan seijin CR
viii. Yang dibacakan ketika previsit : nama pasien, umur, diagnosa, anamnesa, sampai kala II
ix. Semua kopian harus siap setengah jam sebelumnya
6. Cara untuk mempersiapkan visite besar :
i. Seperti previsit tetapi lebih lengkap
ii. Semua papan di bed dan status sudah lengkap
iii. Ketika visite besar dan previsit keluarga pasien tidak boleh ada di ruangan
iv. Visite besar dimulai kemuning baru 17 a,b
v. Setelah CR konfirmasi waktu visite besar maka stase ruangan wajib menjarkom
waktu visite besarnya
vi. Stase ruangan yang membacakan ketika visite besar dan harus hafal
TUGAS STASE 17 A,B

1. Lapor stase kepada senior secara berjenjang sebelum masuk 17 a,b


2. Datang jam 05.00
3. Follow up seperti di Kemuning dan jangan lupa tulis Surat Cinta ke bidan
4. Memulangkan pasien sebelum visite besar tergantung kondisi
5. Jangan sampai utang status
Cara supaya tidak utang status
- Setiap pasien pulang lengkapi statusnya kemudian koreksi secara berjenjang
- Setelah itu dikoreksi oleh dr. Setyorini, SPOG
- Setelah itu diserahkan status ke rekam medik dan diberikan pada bu Hana
6. Mempersiapkan previsite
7. Mempersiapkan visite besar
8. Mengisi buku :
a. Buku kasus
b. Buku titip jaga
c. Buku visite besar (CR)
9. Jumlah bed di A : 10 bed dan B : 8 bed

Tugas Stase VK

1. Lapor ke senior secara berjenjang sebelum masuk stase


2. Datang jam 05.00 (tergantung jumlah pasien dan kecepatan untuk follow up)
3. Melengkapi papan VK, terdiri dari 2 yaitu:
a. Papan daftar pasien, tulis nama dan diagnosa

SC-2012 Page 40
b. Papan tim jaga VK, paling atas adalah nama konsulen ruangan/ onsite (lengkap dengan gelar)
kemudian tim hari itu mulai semester I sampai Chief Resident
4. Follow Up
Hasil follow up yang ditulis di status hanya untuk pasien gravida dan yang sudah melahirkan, pada
pasien parturien ditulis di lembar observasi
5. Kemudian lapor pasien, urutan melaporkan pasien :
a. Pasien parturien
Laporkan nama,umur, diagnosa, jam masuk, jam gagal, keadaan saat ini (KU, TV, Laporan PD,
HIS, BJA), lab, hasil USG dan konsul
b. Pasien gravida
Laporkan nama,umur, diagnosa, tanggal masuk, keadaan saat ini (KU, TV, BJA), lab, hasil USG
dan konsul. Pasien gravida laporkan mules atau tidak. Pasien placenta previa mules atau tidak,
perdarahan atau tidak. Pasien ketuban pecah dini sudah masuk dexa atau belum, brapa kali yang
sudah masuk.
cara memeriksa pasien perdarahan : minta izin pasien, arahkan pasien untuk miring kiri, angkat
kaki kanan mendekati dada, lalu turunkan celana dalamnya untuk melihat perdarahan.
c. Pasien kuret
Pasien IUFD tanyakan mau determinasi dengan cara apa
d. Pasien post partum
6. Mengisi buku-buku
 Buku MCM partus dan abortus
 Buku Sensus, semua kelahiran di VK dan emergency
 Buku kasus di VK dan emergency room ( harus sama dengan status)
7. Buat tayangan VK , sumbernya adalah buku sensus yang juga bersumber dari buku kasus dan perinatology
ditayangkan pada hari
a. Senin : data pasien mulai hari Rabu setelah jam 12.00 s/d Minggu jam 12.00
b. Kamis : data pasien mulai hari Minggu setelah jam 12.00 s/d Rabu jam 12.00
Khusus hari kamis berkenaan dengan Potential Neonatal Death.

TUGAS STASE POLIKLINIK


1. Sebelum masuk stase poli, lapor jaga senior secara berjenjang
2. Mengisi jadwal konsulen bulanan di papan dalam sekretariat obgin setiap minggu.(Waktu untuk mengisi
diantara jumat malam sampai senin malam)
Untuk bisa masuk ruang sekre harus mengambik kunci sekre di pos satpam yang ada di dekat Masjid Asy
Syifaa, jika ada keperluan di ruangan bagian OB kuncinya ada di meja resepsionis
3. Sebelum masuk stase poli, membuat laporan bulanan sebelum tanggal 5 dan diserahkan ke rekam medik
yang berisi jumlah kunjungan trimester 1,2, 3
4. Membantu follow up pasien ruangan terutama ketika ada teman stase ruangan yang jaga
5. Menyiapkan Morning Report :
- Pointer, microphone, sound system dan laptop
- Buku morning report, absensi konsulen dan residen

SC-2012 Page 41
- Membawa buku untuk keperluan nara sumber :
- Buku protap
- Obstetri Fisiologi dan Pathologi
- Kehamilan multi fetus
- Abortus berulang
- Prematuritas
6. Kembali ke stase setelah morning report di poli
a. Periksa pasien dan anamnesa sampai terapi, kemudian berjenjang.
b. Untuk pasien pnc, pertama kali harus diperiksa darah rutin, VDRL, HbsAg, Anti HBs, USG, lembar
USG diisi anamnesia singkat HPHT, TF, PD
c. Jika ada pasien yang dirawat harus :
 Diantar ke VK dan buat CTG
 Status poli difotokopi dan dihecter di bagian belakang status
d. Membuat pengantar USG
 Trimester 1 : Mohon konfirmasi diagnostik secara ultrasonografi atas pasien.....
 Trimester 2 : Mohon konfirmasi diagnostik secara ultrasonografi dan penilaian kesejahteraan
janin dan plasenta atas pasien....
 Trimester 3 : Mohon penilaian kesejahteraan janin dan plasenta atas pasien.....
Ingat yang ttd adalah CR!
7. Menyiapkan tayangan dari bagian Onkologi (Hari Selasa pukul 09.00 WIB)

TUGAS JAGA
1. Sehari sebelum jaga, lapor jaga kepada senior secara berjenjang (antara jam 11.00-15.30)
2. Pada saat jaga, ketika ada pasien datang lakukan 5 T :
a. Timbang dan tinggi
b. Tidurkan pasien
c. Tanda – tanda vital
d. Tinggi fundus
e. Tanya - tanya
3. Ambil 6 lembar yang harus disiapkan ketika pasien datang :
a. 2 lembar surat tanda lahir
b. 1 lembar kala 3
c. SIO pengobatan
d. SIO tindakan / operasi
e. Lembar Prof. Biben
4. Lembar yang harus ada cap jempol ibu : 2 lembar surat tanda lahir, kala 3
5. Lembar yang harus ada tandatangan ibu : SIO pengobatan, SIO tindakan / operasi
6. Lembar yang harus ada tandatangan suami : semua kecuali kala 3
7. Lembar yang harus ada cap kaki bayi : surat tanda lahir dan kala 3
8. Urutan status ketika pasien turun yang dihecter di bagian paling belakang:
a. CTG
b. Surat rujukan
c. Lembar Emergensi
d. Hasil laboratorium
e. Hasil konsul dan USG

Tambahan bimbingan :
1. Bila semester 1 sedang modul, yang mengerjakan tugas stase adalah satu semester di atasnya. Semua
peralatan dan kebutuhan stase harus sudah lengkap.

2. Pasien gravida di kemuning yang dititipkan di VK dilakukan follow up oleh residen yang stase di VK, atas
instruksi dr. Adhi Pribadi, SpOG(K)

SC-2012 Page 42
3. Pasien yang dirawat di MIC (Medical Intermediate Care) dilakukan follow up oleh residen VK atas
instruksi Prof. Dr. dr. Sofie R. Krisnadi, SpOG(K). Ruang MIC berada di Gedung IPD Lantai 1.

4. Persiapan pasien untuk SC :


Persiapan yang dibawa :
a. Gastrul 4 tablet
b. Doptone
c. IUD
d. SIO Operasi
e. Lembar Prof. Biben
f. Hasil pemeriksaan darah
g. Foto Thorax (pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler dan kelainan paru)
h. EKG (pada pasien pasien dengan gangguan kardiovaskuler)
i. Lembar konsul anestesi

5. Cara daftar pasien semi cito


a. Naik langsung ke OK lantai 3
b. Mendaftarkan pasien semi cito nomor medrek, nama, umur, gakin, hari rencana operasi , jam
operasi, operator, jenis tindakan.
c. Hubungi residen anestesi on duty di OK emergency

6. 4. Pemeriksaan laboratorium untuk pasien :


a. Hipertensi kronis superimposed PEB :
Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, GDS, Na, K, Cl, Mg, LDH, Bilirubin total,
Asam urat, urinalisis
b. Ca ovarium :
Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, GDS, Na, K, Cl, Mg, albumin
c. Ca cervix :
Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, GDS, Na, K, Cl, Mg, CEA

7. Isi tas monyet :

- kotak pensil - lem


- pulpen pilot bptp hitam dan merah - post it
- gunting - pensil hb
- cutter - baterai AAA, AA
- staples kecil, sedang, besar dan isinya - selotip
- perforator kertas - buku catatan
- cap dan stempel - USB
- tinta art line hitam - charger HP (BB besar, kecil, Nokia besar,
- spidol permanent marker kecil, sony ericsson)
- spidol board marker - sphygmomanometer
- penggaris 15cm - stetoskop
- tip ex - termometer
- stabilo - doptone
- pointer - meteran
- pensil merah biru - kalender kehamilan
- penghapus pulpen pelikan - CD + tempat CD
- double tape - camera
- rautan dengan 2 pembolong - buku protap obgyn

SC-2012 Page 43
- buku laporan tindakan - kertas lakmus
- kertas karbon
- kotak obat

Isi kotak obat :

- oxytocin inj - furosemide inj


- methergin inj - cefotaxime inj
- bricasma inj - gentamycin inj
- alinamin inj - ca gluconas inj
- epidosin inj - buscopan inj
- MgSO4 20% - neurobion inj
- Duvadilan inj - ranitidin inj
- Amoxicillin inj - metoklopramide inj
- epinefrin inj - PCT tab
- Sulfas atropin inj - Gastrul tab
- Diazepam inj - Metildopa tab
- Petidin inj - nifedipin tab
- Lidocain inj - kaltrofen supp
- dexamethasone inj - D40%
- asam tranexamat inj

Alat kesehatan :

- Abbocath no 16 dan 18
- suction bayi
- spuit 1cc, 3cc, 5cc, 10cc
- transfusion set
- umbilical clamp
- folley catheter no 16 & 18
- batang laminaria
- kondom
- IUD copper T
- test pack
- kertas CTG
- dipstick
- benang 2.0 catgut & silk & jarum jahit
- wing needle 23 & 25
- handschoon 6, 6.5, 7, 7.5, 8

SC-2012 Page 44
Rekapan tugas stase

JAM (WIB) SENIN


KEMUNING 17 A dan B POLI
1 hari sebelumnya Lapor pada senior stase secara Lapor pada senior stase secaraLapor pada senior stase
(11.00- 15.30) berjenjang berjenjang berjenjang
04.45-05.45 Follow Up pasien Follow Up Pasien Follow up pasien kem
dan 17 A/B
Melengkapi papan di bed pasien dan Melengkapi papan di bed pasien Menyiapkan ruangan
mengecek ketersediaan obat dan mengecek ketersediaan obat keperluan morning r
Membuat Surat Cinta Membuat Surat Cinta

05.45-06.15 Lapor pasien Lapor pasien -


06.15 - 08.00 Morning report Morning report Morning report
08.00-12.00 Modul semester 1
08.45-selesai Visite besar
08.00-13.00 Istirahat kembali ke stase
- Melengkapi status Melengkapi status -Memeriksa pasien P
- Mengisi buku - Mengisi buku -mepersiapkan keper
a. buku kasus kemuning a. buku regiater Pasien NST (ke VK u
b. buku RKO (Rujukan Kasus b. buku titip jaga CTG, daftar buku d
Obstetri) c. buku visite besar Buat status poli leng
c. buku Visite Besar(diisi CR) - memulangkan pasien Status poli di fotokop
d. buku operan Chief Sesuai kondisi pasien dihecter di bagian bel
Residen(diisi CR) - menyelesaikan utang status status )
e. buku titip jaga
f. buku PKBRS
- memulangkan pasien
Sesuai kondisi pasien

12.45-15.00 conference
15.00-15.30 Kembali ke stase

JAM (WIB) Selasa


KEMUNING 17 A dan B POLI
05.00-06.00 Follow Up pasien Follow Up Pasien Follow up pasien kem
dan 17 A/B
Melengkapi papan di bed pasien dan Melengkapi papan di bed pasien Menyiapkan ruangan
mengecek ketersediaan obat dan mengecek ketersediaan obat keperluan morning r
Membuat Surat Cinta Membuat Surat Cinta

06.00-06.30 Lapor pasien


06.30 - 08.00 Morning report
08.00 – 09.00 Tayangan Onko
08.00-12.00 Modul semester 1
08.00-13.00 Istirahat kembali ke stase
- Melengkapi status Melengkapi status - Memeriksa pasien
- Mengisi buku - Mengisi buku - mempersiapkan kep
a. buku kasus kemuning a. buku regiater Pasien NST (ke VK u
b. buku RKO (Rujukan Kasus b. buku titip jaga CTG, daftar buku d
Obstetri) c. buku visite besar Buat status poli leng
c. buku Visite Besar(diisi CR) - memulangkan pasien Status poli di fotokop
d. buku operan Chief Sesuai kondisi pasien dihecter di bagian bel
Residen(diisi CR) - menyelesaikan utang status status )
e. buku titip jaga - menyiapkan ruang k
f. buku PKBRS untuk presentasi ka
- memulangkan pasien
Sesuai kondisi pasien

12.45-15.00 Modul / case presentation


15.00-15.30 Kembali ke stase

JAM (WIB) Rabu


KEMUNING 17 A dan B POLI
05.00-06.00 Follow Up pasien Follow Up Pasien Follow up pasien kem
dan 17 A/B
Melengkapi papan di bed pasien dan Melengkapi papan di bed pasien Menyiapkan ruangan
mengecek ketersediaan obat dan mengecek ketersediaan obat keperluan morning r
Membuat Surat Cinta Membuat Surat Cinta

06.00-06.30 Lapor pasien


06.30 - 08.00 Morning report
08.00-12.00 Modul semester 1
08.00-13.00 Istirahat kembali ke stase
- Melengkapi status Melengkapi status -Memeriksa pasien P
-Mengisi buku -Mengisi buku -mepersiapkan keper
a. buku kasus kemuning a. buku regiater Pasien NST (ke VK u
b. buku RKO (Rujukan Kasus b. buku titip jaga CTG, daftar buku d
Obstetri) c. buku visite besar Buat status poli leng
c. buku Visite Besar(diisi CR) - memulangkan pasien Status poli di fotokop
d. buku operan Chief Sesuai kondisi pasien dihecter di bagian bel
Residen(diisi CR) - menyelesaikan utang status status )
e. buku titip jaga
f. buku PKBRS
- memulangkan pasien
Sesuai kondisi pasien

08.00/09.00 Modul / sari pustaka


15.00-15.30 Kembali ke stase
JAM (WIB) Kamis
KEMUNING 17 A dan B POLI
04.45-05.45 Follow Up pasien Follow Up Pasien Follow up pasien kem
dan 17 A/B
Melengkapi papan di bed pasien dan Melengkapi papan di bed pasien Menyiapkan ruangan
mengecek ketersediaan obat dan mengecek ketersediaan obat keperluan morning r
Membuat Surat Cinta Membuat surat Cinta

05.45-06.15 Lapor pasien Lapor pasien -


06.15 - 08.00 Morning report Morning report Morning report
08.00-12.00 Modul semester 1
08.45-selesai Visite besar
12.00-13.00 Istirahat kembali ke stase
- Melengkapi status Melengkapi status -Memeriksa pasien P
-Mengisi buku -Mengisi buku -mepersiapkan keper
a. buku kasus kemuning a. buku regiater Pasien NST (ke VK u
b. buku RKO (Rujukan Kasus b. buku titip jaga CTG, daftar buku d
Obstetri) c. buku visite besar Buat status poli leng
c. buku Visite Besar(diisi CR) - memulangkan pasien Status poli di fotokop
d. buku operan Chief Sesuai kondisi pasien dihecter di bagian bel
Residen(diisi CR) - menyelesaikan utang status status )
e. buku titip jaga
f. buku PKBRS
- memulangkan pasien
Sesuai kondisi pasien

12.45-15.00 Modul / conference


15.00-15.30 Kembali ke stase

JAM (WIB) Jumat


KEMUNING 17 A dan B POLI
05.00-06.00 Follow Up pasien Follow Up Pasien Follow up pasien kem
dan 17 A/B
Melengkapi papan di bed pasien dan Melengkapi papan di bed pasien Menyiapkan ruangan
mengecek ketersediaan obat dan mengecek ketersediaan obat keperluan morning r
Membuat Surat Cinta Membuat Surat Cinta

06.00-06.30 Lapor pasien


06.30 - 08.00 Morning report
08.00-09.00 Tayangan feto
08.00-12.00 Modul semester 1
12.00-13.00 Istirahat kembali ke stase
- Melengkapi status Melengkapi status -Memeriksa pasien P
-Mengisi buku -Mengisi buku -mempersiapkan kepe
a. buku kasus kemuning a. buku regiater Pasien NST (ke VK u
b. buku RKO (Rujukan Kasus b. buku titip jaga CTG, daftar buku d
Obstetri) c. buku visite besar Buat status poli leng
c. buku Visite Besar(diisi CR) - memulangkan pasien Status poli di fotokop
d. buku operan Chief Sesuai kondisi pasien dihecter di bagian bel
Residen(diisi CR) - menyelesaikan utang status status )
e. buku titip jaga
f. buku PKBRS
- memulangkan pasien
Sesuai kondisi pasien

12.45-15.00 Modul / case presentation


15.00-15.30 Kembali ke stase

JAM (WIB) Sabtu


KEMUNING 17 A dan B POLI
05.00-06.00 Follow Up pasien Follow Up Pasien Follow up pasien kem
dan 17 A/B
Melengkapi papan di bed pasien dan Melengkapi papan di bed pasien Menyiapkan ruangan
mengecek ketersediaan obat dan mengecek ketersediaan obat keperluan morning r
Membuat Surat Cinta Membuat Surat Cinta

06.00-06.30 Lapor pasien


06.30 - 08.00 Morning report
08.00-12.00 Modul semester 1
12.00-13.00 Istirahat kembali ke stase
- Melengkapi status Melengkapi status -Memeriksa pasien P
-Mengisi buku -Mengisi buku -mepersiapkan keper
a. buku kasus kemuning a. buku regiater Pasien NST (ke VK u
b. buku RKO (Rujukan Kasus b. buku titip jaga CTG, daftar buku d
Obstetri) c. buku visite besar Buat status poli leng
c. buku Visite Besar(diisi CR) - memulangkan pasien Status poli di fotokop
d. buku operan Chief Sesuai kondisi pasien dihecter di bagian bel
Residen(diisi CR) - menyelesaikan utang status status )
e. buku titip jaga
f. buku PKBRS
- memulangkan pasien
Sesuai kondisi pasien

12.45-selesai Kembali ke stase

Anda mungkin juga menyukai